Jani menatap kekasihnya dengan mata yang terlihat basah.
"Tentu saja, sayang. Aku mau menikah denganmu," jawab Jani yang membuat Ken terlihat sangat bahagia.
Segera Ken memasangkan cincin di jari manis milik Jani. Cincin itu terlihat sangat indah melingkar di jarinya.Ken berdiri dan memeluk Jani dengan erat dan memutar tubuhnya. Mereka saling pandang dan kembali menyatukan bibir mereka penuh cinta. Saat Ken masih asyik menikmati lekukan indah leher Jani, gadis itu bertanya kepadanya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku. Apa maksudmu menahan satu hari lagi?" Pertanyaan Jani membuat Ken menghentikan ciumannya.
"Aku ingin kita menikah besuk," jawabnya yang membuat Jani terkejut.
"Besuk? Tapi bagaimana mungkin? Siapa yang akan menikahkan kita?"
"Jangan kau pikirkan masalah itu. Serahkan saja padaku. Sekarang aku mau merayakan ulang tahunku dengan calon istriku." Ken mendekati piringan hitam dan mengganti dengan lagu yang bernada lebih cepat.
Ken bersama Dave, Gil dan Fred harus pergi ke kota dan menyelinap menuju tempat persembunyian teman Fred yang akan diminta menikahkan Ken dan Jani.Mereka bertemu di ruang bawah tanah sebuah rumah mewah yang kini sepi. Keluarga pemilik rumah itu pindah ke ruang bawah tanah untuk berlindung."Aku senang kau baik-baik saja bersama keluargamu. Tapi aku butuh bantuanmu untuk menikahkan pemuda ini dengan kekasihnya. Mereka harus menikah besuk," ucap Fred yang membuat temannya mengerutkan keningnya."Apakah mereka yang kau ceritakan akan membuat keadaan kota ini kembali seperti semula?" tanya temannya yang bernama Jack."Iya, benar. Kau harus membantu mereka," jawab Fred."Baiklah, dimana mereka akan menikah?" tanya Jack."Di sebuah lumbung yang lumayan jauh dari sini. Kau harus ikut kami sekarang," ajak Fred.Dengan segera Jack mengganti bajunya dan membawa tas. Dia mengikuti Fred yang masuk ke dalam mobil van bersama Ken dan yang lain.
Tiga Nehul masuk melewati serbuk yang hilang akibat ledakan. Pembasmi penyihir yang berada di depannya langsung menyerang saat Tuan Donovan meneriakkan perintahnya. Mereka harus terpental berkali-kali dengan serangan kekuatan Nehul yang besar. Dave dan Gil yang telah berganti memakai jas, segera keluar dengan senjata mereka. “Dor, dor, dor!” tembakan canggih dan besar langsung mengarah kepada para Nehul yang hanya bisa mundur beberapa langkah. Fred dengan cepat mengucap mantra lalu mengangkat tangannya ke atas yang membuat serbuk emasnya ikut melayang. Kata-kata kuno keluar dari mulutnya dengan pandangannya yang tajam. Serbuk emasnya membentuk anak panah yang siap melesat ke sasarannya. Merasa terancam nyawanya, Nehul menghentikan serangannya dan berjalan mundur. Fred tersenyum tipis dan berteriak memerintah serbuknya untuk menyerang para Nehul itu. “Argh!” Seketika serbuk emas yang membentuk anak panah melesat dengan cepat da
“Menara?” tanya Dave memandang Tuan Donovan yang tanpa ekpresi dan segera menuju mobilnya. Dia bersama para kesatrianya segera meninggalkan lumbung yang terlihat porak- porandah. Langit yang terang seketika kembali gelap bersamaan dengan perginya Ken dan Jani.Mel membunyikan bel mobilnya untuk mengkode Dave agar segera naik dan pergi bersama Bi Inah, Fred dan Jack yang duduk di belakang. Namun berbeda dengan Gil yang memilih masuk ke dalam lumbung bersama wanita yang baru saja menjadi pembasmi penyihir.“Sayang sekali tempat ini yang terlihat bagus disia-siakan begitu saja. Mungkin kau mau menemaniku semalam di sini sambil melihat langit hitam yang kelam?” tanya Gil dengan merayu.“Hem, memang bagus, sih. Yah, aku akan menemanimu sebentar. Wanita itu duduk di samping Gil yang memandang ke altar.“Apa kita hanya akan berdiam tanpa melakuan apapun?” tanya Gil yang mulai mendekat.“Memangnya kau mau mel
