Beranda / Fantasi / Inheritance / Melepas Rindu

Share

Melepas Rindu

Penulis: MerryZumer
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-23 23:01:24

Suara lantang yang kemudian menjadi serak dan menghilang. Sonya sangat terkejut melihat namanya keluar dan terpampang jelas di layar tv besar di tengah ruangan dengan semua mata tertuju kearah TV itu.

Spontan semua langsung menoleh ke ruangan yang terdapat kaca besar memperlihatkan isi dari ruangannya itu. Wajah Sonya yang terkejut terlihat jelas.

"Apakah ada yang memiliki nama yang sama denganku?" tanyanya menggunakan microphone.

Semua saling pandang dan menggeleng. Wajah Sonya semakin pucat.

"Kalau begitu pasti ada kesalahan. Kita akan mengacak kembali." Sonya menekan tombol untuk kedua kalinya dan namanya tetap keluar sebagai pemenang. Dia mengulangi lagi dan lagi. Hingga akhirnya memutuskan keluar dari ruangan.

Dia berdiri di atas panggung kecil yang ada di samping layar tv.

"Karena ada gangguan, bagaimana jika kita mengundinya secara manual," ucapnya tersenyum.

"Tidak mau. Kami ingin kau yang tetap menjadi pemenang," ucap Satu ya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Inheritance   Memberi Undangan

    Gil tidak menjawab ajakan walikota. Dia terus berjalan bahkan melewati ruang VIP yang disediakan khusus untuknya. Gil melihat para wanita yang memainkan mata kepadanya. Tapi aneh, bahkan dia tidak tertarik dengan mereka."Aku ingin duduk di sini," ucapnya membuat para pejabat yang duduk di sofa mewah di depan panggung penari striptis segera menyingkir. Gil menyilangkan kakinya. Dia menatap semua pejabat kota dan berdiri mengitarinya."Bukankah seharusnya kalian menyiapkan penyerangan kota? Tapi ternyata malah bersenang-senang di sini. Aku ingin tahu apa yang akan dilakukan Ania jika melihat ini," ucapnya sinis membuat para pejabat kota salah tingkah."Ka-kami sedang membicaraka masalah itu di sini. Dan kami hendak pergi menyiapkan pasukan tapi anda datang duluan." Walikota mencoba mencari alasan untuk melindungi diri."Kalian pikir aku bodoh, dasar pemalas. Pergi dari sini dan siapkan semua pasukanmu atau aku akan menggantikan kalian semua dengan yang bar

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Inheritance   Undangan Minum Teh

    Jani masih menatap tajam ke arah dua mahkluk yang ada di depannya dengan tubuh bersinar. Ken mengamati sekitar berjaga jika mahkluk lain datang untuk menyerang.Setelah dua mahkluk itu mundur perlahan hingga persis sampai di depan gerbang, salah satu yang berada di belakang mengerang keras. Seketika para mahkluk yang lain berlari mendekat hendak menyerang Jani.Namun, wanita itu telah lenyap dari hadapan mereka tanpa jejak. Jani dan Ken mengendarai motor mereka menjauh dari istana."Apa Ania akan menerima undanganmu?" tanya Ken."Aku rasa iya. Kita tunggu saja besuk. Tapi di mana kita akan mengundangnya?" Jani menyandarkan kepalanya di punggung Ken yang belum bisa menjawab pertanyaannya. Mereka masih berkendara dengan kencang cukup lama. Ken akhirnya membawa Jani kembali ke sekolah mereka sebelumnya."Kenapa kita kembali ke sini, Sayang?" Jani turun dari boncengan motor."Lapangan sekolah ini cukup luas. Ada banyak bangunan mengelili

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-26
  • Inheritance   Mari Berperang

    Pasukan Ania masih berbaris rapi menunggu perintah. Para mahkluk berdiri dengan erangan halus bersama para penyihir. Ketua Penyihir masuk ke dalam untuk mencari ratunya. Dia tidak berani memerintahkan menyerang sebelum sang ratu mengijinkannya.Ania dan Gil keluar dari kamar dan segera diikuti para penyihir yang menjadi pengawalnya. Mereka menuju kereta milik Ania yang dijalankan dengan mesin. Lebih tepatnya mobil yang diubah menyerupai kereta kuda yang mewah."Maaf, Ratu. Apa kita akan menyerang sekarang?" tanya Ketua Penyihir dengan menunduk."Tidak. Suruh pasukanmu pergi dari sini. Aku akan memanggil lagi nanti!" perintah Ania yang masuk ke dalam keretanya bersama Gil.Salah satu penyihir duduk di depan kemudi menyalakan mesin dan menjalankan kereta itu. Beberapa penyihir yang mengawal menggunakan mobil mewah mengikutinya.Ania ingin datang tanpa menggunakan kekuatan menghilangnya. Dalam perjalanan dia melihat kehancuran kota dengan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • Inheritance   Menerima Tantangan

