Home / Romansa / A BINDING STORY (Baby Girl) / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of A BINDING STORY (Baby Girl) : Chapter 21 - Chapter 30

52 Chapters

BAB 21 : Feeling

"Bagaimana bila kamu yang membuatku jatuh cinta? Apa kamu juga akan diam saja?" —Raveena Adhisty****Author Pov"Vee, udah, Vee. Jangan nangis terus," ujar Lista menatap prihatin."Gue ... Gue ....""Gue ngerti kok rasanya. Tapi udahan nangisnya jangan makin kenceng."Sedaritadi cewek itu hanya duduk di salah satu kursi panjang dekat kolam ikan-mengamati Raveena yang menangis di sampingnya. Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu. Lista meringis. Tangisan Raveena begitu jelas sampai beberapa murid yang melewatinya salfok. Raveena menunduk dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Juntaian rambutnya ikut bergerak seiring pergerakan bahunya yang terguncang. Lista hanya mengusap-ngusap punggung Raveena pelan."Lo nggak tahu rasanya jadi gue, Lis. Enggak." Raveena berbicara tersedu-sedu. "Huaaa! Gue pengen teriak kenceng aja!""Sekenceng apapun lo nangis sama teriak. Nggak akan ngubah apapun, Vee," ucap L
Read more

BAB 22 : Feeling (2)

“Tak peduli siapa saja yang ingin menetap di hatiku. Kalau orangnya bukan kamu, aku tak akan pernah mau.” –Raveena Adhisty****Flashback on......Sejak malam itu semuanya telah berubah. Ketika kakinya melenggang masuk ke sebuah ruang utama penuh dengan sambutan hangat. Lampu-lampu indah begitu menarik iris matanya untuk semakin memperdalam pandangannya.Menjadi sebuah titik sorotan memang tidak menyenangkan. Apalagi ketika semua pasang mata memperhatikan dengan seksama. Sungguh, saat itu yang Raveena rasakan adalah rasa nervous tingkat tinggi bukan main. Dress putih menjuntai panjang begitu cantik ia kenakan. Pesonanya malam itu berhasil membuat semua orang disana terpana.Termasuk lelaki yang masih berdiri dengan ekspresi datarnya itu. Sebuah pelukan hangat ia rasakan saat wanita itu mendekapnya penuh kasih sayang. Raveena mengulas senyum tipis. Di balik rasa bingung yang bersarang, gadis itu masih bisa
Read more

BAB 23 : She's Coming

“Ternyata, susah ya suka sama seseorang yang disukai banyak orang.” –Raveena Adhisty****Author PovKakinya melenggang keluar setelah pintu lift terbuka. Cowok itu menyugar rambutnya ke belakang saat satu tangannya membenarkan posisi ransel yang menggantung di sebelah pundaknya. Iris matanya langsung menangkap dua sosok wanita yang tengah sibuk menyiapkan sarapannya di sana.“Ekhem-ekhem.” Rasen berdeham membuat Divya dan Laudia menoleh. “GUTEN MORGENNN EPERIBADIIII!”“Pagi Tuan Rasen,” balas Laudia formal. “Pagi juga Laudiaaaaa!” balas Rasen semangat. “Ummi, bilang pagi juga sama Rasen,” ucap Rasen saat Divya malah terlihat biasa saja.“Ummi eh.”“Sen, hari ini kamu udah enam kali nyuruh Mama bilang kata pagi, nggak inget?” tanya Divya menggeleng heran. “Nggak tuh, ah! Ummi mah suka mengada-ngada,&rdq
Read more

