Home / Fantasi / Inheritance / Rencana Ken

Share

Rencana Ken

Author: MerryZumer
last update Last Updated: 2021-05-16 14:56:43

Ken membawa Jani dan Dom memasuki perkantoran yang berada di pinggir jalan. Bangunan itu sangat gelap dan berantakan. Tidak ada satu orang pun yang ada di sana. Setelah membobol kunci, mereka menutup semua jendela dan mengawasi dari sana.

Sebuah sepeda motor berhenti di ujung jalan. Dom segera menghampiri dan mengambil botol ramuan dari Fred. Dia segera masuk kembali ke dalam kantor dan menyarahkan botol ramuan kepada Ken.

“Untuk sementara ini tempat yang aman. Mereka tidak akan mengira kita ada di tempat ini.” Ken melihat berkas-berkas dan menemukan peta kota. Dia membuka peta itu di atas meja dengan penerangan dari tangannya yang mengeluarkan sinar.

“Lihat, ini ada tiga bangunan yang memiliki tinggi yang sama. Satu sebelah barat, satu timur dan satu lagi selatan. Itu cukup untuk kita membuat hujan buatan yang akan membasahi beberapa blok yang ada di sekitarnya,” ucap Ken yang terlihat serius.

“Lalu kita harus bagaimana?&rdq

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Inheritance   Calon Pembasmi Penyihir

    “Tapi kenapa?”Ken segera menjauhkan tangannya dari tombol diikuti Jani dan Dom yang mendengar perintah Tuan Donovan.“Kalian tidak bisa melakukan itu saat ini. Akan lebih aman jika mereka menjadi pengikut ratu itu. Mereka tidak akan menyakitinya,” ucap Tuan Donovan. Dia mengirim video para penjaga perbatasan yang telah sadar setelah meminum ramuan dari botol bir mereka. Setelah memuntahkan semua isi perut mereka dan berkali-kali harus masuk ke kamar mandi untuk buang hajat, akhirnya mereka bisa sadar sepenuhnya.Para remaja itu menjadi sangat ketakutan dan memilih untuk bersembunyi di dalam ruangan. Mereka sangat trauma melihat mahkluk aneh yang membawa mereka. Fred harus kembali membuat ramuan untuk menenangkan mereka hingga bisa kembali normal.“Akan ada kepanikan masal yang akan membuat para penyihir menjadikan mereka mangsa para mahkluknya. Selama mereka dibawah pengaruh sihir, para mahkluk tidak akan menyakiti mereka,&r

    Last Updated : 2021-05-16
  • Inheritance   Menemui Ania

    Jani bersama Ken dan Dom terus mengikuti Ania dari kejauhan. Mereka harus menutup mata melihat kekejaman yang terjadi. Para remaja dan pria yang menolak bergabung, harus bersembunyi agar mereka tidak menjadi santapan para mahkluk ratu kejam. Wanita dan anak-anak memilih berdiam di ruang bawah tanah di kediaman masing-masing. Jika mereka tidak memiliki persembunyian, para pembasmi penyihir yang menyebar, menyembunyikan mereka di suatu tempat.Para petinggi kota telah datang di depannya dengan menunduk. Mereka adalah komandan polisi beserta polisi yang menjadi pengikutnya. Ada juga walikota baru bersama istrinya yang terus memandang Skuller penuh hasrat dan juga pejabat lainnya.“Kalian melakukan tugas dengan baik. Ketua Penyihir akan memberikan kalian hadiah yang banyak. Sebentar lagi kota lain akan tunduk padaku, kalian akan menjadi sangat berkuasa nantinya,” ucapnya yang membuat semua pengikutnya merasa senang.“Terima kasih, Ratu. Kami siap m

    Last Updated : 2021-05-16
  • Inheritance   Persembunyian Bawah Tanah

    Jani telah kembali ke tempat persembunyian. Ken dan Dom duduk di lantai dengan sedikit penerangan. Mereka memutuskan untuk bersembunyi di salah satu toko barang antik di tengah kota. Toko itu termasuk toko tua di kota. Tempatnya yang tidak terlalu menyolok menjadi tempat bersembunyi yang pas untuk mereka.Jani tiba-tiba ada di dekat kasir yang lumayan tidak terlihat oleh Ken dan Dom. Sebelumnya Jani mengatakan dia ingin pergi ke toilet dan diam-diam menghilang menemui Ania.Ken mengetahui kepergian Jani dan memilih untuk pura-pura tidak tahu agar mereka tidak berselisih paham lagi. Dom yang mengetahui kepanikan Ken mencoba menenangkan dengan mengajaknya berbicara banyak hal.Jani berjalan mendekati mereka dengan pura-pura tidak melakukan apapun. Dia duduk dan ikut mendengarkan cerita Dom tentang masa lalunya.“Jadi kau masih mencari gadis yang selama ini kau cintai itu, Dom?” tanya Ken.“Yah, aku yakin dia ada di kota ini. Aku per

