Beranda / Romansa / Wonderstruck / Surprise, Surprise [3]

Share

Surprise, Surprise [3]

Penulis: Indah Hanaco
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-06 14:00:47

“Bisa cerita seperti apa kondisi Sonya sebelum kabur, Vick?” Pada akhirnya, aku tetap saja gagal menahan diri. Aku menyerah pada rasa penasaran.

Vicky mendesah pelan. “Aku nggak tau pasti, Nef. Karena udah nggak tinggal serumah sekitar enam mingguan sebelum kejadian itu. Trus aku juga sibuk kuliah dan main sana-sini. Setelah adikku hilang, nyeselnya nggak keruan. Apalagi mamaku kayak nggak terlalu peduli. Malah nyalahin Sonya yang katanya sekarang berubah jadi cewek liar. Mama juga bilang, Sonya kayaknya dipengaruhi pacarnya. Apalagi, dia bawa semua koleksi perhiasannya. Mungkin mau dijual untuk biaya hidup.”

Pupil mata melebar. “Sonya punya pacar? Kamu kenal?”

“Itu sih versi mamaku. Aku sempat ketemu cowok yang dimaksud Mama itu di sekolah. Dia sekelas sama Sonya, sekarang kelas tiga SMA. Tapi dia ngotot kalau mereka cuma berteman dan sama sekali nggak tau di mana Sonya. Cowok itu juga bilang, Sonya belakangan kayak ora

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Wonderstruck   Surprise, Surprise [4]

    “Sampai sekarang, aku masih rutin keliling Pematangsiantar untuk nyari Sonya. Tapi, nggak bisa tiap hari. Palingan cuma seminggu sekali. Karena aku merasa ikut bertanggung jawab bikin adikku minggat. Keluarga papaku pun masih terus nyari Sonya.” Vicky mendesah. “Kalau tau bakalan kayak gini kejadiannya, aku akan ngajak Sonya pindah juga. Tinggal bareng aku dan tanteku.”Hatiku ikut tertusuk mendengar kata-kata Vicky. Suaranya terdengar sendu dan dijejali penyesalan, membuat dadaku kian nyeri. Aku tak mampu membayangkan seperti apa rasanya jika berada di posisi gadis ini. Penyesalan adalah hal yang begitu menyiksa.“Kamu kan nggak tau kalau kejadiannya bakalan seperti ini, Vick. Jangan nyalahin diri sendiri,” kataku, mencoba memberi opini yang objektif. “Lagian, yang udah lewat kan nggak bisa diubah lagi. Yang penting, sekarang Sonya udah ketemu.”“Iya, sih. Tapi, tetap aja aku merasa bodoh dan berdosa sama ad

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-06
  • Wonderstruck   You Make Me Sick [1]

    Aku benar-benar tak tahu cara terbaik menghibur Vicky yang tampak shock dengan respons adiknya. Apalagi saat dia melihat Sonya menjerit-jerit sembari mendorong sang kakak dengan sekuat tenaga. Untungnya Marco memegangi Sonya dan berhasil menarik gadis itu mundur beberapa langkah. Revi pun datang membantu untuk menenangkan Sonya.“Sonya, jangan teriak-teriak gitu. Ssshhh,” bujuk Marco dengan suara lembut.“Yuk, kita balik ke kamar dulu,” imbuh Revi yang memegangi tangan kiri Sonya.Meski masih sempat berteriak untuk mengusir kakaknya, Sonya akhirnya menurut saat dihela menjauh dari ruang tamu Puan Derana. Aku menghela napas yang mendadak terasa berat. Aku pun tak mengira jika Sonya akan bereaksi sefrontal itu. Tadinya kukira hanya ada dua opsi. Sonya melupakan Vicky atau malah senang setelah bertemu dengan kakaknya.“Sonya histeris gara-gara aku. Betul-betul nggak nyangka kondisinya kayak gitu. Ini parah betul,

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-11
  • Wonderstruck   You Make Me Sick [2]

