Beranda / Fantasi / Inheritance / Mengulur Waktu

Share

Mengulur Waktu

Penulis: MerryZumer
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-11 23:30:43

Para makhluk menghentikan penyerangannya. Suara mereka bersahutan satu sama lain seakan saling memberitahu bahwa ratu mereka telah bangkit dengan sempurna. Para pembasmi penyihir terpaksa mundur untuk mengurangi korban yang berjatuhan. Mereka bersembunyi di balik pepohonan dan mengawsi apa yang terjadi di istana itu.

Bulan purnama semakin lama semakin menghilang ditutupi awan hitam. Halilintar tetap saling menyambar dengan memekakkan telinga. Dom dan Dave memasang banyak bom di dalam istana hitam. Mereka mengikuti Ken namun ditahan olehnya.

“Keluarlah kalian dari sini! Setelah aba-abaku, ledakkan tempat ini. Aku akan membawa Jani pulang,” ucapnya dengan berbisik.

“Tapi kami tidak ingin meninggalkanmu,” jawab Dom.

“Kami pasti akan kembali. Keberadaan kalian lebih dibutuhkan oleh Tuan Donovan. Aku khawatir mereka akan menyerang lagi. Cepat pergi!” pinta Ken yang segera dilakukan mereka berdua. Dom dan Dave m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Inheritance   Menjadi Benjamin

    Ratu Ania dan Skuller memakai baju kerajaan mereka. Keduanya terlihat seperti ratu dan raja pada zaman dulu. Ania berjalan keluar dari istana dengan para makhluk sebagai alasnya karena tempat itu hampir hancur oleh ledakan yang dipasang oleh Dom dan Dave.“Apa kau sudah menemukan tempat yang cocok untuk menjadi istana baruku?” tanyanya.“Tentu saja, Ratuku. Aku sudah memilih tempat yang tepat.”Skuller menatap kearah Ketua Penyihir yang mengerti maksudnya. Dia segera menghilang dan menemui salah satu pejabat kota dengan posisi tinggi yang penjadi pengikutnya.“Selamat datang, Ketua penyihir. Aku siap melakukan tugasku,” ucapnya saat Ketua penyihir tiba-tiba berada di depannya dengan kabut hitam yang memenuhi ruangannya.“Ratu akan segera pindah ke istana baru. Segera persiapkan semua. Suruh keluar yang bukan pengikut kita dan jika mereka menolak, habisi saja.”“Segera laksanakan, Ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-12
  • Inheritance   Menjadi Jenifer

    Ken duduk sambil meminum ramuan yang diberikan oleh Bi Inah. Jani memijat pundaknya dan sesekali mengelap wajah Ken dengan tangannya.“Benjamin sangat hebat dan pemberani. Aku tidak tahu apakah aku akan bisa seperti dia,” ucapnya.“Kau adalah pria pemberani yang pernah kutemui, sayang,” jawab Jani mengecup pipi Ken.“Sambil menunggu Tuan Ken pulih, kenapa kau tidak mencoba kekuatanmu?” tanya Bi Inah kepada Jani.“Kau tidak perlu melakukannya jika kau belum siap, Sayang,” ucap Ken mengelus kepala Jani.“Aku harus siap. Kita tidak punya banyak waktu.” Jani berjalan mendekati Bi Inah.“Aku akan memulainya sekarang.” Dia duduk bersila di tengah matras dan mulai menutup matanya.Bi Inah meletakkan magic book di tangan Jani. Seketika buku itu bersinar dan sinar itu masuk ke dalam tubuh Jani.Tubuh Jani mengeluarkan sinar merah yang menyilaukan seluruh ruangan. Bi

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-13
  • Inheritance   Menyusup

    “Kalian harus menyelam.”Dave kembali melihat map dengan komputernya. Kali ini dia yakin dengan apa yang dilihatnya.“Pipa itu ada di dalam air. Kalian benar-benar harus menyelam,” ucapnya kembali.“Tidak masalah. Airnya tidak terlalu dalam, hanya sepinggangku saja.” Gil segera menyelam dan mencari pipa yang berada di pinggir. Dia segera mengikat dengan ikat pinggangnya. Dengan memegang ujung ikat pinggangnya, Gil kembali berdiri.“Berjalanlah denganku!” pintanya kepada Mel sambil terus memegang ujung ikat pinggang yang melingkar ke pipa. Mereka berdua mengikuti arah pipa itu hingga menemui saluran udara yang hanya di tutupi pintu kawat.“Dave, kita sudah sampai di ujung pipa. Apa kita harus masuk ke saluran udara di atasnya?” tanya Mel.“Benar, sayang. Kalian harus merangkak masuk. Itu akan menghubungkan ke bagian ruang dapur. Aku yakin mereka akan jarang menggunakannya, buka