Di tempat persembunyian, para manusia yang ada di sana menjalankan hari-hari mereka dengan baik. Dom terlihat begitu bersemangat dan bahagia karena telah menjalin kasih dengan Cela, wanita yang dicarinya selama ini.Sesekali Dom mencuri cium kearah Cela di setiap ada kesempatan. Merekapun sering menghilang beberapa saat untuk bercinta dan menunjukkan perasaan mereka.“Apa yang akan kita lakukan jika seandainya semua kegelapan ini berakhir?” tanya Cela.“Aku akan membangun rumah agar kita bisa membina keluarga dengan anak-anak kita yang banyak. Dari dulu aku selalu ingin berumah tangga,” jawab Dom yang membuat Cela salah tinggkah.“Apakah itu berarti kau akan menikahiku?”“Tentu saja jika kau mau menerimaku.”Dom mengecup tangan Cela dengan mesra lalu memeluknya. Saat keduanya asyik menikmati kebersamaan, tiba-tiba seseorang berlari kearah mereka.“Nona Cela, istriku akan melahirkan
Sejak kota itu menjadi gelap dan terkurung di dalam pelindung para penyihir, warga kota menjadi kelaparan. Beberapa dari mereka terpaksa keluar dari persembunyian untuk mencari makanan dengan cara menjarah.Sonya hanya duduk dan diam di dalam mobilnya melihat para pasukannya menyiksa warga yang berhasil mereka temui. Dia membisikkan kepada pengawalnya untuk menghentikan aksi mereka dan membiarkan para warga melakukan penjarahan dan berebut makanan.“Mereka akan menjadi liar seperti binatang. Setelah itu tidak akan ada cara lain untuk tidak menjadi pengikut kami, hahaha,” ucapnya pelan dan kembali bersandar saat mobilnya berjalan menuju suatu tempat.Di Istana Hitam, Ania berdiri di depan cermin sambil memandang wajahnya yang cantik. Tubuhnya dibalut gaun putih indah dengan permata yang menghiasinya.“Bagaimana dengan Sonya? Apa dia melakukan tugasnya dengan sangat baik?” tanya Ania.“Yah, dia bisa kita andalkan untuk s
Salah satu penyihir membawa gadis itu masuk ke sebuah kamar. Seorang wanita yang tinggal di Istana Hitam dan menjadi pelayan, segera membantunya bersiap. Gadis itu membuka bajunya dan masuk ke dalam bath up yang berisi air hangat dengan busa wangi.Dia tersenyum dengan semua fasilitas yang disediakan untuknya. Tubuhnya digosok dan disiram wewangian. Setelah selesai mandi, dia dibantu memakai gaun panjang yang sangat indah. Rambutnya di tata dengan rapi dan dipasangkan perhiasan yang mewah.“Kau sudah siap, Nona. Sebentar lagi Tuan Skuller akan menjemputmu,” ucap pelayan yang meninggalkan kamar.“Kenapa mereka mendandaniku dengan sangat cantik? Apa yang mereka inginkan dariku?” tanyanya pada diri sendiri.Tidak lama seseorang membuka pintu dan masuk ke dalam. Skuller menatap gadis itu dengan pandangan licik.“Kau sangat cantik. Apa kau tahu jika keberadaanmu sangat berarti buat Ratuku?” tanya Skuller sambil membel