    Ania mendekatkan tubuhnya ke depan dengan melipat kedua tangannya di meja. Matanya menatap tajam ke mata Jani yang juga tidak berkedip."Kau benar-benar serius dengan ucapanmu?" tanya Ania menyipitkan matanya."Sangat serius. Mari, kita akhiri permusuhan ini dengan berperang di sampai salah satu dari kita mati," tantang Jani.Bibir Ania langsung melebar dengan matanya yang bersinar. Dia menarik tubuhnya mundur dan bersandar di sandaran kursinya."Ini adalah undangan terbaik yang pernah aku datangi. Aku menyukai tantanganmu." Ania mengangkat cangkirnya dan meminumnya sampai habis."Aku tahu kau pasti akan menerima tantanganku. Tapi itu ada syaratnya. Dan sebagai ratu yang berkuasa yang kini namamu telah terkenal di beberapa negara, kau harus mamatuhi persyaratan itu," Jani ikut bersandar dan tersenyum."Tidak ada yang bisa mengaturku. Aku akan melakukan apapun yang aku inginkan. Jadi jangan memberiku syarat apapun," ucapnya tegas tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-29
  • Inheritance   Siapa Aku?

    Dom dan Dave akhirnya memutar mobil untuk menuju tempat persembunyian dimana Cela berada. Dom yang berwajah tegang, terlihat tidak sabar ingin segera sampai dan mendengar langsung kabar kehamilan kekasihnya.”Aku harus segera menikahinya, Dave. Secepat mungkin,” ucapnya serius.Dave sebagai teman baiknya hanya bisa terdiam dengan sedikit tersenyum agar temannya itu tidak semakin tegang. Mobil pun berhenti di depan gerbang yang tertutup rapat. Dom menekan tombol tersembunyi untuk berkomunikasi dengan penjaga yang ada di dalam.“Ini aku, Dom. Cepat bukakan pintu!” pintanya.Segera gerbang pintu masuk terbuka. Dom berlari ke dalam tanpa menunggu Dave yang memasukkan mobilnya. Dia mencari Cela dengan bertanya ke beberapa warga yang ada di situ. Dom menemukannya di kamar yang biasanya mereka gunakan berdua untuk memadu kasih. Dia duduk di samping Cela dan memeluknya.“Semua akan baik-baik saja, Sayang. Kita akan

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • Inheritance   Sampai Perbatasan

    Latihan yang Ken pimpim telah usai. Ken segera menuju kamarnya yang berada di dalam markas. Di dalam, Jani telah menunggu dengan duduk di atas ranjang sambil membaca novel kesukaannya. Ken masuk dengan wajah letih. Suami Jani itu langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Jani hanya melirik lalu kembali membaca.Selang lima belas menit, Ken keluar dengan aroma sabun wangi yang masih menempel di tubuhnya. Pria itu berbaring di samping Jani. Tangannya melangkul perut istrinya dengan matanya yang langsung terpejam.“Kau lelah, Sayang?” tanya Jani mengelus rambut Ken.“Lumayan,” jawab Ken singkat.“Tidurlah,” ucap Jani pelan masih mengelus rambut suaminya dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang novel. Matanya masih membaca cerita misteri pembunuhan yang selalu membuatnya melupakan segalanya. “ Aku tidak mau.” Tiba-tiba Ken masuk ke dalam selimutnya dan membuka kaos panjang yang menutupi separo

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-02
  • Inheritance   Kabut Hitam

