Esther beristigfar berkali-kali. Raisa dan Mitha mengumpat, memaki mantan asisten dosenku. Trudy membuat tanda salib. Dinda tertunduk, mulutnya berkomat-kamit. Aku seperti Esther, beristigfar meski cuma dalam hati. Kata-kata Susi benar-benar tak terduga.Saat itu, jantungku berdegup tak keruan, seirama dengan ketukan kencang yang membuat lututku pun terasa melemah. Aku masih belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan. Mungkin masih berada dalam fase setengah denial meski di sisi lain aku juga mulai menyadari bahwa Redho tak sebaik yang kukira.“Kenapa ada orang yang tega melakukan itu? Udah bukan kayak manusia beradab, tapi lebih hina dari binatang,” kata salah satu temanku. Gumaman setuju pun terdengar dari berbagai arah, termasuk dariku.“Apalagi, orang jahatnya adalah pacar sendiri,” imbuh Chicha. “Pastinya Thea nggak nyangka kalau Bang Redho tega sejahat itu sama dia, kan? Berarti, selama ini Bang Redho sialan itu cuma pu
Last Updated : 2021-05-02 Read more