BAB 24 : Hotspot

Author PovDatangnya Liora Mysha sebagai murid baru di SMA Angkasa cukup menarik perhatian. Terlebih lagi untuk kaum Adam. Selain cantik, Liora memang sangat menarik. Terbukti setelah tiga hari ia bersekolah di sini, banyak pria yang tak sungkan mendekatinya. Ntah itu di perpustakaan, di kantin atau bahkan mendatanginya secara langsung ke kelas. “Cantik juga ya tuh murid baru,” bisik Wawan pada Wildan-teman sebangkunya.Wildan mengangguk setuju. “Si Liora? Emang cantik Cuk.”“Menurut lo, Liora bisa masuk jajaran primadona SMA ini nggak?” tanya Wawan lagi. “Bisa lah! Bisa banget malah. Tapi tetep aja, kalau di sandingin sama Raveena mah bakal kepental. Lo tau kan kalau si Vee itu primadona nomor wahid di sekolah ini? Cuman dia nya aja yang nggak pernah nyadar,” ujar Wildan pelan. “Hooh. Bego banget dulu si Johan mantannya pernah nyakitin.” Wawan menyahut dengan suar
Read more

BAB 25 : Recognition

“Kamu hanya perlu tahu, aku menerima segala tentangmu pada detik pertama kita bertemu. Pada detik kedua aku memilihmu.” --Rasendriya Adystha****Author PovAda yang berbeda dengan jam istirahat kali ini. Suasana nampak sepi. Ntah kemana semua umat yang sering meramaikan sepanjang lorong dan koridor SMA Angkasa. Rasen tampak celingak-celinguk. Membuka lokernya dengan mata teredar tak terhenti.“Gue curiga semua murid di sekolah ini pada mati suri masal,” celetuk Rasen tanpa pikir panjang. “Astagfirullah, Rasen baik hati gak boleh ngomong kek gitu. Hush!” katanya menepuk mulutnya pelan.Binar matanya tercetak jelas saat melihat sebotol minuman yang tersimpan di dalam lokernya itu. Kebetulan sekali tenggorokannya kering. Langsung saja, tangannya tergerak mengambil botol itu dan membukanya dengan cekatan. “Fans aja pada peka. Masa Do’i enggak.”“RASENNNNNNNN!”“UHUKK
Read more

BAB 26 : Euforia

Lima tahun lalu....Hari itu adalah tepat seminggu Raveena duduk di bangku kelas tujuh di SMP Angkasa. Gadis berbando putih itu langsung meletakan tasnya di atas bangku setiba memasuki kelas. Pergerakannya membuka resleting tas terhenti saat seseorang tiba-tiba berada di sampingnya.“Hai,” sapa cowok itu ramah. “Lo yang rumahnya di Jalan Merpati Putih, kan?”“Iya, kenapa?”“Kenalin gue Rasen. Kita itu tentanggaan.” Rasen mengulurkan tangannya. “Nama lo?”“Raveena,” balasnya menyambut tangan Rasen.“Gue manggilnya apa nih, Ra? Vee? Na? atau ... sayang?”“Vee aja,” ujarnya lembut.“Gue sering liat lo, Vee. Pas tiap berangkat sekolah SD lo selalu lewat rumah gue. Pakek tas biru sama bando pink. Kalau jalan suka sambil megang buku. Kalau lo nanya darimana gue tau, jawabannya karena gue sering liat lo dari balkon rumah,” ceroc
Read more

BAB 27 : Promise

Author Pov“SPADAAAAAA!”“PAKET!“Anjrit!” Raveena terjungkal dari atas sofa karena kaget mendengar suara teriakan di luar pintu. Ia melirik jam dinding yang masih menunjukan pukul tujuh pagi. “ENGGAK ADA ORANGGGG!”“RAVEENA KATA MAMA MINTA MICINNNNN!” Lagi-lagi Rasen berteriak dengan tak tau malunya. Lihatlah, pagi-pagi anak tetangga sudah membuat rusuh saja. Tidak bisakah di hari minggunya, Raveena merasakan kedamaian dan ketentraman? Tapi sepertinya mahluk yang satu ini memang hobby menganggung hidup orang. Raveena membuka pintu dengan wajah tak bersahabat. Gadis itu bahkan masih menggunakan daster karena habis mencuci pakaian. Ia menatap Rasen yang tengah membawa mangkuk kecil, cowok itu bahkan masih menggunakan piyama. “Pasti lo habis nyuci, ya, kan?” tebak Rasen dengan kurang ajarnya.“Buta mata lo?! Nyapu!” kata Raveena menghe
Read more