    Last Updated : 2021-05-17
  • Inheritance   Keluar Dari Persembunyian

    “Cela?""Dominic?"Cela segera menurunkan senjata. Dia berjalan mendekati Dom yang ternganga melihatnya."Apa ini benar kau, Dominic?" Cela memegang kedua pipi Dom dengan terpana. Dan anehnya Dom tidak bisa menjawab dan hanya diam."Em, Dom dia bertanya padamu. Apa kau hanya akan diam saja?" bisik Ken yang menyadarkan Dom."I-ya. Aku Dominic dan kau adalah Cela," ucapnya tergagap.Cela langsung memeluknya dengan tertawa. Dia begitu bahagia melihat Dom di depannya. Semua hanya diam dan bertanya-tanya siapa Dom itu."Maafkan aku. Dia temanku dulu waktu SMA. Kami lama tidak bertemu," ucap Cela memperkenalkan Dom dan melepaskan pelukannya.Dia bergantian memeluk ke tiga remaja yang merasa bersalah."Jangan pernah melakukannya lagi, oke!" ucapnya tegas namun menenangkan.Dom seperti mematung dan tidak bisa bergerak. Dia hanya diam dan terus menatap Cela dengan tersenyum."Dom, jangan katakan jika dia

    Last Updated : 2021-05-18
  • Inheritance   Rencana Ania

    "Apa yang terjadi?" Dom berteriak saat melihat bus yang dikendarai Ken terbalik karena ledakan.Dia segera melihat ke arah menyerang yang ternyata membawa sebuah bazoka besar di depan bangunan yang mereka tuju.Saat penyerang itu masih mengisi amunisinya dan hendak menembak bus yang satunya, Dom segera mengambil senjatanya. Dia menembakkan dari kursi kemudi yang di dudukinya."Dor!"Senjata canggih yang tidak terlalu besar itu menembus kaca bus, lalu tepat mengenai kepala sangPenyerang yang telah menembak bazokanya."Duar!"Peluru bazoka itu melesat namun mengenai cukup jauh samping bus yang dikendarai oleh Dom.Dia segera keluar dan berlari kearah bus yang terbalik. Saat hendak sampai, tiba-tiba pintu bus terbuka lalu terlempar jauh.Di dalam bus, para penumpang terlindungi oleh pelindung yang berasal dari kekuatan Jani. Mereka keluar satu per satu dengan merangkak tanpa ada yang terluka sedikit

    Last Updated : 2021-05-19
  • Inheritance   Penyerangan Perbatasan

    Ken dan Jani segera berlari mencari Dom dan Gil. Mereka memberitahu ucapan Tuan donovan.“Sebaiknya kita bertiga segera kesana. Dom, kau berjaga di sini mengawasi mereka semua. Aku khawatir pasukan hitam akan mengarah ke sini,” ucap Gil. Dom mengangguk dan segera memberikan senjata canggih yang besar kepada Gil.“Kau siap, Gil?” tanya Jani yang mengarahkan tangannya.“Sudah lama aku ingin merasakan bagaimana menghilang.” Jawabnya yang memegang tangan Jani dengan erat.Seketika tubuh ketiganya menghilang dengan hembusan angin yang kuat.“Lain kali aku juga ingin merasakannya,” ucap Dom yang kembali masuk ke dalam ruangan.Mereka bertiga muncul di dekat pos penjagaan yang telah diambil alih oleh pasukan pembasmi penyihir.“Dor, dor!” Dua kubu saling menembak. Terlihat para mahkluk ciptaan Skuller bertarung dengan para kesatria Tuan Donovan. Tentu saja mer