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-14
  • Inheritance   Kekuatan Warisan

    “Hiya!” Jani menyerang Jenifer dengan kekuatan penuh. Otot tubuhnya semakin besar dan kuat. Dia terlihat seperti kesatria wanita jaman dulu yang tangguh.“Buk, buk, buk!”Keduanya bertarung tanpa menggunakan senjata, hanya dengan tangan kosong. Kali ini Jani berhasil mengenai Jenifer beberapa kali dan membuatnya terpojok. Jenifer tersenyum dan terus menyerangnya tanpa henti.“Bagus, Jani kerahkan semua kemampuanmu. Musuhmu tidak akan pernah berhenti sampai kau tumbang. Fokuslah dengan mata dan hatimu. Kau harus bisa membaca gerakan musuhmu untuk mengalahkannya. Hiya!” teriak Jenifer yang berhasil mengelabuhi Jani dan membuatnya berada di bawah dekapan Jenifer yang mengunci kepalanya.“Jika kau terpojok, apa yang harus kau lakukan? Apa kau akan menyerah? Pikirkan Jani!” ucap Jenifer yang tidak melepas lengannya. Jani merintih kesakitan. Dia masih mencari cara untuk melawan. Dia tidak bisa menjawab pe

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-14
  • Inheritance   Ramuan Penghancur Mantra

    “Apa yang harus kita lakukan?”Ken merangkul Jani dan segera mengikuti Fred berjalan menuju suatu tempat. Fred memasuki ruang sihirnya yang selalu terkunci rapat. Ken dan Jani harus terkejut melihat ruangannya yang penuh dengan binatang mati yang diberi air keras di dalam toples serta organ-organ lainnya.Selain itu banyak sekali cairan berwarna-wani di tabung kaca dengan asap yang mengepul di atasnya.“Wow, ini sangat keren, Fred. Ini cairan apa?” tanya Ken yang hendak menyentuh salah satu cairan.“Jangan coba-coba menyentuh apapun disini! Aku tidak akan tahu kau akan menjadi apa setelah menyentuhnya?” larang Fred.“Memangnya apa yang akan terjadi jika aku menyentuhnya?” tanya Ken penasaran.“Kau mungkin akan menjadi kodok atau cicak,” jawab Fred santai.Jani langsung menarik Ken untuk menjauh dari cairan itu.“Jika kau menjadi cicak, aku akan memukulmu sampai k

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-15
  • Inheritance   Rencana Ken

    Ken membawa Jani dan Dom memasuki perkantoran yang berada di pinggir jalan. Bangunan itu sangat gelap dan berantakan. Tidak ada satu orang pun yang ada di sana. Setelah membobol kunci, mereka menutup semua jendela dan mengawasi dari sana.Sebuah sepeda motor berhenti di ujung jalan. Dom segera menghampiri dan mengambil botol ramuan dari Fred. Dia segera masuk kembali ke dalam kantor dan menyarahkan botol ramuan kepada Ken.“Untuk sementara ini tempat yang aman. Mereka tidak akan mengira kita ada di tempat ini.” Ken melihat berkas-berkas dan menemukan peta kota. Dia membuka peta itu di atas meja dengan penerangan dari tangannya yang mengeluarkan sinar.“Lihat, ini ada tiga bangunan yang memiliki tinggi yang sama. Satu sebelah barat, satu timur dan satu lagi selatan. Itu cukup untuk kita membuat hujan buatan yang akan membasahi beberapa blok yang ada di sekitarnya,” ucap Ken yang terlihat serius.“Lalu kita harus bagaimana?&rdq

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Inheritance   Calon Pembasmi Penyihir