    Magic book kembali bersinar. Sinar itu semakin besar lalu menarik tubuh Jani yang masuk ke dalamnya. Seketika buku ajaib itu tertutup dan tergeletak di atas sofa. Jani kembali memasuki ruang dimensi. Tubuhnya berputar-putar dan berhenti di tanah lapang.Dia menatap sekitar dengan penasaran. "Di mana aku?" Belum juga mendapat jawaban, Jani melihat pasukan serba putih yang berjumlah ribuan berlari ke arahnya. Perlahan dia berjalan mundur dan berbalik lalu berlari menjauh.Saat beberapa langkah, Jani melihat pasukan berbaju hitam dengan berbagai mahkluk aneh berlarian kearahnya. Saat itulah dia sadar apa yang sedang terjadi. "Ini pasti perang yang dulu terjadi antara pasukan penyihir putih dan juga penyihir hitam." Dia berhenti dan membiarkan tubuhnya tertembus kedua kubu pasukan yang kini saling membunuh."Tang, ting, tang!" Suara dentingan senjata yang saling beradu begitu nyaring dibarengi keriakan para prajurit ke dua belah pihak yang terkena senjata

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Inheritance   Kain Slayer

    Gil masih bingung memegangi kepala. Bayangan dirinya sebelumnya, mulai nampak bagai kepingan puzzle yang acak. Gil berjalan menuju lemari mengambil belati hijau yang disembunyikannya di balik punggung yang tertutup jas.Gil keluar dari kamar Skuller untuk mencari Ania. Dia memasuki kamar mewah berwarna putih. Ania telah selesai melakukan ritual wajibnya menemui Iblis Hitam. Dia duduk di depan meja rias yang penuh ukiran klasik."Sudah bosan berkeliling kota tanpa arah?" tanya Ania mengejutkan Gil. Menahan raut wajahnya agar tidak terlihat terkejut, Gil hanya diam dan membuka jasnya.Dia melempar ke sembarang arah lalu menyibakkan rambut Ania. Terlihat tengkuk ratu yang yang panjang dan indah. Perlahan Gil mengecup dengan hidungnya yang mengesab harum wangi tubuh Ania yang membuatnya ketagihan."Tidak ada yang menarik di luar sana. Kau lebih menarik buatku." Gil membalik pundak Ania dan mulai melumat bibir tipis yang merah merekah.Ania terlihat men

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06

Bab terbaru

  • Inheritance   Extra Part

    Sebuah rumah sakit yang serba putih, terlihat banyak perawat pria dan wanita menjaga sebuah ruangan di mana banyak orang-orang yang kehilangan akalnya. Rumah sakit jiwa yang terletak di kota terpencil sangat jauh dengan kota yang kini terbebas dari Ratu Jahat. Sonya duduk di salah satu kursi dengan pakaian putih yang mengikat tubuhnya. “Aku adalah wanita penguasa. Tapi … siapa aku? Hahaha ,” ucapnya lirih yang kemudian tertawa dengan kencang dan meronta. Dua perawat laki-laki segera memberinya suntikan penenang lalu membawanya ke sebuah ruangan kecil yang menjadi kamarnya. Di dinding ruangan itu tertulis sebuah nama dengan menggunakan kuku. Matanya hampir terpejam akibat obat penenang. Tapi sebelumnya wanita itu sempat mengucapkan nama yang dia tulis. “Gil.” ** Dom telah memiliki rumah yang lumayan besar. Namun, dia tidak menempati rumah itu sendirian bersama istri dan anaknya. Melainkan bersama para anak-anak yang orang tuanya tewas akibat kekejaman

  • Inheritance   Akhir Yang Indah

    Perlahan Sonya membuka mata. Dia sangat terkejut dan mencoba berdiri. Namun kakinya lemah tidak mampu menahan tubuhnya. “Kenapa dengan kakiku? Kenapa aku tidak bisa merasakannya?” Sonya berkali-kali mencoba berdiri dan tidak bisa. Dia menatap ke semua orang dan berteriak. “Siapa kalian? Aku wanita berkuasa dan aku …” Sonya tidak melanjutkan ucapannya karena tidak mengetahui jati dirinya. “Siapa aku? Argh!” Sonya meronta-ronta dan segera di bawa oleh petugas medis. Gil hanya melihat dengan sinis. “Kau mendapatkan apa yang kau taman, Sonya,” ucapnya pelan. Saat Gil berjalan menelusuri tempat itu, pemuda yang diselamatkannya berlari menemuinya. “Tuan Gil, terima kasih atas segalanya. Aku berkumpul kembali dengan adik dan ibuku,” ucapnya menunjuk ke arah adik dan ibunya yang tersenyum. “Kau juga telah menyelamatkanku di medan perang. Ngomong-ngomong siapa namamu?” “Aku Andy. Dan aku ingin menjadi sepertimu, Pembasmi Penyihir,” ucap