Iblis hitam tiba-tiba muncul di depan Jani dan membuat semua orang semakin ketakutan. Suaranya menggelegar dan memekakkan telinga. Jani sebenarnya sangat terkejut namun tidak diperlihatkan.Iblis itu mendekat dan menatap kearah Jani. Dia begitu terkejut melihat aura yang muncul dari seorang wanita muda yang menjadi lawannya.“Jadi kau memilih melawanku?” tanyanya.“Yah, aku akan melawanmu sampai kapanpun,” jawab Jani menantang.“Kalau begitu terima ini!” teriaknya melempar halilintar dari kekuatan Ania yang dipegangnya.Namun, tiba-tiba tubuh Jani terbungkus sinar putih yang menyilaukan. Sepasang mata menatap iblis itu dengan sangat tajam. Tidak ada wujudnya, hanya tatapan yang membuat iblis itu melangkah mundur. Halilintar masih berada di tangannya yang tidak jadi terlempar“Dia akan terkalahkan oleh pengikutku. Setelah itu kita akan kembali bertarung,” ucapnya kepada sepasang mata itu yang ke
“Tidak!”Teriak Jani yang tiba-tiba. Ken segera menutup mulutnya agar tidak kembali bersuara. Tangannya mengarah kearah luar untuk memberi tahu bahwa banyak orang berseliweran di depan raestoran tertutup yang mereka tempati.Mereka berdua terdiam sampai semua orang yang melewatinya. Terdengar suara yang mengatakan bahwa sebentar lagi mereka akan ikut menyerang kota sebelah. Ken menyimaknya dengan seksama.“Sepertinya mereka sudah mulai memperlebar daerah kekuasaannya. Tapi sampai sekarang Tuan Donovan belum juga memberitahu kita. Atau mungkin mereka belum mengetahuinya,” bisk Ken.“Bagaimana jika kita ikuti mereka agar kita bisa tahu lebis jelas?” tanya Jani.“Tidak perlu. Mereka hanya pengikut biasa. Aku yakin yang menyusup bukan orang biasa. Kita harus mencari tahu siapa yang mereka tugaskan untuk memimpin penyusupan ke sana.”Mereka berdua bersandar kembali ke meja bar. Jani mengusap wajahny
Sebuah rumah sakit yang serba putih, terlihat banyak perawat pria dan wanita menjaga sebuah ruangan di mana banyak orang-orang yang kehilangan akalnya. Rumah sakit jiwa yang terletak di kota terpencil sangat jauh dengan kota yang kini terbebas dari Ratu Jahat. Sonya duduk di salah satu kursi dengan pakaian putih yang mengikat tubuhnya. “Aku adalah wanita penguasa. Tapi … siapa aku? Hahaha ,” ucapnya lirih yang kemudian tertawa dengan kencang dan meronta. Dua perawat laki-laki segera memberinya suntikan penenang lalu membawanya ke sebuah ruangan kecil yang menjadi kamarnya. Di dinding ruangan itu tertulis sebuah nama dengan menggunakan kuku. Matanya hampir terpejam akibat obat penenang. Tapi sebelumnya wanita itu sempat mengucapkan nama yang dia tulis. “Gil.” ** Dom telah memiliki rumah yang lumayan besar. Namun, dia tidak menempati rumah itu sendirian bersama istri dan anaknya. Melainkan bersama para anak-anak yang orang tuanya tewas akibat kekejaman
Perlahan Sonya membuka mata. Dia sangat terkejut dan mencoba berdiri. Namun kakinya lemah tidak mampu menahan tubuhnya. “Kenapa dengan kakiku? Kenapa aku tidak bisa merasakannya?” Sonya berkali-kali mencoba berdiri dan tidak bisa. Dia menatap ke semua orang dan berteriak. “Siapa kalian? Aku wanita berkuasa dan aku …” Sonya tidak melanjutkan ucapannya karena tidak mengetahui jati dirinya. “Siapa aku? Argh!” Sonya meronta-ronta dan segera di bawa oleh petugas medis. Gil hanya melihat dengan sinis. “Kau mendapatkan apa yang kau taman, Sonya,” ucapnya pelan. Saat Gil berjalan menelusuri tempat itu, pemuda yang diselamatkannya berlari menemuinya. “Tuan Gil, terima kasih atas segalanya. Aku berkumpul kembali dengan adik dan ibuku,” ucapnya menunjuk ke arah adik dan ibunya yang tersenyum. “Kau juga telah menyelamatkanku di medan perang. Ngomong-ngomong siapa namamu?” “Aku Andy. Dan aku ingin menjadi sepertimu, Pembasmi Penyihir,” ucap