    “Tapi kenapa?”Ken segera menjauhkan tangannya dari tombol diikuti Jani dan Dom yang mendengar perintah Tuan Donovan.“Kalian tidak bisa melakukan itu saat ini. Akan lebih aman jika mereka menjadi pengikut ratu itu. Mereka tidak akan menyakitinya,” ucap Tuan Donovan. Dia mengirim video para penjaga perbatasan yang telah sadar setelah meminum ramuan dari botol bir mereka. Setelah memuntahkan semua isi perut mereka dan berkali-kali harus masuk ke kamar mandi untuk buang hajat, akhirnya mereka bisa sadar sepenuhnya.Para remaja itu menjadi sangat ketakutan dan memilih untuk bersembunyi di dalam ruangan. Mereka sangat trauma melihat mahkluk aneh yang membawa mereka. Fred harus kembali membuat ramuan untuk menenangkan mereka hingga bisa kembali normal.“Akan ada kepanikan masal yang akan membuat para penyihir menjadikan mereka mangsa para mahkluknya. Selama mereka dibawah pengaruh sihir, para mahkluk tidak akan menyakiti mereka,&r

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Inheritance   Menemui Ania

    Jani bersama Ken dan Dom terus mengikuti Ania dari kejauhan. Mereka harus menutup mata melihat kekejaman yang terjadi. Para remaja dan pria yang menolak bergabung, harus bersembunyi agar mereka tidak menjadi santapan para mahkluk ratu kejam. Wanita dan anak-anak memilih berdiam di ruang bawah tanah di kediaman masing-masing. Jika mereka tidak memiliki persembunyian, para pembasmi penyihir yang menyebar, menyembunyikan mereka di suatu tempat.Para petinggi kota telah datang di depannya dengan menunduk. Mereka adalah komandan polisi beserta polisi yang menjadi pengikutnya. Ada juga walikota baru bersama istrinya yang terus memandang Skuller penuh hasrat dan juga pejabat lainnya.“Kalian melakukan tugas dengan baik. Ketua Penyihir akan memberikan kalian hadiah yang banyak. Sebentar lagi kota lain akan tunduk padaku, kalian akan menjadi sangat berkuasa nantinya,” ucapnya yang membuat semua pengikutnya merasa senang.“Terima kasih, Ratu. Kami siap m

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16

Bab terbaru

  • Inheritance   Extra Part

    Sebuah rumah sakit yang serba putih, terlihat banyak perawat pria dan wanita menjaga sebuah ruangan di mana banyak orang-orang yang kehilangan akalnya. Rumah sakit jiwa yang terletak di kota terpencil sangat jauh dengan kota yang kini terbebas dari Ratu Jahat. Sonya duduk di salah satu kursi dengan pakaian putih yang mengikat tubuhnya. “Aku adalah wanita penguasa. Tapi … siapa aku? Hahaha ,” ucapnya lirih yang kemudian tertawa dengan kencang dan meronta. Dua perawat laki-laki segera memberinya suntikan penenang lalu membawanya ke sebuah ruangan kecil yang menjadi kamarnya. Di dinding ruangan itu tertulis sebuah nama dengan menggunakan kuku. Matanya hampir terpejam akibat obat penenang. Tapi sebelumnya wanita itu sempat mengucapkan nama yang dia tulis. “Gil.” ** Dom telah memiliki rumah yang lumayan besar. Namun, dia tidak menempati rumah itu sendirian bersama istri dan anaknya. Melainkan bersama para anak-anak yang orang tuanya tewas akibat kekejaman

  • Inheritance   Akhir Yang Indah

    Perlahan Sonya membuka mata. Dia sangat terkejut dan mencoba berdiri. Namun kakinya lemah tidak mampu menahan tubuhnya. “Kenapa dengan kakiku? Kenapa aku tidak bisa merasakannya?” Sonya berkali-kali mencoba berdiri dan tidak bisa. Dia menatap ke semua orang dan berteriak. “Siapa kalian? Aku wanita berkuasa dan aku …” Sonya tidak melanjutkan ucapannya karena tidak mengetahui jati dirinya. “Siapa aku? Argh!” Sonya meronta-ronta dan segera di bawa oleh petugas medis. Gil hanya melihat dengan sinis. “Kau mendapatkan apa yang kau taman, Sonya,” ucapnya pelan. Saat Gil berjalan menelusuri tempat itu, pemuda yang diselamatkannya berlari menemuinya. “Tuan Gil, terima kasih atas segalanya. Aku berkumpul kembali dengan adik dan ibuku,” ucapnya menunjuk ke arah adik dan ibunya yang tersenyum. “Kau juga telah menyelamatkanku di medan perang. Ngomong-ngomong siapa namamu?” “Aku Andy. Dan aku ingin menjadi sepertimu, Pembasmi Penyihir,” ucap

