Home / Fantasi / Inheritance / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Inheritance: Chapter 121 - Chapter 130

141 Chapters

Melepas Rindu

Suara lantang yang kemudian menjadi serak dan menghilang. Sonya sangat terkejut melihat namanya keluar dan terpampang jelas di layar tv besar di tengah ruangan dengan semua mata tertuju kearah TV itu.Spontan semua langsung menoleh ke ruangan yang terdapat kaca besar memperlihatkan isi dari ruangannya itu. Wajah Sonya yang terkejut terlihat jelas."Apakah ada yang memiliki nama yang sama denganku?" tanyanya menggunakan microphone.Semua saling pandang dan menggeleng. Wajah Sonya semakin pucat."Kalau begitu pasti ada kesalahan. Kita akan mengacak kembali." Sonya menekan tombol untuk kedua kalinya dan namanya tetap keluar sebagai pemenang. Dia mengulangi lagi dan lagi. Hingga akhirnya memutuskan keluar dari ruangan.Dia berdiri di atas panggung kecil yang ada di samping layar tv."Karena ada gangguan, bagaimana jika kita mengundinya secara manual," ucapnya tersenyum."Tidak mau. Kami ingin kau yang tetap menjadi pemenang," ucap Satu ya
last updateLast Updated : 2021-06-23
Read more

Memberi Undangan

Gil tidak menjawab ajakan walikota. Dia terus berjalan bahkan melewati ruang VIP yang disediakan khusus untuknya. Gil melihat para wanita yang memainkan mata kepadanya. Tapi aneh, bahkan dia tidak tertarik dengan mereka."Aku ingin duduk di sini," ucapnya membuat para pejabat yang duduk di sofa mewah di depan panggung penari striptis segera menyingkir. Gil menyilangkan kakinya. Dia menatap semua pejabat kota dan berdiri mengitarinya."Bukankah seharusnya kalian menyiapkan penyerangan kota? Tapi ternyata malah bersenang-senang di sini. Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan Ania jika melihat ini," ucapnya sinis membuat para pejabat kota salah tingkah."Ka-kami sedang membicaraka masalah itu di sini. Dan kami hendak pergi menyiapkan pasukan tapi anda datang duluan." Walikota mencoba mencari alasan untuk melindungi diri."Kalian pikir aku bodoh, dasar pemalas. Pergi dari sini dan siapkan semua pasukanmu atau aku akan menggantikan kalian semua dengan yang bar
last updateLast Updated : 2021-06-26
Read more

Undangan Minum Teh

Jani masih menatap tajam ke arah dua mahkluk yang ada di depannya dengan tubuh bersinar. Ken mengamati sekitar berjaga jika mahkluk lain datang untuk menyerang.Setelah dua mahkluk itu mundur perlahan hingga persis sampai di depan gerbang, salah satu yang berada di belakang mengerang keras. Seketika para mahkluk yang lain berlari mendekat hendak menyerang Jani.Namun, wanita itu telah lenyap dari hadapan mereka tanpa jejak. Jani dan Ken mengendarai motor mereka menjauh dari istana."Apa Ania akan menerima undanganmu?" tanya Ken."Aku rasa iya. Kita tunggu saja besuk. Tapi di mana kita akan mengundangnya?" Jani menyandarkan kepalanya di punggung Ken yang belum bisa menjawab pertanyaannya. Mereka masih berkendara dengan kencang cukup lama. Ken akhirnya membawa Jani kembali ke sekolah mereka sebelumnya."Kenapa kita kembali ke sini, Sayang?" Jani turun dari boncengan motor."Lapangan sekolah ini cukup luas. Ada banyak bangunan mengelili
last updateLast Updated : 2021-06-26
Read more

