Semua Bab A BINDING STORY (Baby Girl) : Bab 41 - Bab 50

52 Bab

BAB 41 : Usai

Author Pov“VEE! VEENA! RAVEENA!” Teriak Merin heboh saat menghampiri Raveena yang baru saja keluar dari toilet. Gadis yang diteriaki namanya hanya mendongak datar dengan sebelah alis terangkat. “Vee ikut, Vee!”“Kemana?”“Hasil Try Out minggu kemarin udah keluar. Daftar peringkatnya dipasang di madding!” beritahu Merin antusias. Gadis itu merebut paksa dasi Raveena yang belum terpasang di kerah seragamnya. “Biar gue pasangin. Bintang sekolah auranya harus terpancarrrrr!”“Mer, Rasen atau Raveena?” tanya Lista yang berdiri di samping dan Merin langsung mengerti. “Tahun ini. Gue ngejabanin Raveena,” balas Merin. Lista mengangguk setuju. “Oke, gue Rasen.”“Kalian... Taruhan lagi?” tanya Raveena dengan nada malas.“Hm, nggak usah kaget gitu lah. Tiga tahun kebelakang gue sering gini sama Lista.” Merin
Baca selengkapnya

BAB 42 : Penggoda

Author PovTidak ada yang lebih mengerikan dari kehilangan. Tidak ada yang lebih sakit dari ditinggalkan. Apapun yang terjadi itu sudah berada dalam tulisan buku takdir-Nya. Manusia tak bisa menghalang atau menolak, menerima sudah menjadi jalan satu-satunya.Rasen duduk di kursi dekat pintu IGD. Pikirannya dengan lancang berkecamuk memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi. Doa Rasen hari ini hanya satu; semoga Divya baik-baik saja. Itu sudah cukup. Dirinya sudah kehilangan sosok Ayah, jangan Mamanya juga. Rasen belum siap Tuhan.Derap langkah seseorang begitu jelas terdengar mendekat, namun Rasen memberikan pengabaian dengan tetap menunduk tanpa berniat mendongak. Satu tangannya mengepal menempel pada keningnya yang basah. Perasaanya kalut. “Rasen?” Raveena memegang pundak lelaki itu pelan. Rasen tersentak, kepalanya tergerak menoleh ke samping melihat gadis itu sudah duduk di sisinya. “Jangan khawatir, Mama Divya bakal-baik-bai
Baca selengkapnya

BAB 43 : Maaf

Author Pov“Lo mau bawa gue mati bangsat?!” tanya Liora pada Raveena.“Gue gak seidiot itu buat ngakhirin hidup,” balas Raveena dengan pandangan fokus menyetir.“Tapi lo bener-bener cari mati!” kata Liora ditengah kepanikkannya. “Jangan-jangan lo beneran psycho?!”Raveena memutar bola matanya malas. “Kalau gue psycho udah gue lindes lo daritadi! Bego!”Liora mengusap pelipisnya yang basah. Gadis itu gemetar ketika Raveena menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi bukan main. Tadi di sekolah, dengan bantuan Lista dan Merin, Raveena berhasil menggeret paksa Liora masuk ke dalam. Sial sekali. Liora sudah seperti korban di mobilnya sendiri.Liora membulatkan mata saat mobilnya di bawa masuk ke dalam gerbang rumah besar dan megah itu. Tak pernah menyangka kalau ini yang akan menjadi tempat tujuan Raveena. “Mansion Adystha? Lo ngapain ngajak gue ke sini?”
Baca selengkapnya