  • Inheritance   Kemenangan

    Terlihat kulit wajah Ania melepuh. Dia menggunakan kekuatan untuk menyembuhkan lukanya. Namun, yang terjadi wajahnya menghitam bagai terpanggang. Serbuk itu telah dimantrai olehnya dengan mantra yang sangat kuat sehingga tidak bisa di sembuhkan. Senjata makan tuan, istilah yang tepat untuknya.“Sudah cukup. Kini saatnya kau mati, Jani,” teriaknya dengan kesal. Ania membuat duri-duri di tubuhnya seakan hidup. Duri itu berubah menjadi ruh hitam dengan wajah-wajah manusia yang berteriak seakan kesakitan. Jani terkejut saat dirinya dikelilingi ruh-ruh itu.“Hahaha, sebentar lagi kau akan menjadi seperti mereka,” ucap Ania.“Siapa mereka, Ania?” teriak Jani merasakan hawa panas setiap ruh-ruh itu menembusnya.“Itu adalah jiwa para manusia yang menyembahku dan yang aku bunuh untuk kujadikan tumbal. Selamanya jiwa mereka akan terikat padaku dan menjadi budak Iblis Hitam, hahaha. Kini jiwa-jiwa ini akan membuatmu ma

  • Inheritance   Terbakar

    Bayangan hitam yang sangat besar terlihat begitu mengerikan. Iblis Hitam menampakkan diri di tengah medan perang. Jani membuka telapak tangannya yang bersinar. Dia melirik ke arah Ken yang tidak terlalu jauh darinya. Pedang belati emas yang bersinar merah, tiba-tiba berubah putih persis seperti sinar di tangan Jani. Sinar itu semakin besar mengelilingi lembah.Jani dan Ken menggunakan sinar itu untuk melindungi pasukan mereka yang berada di balik bebatuan untk berlindung.Bayangan iblis hitam pelahan menghilang di barengi dengan kemunculan wujudnya. Iblis itu berdiri di depan Ania.“Hem. Jadi kau yang di tunjuk Ratu Putih untuk mengalahkanku? Hahaha, sungguh mengecewakan.”Tangan iblis itu mengarah ke depan mengeluarkan api yang menyerang Jani dan Ken. Secepatnya Ken berlari melindungi Jani dengan menahan api itu menggunakan pedang belati emas. Jani mengambil kesempatan saat Iblis Hitam teralihkan perhatiannya menghadapi Ken dengan menyerang A

  • Inheritance   Pasukan Kadal

    Di medan pertempuran, masih terjadi saling bunuh antara mahkluk perjaga dengan pasukan di pihak Jani. Terlihat badut-badut lucu melompat-lompat membuat pembasmi penyihir merasa mudah menghabisinya tanpa rasa takut. Kaca mata canggih itu benar-benar menghabisi mahkluk tak bermata kesayangan Ania. Elang-elang raksasa mencengkeram mereka dengan cakar-cakar tajam lalu membawanya ke udara yang tinggi dan menjatuhkan para mahkluk hingga hancur di tanah.Di dalam lingkaran serbuk emas, Fred kembali berdiri lebih dekat di depan Ania. Mulutnya masih mengucap mantra. Ania turun dari kereta berjalan beberapa langkah mendekati Fred. “Kau tidak bisa mengelabuhiku. Kau pikir sebuk emasmu bisa menghalangiku?” Ania menepuk kedua tangannya yang mengeluarkan kabut hitam dan langsung menyelimuti serbuk emas.Seketika serbuk emas itu meleleh dan memudar. Mantra di mulut Fred berhenti. Serbuk-serbuk itu tidak lagi kembali kepadanya. Namun, ada yang aneh dengan pemandangan di de