Mari Berperang

Pasukan Ania masih berbaris rapi menunggu perintah. Para mahkluk berdiri dengan erangan halus bersama para penyihir. Ketua Penyihir masuk ke dalam untuk mencari ratunya. Dia tidak berani memerintahkan menyerang sebelum sang ratu mengijinkannya.Ania dan Gil keluar dari kamar dan segera diikuti para penyihir yang menjadi pengawalnya. Mereka menuju  kereta milik Ania  yang dijalankan dengan mesin. Lebih tepatnya mobil yang diubah menyerupai kereta kuda yang mewah."Maaf, Ratu. Apa kita akan menyerang sekarang?" tanya Ketua Penyihir dengan menunduk."Tidak. Suruh pasukanmu pergi dari sini. Aku akan memanggil lagi nanti!" perintah Ania yang masuk ke dalam keretanya bersama Gil.Salah satu penyihir duduk di depan kemudi menyalakan mesin dan menjalankan kereta itu. Beberapa penyihir yang mengawal menggunakan mobil mewah mengikutinya.Ania ingin datang tanpa menggunakan kekuatan menghilangnya. Dalam perjalanan dia melihat kehancuran kota dengan
last updateLast Updated : 2021-06-27
Read more

Menerima Tantangan

Ania mendekatkan tubuhnya ke depan dengan melipat kedua tangannya di meja. Matanya menatap  tajam ke mata Jani yang juga tidak berkedip."Kau benar-benar serius dengan ucapanmu?" tanya Ania menyipitkan matanya."Sangat serius. Mari, kita akhiri permusuhan ini dengan berperang di sampai salah satu dari kita mati," tantang Jani.Bibir Ania langsung melebar dengan matanya yang bersinar. Dia menarik tubuhnya mundur dan bersandar di sandaran kursinya."Ini adalah undangan terbaik yang pernah aku datangi. Aku menyukai tantanganmu." Ania mengangkat cangkirnya dan meminumnya sampai habis."Aku tahu kau pasti akan menerima tantanganku. Tapi itu ada syaratnya. Dan sebagai ratu yang berkuasa yang kini namamu telah terkenal di beberapa negara, kau harus mamatuhi persyaratan itu," Jani ikut bersandar dan tersenyum."Tidak ada yang bisa mengaturku. Aku akan melakukan apapun yang aku inginkan. Jadi jangan memberiku syarat apapun," ucapnya tegas tidak
last updateLast Updated : 2021-06-29
Read more

Siapa Aku?

Dom dan Dave akhirnya memutar mobil untuk menuju  tempat persembunyian dimana Cela berada. Dom yang berwajah tegang, terlihat tidak sabar ingin segera sampai dan mendengar langsung kabar kehamilan kekasihnya.”Aku harus segera menikahinya, Dave. Secepat mungkin,” ucapnya serius.Dave sebagai teman baiknya hanya bisa terdiam dengan sedikit tersenyum agar temannya itu tidak semakin tegang.  Mobil pun berhenti di depan gerbang yang tertutup rapat. Dom menekan tombol tersembunyi untuk berkomunikasi dengan penjaga yang ada di dalam.“Ini aku, Dom. Cepat bukakan pintu!” pintanya.Segera gerbang pintu masuk terbuka. Dom berlari ke dalam tanpa menunggu Dave yang memasukkan mobilnya. Dia mencari Cela dengan bertanya ke beberapa warga yang ada di situ. Dom menemukannya di kamar yang biasanya mereka gunakan berdua untuk memadu kasih. Dia duduk di samping Cela dan memeluknya.“Semua akan baik-baik saja, Sayang. Kita akan
last updateLast Updated : 2021-06-30
Read more

Sampai Perbatasan

Latihan yang Ken pimpim telah usai. Ken segera menuju kamarnya yang berada di dalam markas. Di dalam, Jani telah menunggu dengan duduk di atas ranjang sambil membaca novel kesukaannya. Ken masuk dengan wajah letih. Suami Jani itu langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Jani hanya melirik lalu kembali membaca.Selang lima belas menit, Ken keluar dengan aroma sabun wangi yang masih menempel di tubuhnya. Pria itu berbaring di samping Jani. Tangannya melangkul perut istrinya dengan matanya yang langsung terpejam.“Kau lelah, Sayang?” tanya Jani mengelus rambut Ken.“Lumayan,” jawab Ken singkat.“Tidurlah,” ucap Jani pelan masih mengelus rambut suaminya dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang novel. Matanya masih membaca cerita misteri pembunuhan yang selalu membuatnya melupakan segalanya. “ Aku tidak mau.” Tiba-tiba Ken masuk ke dalam selimutnya dan membuka kaos panjang yang menutupi separo
last updateLast Updated : 2021-07-02
Read more