    Setelah mengantar Vicky ke dalam gedung Puan Derana, Marco kembali menemaniku. Kali ini, dia duduk di sebelah kananku. Di belakangnya, Nilla mengekori dengan wajah semringah. Dia langsung melambai begitu melihatku.“Kak Nef, kenapa balik lagi?” Gadis itu duduk di sebelah kiriku. Dia memeluk lenganku. “Eh, tapi aku senang Kakak di sini. Sekali-kali, nginep di sini, ya?”Aku menepuk punggung tangan Nilla yang melingkari lenganku. “Aku balik ke sini karena ada perlu, La. Nantilah kapan-kapan aku minta izin untuk nginep di sini. Mudah-mudahan aja dikasih.”“Pasti dikasih, Kak. Masa calon mantu Bu Danty nggak dibolehin bobo di sini, sih?” gurau Nilla sambil terkekeh geli.Aku menyeringai dengan wajah memanas. Sementara di sebelahku, Marco tertawa kecil. Sebelum aku sempat membuka mulut untuk merespons, Nilla sudah berceloteh bahwa hari ini dia akan menelepon keluarganya.“Tapi nunggu urusan Bu Danty

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-12
  • Wonderstruck   You Make Me Sick [3]

    Aku bergidik. “Kadang kita keburu cemas atau mikir macem-macem kalau ketemu orang yang berkeliaran di jalan dan dikasih label gila. Padahal, kegilaan yang ada di kepala orang-orang yang keliatannya normal itu justru jauh lebih mengerikan.”“Betul,” dukung Marco. “Sejak kenalan sama orang-orang yang jadi penghuni Puan Derana, aku udah berhenti nanya ‘masa sih?’ tiap kali dengar hal-hal mengerikan. Karena memang kenyataan itu kadang sulit diterima akal sehat.”Cerita horor itu benar-benar membuatku agak melupakan kisah tragis Sonya-Vicky. Aku pun akhirnya bersedia diajak makan malam oleh Marco meski menunya sederhana. Mi sop. Karena aku tak sanggup menyantap yang lain.Setelah hari itu, aku dan Vicky rutin berkirim kabar via WhatsApp. Dia juga menyambangi Puan Derana setiap hari. Aku kadang menemaninya jika sedang tak memiliki kesibukan. Vicky mengaku belum berniat memberi tahu keluarganya karena dia ingin Sony

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-13
  • Wonderstruck   Crazy Love [1]

    Aku pernah menonton film dokumenter tentang para pengantin anak Amerika Serikat di kanal Crime + Investigation beberapa bulan silam. Judulnya, I Was A Child Bride. Bukan jenis tontonan yang kusukai. Namun suatu ketika, unggahan tentang acara itu muncul di beranda Instagram milikku. Penasaran, aku pun mencari tahu tentang tayangan tersebut.Isinya mengejutkan. Tentang anak-anak yang dipaksa menikah dengan para pria yang sudah menghamili mereka. Umumnya, mereka adalah para korban perkosaan. Hal yang menyakitkan saat menonton tayangan itu, para korban mengaku memberi tahu keluarga, terutama ibu masing-masing. Namun, ibu mereka sendiri tidak percaya dan menganggap anak-anak itu hanya mengarang cerita.“Ibuku hanya memandang dengan tatapan aneh, seakan aku bisa saja melakukan hal yang mengerikan,” ucap salah satu korban. “Tidak ada pertanyaan detail tentang apa yang kualami. Apalagi sampai melapor ke pihak yang berwajib. Tidak terjadi apa pun. Aku harus me

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-14
  • Wonderstruck   Crazy Love [2]

    Sudah pasti kami sama sekali tak bisa tidur. Aku berusaha agar kami tak membahas tentang apa yang terjadi beberapa jam silam. Aku lebih suka bercerita tentang pertemananku dengan Sonya. Juga bagaimana aku dan Marco pernah bergadang karena menunggui gadis itu melahirkan. Vicky nyaris tak bicara tapi matanya berkaca-kaca. Namun topik itu tetap tak bisa terhindarkan saat Vicky mengaku masih kesulitan percaya bahwa pamannya sendiri yang sudah melakukan hal-hal buruk pada adiknya.“Apa yang kamu takutkan malah beneran terjadi ya, Nef. Kemarin itu, sku dengan pedenya bilang kalau papa tiriku nggak mungkin menjahati Sonya. Kalau nggak mendengar sendiri kata-kata Sonya dan reaksi Om Damar yang aneh itu, mungkin aku sendiri pun kurang percaya,” komentar Vicky dengan suara pelan.“Reaksi papa tirimu itu yang bikin aku yakin kalau Sonya nggak bohong,” dukungku. “Mana mungkin ada orang yang akan diam aja dituduh kayak gitu kalau memang nggak bersalah,

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-15
  • Wonderstruck   Crazy Love [3]