  • Inheritance   Pasukan Kedua

    Portal meledak membuatnya tertutup. Ania segera menoleh dengan wajah terkejut. Tidak ada lagi jalan masuk instan dari istana ke medan perang. Dave, Mel dan Dua secepatnya bersembunyi di tempat gelap menunggu situasi aman untuk menuju teman-teman mereka di sisi berlawanan.“Sial, siapa yang melakukannya?” teriak Ania memandang sekitarnya.Dave dan Mel bersembunyi di balik tubuh mahkluk penjaga yang besar sehingga terhindar dari pandangan Ania. Dua bersembunyi di bawah keretanya dengan menahan nafas. Ania kembali menatap pertempuran dan memerintah mahkluk penjaga untuk bersiap maju.Di tengah medan pertempuran, terlihat pasukan penyihir baru dengan mudah di kalahkan oleh pasukan pertama pimpinan Ken. Gil terlihat dengan brutal mencari keberadaan Ken. Suami Jani itu menggenggam belati hijau menuju temannya.Para penyihir baru berdiri di depannya untuk menghalangi jalannya.Mata mereka menguning dengan erangan. Ken menggenggam belati hijau dan berl

  • Inheritance   Hari Perang

    Mahkluk tak bermata keluar dari sinar yang terpencar di kegelapan. Mereka bersujud di depan Ania dengan mengerang. Mahkluk yang lain terlihat menyambut kedatangan mereka dan menyahut erangan itu dengan erangan khas masing-masing. Ania terlihat sangat puas dan bahagia. Tangannya mengarah ke atas mengeluarkan kilatan yang menjadi satu dengan awan hitam yang kini menjadi merah menyala.Pemuda yang telah di ubah oleh Gil, memakai jubah yang sama dengan para penyihir baru. Perlahan dia masuk ke dalam barisan. Berjalan maju selangkah demi selangkah mencari ibu dan adiknya yang masih menjadi penyihir.“Ibu, aku menemukanmu.” Pemuda itu melihat wajah ibunya di balik tudung yang berubah buruk rupa. Perlahan dia menarik ibunya yang masih di bawah pengaruh sihir dengan terdiam dalam barisan. Hingga sampai di belakang, pemuda itu melihat ke segala arah memastikan aman. Diam-diam dia membawa ibunya ke balik tembok dan menyandarkannya di sana dengan posisi duduk. Dia men

  • Inheritance   Baju Perang

    Suara itu samar,namun sangat jelas. Jani dan Ken langsung menoleh ke belakang mencari sumber suara. Hanya ada kegelapan yang di temani suara burung hantu. “Kau dengar itu, Ken?” tanya Jani memandang sekitar.“Aku mendengarnya. Tapi, siapa yang memanggilmu?” Ken melangkah ke depan mengawasi ke seluruh tempat itu dengan mata supernya. Tetap dia tidak melihat apapun. Ken kembali mundur dan mengajak Jani menuju mobil. Saat mereka hendak masuk ke dalam mobil, suara memanggil itu terdengar lagi. Kali ini lebih keras dari sebelumnya.“Jani.”Seketika mereka berdua menoleh ke belakang dan terkejut melihat ruh Ibu Jani dengan bersinar terang tersenyum ke arah mereka.“Ibu!” teriak Jani segera berlari ke arah ibunya. Tangannya menyentuh tangan ibunya yang tembus. Terlihat kerlipan sinar terpancar di seluruh tubuh wanita yang telah melahirkannya. Jani tidak kuasa menahan air mata yang akhirnya tumpah membasahi pi

  • Inheritance   Membuka Pelindung

    Langit bergemuruh disertai kilatan petir yang dasyat. Tanah membelah mengeluarkan semburan api yang mengucur ke atas. “Bangkitlah, para mahklukku!” teriakan Ania membuat suara gemuruh dan langit menjadi merah menyala.Munculah sosok-sosok aneh setelah semburan api menghilang. Wajah babi dengan tubuh manusia yang tinggi dan besarnya dua kali ukuran manusia biasa. Ada pula yang mendesis seperti binatang melata tetap dengan tubuh manusia namun wajahnya menyerupai kadal dengan ekor yang panjang. Semua berjalan mendekati Ania dan tunduk di hadapannya.Jani menatap langit merah di atas istana hitam yang nampak dari kejauhan. Dia menggunakan kekuatan matanya untuk melihat apa yang terjadi di istana itu. Jani berbalik menatap Ken dan juga Tuan Donovan yang berada di belakangnya. “Kalian tidak akan suka dengan apa yang aku lihat. Mahkluk yang baru muncul lebih mengerikan dari yang sebelumnya tapi sangat lambat,” ucap Jani.“Dari mana kau tah

DMCA.com Protection Status