Home / Romansa / Chemistrick / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Chemistrick: Chapter 91 - Chapter 100

113 Chapters

Soul Love [1]

Menolak Robin meski tahu dirinya memiliki perasaan yang identik dengan cowok itu, ternyata sangat menyiksa Vivian. Apalagi sejak pertemuan terakhir mereka,  Robin seakan menghilang dari dunianya. Tidak ada lagi kunjungan mendadak atau ajakan mencicipi menu tertentu untuk makan malam. Tak ada juga telepon dan obrolan receh yang ternyata dirindukan Vivian. Robin lenyap begitu saja.Awalnya, Vivian berjuang meyakinkan dirinya bahwa semua akan baik-baik saja. Perasaannya pada Robin akan hilang perlahan-lahan. Toh, Robin yang memutuskan untuk tidak pernah lagi menghubunginya. Jadi, yang salah adalah cowok itu, bukan Vivian.“Aku kan sudah bilang, kami tetap bisa berteman. Aku nggak mau Robin berubah dan malah menjauh. Tapi nyatanya? Dia malah ngilang gitu aja. Jadi, bukan aku yang salah kalau akhirnya jadi begini, kan?” kata Vivian pada dirinya sendiri, entah berapa kali.Ternyata, Robin menjadi semacam wabah yang membuat hidup Vivian tak pernah sama
last updateLast Updated : 2021-05-15
Read more

Soul Love [2]

“Maaf, Vi. Kayak yang tadi kubilang, aku nggak mau kamu makin muak. Kalau aku tetap datang ke sini atau nelepon kamu berkali-kali dalam sehari, kamu takutnya jadi makin sebel. Mungkin malah ngira aku nggak tau malu atau sejenisnya. Ditolak itu udah cukup bikin down, tau. Aku nggak sanggup bayangin kamu ujung-ujungnya benci sama aku,” ungkap Robin. “Makanya, aku lebih memilih ... kayak begini.”Kalimat itu tak pernah terpikirkan oleh Vivian. “Kamu serius mikir konyol kayak gitu?” desaknya sembari memajukan tubuh. Kedua tangannya terlipat di atas meja.Robin menatap Vivian sambil bertopang dagu dengan tangan kanannya. Gadis itu terkesiap saat menyadari betapa dia merindukan Robin. Jika saja Vivian tidak terlalu malu sekaligus gengsi, dia mungkin akan memeluk cowok itu.“Aku nggak merasa itu konyol. Realistis, kok. Bayanginnya gini, kamu nolak aku. Berarti nggak punya perasaan apa pun sama aku. Tapi karena aku udah
last updateLast Updated : 2021-05-16
Read more

Soul Love [3]

Robin menggeleng sembari berujar, “Udah deh, nggak usah ngomong lagi. Dari tadi aku cuma dengar kata ‘takut’ melulu. Aku nggak jago meyakinkan orang. Tapi aku yakin satu hal, kamu adalah kamu, Vi. Kamu bukan orang lain, entah mama atau papamu. Nggak ada yang perlu ditakutin. Jatuh cinta sama seseorang itu hal yang normal. Kecuali kamu cintanya sama alien atau tokoh fiktif, baru deh boleh cemas.”Vivian tertawa geli mendengar kalimat Robin. “Kamu tuh ya, masih bisa becanda di situasi kayak gini,” gumamnya, setengah mengkritik. “Aku serius, Bin. Itu yang memang kurasain. Aku bukannya nggak berusaha ngelawan tapi nggak beneran sukses.”Robin merespons, “Aku nggak becanda, Vi. Dan aku ngerti apa yang kamu maksud. Kamu pikir, aku nggak ngerasa takut? Aku juga nggak mau kayak mamaku, jatuh cinta sama orang yang salah sampai akhirnya … yah … kamu taulah apa yang kumaksud. Tapi aku berusaha mikir objektif. Aku
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more

Love Twist [1]