    Tiga saudara kandung ayah Vicky, minus Om Damar, ditambah neneknya yang masih sehat walafiat, awalnya tak percaya begitu saja. Tante Wina bahkan menertawakan Vicky yang dianggapnya sedang berhalusinasi. Salah satu paman Vicky yang cemas, mengira gadis itu sedang mabuk dan menyarankan untuk melakukan rehabilitasi. Hingga Vicky menjelaskan lebih detail dan menunjukkan foto-foto Noni dan Sonya.“Aku nggak mabuk, Om. Aku bahkan nggak pernah tau rasanya minuman keras atau obat-obatan terlarang. Aku datang ke sini karena nggak tau lagi harus melakukan apa. Mama malah ngatain Sonya gila karena ngaku bahwa Om Damar yang udah nyelakain dia. Hanya karena mental Sonya saat ini nggak stabil, bukan berarti dia bohong, kan?” kata Vicky berapi-api. “Nefertiti ini ngeliat sendiri kondisi Sonya pas baru dibawa ke Puan Derana. Dia depresi berat dan nggak mau pulang ke rumah. Sonya bahkan lebih memilih jadi pengemis.”Suasana sontak menjadi hening. Ponsel mi

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-16
  • Wonderstruck   Rise Up [1]

    Dulu, penilaianku pada Vicky cenderung negatif. Namun sekarang mataku terbuka, Vicky adalah gadis hebat yang sangat sayang pada adiknya. Dia tak pernah menyerah meski diusir Sonya tiap kali mereka bertemu.“Aku nggak mau ngeliat Kakak lagi. Dulu, Kakak juga nggak peduli sama aku. Kenapa sekarang malah datang ke sini? Aku benci sama Kakak,” teriak Sonya untuk kesekian kalinya.“Sonya, jangan kayak gitu,” bujukku. “Kak Vicky selama ini nggak tau kalau kamu....”“Kakakku nggak peduli, Nefertiti!” bentak Sonya dengan mata berkaca-kaca. “Kalau Kak Vicky nggak terlalu sibuk sama urusannya, pasti dia nggak akan ninggalin aku di rumah."Meski berhadapan dengan penolakan adiknya, Vicky tak lantas menyerah. Perjuangan gadis itu berbuah manis setelah Sonya akhirnya berhenti memintanya pulang. Kata-kata Levi si mulut ember memang benar, jangan menilai segala sesuatu dari bungkusnya saja. Karena kemasan memang tak

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-17

Bab terbaru

  • Wonderstruck   Epilog

    Amara sering mendengar kalimat tentang cinta yang bisa mengubah hidup seseorang dengan drastis. Dan selama ini dia kerap mencibir, tidak memercayai hal itu sama sekali. Baginya, orang-orang yang sedang jatuh cinta itu cuma melebih-lebihkan saja.Akan tetapi, kini cibirannya itu justru berbalik menyerang Amara. Menjadi bumerang yang membuatnya jengah. Jika boleh jujur, Amara bahkan tidak tahu kalau efek cinta yang dirasakannya itu ternyata jauh lebih besar dibanding bayangan gadis itu. Amara mengira hidupnya sudah remuk dan takkan bisa lagi kembali normal. Bahagia itu cuma sebuah mimpi lancang yang terlarang untuknya.Hingga Seo Ji Hwan hadir dalam dunianya, memainkan sihir ajaib yang tidak pernah terduga.Membuka hatinya lagi untuk Ji Hwan setelah tahu siapa cowok itu, sama sekali tidak mudah. Akan tetapi, memaksa Ji Hwan menjauh dan membiarkan cowok itu lenyap dari hidup Amara selamanya, jauh lebih tidak tertanggungkan. Cinta Amara untuk cowok itu sudah bertumb

  • Wonderstruck   My Other Half [7]

    Kata-kata Ji Hwan itu mengejutkan Amara. Dia pun merespons. “Pasti itu melibatkan cewek yang namanya Rita tadi,” tebak Amara dengan perasaan terganggu. Cemburu.“Memang iya,” aku Ji Hwan dengan jujur. Pengakuan itu membuat Amara berjengit.“Dan tadi dia menggandengmu dengan mesra,” Amara menahan diri agar tidak mengomel panjang. “Aku dan Sophie ngeliat semuanya.”“Dia memang menggandengku, Mara. Tapi seingatku, buru-buru kulepaskan. Nggak ada yang bisa dianggap ‘mesra’ di situ,” ralat Ji Hwan. Kedua tangannya terangkat dan membuat tanda petik di udara. “Kalau memang kamu secemburu itu, seharusnya kamu nggak pernah ngelepasin aku,” dia menambahkan.Amara menoleh ke kanan, mengira akan melihat Ji Hwan tersenyum jail. Namun ternyata tidak. Ji Hwan terlihat sangat serius dengan kata-katanya. Matanya yang agak sipit itu menatap Amara dengan kesungguhan yang luar biasa.