Kabut Hitam

Magic book kembali bersinar. Sinar itu semakin besar lalu menarik tubuh Jani yang masuk ke dalamnya. Seketika buku ajaib itu tertutup dan tergeletak di atas sofa. Jani kembali memasuki ruang dimensi. Tubuhnya berputar-putar dan berhenti di tanah lapang.Dia menatap sekitar dengan penasaran. "Di mana aku?" Belum juga mendapat jawaban, Jani melihat pasukan serba putih yang berjumlah ribuan berlari ke arahnya. Perlahan dia berjalan mundur dan berbalik lalu berlari menjauh.Saat beberapa langkah, Jani melihat pasukan berbaju hitam dengan berbagai mahkluk aneh berlarian kearahnya. Saat itulah dia sadar apa yang sedang terjadi. "Ini pasti perang yang dulu terjadi antara pasukan penyihir putih dan juga penyihir hitam." Dia berhenti dan membiarkan tubuhnya tertembus kedua kubu pasukan yang kini saling membunuh."Tang, ting, tang!" Suara dentingan senjata yang saling beradu begitu nyaring dibarengi keriakan para prajurit ke dua belah pihak yang terkena senjata
last updateLast Updated : 2021-07-04
Read more

Kain Slayer

Gil masih bingung memegangi kepala. Bayangan dirinya sebelumnya, mulai nampak bagai kepingan puzzle yang acak. Gil berjalan menuju lemari mengambil belati hijau yang disembunyikannya di balik punggung yang tertutup jas.Gil keluar dari kamar Skuller untuk mencari Ania. Dia memasuki kamar mewah berwarna putih. Ania telah selesai melakukan ritual wajibnya menemui Iblis Hitam. Dia duduk di depan meja rias yang penuh ukiran klasik."Sudah bosan berkeliling kota tanpa arah?" tanya Ania mengejutkan Gil. Menahan raut wajahnya agar tidak terlihat terkejut, Gil hanya diam dan membuka jasnya.Dia melempar ke sembarang arah lalu menyibakkan rambut Ania. Terlihat tengkuk ratu yang yang panjang dan indah. Perlahan Gil mengecup dengan hidungnya yang mengesab harum wangi tubuh Ania yang membuatnya ketagihan."Tidak ada yang menarik di luar sana. Kau lebih menarik buatku." Gil membalik pundak Ania dan mulai melumat bibir tipis yang merah merekah.Ania terlihat men
last updateLast Updated : 2021-07-06
Read more

Bersiap

Zurah dan Fred masih mencampur kekuatan sihir putih dan serbuk emas. Serbuk itu melayang di udara dengan sinar yang semakin menyolok. Zurah menoleh ke arah Jani. Mereka saling bertatapan seolah mengerti pikiran masing-masing."Apa kau benar akan melakukan itu, sayang?" tanya Ken menggeser tubuhnya menjauh dari Jani yang telah bersiap-siap dengan mengangkat kardus besar seoarng diri."Sampai ketemu sepuluh detik lagi, Ken," ucap Jani.Seketika istri Ken itu menghilang dan berada di luar pelindung. Dia membuka tutup kardus. Zurah dan Fred mengarahkan tangan mereka memberi perintah campuran serbuk emas dengan kekuatan sihir putih untuk masuk ke dalam.Keluar sinar yang berkerlap-kerlip dari dalam kardus itu ke udara yang segera di halangi oleh pelindung dari mantra Fred. Seketika sinar berkerlip memantul ke bawah masuk kembali ke dalam kardus hingga akhirnya menghilang.Ken menghitung detikan waktu. "Lima, empat, ayo sayang kau harus kembali. Dua, sa ..
last updateLast Updated : 2021-07-08
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status