Ketegangan begitu terasa saat Serena bergabung dengan Robin dan yang lainnya. Debby terkesan menarik diri meski tetap bersikap ramah seperti biasa. Vivian mendadak pendiam dan duduk dengan gelisah di tempatnya. Hanya Robin yang berusaha bersikap santai dan mencoba mengobrol dengan Serena yang baru dikenalnya.“Halo, Tante. Saya Robin, temannya Vivian,” katanya saat memperkenalkan diri.Serena memandang Robin dengan penuh perhatian. Bibir perempuan itu menyunggingkan senyum ramah. Serena menyambut uluran tangan Robin sembari balas menyebutkan jati dirinya.Perempuan itu masih sangat menawan meski usianya sudah tidak muda lagi. Ada kerutan halus di beberapa titik, tapi justru membuat kecantikannya kian menonjol. Serena mengaku baru datang dari Bali sore tadi dan sengaja menuju ke Super Bakery untuk menemui putrinya.“Tadi Tante sampai Cengkareng sekitar jam setengah lima. Setelah ke apartemen untuk naruh koper dan mandi, Tante langsung ke
last updateLast Updated : 2021-05-18
Read more

Love Twist [2]

“Aku pulang dulu, ya? Cobalah ngobrol dikit sama mamamu. Jangan cuma diam aja dan baru ngomong pas ditanya. Anggap aja sebagai penghargaan karena mamamu baru datang dari jauh,” saran Robin dengan hati-hati.“Oke,” angguk Vivian sembari menegakkan tubuh.Esoknya, Robin sengaja mendatangi ruangan ayahnya dengan senyum lebar. “Pa, aku punya berita bagus.”“Apa? Rancangan terbarumu akan memecahkan rekor penjualan?” gurau Ariel“Bukan soal kerjaan,” Robin tertawa. “Kemarin, aku ketemu idola Papa. Bisa menebak siapa orangnya?” Dia berteka-teki.Ariel yang sedang mencari sesuatu di laci mejanya, menjawab tanpa mengangkat wajah. “Idola Papa? Siapa, ya? Hmmm, kayaknya Papa nggak punya idola, deh. Kamu ngarang atau sok tau?”“Yakin, nggak punya idola?”“Yup,” angguk Ariel.Robin duduk di depan ayahnya. “Aku pernah ngeliat fot
last updateLast Updated : 2021-05-19
Read more

Try Sleeping with a Broken Heart [1]

Vivian hanya punya waktu sekitar 24 jam untuk merasa lega karena Serena setuju memberinya ruang. Tidak berkali-kali datang ke Jakarta untuk melunakkan hati Vivian, setengah mendesak agar gadis itu bersedia makan malam dan menghabiskan waktu berdua dengan ibunya. Vivian senang karena tampaknya Serena berkenan mengalah dan tak memaksakan kehendak pada putri tunggalnya.“Makasih Ma, karena ... paham alasanku,” kata Violet pada ibunya, sebelum Serena meninggalkan Super Bakery. Serena mengangguk sambil tersenyum.“Mama yang harus bilang makasih karena kamu mau ngasih kesempatan,” sahut Serena. Perempuan itu mengelus lengan kiri Vivian sekilas.Kala itu, betapa ingin Vivian kembali ke masa lalu, saat dia masih kecil dan selalu berusaha mendekati ibunya. Andai sikap Serena seperti ini, menyambut Vivian dengan penuh kasih sayang, tentu hubungan mereka akan jauh lebih indah.“Papa senang karena kamu bersikap lebih dewasa, Vi,” p
last updateLast Updated : 2021-05-20
Read more

Try Sleeping with a Broken Heart

Vivian ingin mengutuk dirinya sendiri. Karena tak bisa menaklukkan rasa takut yang dominan di kepalanya. Dia selalu menjadi pihak yang meminta Robin menunggu dan bersabar. Dia takkan heran jika suatu saat cowok itu akhirnya menyerah dan membalikkan badan. Namun, di sisi lain, Vivian memang tak bisa memaksakan diri. Kedekatan mereka memang sudah mulai meyakinkan Vivian bahwa dia membutuhkan Robin, jatuh cinta pada cowok itu yang bukan termasuk dalam kategori iseng. Akan tetapi, hubungan masa lalu antara Serena dengan Ariel tentu saja membuat segalanya berubah. Di saat Vivian hampir siap membuat keputusan, situasi malah berbalik.Kembali ke Super Bakery, Vivian berjuang untuk menyibukkan diri agar konsentrasinya tidak tercurah pada perbincangan dengan Robin tadi. Dia mengecek dapur tapi tidak ada kesibukan berarti karena semua pekerjaan sudah dituntaskan sebelum magrib. Tidak ada yang bisa dilakukan Vivian untuk menghabiskan waktu dengan aktivitas yang bermanfaat.
last updateLast Updated : 2021-05-21
Read more

