Home / Fantasi / Inheritance / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Inheritance: Chapter 71 - Chapter 80

141 Chapters

Mengulur Waktu

 Para makhluk menghentikan penyerangannya. Suara mereka bersahutan satu sama lain seakan saling memberitahu bahwa ratu mereka telah bangkit dengan sempurna. Para pembasmi penyihir terpaksa mundur untuk mengurangi korban yang berjatuhan. Mereka bersembunyi di balik pepohonan dan mengawsi apa yang terjadi di istana itu.Bulan purnama semakin lama semakin menghilang ditutupi awan hitam. Halilintar tetap saling menyambar dengan memekakkan telinga. Dom dan Dave memasang banyak bom di dalam istana hitam. Mereka mengikuti Ken namun ditahan olehnya.“Keluarlah kalian dari sini! Setelah aba-abaku, ledakkan tempat ini. Aku akan membawa Jani pulang,” ucapnya dengan berbisik.“Tapi kami tidak ingin meninggalkanmu,” jawab Dom.“Kami pasti akan kembali. Keberadaan kalian lebih dibutuhkan oleh Tuan Donovan. Aku khawatir mereka akan menyerang lagi. Cepat pergi!” pinta Ken yang segera dilakukan mereka berdua. Dom dan Dave m
last updateLast Updated : 2021-05-11
Read more

Menjadi Benjamin

Ratu Ania dan  Skuller memakai baju kerajaan mereka. Keduanya terlihat seperti ratu dan raja pada zaman dulu. Ania berjalan keluar dari istana dengan para makhluk sebagai alasnya karena tempat itu hampir hancur oleh ledakan yang dipasang oleh Dom dan Dave.“Apa kau sudah menemukan tempat yang cocok untuk menjadi istana baruku?” tanyanya.“Tentu saja, Ratuku. Aku sudah memilih tempat yang tepat.”Skuller menatap kearah Ketua Penyihir yang mengerti maksudnya. Dia segera menghilang dan menemui salah satu pejabat kota dengan posisi tinggi yang penjadi pengikutnya.“Selamat datang, Ketua penyihir. Aku siap melakukan tugasku,” ucapnya saat Ketua penyihir tiba-tiba berada di depannya dengan kabut hitam yang memenuhi ruangannya.“Ratu akan segera pindah ke istana baru. Segera persiapkan semua. Suruh keluar yang bukan pengikut kita dan jika mereka menolak, habisi saja.”“Segera laksanakan, Ke
last updateLast Updated : 2021-05-12
Read more

Menjadi Jenifer

Ken duduk sambil meminum ramuan yang diberikan oleh Bi Inah. Jani memijat pundaknya dan sesekali mengelap wajah Ken dengan tangannya.“Benjamin sangat hebat dan pemberani. Aku tidak tahu apakah aku akan bisa seperti dia,” ucapnya.“Kau adalah pria pemberani yang pernah kutemui, sayang,” jawab Jani mengecup pipi Ken.“Sambil menunggu Tuan Ken pulih, kenapa kau tidak mencoba kekuatanmu?” tanya Bi Inah kepada Jani.“Kau tidak perlu melakukannya jika kau belum siap, Sayang,” ucap Ken mengelus kepala Jani.“Aku harus siap. Kita tidak punya banyak waktu.” Jani berjalan mendekati Bi Inah.“Aku akan memulainya sekarang.” Dia duduk bersila di tengah matras dan mulai menutup matanya.Bi Inah meletakkan magic book di tangan Jani. Seketika buku itu bersinar dan sinar itu masuk ke dalam tubuh Jani.Tubuh Jani mengeluarkan sinar merah yang menyilaukan seluruh ruangan. Bi
last updateLast Updated : 2021-05-13
Read more