    Last Updated : 2021-05-20
  • Inheritance   Lamaran Ken

    Mau apa?” tanya Ken. Entah kenapa Jani langsung menutupi wajahnya dengan selimut.“Duh, kenapa aku merasa sangat malu sekali?” batin Jani yang mengurungkan niatnya. Dia tidak bisa berkata lagi seakan mulutnya tercekat."Ayo, katakan apa maumu?" tanya ken kembali.“Aku mau tidur saja.” Jani kembali memejamkan mata meninggalkan Ken yang penasaran.Ken memeluknya dari belakang seperti yang biasa dilakukannya. Jani tidak mau menghadap kearah Ken saat tidur karena tidak ingin membuat Ken semakin berhasrat padanya. Walaupun sebenarnya dia merasakan hal yang sama. Semakin mereka mendapatkan kekuatannya, hasrat mereka semakin besar. Hanya saja masing-masing mencoba menutupi demi janji mereka berdua.**Di dalam kamar Ania, Skuller harus menjerit kesakitan saat Ania menyembuhkan kulitnya yang melepuh. Kilatan listrik dari tangan Ania berhasil membuat perlahan kulitnya kembali seperti semula. Wajah tampan Skuller yang sel

    Last Updated : 2021-05-21
  • Inheritance   Persiapan Pernikahan

    Jani menatap kekasihnya dengan mata yang terlihat basah."Tentu saja, sayang. Aku mau menikah denganmu," jawab Jani yang membuat Ken terlihat sangat bahagia.Segera Ken memasangkan cincin di jari manis milik Jani. Cincin itu terlihat sangat indah melingkar di jarinya.Ken berdiri dan memeluk Jani dengan erat dan memutar tubuhnya. Mereka saling pandang dan kembali menyatukan bibir mereka penuh cinta. Saat Ken masih asyik menikmati lekukan indah leher Jani, gadis itu bertanya kepadanya."Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa maksudmu menahan satu hari lagi?" Pertanyaan Jani membuat Ken menghentikan ciumannya."Aku ingin kita menikah besuk," jawabnya yang membuat Jani terkejut."Besuk? Tapi bagaimana mungkin? Siapa yang akan menikahkan kita?""Jangan kau pikirkan masalah itu. Serahkan saja padaku. Sekarang aku mau merayakan ulang tahunku dengan calon istriku." Ken mendekati piringan hitam dan mengganti dengan lagu yang bernada lebih cepat.

    Last Updated : 2021-05-22

Latest chapter

  • Inheritance   Extra Part

    Sebuah rumah sakit yang serba putih, terlihat banyak perawat pria dan wanita menjaga sebuah ruangan di mana banyak orang-orang yang kehilangan akalnya. Rumah sakit jiwa yang terletak di kota terpencil sangat jauh dengan kota yang kini terbebas dari Ratu Jahat. Sonya duduk di salah satu kursi dengan pakaian putih yang mengikat tubuhnya. “Aku adalah wanita penguasa. Tapi … siapa aku? Hahaha ,” ucapnya lirih yang kemudian tertawa dengan kencang dan meronta. Dua perawat laki-laki segera memberinya suntikan penenang lalu membawanya ke sebuah ruangan kecil yang menjadi kamarnya. Di dinding ruangan itu tertulis sebuah nama dengan menggunakan kuku. Matanya hampir terpejam akibat obat penenang. Tapi sebelumnya wanita itu sempat mengucapkan nama yang dia tulis. “Gil.” ** Dom telah memiliki rumah yang lumayan besar. Namun, dia tidak menempati rumah itu sendirian bersama istri dan anaknya. Melainkan bersama para anak-anak yang orang tuanya tewas akibat kekejaman

  • Inheritance   Akhir Yang Indah

    Perlahan Sonya membuka mata. Dia sangat terkejut dan mencoba berdiri. Namun kakinya lemah tidak mampu menahan tubuhnya. “Kenapa dengan kakiku? Kenapa aku tidak bisa merasakannya?” Sonya berkali-kali mencoba berdiri dan tidak bisa. Dia menatap ke semua orang dan berteriak. “Siapa kalian? Aku wanita berkuasa dan aku …” Sonya tidak melanjutkan ucapannya karena tidak mengetahui jati dirinya. “Siapa aku? Argh!” Sonya meronta-ronta dan segera di bawa oleh petugas medis. Gil hanya melihat dengan sinis. “Kau mendapatkan apa yang kau taman, Sonya,” ucapnya pelan. Saat Gil berjalan menelusuri tempat itu, pemuda yang diselamatkannya berlari menemuinya. “Tuan Gil, terima kasih atas segalanya. Aku berkumpul kembali dengan adik dan ibuku,” ucapnya menunjuk ke arah adik dan ibunya yang tersenyum. “Kau juga telah menyelamatkanku di medan perang. Ngomong-ngomong siapa namamu?” “Aku Andy. Dan aku ingin menjadi sepertimu, Pembasmi Penyihir,” ucap