Terlihat kulit wajah Ania melepuh. Dia menggunakan kekuatan untuk menyembuhkan lukanya. Namun, yang terjadi wajahnya menghitam bagai terpanggang. Serbuk itu telah dimantrai olehnya dengan mantra yang sangat kuat sehingga tidak bisa di sembuhkan. Senjata makan tuan, istilah yang tepat untuknya.“Sudah cukup. Kini saatnya kau mati, Jani,” teriaknya dengan kesal. Ania membuat duri-duri di tubuhnya seakan hidup. Duri itu berubah menjadi ruh hitam dengan wajah-wajah manusia yang berteriak seakan kesakitan. Jani terkejut saat dirinya dikelilingi ruh-ruh itu.“Hahaha, sebentar lagi kau akan menjadi seperti mereka,” ucap Ania.“Siapa mereka, Ania?” teriak Jani merasakan hawa panas setiap ruh-ruh itu menembusnya.“Itu adalah jiwa para manusia yang menyembahku dan yang aku bunuh untuk kujadikan tumbal. Selamanya jiwa mereka akan terikat padaku dan menjadi budak Iblis Hitam, hahaha. Kini jiwa-jiwa ini akan membuatmu ma
Bayangan hitam yang sangat besar terlihat begitu mengerikan. Iblis Hitam menampakkan diri di tengah medan perang. Jani membuka telapak tangannya yang bersinar. Dia melirik ke arah Ken yang tidak terlalu jauh darinya. Pedang belati emas yang bersinar merah, tiba-tiba berubah putih persis seperti sinar di tangan Jani. Sinar itu semakin besar mengelilingi lembah.Jani dan Ken menggunakan sinar itu untuk melindungi pasukan mereka yang berada di balik bebatuan untk berlindung.Bayangan iblis hitam pelahan menghilang di barengi dengan kemunculan wujudnya. Iblis itu berdiri di depan Ania.“Hem. Jadi kau yang di tunjuk Ratu Putih untuk mengalahkanku? Hahaha, sungguh mengecewakan.”Tangan iblis itu mengarah ke depan mengeluarkan api yang menyerang Jani dan Ken. Secepatnya Ken berlari melindungi Jani dengan menahan api itu menggunakan pedang belati emas. Jani mengambil kesempatan saat Iblis Hitam teralihkan perhatiannya menghadapi Ken dengan menyerang A
Di medan pertempuran, masih terjadi saling bunuh antara mahkluk perjaga dengan pasukan di pihak Jani. Terlihat badut-badut lucu melompat-lompat membuat pembasmi penyihir merasa mudah menghabisinya tanpa rasa takut. Kaca mata canggih itu benar-benar menghabisi mahkluk tak bermata kesayangan Ania. Elang-elang raksasa mencengkeram mereka dengan cakar-cakar tajam lalu membawanya ke udara yang tinggi dan menjatuhkan para mahkluk hingga hancur di tanah.Di dalam lingkaran serbuk emas, Fred kembali berdiri lebih dekat di depan Ania. Mulutnya masih mengucap mantra. Ania turun dari kereta berjalan beberapa langkah mendekati Fred. “Kau tidak bisa mengelabuhiku. Kau pikir sebuk emasmu bisa menghalangiku?” Ania menepuk kedua tangannya yang mengeluarkan kabut hitam dan langsung menyelimuti serbuk emas.Seketika serbuk emas itu meleleh dan memudar. Mantra di mulut Fred berhenti. Serbuk-serbuk itu tidak lagi kembali kepadanya. Namun, ada yang aneh dengan pemandangan di de