  • Inheritance   Kemenangan

    Terlihat kulit wajah Ania melepuh. Dia menggunakan kekuatan untuk menyembuhkan lukanya. Namun, yang terjadi wajahnya menghitam bagai terpanggang. Serbuk itu telah dimantrai olehnya dengan mantra yang sangat kuat sehingga tidak bisa di sembuhkan. Senjata makan tuan, istilah yang tepat untuknya.“Sudah cukup. Kini saatnya kau mati, Jani,” teriaknya dengan kesal. Ania membuat duri-duri di tubuhnya seakan hidup. Duri itu berubah menjadi ruh hitam dengan wajah-wajah manusia yang berteriak seakan kesakitan. Jani terkejut saat dirinya dikelilingi ruh-ruh itu.“Hahaha, sebentar lagi kau akan menjadi seperti mereka,” ucap Ania.“Siapa mereka, Ania?” teriak Jani merasakan hawa panas setiap ruh-ruh itu menembusnya.“Itu adalah jiwa para manusia yang menyembahku dan yang aku bunuh untuk kujadikan tumbal. Selamanya jiwa mereka akan terikat padaku dan menjadi budak Iblis Hitam, hahaha. Kini jiwa-jiwa ini akan membuatmu ma

  • Inheritance   Terbakar

    Bayangan hitam yang sangat besar terlihat begitu mengerikan. Iblis Hitam menampakkan diri di tengah medan perang. Jani membuka telapak tangannya yang bersinar. Dia melirik ke arah Ken yang tidak terlalu jauh darinya. Pedang belati emas yang bersinar merah, tiba-tiba berubah putih persis seperti sinar di tangan Jani. Sinar itu semakin besar mengelilingi lembah.Jani dan Ken menggunakan sinar itu untuk melindungi pasukan mereka yang berada di balik bebatuan untk berlindung.Bayangan iblis hitam pelahan menghilang di barengi dengan kemunculan wujudnya. Iblis itu berdiri di depan Ania.“Hem. Jadi kau yang di tunjuk Ratu Putih untuk mengalahkanku? Hahaha, sungguh mengecewakan.”Tangan iblis itu mengarah ke depan mengeluarkan api yang menyerang Jani dan Ken. Secepatnya Ken berlari melindungi Jani dengan menahan api itu menggunakan pedang belati emas. Jani mengambil kesempatan saat Iblis Hitam teralihkan perhatiannya menghadapi Ken dengan menyerang A

  • Inheritance   Pasukan Kadal

    Di medan pertempuran, masih terjadi saling bunuh antara mahkluk perjaga dengan pasukan di pihak Jani. Terlihat badut-badut lucu melompat-lompat membuat pembasmi penyihir merasa mudah menghabisinya tanpa rasa takut. Kaca mata canggih itu benar-benar menghabisi mahkluk tak bermata kesayangan Ania. Elang-elang raksasa mencengkeram mereka dengan cakar-cakar tajam lalu membawanya ke udara yang tinggi dan menjatuhkan para mahkluk hingga hancur di tanah.Di dalam lingkaran serbuk emas, Fred kembali berdiri lebih dekat di depan Ania. Mulutnya masih mengucap mantra. Ania turun dari kereta berjalan beberapa langkah mendekati Fred. “Kau tidak bisa mengelabuhiku. Kau pikir sebuk emasmu bisa menghalangiku?” Ania menepuk kedua tangannya yang mengeluarkan kabut hitam dan langsung menyelimuti serbuk emas.Seketika serbuk emas itu meleleh dan memudar. Mantra di mulut Fred berhenti. Serbuk-serbuk itu tidak lagi kembali kepadanya. Namun, ada yang aneh dengan pemandangan di de