  • Inheritance   Kemenangan

    Terlihat kulit wajah Ania melepuh. Dia menggunakan kekuatan untuk menyembuhkan lukanya. Namun, yang terjadi wajahnya menghitam bagai terpanggang. Serbuk itu telah dimantrai olehnya dengan mantra yang sangat kuat sehingga tidak bisa di sembuhkan. Senjata makan tuan, istilah yang tepat untuknya.“Sudah cukup. Kini saatnya kau mati, Jani,” teriaknya dengan kesal. Ania membuat duri-duri di tubuhnya seakan hidup. Duri itu berubah menjadi ruh hitam dengan wajah-wajah manusia yang berteriak seakan kesakitan. Jani terkejut saat dirinya dikelilingi ruh-ruh itu.“Hahaha, sebentar lagi kau akan menjadi seperti mereka,” ucap Ania.“Siapa mereka, Ania?” teriak Jani merasakan hawa panas setiap ruh-ruh itu menembusnya.“Itu adalah jiwa para manusia yang menyembahku dan yang aku bunuh untuk kujadikan tumbal. Selamanya jiwa mereka akan terikat padaku dan menjadi budak Iblis Hitam, hahaha. Kini jiwa-jiwa ini akan membuatmu ma

  • Inheritance   Terbakar

    Bayangan hitam yang sangat besar terlihat begitu mengerikan. Iblis Hitam menampakkan diri di tengah medan perang. Jani membuka telapak tangannya yang bersinar. Dia melirik ke arah Ken yang tidak terlalu jauh darinya. Pedang belati emas yang bersinar merah, tiba-tiba berubah putih persis seperti sinar di tangan Jani. Sinar itu semakin besar mengelilingi lembah.Jani dan Ken menggunakan sinar itu untuk melindungi pasukan mereka yang berada di balik bebatuan untk berlindung.Bayangan iblis hitam pelahan menghilang di barengi dengan kemunculan wujudnya. Iblis itu berdiri di depan Ania.“Hem. Jadi kau yang di tunjuk Ratu Putih untuk mengalahkanku? Hahaha, sungguh mengecewakan.”Tangan iblis itu mengarah ke depan mengeluarkan api yang menyerang Jani dan Ken. Secepatnya Ken berlari melindungi Jani dengan menahan api itu menggunakan pedang belati emas. Jani mengambil kesempatan saat Iblis Hitam teralihkan perhatiannya menghadapi Ken dengan menyerang A

  • Inheritance   Pasukan Kadal

    Di medan pertempuran, masih terjadi saling bunuh antara mahkluk perjaga dengan pasukan di pihak Jani. Terlihat badut-badut lucu melompat-lompat membuat pembasmi penyihir merasa mudah menghabisinya tanpa rasa takut. Kaca mata canggih itu benar-benar menghabisi mahkluk tak bermata kesayangan Ania. Elang-elang raksasa mencengkeram mereka dengan cakar-cakar tajam lalu membawanya ke udara yang tinggi dan menjatuhkan para mahkluk hingga hancur di tanah.Di dalam lingkaran serbuk emas, Fred kembali berdiri lebih dekat di depan Ania. Mulutnya masih mengucap mantra. Ania turun dari kereta berjalan beberapa langkah mendekati Fred. “Kau tidak bisa mengelabuhiku. Kau pikir sebuk emasmu bisa menghalangiku?” Ania menepuk kedua tangannya yang mengeluarkan kabut hitam dan langsung menyelimuti serbuk emas.Seketika serbuk emas itu meleleh dan memudar. Mantra di mulut Fred berhenti. Serbuk-serbuk itu tidak lagi kembali kepadanya. Namun, ada yang aneh dengan pemandangan di de