  • Wonderstruck   My Other Half [6]

    Ji Hwan tertawa geli. Amara benar-benar merasa lega karena akhirnya bisa melihat cowok itu tergelak lagi. Lesung pipitnya begitu menyihir. Amara sekarang baru menyadari betapa dia sangat merindukan Ji Hwan. Dia tidak tahu bagaimana selama ini bisa bertahan, bahkan sampai bersikap memusuhi cowok itu. Amara pun tak sudi mendengar semua pembelaan diri dari Ji Hwan.“Sophie juga udah ngingetin aku tentang kamu yang gengsi banget untuk mengakui perasaanmu sama aku,” aku Ji Hwan.Amara mendesah tak berdaya. “Kalau nanti ketemu Sophie, aku akan menjahit mulutnya,” ucap gadis itu. “Dia sama sekali nggak bisa menjaga rahasia.”Ji Hwan tertawa kecil. “Sophie nggak punya maksud jelek. Dia cuma ingin membantu kita berdua,” katanya. “Heartling, bisa nggak sih, kita berhenti berantem dan ngucapin kata-kata yang nyakitin hati? Aku beneran jatuh cinta sama kamu. Aku menyesali semua yang harus kamu alami. Aku lebih nyesal lag

  • Wonderstruck   My Other Half [5]

    Wajah Amara menghangat. Kata-kata Ji Hwan itu membuatnya jengah. Dia sempat mengerjap sambil menatap sang mantan, tak yakin bagaimana Ji Hwan tampak berbeda dibanding kemarin. Hari ini, Ji Hwan tampak lebih santai dan bisa mengucapkan kata-kata yang mengejutkan. Meski tak terlihat lesung pipitnya yang begitu disukai Amara.“Kenapa aku harus cemburu?” Amara mengerutkan glabelanya. “Ji Hwan, kita beneran konyol banget karena ngebahas hal-hal yang nggak penting. Sekarang, balik ke masalah yang sebenarnya. Kamu ngajak aku ke sini untuk ngebahas apa?” tanya Amara. Dia berusaha bersikap setenang mungkin meski nyatanya jantung Amara terasa menggila lagi.“Bukannya kamu merindukanku?” Ji Hwan malah balas bertanya. Pertanyaan itu begitu mengejutkan, seperti bom yang dijatuhkan di keheningan malam.“Apa?” Amara yakin dia sudah salah dengar.Ji Hwan menjawab dengan sabar. Nada sinis yang tadi tertangkap di telinga Amar

  • Wonderstruck   My Other Half [4]

    “Kamu sakit ya, Mara? Wajahmu agak pucat,” cetus Ji Hwan dengan napas memburu. Menurut tebakan Amara, cowok itu pasti berlari saat kembali ke tempatnya menunggu.“Aku nggak sakit.” Seisi dada Amara dipenuhi permohonan, berharap Ji Hwan mau memanggilnya “Heartling” lagi. Permohonan yang tidak mampu dilisankan Amara di depan cowok itu. Sesaat kemudian, gadis itu memarahi dirinya sendiri. Memangnya apa yang diharapkannya? Ji Hwan sudah melakuakan segalanya untuk mempertahankan Amara. Akan tetapi, Amara sendiri yang menolak Ji Hwan berkali-kali.Ji Hwan melihat ke arah jam tangannya. “Kita bisa pergi sekarang? Atau kamu mau makan siang dulu?”Amara menggeleng. “Aku nggak lapar.”Setelahnya, gadis itu berjalan bersisian dengan Ji Hwan menuju tempat parkir motor di fakultas cowok itu. Tak ada yang membuka mulut. Amara pun sama sekali tidak berkomentar saat mantan pacarnya menyerahkan sebuah helm kepada

  • Wonderstruck   My Other Half [3]