Portal meledak membuatnya tertutup. Ania segera menoleh dengan wajah terkejut. Tidak ada lagi jalan masuk instan dari istana ke medan perang. Dave, Mel dan Dua secepatnya bersembunyi di tempat gelap menunggu situasi aman untuk menuju teman-teman mereka di sisi berlawanan.“Sial, siapa yang melakukannya?” teriak Ania memandang sekitarnya.Dave dan Mel bersembunyi di balik tubuh mahkluk penjaga yang besar sehingga terhindar dari pandangan Ania. Dua bersembunyi di bawah keretanya dengan menahan nafas. Ania kembali menatap pertempuran dan memerintah mahkluk penjaga untuk bersiap maju.Di tengah medan pertempuran, terlihat pasukan penyihir baru dengan mudah di kalahkan oleh pasukan pertama pimpinan Ken. Gil terlihat dengan brutal mencari keberadaan Ken. Suami Jani itu menggenggam belati hijau menuju temannya.Para penyihir baru berdiri di depannya untuk menghalangi jalannya.Mata mereka menguning dengan erangan. Ken menggenggam belati hijau dan berl
Mahkluk tak bermata keluar dari sinar yang terpencar di kegelapan. Mereka bersujud di depan Ania dengan mengerang. Mahkluk yang lain terlihat menyambut kedatangan mereka dan menyahut erangan itu dengan erangan khas masing-masing. Ania terlihat sangat puas dan bahagia. Tangannya mengarah ke atas mengeluarkan kilatan yang menjadi satu dengan awan hitam yang kini menjadi merah menyala.Pemuda yang telah di ubah oleh Gil, memakai jubah yang sama dengan para penyihir baru. Perlahan dia masuk ke dalam barisan. Berjalan maju selangkah demi selangkah mencari ibu dan adiknya yang masih menjadi penyihir.“Ibu, aku menemukanmu.” Pemuda itu melihat wajah ibunya di balik tudung yang berubah buruk rupa. Perlahan dia menarik ibunya yang masih di bawah pengaruh sihir dengan terdiam dalam barisan. Hingga sampai di belakang, pemuda itu melihat ke segala arah memastikan aman. Diam-diam dia membawa ibunya ke balik tembok dan menyandarkannya di sana dengan posisi duduk. Dia men
Suara itu samar,namun sangat jelas. Jani dan Ken langsung menoleh ke belakang mencari sumber suara. Hanya ada kegelapan yang di temani suara burung hantu. “Kau dengar itu, Ken?” tanya Jani memandang sekitar.“Aku mendengarnya. Tapi, siapa yang memanggilmu?” Ken melangkah ke depan mengawasi ke seluruh tempat itu dengan mata supernya. Tetap dia tidak melihat apapun. Ken kembali mundur dan mengajak Jani menuju mobil. Saat mereka hendak masuk ke dalam mobil, suara memanggil itu terdengar lagi. Kali ini lebih keras dari sebelumnya.“Jani.”Seketika mereka berdua menoleh ke belakang dan terkejut melihat ruh Ibu Jani dengan bersinar terang tersenyum ke arah mereka.“Ibu!” teriak Jani segera berlari ke arah ibunya. Tangannya menyentuh tangan ibunya yang tembus. Terlihat kerlipan sinar terpancar di seluruh tubuh wanita yang telah melahirkannya. Jani tidak kuasa menahan air mata yang akhirnya tumpah membasahi pi
Langit bergemuruh disertai kilatan petir yang dasyat. Tanah membelah mengeluarkan semburan api yang mengucur ke atas. “Bangkitlah, para mahklukku!” teriakan Ania membuat suara gemuruh dan langit menjadi merah menyala.Munculah sosok-sosok aneh setelah semburan api menghilang. Wajah babi dengan tubuh manusia yang tinggi dan besarnya dua kali ukuran manusia biasa. Ada pula yang mendesis seperti binatang melata tetap dengan tubuh manusia namun wajahnya menyerupai kadal dengan ekor yang panjang. Semua berjalan mendekati Ania dan tunduk di hadapannya.Jani menatap langit merah di atas istana hitam yang nampak dari kejauhan. Dia menggunakan kekuatan matanya untuk melihat apa yang terjadi di istana itu. Jani berbalik menatap Ken dan juga Tuan Donovan yang berada di belakangnya. “Kalian tidak akan suka dengan apa yang aku lihat. Mahkluk yang baru muncul lebih mengerikan dari yang sebelumnya tapi sangat lambat,” ucap Jani.“Dari mana kau tah