Menyusup

“Kalian harus menyelam.”Dave kembali melihat map dengan komputernya. Kali ini dia yakin dengan apa yang dilihatnya.“Pipa itu ada di dalam air. Kalian benar-benar harus menyelam,” ucapnya kembali.“Tidak masalah. Airnya tidak terlalu dalam, hanya sepinggangku saja.” Gil segera menyelam dan mencari pipa yang berada di pinggir. Dia segera mengikat dengan ikat pinggangnya. Dengan memegang ujung ikat pinggangnya, Gil kembali berdiri.“Berjalanlah denganku!” pintanya kepada Mel sambil terus memegang ujung ikat pinggang yang melingkar ke pipa. Mereka berdua mengikuti arah pipa itu hingga menemui saluran udara yang hanya di tutupi pintu kawat.“Dave, kita sudah sampai di ujung pipa. Apa kita harus masuk ke saluran udara di atasnya?” tanya Mel.“Benar, sayang. Kalian harus merangkak masuk. Itu akan menghubungkan ke bagian ruang dapur. Aku yakin mereka akan jarang menggunakannya, buka
last updateLast Updated : 2021-05-14
Read more

Kekuatan Warisan

“Hiya!” Jani menyerang Jenifer dengan kekuatan penuh. Otot tubuhnya semakin besar dan kuat. Dia terlihat seperti kesatria wanita jaman dulu yang tangguh.“Buk, buk, buk!”Keduanya bertarung tanpa menggunakan senjata, hanya dengan tangan kosong. Kali ini Jani berhasil mengenai Jenifer beberapa kali dan membuatnya terpojok. Jenifer tersenyum dan terus menyerangnya tanpa henti.“Bagus, Jani kerahkan semua kemampuanmu. Musuhmu tidak akan pernah berhenti sampai kau tumbang. Fokuslah dengan mata dan hatimu. Kau harus bisa membaca gerakan musuhmu untuk mengalahkannya. Hiya!” teriak Jenifer yang berhasil mengelabuhi Jani dan membuatnya berada di bawah dekapan Jenifer yang mengunci kepalanya.“Jika kau terpojok, apa yang harus kau lakukan? Apa kau akan menyerah? Pikirkan Jani!” ucap Jenifer yang tidak melepas lengannya. Jani merintih kesakitan. Dia masih mencari cara untuk melawan. Dia tidak bisa menjawab pe
last updateLast Updated : 2021-05-14
Read more

Ramuan Penghancur Mantra

“Apa yang harus kita lakukan?”Ken merangkul Jani dan segera mengikuti Fred berjalan menuju suatu tempat. Fred memasuki ruang sihirnya yang selalu terkunci rapat. Ken dan Jani harus terkejut melihat ruangannya yang penuh dengan binatang mati yang diberi air keras di dalam toples serta organ-organ lainnya.Selain itu banyak sekali cairan berwarna-wani di tabung kaca dengan asap yang mengepul di atasnya.“Wow, ini sangat keren, Fred. Ini cairan apa?” tanya Ken yang hendak menyentuh salah satu cairan.“Jangan coba-coba menyentuh apapun disini! Aku tidak akan tahu kau akan menjadi apa setelah menyentuhnya?” larang Fred.“Memangnya apa yang akan terjadi jika aku menyentuhnya?” tanya Ken penasaran.“Kau mungkin akan menjadi kodok atau cicak,” jawab Fred santai.Jani langsung menarik Ken untuk menjauh dari cairan itu.“Jika kau menjadi cicak, aku akan memukulmu sampai k
last updateLast Updated : 2021-05-15
Read more

Rencana Ken

Ken membawa Jani dan Dom memasuki perkantoran yang berada di pinggir jalan. Bangunan itu sangat gelap dan berantakan. Tidak ada satu orang pun yang ada di sana. Setelah membobol kunci, mereka menutup semua jendela dan mengawasi dari sana.Sebuah sepeda motor berhenti di ujung jalan. Dom segera menghampiri dan mengambil botol ramuan dari Fred. Dia segera masuk kembali ke dalam kantor dan menyarahkan botol ramuan kepada Ken.“Untuk sementara ini tempat yang aman. Mereka tidak akan mengira kita ada di tempat ini.” Ken melihat berkas-berkas dan menemukan peta kota. Dia membuka peta itu di atas meja dengan penerangan dari tangannya yang mengeluarkan sinar.“Lihat, ini ada tiga bangunan yang memiliki tinggi yang sama. Satu sebelah barat, satu timur dan satu lagi selatan. Itu cukup untuk kita membuat hujan buatan yang akan membasahi beberapa blok yang ada di sekitarnya,” ucap Ken yang terlihat serius.“Lalu kita harus bagaimana?&rdq
last updateLast Updated : 2021-05-16
Read more