BAB 44 : Nantangin

Author Pov"Si Johan asyu nggak ada akhlak!" gerutu Rasen dengan wajah tertekuk kesal. "Asalamualaikum. Paijo! Gelud moal?!" Pulang sekolah Rasen misuh-misuh sendiri. Mogok ngomong sama temen-temennya. Terutama pada Johan, teman bangsat yang tidak ada adab sama sekali. Berani-beraninya membuat nyawa Rasen hampir melayang karena ulah jahil yang tidak manusiawi. "Sen, kayak emak-emak banyak tunggakan lo malah ngambekan," kata Johan diikuti Romi dan Daffa dari belakang. "Gak usah deket-deket, gue lagi marah sama lo." Rasen melengos menjauh, lelaki itu berbicara sambil membawa anak kucing yang ntah darimana datangnya. "Pergi lo! Pergi!"Johan menarik-narik tangan Rasen dramatis. "Aku bisa jelasin semuanya!""Bulu kaki gue sampe merinding dengernya," ujar Romi bergedik ngeri sendiri."Lo semua itu kejam! Sepakat, kan, lo pada nyimpen SEBLAK di tas gue? Lo tau gue nyaris pingsan liatnya! Kalau Mama Divya sedih tau nyawa gu
Baca selengkapnya

BAB 45 : Baby Girl

Author Pov“Dapahh eh! Dapahh!” Lista misuh-misuh sendiri pada pacarnya. Sedaritadi ia ingin meminta bantuan soal tugas remedialnya, namun lelaki bermata teduh itu hanya diam saja. “Dapahh mah, ah, sama pacar sendiri jahat!”“Jahat apa? kamu suka ngadi-ngadi kalau ngomong!” kata Daffa.Lista mengerutkan keningnya. “IHHH! NGADI-NGADI APA?! Aku cuman mau minta dicupangin!”“ASTAGFIRULLAH TAKBIR YA ALLAH!” Sentak Romi yang memasang raut wajah dramatis. “Lis, nyebut Lis! Bapak lo tau, si Daffa kena bogem ampe teler gimana?!”Lista sama sekali tak mengerti, ia menghiraukan ucapan Romi lalu kembali beralih pada Daffa. Gadis itu menarik-narik kemeja putih Daffa dengan satu buku memegang buku tugas. Sebenarnya di sini Lista salah mengartikan kata. “Dapp! Cupangin dong!”“Aku nggak bisa nyupang, bisanya nge-ruqyah. Mau anda?!” tanya Daffa nyol
Baca selengkapnya

BAB 46 : Fana

Author PovUjian Nasional telah usai dilaksanakan seminggu yang lalu. Kelas dua belas memasuki masa bebas. Masa-masa akhir sekolah setelah melewati puncak yang cukup menguras otak. Setelah berjuang selama tiga tahun, tidak ada lagi yang di tunggu selain hasil yang memuaskan. "Lo tuh moto gue niat kagak sih? Nggak ada satupun yang bagus anjir!" gerutu Merin menatap layar ponselnya. "Niat lah," ujar Lista ikutan sewot. "Lagian kalau jelek bukan salah gue kali. Mukanya lo aja yang kurang glowing.""Eh! Lo tuh, ya! Bukan masalah muka. Orang muka gue jelas udah cantik. Tapi liat nih, ada yang ngeblur, ngebayang, sama pose gue belum siap udah lo jepret aja," ucap Merin memberi lihat fotonya pada Lista."Lih, bukan salah gue," elak Lista."Gue kalau moto temen suka pakek niat. Giliran temen motoin gue, nggak satupun yang bener. Sebenernya lo punya dendam apasih sama gue?!" "Hutang lo belum di bayar," jawab Lista nyeplos.
Baca selengkapnya

BAB 47 : Fana (2)