Jealous [1]

Robin menatap Nania dengan putus asa. Setelah sekian lama dia mengira gadis itu menyerah mencoba menarik perhatiannya, Nania muncul lagi. Sejak Robin kembali rutin mengunjungi Fit dan Bugar, dia kembali bertemu Nania dalam beberapa kesempatan. Lalu, gadis itu pun mulai melakukan aksi-aksi yang membuat Robin kesal.“Na, jangan begini. Aku jadi merasa canggung dan tidak nyaman kalau kamu terus bersikap begini.” Itu kalimat ulangan yang sudah diucapkan Robin entah berapa puluh kalinya. Namun Nania tak peduli dan mengabaikan protes cowok itu.Nania berusaha keras menggodanya, menggelayuti lengan Robin ketika ada kesempatan. Jika cowok itu sedang duduk di sofa panti rehabilitasi, sudah pasti Nania akan berusaha menempel di sebelahnya. Saking gerahnya, Robin pernah sengaja duduk di sofa tunggal. Sayang, cowok itu melupakan lengan sofa yang lebar dan bisa dijadikan tempat duduk darurat. Maka, di situlah Nania bertahan. Hingga Robin pun kembali mengingatkan gadis i
last updateLast Updated : 2021-05-22
Read more

Jealous [2]

“Ini semua soal perasaan, Na. Bukan soal salah atau kekurangan yang kamu punya. Nggak ada yang bisa maksa kalau udah berkaitan sama masalah yang satu itu. Contohnya, bisa nggak kalau kamu diwajibkan untuk jatuh cinta sama Rudi atau Alex? Pasti nggak bisa, kan? Urusan hati itu nggak ada rumusnya, nggak bisa diprediksi.”Robin terdiam. Dipandanginya Nania dengan kepala yang kian berat saja rasanya. Namun dia berjuang untuk menyabarkan diri meski sebenarnya Robin begitu kesal dengan gadis ini. Karena Nania tak tahu cara menempatkan diri dengan baik, tak bisa melihat situasi yang tersaji di depan matanya. Gadis ini benar-benar tidak peka alias bebal.Nania tak langsung menjawab, malah menatap Robin dengan mata menyipit. “Jatuh cinta sama Rudi atau Alex?” gumamnya nyaris tak terdengar. Lalu, kepala gadis itu menggeleng. “Aku nggak punya perasaan apa pun sama mereka. Kamu kok aneh-aneh aja, sih? Ngapain kamu nyuruh aku jatuh cinta sama mereka?&r
last updateLast Updated : 2021-05-23
Read more

Jealous [3]

“Stop deh nyebut nama cewek lain. Aku nggak kenal Cynthia sebelum ketemu dia di panti. Kejadiannya nggak lama setelah Eric ditangkap polisi.” Robin mendesah. “Sekarang, udah jelas jawabannya, kan? Kenapa kamu bisa ngajuin pertanyaan itu, sih? Apa masih nggak percaya kalau aku jatuh cinta sama kamu?”“Aku nggak tau,” jawab Vivian, kali ini suaranya tak sekaku tadi.“Apanya yang nggak tau?” Robin kebingungan.“Nggak tau jawaban dari pertanyaanku tadi. Kalau sebaliknya, aku nggak mungkin datang ke sini.” Gadis itu mendesah lalu memandang ke sekeliling. “Aku juga nggak ngerti kenapa nekat ke sini untuk nanyain semua ini sama kamu. Jujur, aku kaget waktu Rudi bilang Nania masih getol nempel sama kamu. Hebat banget dia, nggak juga putus asa setelah sekian lama. Beneran patut diacungi jempol.”“Hah? Serius Nania patut diacungi jempol?” ulang Robin.Vivian tak menj
last updateLast Updated : 2021-05-24
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status