BAB 28 : Absurd

Author Pov"Jadi, siapa nama cowok yang lo suka?" tanya Raveena pada Liora setelah melepaskan jari kelingking yang sebelumnya tertaut hangat.Tak ada balasan yang dari lawan bicara. Hanya bergeming sejenak yang mampu ia tangkap dalam netranya sekarang. Liora mengulum bibirnya, lalu mengarah pandangan pada gadis yang sedaritadi mengamati penuh selidik."Yaampun, Li. Pakek mikir segala. Selow, sama gue rahasia lo aman." Raveena menampilkan cengiran manis dengan kedua jari berbentuk V."Lo lagi suka sama seseorang juga, kan, Vee?""Eum.." Raveena memicingkan matanya sesaat, lalu tanpa pikir panjang mengangguk pelan tanda membenarkan. "Ada sih. Kenapa emang?""Gimana biar adil. Gue bakal nyebutin nama cowok yang gue suka, dan lo juga harus nyebutin nama cowok yang lo suka," kata Liora begitu antusias sampai bolpoin yang tengah ia pegang tersimpan kilat di atas meja."Oke.""Seriously?! Gue itung sampe tiga, nanti kita nyebutin bare
Read more

BAB 29 : Ehem-ehem

Author PovHari minggu Rasen benar-benar tak santai seperti umat anak sekolah lainnya. Buktinya ia masih sibuk menatap layar laptop dan membolak-balikan dokumen tanpa henti. Ia melirik rolex ditangan kirinya, lalu menutup laptop saat tau jam menunjukan waktu makan siang.Rasen bergerak meninggalkan ruangan yang sudah seperti rumah keduanya itu. Ruangan Rasen paling berbeda dari yang lain. Selain ukurannya yang besar, harumnya pun khas sekali. Wangi parfum Rasen selalu menyerbak hingga siapapun yang berada di ruangan itu pasti akan betah. “Rasen,” sapa Bobby yang baru saja keluar dari ruangannya. “Mau makan siang bareng?”“Eh, Om. Duluan aja. Rasen mau cari Bella dulu,” ucap Rasen. “Om liat Bella?”“Paling masih di ruang kerjanya,” balas Bobby . “Yaudah, Om duluan kalau gitu.” Bobby menepuk sebelah pundak Rasen lalu melenggang pergi memasuki lift.Rasen mengikuti me
Read more

BAB 30 : Damai

Author Pov“Bu kembaliannya dibeliin permen aja ya. Dua ribu berapa?”“Sepuluh biji Neng.”Raveena membuka toples berukuran sedang itu, lalu mengambil beberapa permen dan memasukannya pada saku seragam putihnya. “Makasih ya, Bu.”“Sama-sama.”Merin dan Raveena baru saja keluar dari kantin. Sepanjang berjalan Merin nampak diam tak banyak bicara. Kali ini terlihat aneh. Gadis itu seperti ingin mengatakan sesuatu, namun bibirnya tetutup rapat tertahan.“Vee?”“Hm? Ini lo mau permen gak? Nih,” kata Raveena memasukan tiga permen miliknya pada saku seragam Merin. “Kenapa, Mer?”“Enggak, cuman....” Merin terlihat kikuk sendiri. Seakan-akan takut jika ucapannya membuat seseorang di depannya itu berfikir aneh-aneh. “Lo ... ngerasa gak sih, kalau Liora itu sama Rasen, deket?”“Bukan ngerasa, tapi emang mereka deket. Lo
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status