  • Inheritance   Pasukan Kedua

    Portal meledak membuatnya tertutup. Ania segera menoleh dengan wajah terkejut. Tidak ada lagi jalan masuk instan dari istana ke medan perang. Dave, Mel dan Dua secepatnya bersembunyi di tempat gelap menunggu situasi aman untuk menuju teman-teman mereka di sisi berlawanan.“Sial, siapa yang melakukannya?” teriak Ania memandang sekitarnya.Dave dan Mel bersembunyi di balik tubuh mahkluk penjaga yang besar sehingga terhindar dari pandangan Ania. Dua bersembunyi di bawah keretanya dengan menahan nafas. Ania kembali menatap pertempuran dan memerintah mahkluk penjaga untuk bersiap maju.Di tengah medan pertempuran, terlihat pasukan penyihir baru dengan mudah di kalahkan oleh pasukan pertama pimpinan Ken. Gil terlihat dengan brutal mencari keberadaan Ken. Suami Jani itu menggenggam belati hijau menuju temannya.Para penyihir baru berdiri di depannya untuk menghalangi jalannya.Mata mereka menguning dengan erangan. Ken menggenggam belati hijau dan berl

  • Inheritance   Hari Perang

    Mahkluk tak bermata keluar dari sinar yang terpencar di kegelapan. Mereka bersujud di depan Ania dengan mengerang. Mahkluk yang lain terlihat menyambut kedatangan mereka dan menyahut erangan itu dengan erangan khas masing-masing. Ania terlihat sangat puas dan bahagia. Tangannya mengarah ke atas mengeluarkan kilatan yang menjadi satu dengan awan hitam yang kini menjadi merah menyala.Pemuda yang telah di ubah oleh Gil, memakai jubah yang sama dengan para penyihir baru. Perlahan dia masuk ke dalam barisan. Berjalan maju selangkah demi selangkah mencari ibu dan adiknya yang masih menjadi penyihir.“Ibu, aku menemukanmu.” Pemuda itu melihat wajah ibunya di balik tudung yang berubah buruk rupa. Perlahan dia menarik ibunya yang masih di bawah pengaruh sihir dengan terdiam dalam barisan. Hingga sampai di belakang, pemuda itu melihat ke segala arah memastikan aman. Diam-diam dia membawa ibunya ke balik tembok dan menyandarkannya di sana dengan posisi duduk. Dia men

  • Inheritance   Baju Perang

    Suara itu samar,namun sangat jelas. Jani dan Ken langsung menoleh ke belakang mencari sumber suara. Hanya ada kegelapan yang di temani suara burung hantu. “Kau dengar itu, Ken?” tanya Jani memandang sekitar.“Aku mendengarnya. Tapi, siapa yang memanggilmu?” Ken melangkah ke depan mengawasi ke seluruh tempat itu dengan mata supernya. Tetap dia tidak melihat apapun. Ken kembali mundur dan mengajak Jani menuju mobil. Saat mereka hendak masuk ke dalam mobil, suara memanggil itu terdengar lagi. Kali ini lebih keras dari sebelumnya.“Jani.”Seketika mereka berdua menoleh ke belakang dan terkejut melihat ruh Ibu Jani dengan bersinar terang tersenyum ke arah mereka.“Ibu!” teriak Jani segera berlari ke arah ibunya. Tangannya menyentuh tangan ibunya yang tembus. Terlihat kerlipan sinar terpancar di seluruh tubuh wanita yang telah melahirkannya. Jani tidak kuasa menahan air mata yang akhirnya tumpah membasahi pi

  • Inheritance   Membuka Pelindung

    Langit bergemuruh disertai kilatan petir yang dasyat. Tanah membelah mengeluarkan semburan api yang mengucur ke atas. “Bangkitlah, para mahklukku!” teriakan Ania membuat suara gemuruh dan langit menjadi merah menyala.Munculah sosok-sosok aneh setelah semburan api menghilang. Wajah babi dengan tubuh manusia yang tinggi dan besarnya dua kali ukuran manusia biasa. Ada pula yang mendesis seperti binatang melata tetap dengan tubuh manusia namun wajahnya menyerupai kadal dengan ekor yang panjang. Semua berjalan mendekati Ania dan tunduk di hadapannya.Jani menatap langit merah di atas istana hitam yang nampak dari kejauhan. Dia menggunakan kekuatan matanya untuk melihat apa yang terjadi di istana itu. Jani berbalik menatap Ken dan juga Tuan Donovan yang berada di belakangnya. “Kalian tidak akan suka dengan apa yang aku lihat. Mahkluk yang baru muncul lebih mengerikan dari yang sebelumnya tapi sangat lambat,” ucap Jani.“Dari mana kau tah

DMCA.com Protection Status