  • Inheritance   Pasukan Kedua

    Portal meledak membuatnya tertutup. Ania segera menoleh dengan wajah terkejut. Tidak ada lagi jalan masuk instan dari istana ke medan perang. Dave, Mel dan Dua secepatnya bersembunyi di tempat gelap menunggu situasi aman untuk menuju teman-teman mereka di sisi berlawanan.“Sial, siapa yang melakukannya?” teriak Ania memandang sekitarnya.Dave dan Mel bersembunyi di balik tubuh mahkluk penjaga yang besar sehingga terhindar dari pandangan Ania. Dua bersembunyi di bawah keretanya dengan menahan nafas. Ania kembali menatap pertempuran dan memerintah mahkluk penjaga untuk bersiap maju.Di tengah medan pertempuran, terlihat pasukan penyihir baru dengan mudah di kalahkan oleh pasukan pertama pimpinan Ken. Gil terlihat dengan brutal mencari keberadaan Ken. Suami Jani itu menggenggam belati hijau menuju temannya.Para penyihir baru berdiri di depannya untuk menghalangi jalannya.Mata mereka menguning dengan erangan. Ken menggenggam belati hijau dan berl

  • Inheritance   Hari Perang

    Mahkluk tak bermata keluar dari sinar yang terpencar di kegelapan. Mereka bersujud di depan Ania dengan mengerang. Mahkluk yang lain terlihat menyambut kedatangan mereka dan menyahut erangan itu dengan erangan khas masing-masing. Ania terlihat sangat puas dan bahagia. Tangannya mengarah ke atas mengeluarkan kilatan yang menjadi satu dengan awan hitam yang kini menjadi merah menyala.Pemuda yang telah di ubah oleh Gil, memakai jubah yang sama dengan para penyihir baru. Perlahan dia masuk ke dalam barisan. Berjalan maju selangkah demi selangkah mencari ibu dan adiknya yang masih menjadi penyihir.“Ibu, aku menemukanmu.” Pemuda itu melihat wajah ibunya di balik tudung yang berubah buruk rupa. Perlahan dia menarik ibunya yang masih di bawah pengaruh sihir dengan terdiam dalam barisan. Hingga sampai di belakang, pemuda itu melihat ke segala arah memastikan aman. Diam-diam dia membawa ibunya ke balik tembok dan menyandarkannya di sana dengan posisi duduk. Dia men

  • Inheritance   Baju Perang

    Suara itu samar,namun sangat jelas. Jani dan Ken langsung menoleh ke belakang mencari sumber suara. Hanya ada kegelapan yang di temani suara burung hantu. “Kau dengar itu, Ken?” tanya Jani memandang sekitar.“Aku mendengarnya. Tapi, siapa yang memanggilmu?” Ken melangkah ke depan mengawasi ke seluruh tempat itu dengan mata supernya. Tetap dia tidak melihat apapun. Ken kembali mundur dan mengajak Jani menuju mobil. Saat mereka hendak masuk ke dalam mobil, suara memanggil itu terdengar lagi. Kali ini lebih keras dari sebelumnya.“Jani.”Seketika mereka berdua menoleh ke belakang dan terkejut melihat ruh Ibu Jani dengan bersinar terang tersenyum ke arah mereka.“Ibu!” teriak Jani segera berlari ke arah ibunya. Tangannya menyentuh tangan ibunya yang tembus. Terlihat kerlipan sinar terpancar di seluruh tubuh wanita yang telah melahirkannya. Jani tidak kuasa menahan air mata yang akhirnya tumpah membasahi pi

  • Inheritance   Membuka Pelindung

    Langit bergemuruh disertai kilatan petir yang dasyat. Tanah membelah mengeluarkan semburan api yang mengucur ke atas. “Bangkitlah, para mahklukku!” teriakan Ania membuat suara gemuruh dan langit menjadi merah menyala.Munculah sosok-sosok aneh setelah semburan api menghilang. Wajah babi dengan tubuh manusia yang tinggi dan besarnya dua kali ukuran manusia biasa. Ada pula yang mendesis seperti binatang melata tetap dengan tubuh manusia namun wajahnya menyerupai kadal dengan ekor yang panjang. Semua berjalan mendekati Ania dan tunduk di hadapannya.Jani menatap langit merah di atas istana hitam yang nampak dari kejauhan. Dia menggunakan kekuatan matanya untuk melihat apa yang terjadi di istana itu. Jani berbalik menatap Ken dan juga Tuan Donovan yang berada di belakangnya. “Kalian tidak akan suka dengan apa yang aku lihat. Mahkluk yang baru muncul lebih mengerikan dari yang sebelumnya tapi sangat lambat,” ucap Jani.“Dari mana kau tah

DMCA.com Protection Status