Calon Pembasmi Penyihir

“Tapi kenapa?”Ken segera menjauhkan tangannya dari tombol diikuti Jani dan Dom yang mendengar perintah Tuan Donovan.“Kalian tidak bisa melakukan itu saat ini. Akan lebih aman jika mereka menjadi pengikut ratu itu. Mereka tidak akan menyakitinya,” ucap Tuan Donovan. Dia mengirim video para penjaga perbatasan yang telah sadar setelah meminum ramuan dari botol bir mereka. Setelah memuntahkan semua isi perut mereka dan berkali-kali harus masuk ke kamar mandi untuk buang hajat, akhirnya mereka bisa sadar sepenuhnya.Para remaja itu menjadi sangat ketakutan dan memilih untuk bersembunyi di dalam ruangan. Mereka sangat trauma melihat mahkluk aneh yang membawa mereka. Fred harus kembali membuat ramuan untuk menenangkan mereka hingga bisa kembali normal.“Akan ada kepanikan masal yang akan membuat para penyihir menjadikan mereka mangsa para mahkluknya. Selama mereka dibawah pengaruh sihir, para mahkluk tidak akan menyakiti mereka,&r
last updateLast Updated : 2021-05-16
Read more

Menemui Ania

Jani bersama Ken dan Dom terus mengikuti Ania dari kejauhan. Mereka harus menutup mata melihat kekejaman yang terjadi. Para remaja dan pria yang menolak bergabung, harus bersembunyi agar mereka tidak menjadi santapan para mahkluk ratu kejam. Wanita dan anak-anak memilih berdiam di ruang bawah tanah di kediaman masing-masing. Jika mereka tidak memiliki persembunyian, para pembasmi penyihir yang menyebar, menyembunyikan mereka di suatu tempat.Para petinggi kota telah datang di depannya dengan menunduk. Mereka adalah komandan polisi beserta polisi yang menjadi pengikutnya. Ada juga walikota baru bersama istrinya yang terus memandang Skuller penuh hasrat dan juga pejabat lainnya.“Kalian melakukan tugas dengan baik. Ketua Penyihir akan memberikan kalian hadiah yang banyak. Sebentar lagi kota lain akan tunduk padaku, kalian akan menjadi sangat berkuasa nantinya,” ucapnya yang membuat semua pengikutnya merasa senang.“Terima kasih, Ratu. Kami siap m
last updateLast Updated : 2021-05-16
Read more

Persembunyian Bawah Tanah

Jani telah kembali ke tempat persembunyian. Ken dan Dom duduk di lantai dengan sedikit penerangan. Mereka memutuskan untuk bersembunyi di salah satu toko barang antik di tengah kota. Toko itu termasuk toko tua di kota. Tempatnya yang tidak terlalu menyolok menjadi tempat bersembunyi yang pas untuk mereka.Jani tiba-tiba ada di dekat kasir yang lumayan tidak terlihat oleh Ken dan Dom. Sebelumnya Jani mengatakan dia ingin pergi ke toilet dan diam-diam menghilang menemui Ania.Ken mengetahui kepergian Jani dan memilih untuk pura-pura tidak tahu agar mereka tidak berselisih paham lagi. Dom yang mengetahui kepanikan Ken mencoba menenangkan dengan mengajaknya berbicara banyak hal.Jani berjalan mendekati mereka dengan pura-pura tidak melakukan apapun. Dia duduk dan ikut mendengarkan cerita Dom tentang masa lalunya.“Jadi kau masih mencari gadis yang selama ini kau cintai itu, Dom?” tanya Ken.“Yah, aku yakin dia ada di kota ini. Aku per
last updateLast Updated : 2021-05-17
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status