Tragedi kecelakaan masal di taman kota. Sang pelaku putri pengusaha besar?Putri tunggal Abraham Dharka, Liora Mysha dituntut atas kasus pembunuhan.Perusahaan diambang kebangkrutan, putri tunggal Abraham Dharka dipenjara?--o0o—Dunia itu kejam. Manusia sama kejanya. Sesuatu kesalahan yang dilakukan mungkin masih bisa diberi maaf, tapi bagaimana jika kesalahan yang dibuat jauh dari kata fatal? Terlebih lagi karena didasari oleh kesengajaan dan dendam. Awalnya hidupnya baik-baik saja. Hingga perempuan dengan nama penuh kutukan itu hadir. Menggores luka yang kian menganga, meninggalkan rasa sakit yang tak akan pernah hilang. Seseorang yang bahkan telah menunjukan sisi iblisnya lebih dalam. Suara lirihan tangis dari seorang wanita seusia Ibunya terdengar begitu menyayat. Rasen yang baru saja keluar dari pintu persidangan hanya mampu terdiam kala melihat tangan Divya di pegang erat-erat oleh Irani—Ibu Liora Mysha. Matany
Baca selengkapnya

BAB 48 : Lost Again

Author PovFlashback 1.5 tahun yang lalu...“Kamu jangan kemana-mana, tetep di rumah. Nanti aku jemput.”“Lo nggak waras? Meski kita baru kenal, tapi gue ayahnya. Gue...ayahnya.”“Gue bakal nikahin lo, Sha.”Ucapan dari seorang lelaki bewajah tampan itu masih terngiang jelas dalam benaknya. Bagaimana tatapan serius itu begitu menghunus. Begitu mengintimidasi, sampai dirinya tak mampu berkutik. Harsha menggeleng, ia malah kembali teringat ucapan Rasen.Sudah dua minggu berlalu, setelah hari dimana Rasen menyuruh Harsha untuk tetap diam di rumah, perempuan itu malah memilih kabur untuk menjauh. Harsha tidak mau sampai Rasen menemukannya, meski lelaki itu telah berjanji akan bertanggung jawab.“Sha?”“Ya?” sahut Harsha menoleh.“Kamu pindah kostan?” tanya Aina—temen satu pekerjaan Harsha di sebuah restaurant besar. “Kok kemarin pas pulang ke
Baca selengkapnya

THE ENDING

Dear, Raveena Adhisty.Saya tidak pernah menyesal untuk akhir yang sehancur ini. Setidaknya kita bertiga pernah ada. Setidaknya kita bertiga pernah bahagia bersama. Satu hal yang harus kamu tau, kamu akan selalu menjadi bagian histori hidupku yang pernahku perjuangkan.Rasendriya Adystha. ***Author Pov“Kakek minta Rasen ke Melbourne?” tanya Divya.“Iya. Katanya kangen, sekalian ada yang mau dibicarain. Udah lama juga, kan, Rasen nggak ke sana ngejenguk mereka. Nenek lagi sakit, makanya nggak bisa kesini,” jawab Rasen.“Jenguk kakek nenek atau ... Ngistirahatin hati?” “Both,” jawab Rasen pelan. Lelaki itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang ketika Divya sibuk keluar masuk walk in closet untuk mengemasi semua pakaian anak tunggalnya. Ia melirik menggunakan ekor mata, lalu kembali meluruskan pandangannya.“Kakek bilang Nayara itu bintang pali
Baca selengkapnya

EXTRA PART 1

Author PovDelapan tahun kemudian......“Siang Pak Bos ganteng, hehe!”“Siang Pak ... Blasteran surga!”“Siang Pak R.A!” sapa seorang karyawati yang berada di balik kubikelnya, ia tersenyum jumawa beberapa detik. “Astagfirullah! Ngimpi apa gue punya atasan ganteng yang ngelebihin batas wajar dan kemanusiawian!”“Heh!” seru temannya yang baru saja meletakkan secangkir kopi. “Suami inget di rumah! Umur lo udah tiga puluh lebih bisa-bisanya cengar-cengir liat atasan sendiri!”Yang ditegur hanya mendelik, meskipun yang dikatakan teman kerjanya itu sertus persen benar, namun perempuan dewasa itu tak mampu mengelak pesona sang atasan. “Pak Rasen ... Bukan manusya anjir.”“Hm. Gue ampe mimisan saking gantengnya.”Langkah kaki besarnya berjalan keluar pintu utama gedung pencakar langit dengan lambang bintang bewarna silver it
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status