    Namun Amara tidak mampu mensterilkan diri dari perasaan senang saat melihat Rita menjadi salah tingkah dengan wajah agak pias. Mereka saling sapa dengan canggung. Amara juga merasa lega karena Ji Hwan tidak mengoreksi kata-kata Sophie tadi.Kurang dari tiga menit kemudian Rita pamit dengan alasan harus masuk kelas. Tak lama kemudian Sophie pun menyusul. Tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu menyesali caranya mengintimidasi Rita. Sophie malah terkesan puas dengan kelakuannya barusan. Kini, yang tinggal hanya Amara, berdiri berhadapan dengan mantan pacarnya dengan canggung. Gadis itu memindahkan berat badannya dari kaki kanan ke kaki kiri. Tidak ada yang bicara hingga berdetik-detik. Sementara mahasiswa berlalu-lalang di sekitar mereka.“Amara, kenapa belum pulang? Masih ada kuliah, ya?”Tanpa melihat pun Amara tahu bahwa Reuben yang barusan menyapanya. Dosennya itu berhenti sambil menatap Amara. Berdiri di depan dua pria yang pernah menjanjikan hati m

  • Wonderstruck   My Other Half [2]

    Amara belum pernah merasakan siksaan luar biasa saat mengikuti kuliah. Ji Hwan yang sudah memperkenalkannya pada perasaan asing yang membuatnya tak berdaya itu. Amara mengutuki waktu yang melamban dan jarum jam yang seakan tidak bergerak. Seolah-olah waltu membeku begitu saja.“Mara, bisa duduk diam nggak, sih?” protes Sophie. “Kalau kamu bergerak-gerak terus di kursimu, mungkin bakalan dikira kena wasir.”Kalimat seenaknya dari Sophie itu membuat Amara menendang kaki sahabatnya dengan gerakan pelan. Sophie malah terkikik geli dan buru-buru menundukkan wajah agar tak ketahuan dosen sedang tertawa.“Pasti kamu udah nggak sabar pengin buru-buru keluar dari sini, kan?” tebak Sophie ketika akhirnya kelas berakhir. Seringai jailnya tidak mampu membuat perasaan Amara membaik. “Tersiksa banget kan, Mara?”Amara mengabaikan gurauan sahabatnya. “Sophie, nanti kalau ketemu Ji Hwan, aku harus ngomong apa? Aku ben

  • Wonderstruck   My Other Half [1]

    Amara melangkah pelan dengan kepala tertunduk. Sophie menggandeng lengan kanannya. Setelah menghabiskan waktu di kantin, mereka akhirnya menuju ruang kelas. Perkuliahan akan dimulai sekitar sepuluh menit lagi. Perbincangan Amara dan Sophie tidak mendapat titik temu seputar jalan keluar untuk soal Ji Hwan. Amara sudah kehilangan semangat. Dia yakin, kini dia merasakan patah hati dalam arti sebenarnya.Amara tahu, rasa sakit yang harus ditanggungnya pasti tak akan ringan. Setelah semua kemarahannya mereda dan akal sehat yang berbicara, pastilah rasanya berbeda dibanding malam tahun baru itu. Saat dia memutuskan hubungan dengan Ji Hwan tanpa perasaan.“Kamu terlalu jauh dijajah gengsi. Itu kebiasaan jelek, Mara. Gengsi itu perlu tapi ya harus pada tempatnya. Kalau memang....” Sophie tidak melanjutkan kalimatnya.Heran karena Sophie tak lagi bicara, Amara berujar, “Silakan terus mengejek dan menceramahiku. Masa sih kamu udah capek? Kayaknya ini bar

  • Wonderstruck   Biar Hati Bicara [8]

    Sophie sudah digariskan menjadi orang yang tak mudah dipuaskan. Dan meski sudah ikut melihat adegan tadi, gadis itu merasa bahwa reaksi Amara terlalu berlebihan. Cemburu yang tidak pada tempatnya. Bagi Sophie, tak seharusnya semangat Amara melempem begitu saja. Gadis itu tanpa sungkan mengutarakan opininya.“Katanya rindu, tapi udah langsung nyerah cuma karena ngeliat ada pengagum Ji Hwan yang lagi usaha untuk narik perhatian,” sindirnya. Sophie tidak menyembunyikan rasa gelinya. Tawanya menyusul kemudian, membuat Amara merengut sekaligus kesal.“Aku nggak cemburu, kalau itu yang kamu maksud,” balas Amara, defensif.Sophie mengabaikan kata-kata Amara. “Kamu ingat nama cewek itu? Rita kan, ya?”Amara berusaha keras menggali memorinya tapi gagal total. “Entahlah, aku sama sekali nggak ingat. Cuma kenal mukanya doang.”“Hmmm, aku maklum, sih. Sebelum ini, kamu terlalu asyik berdua sama Ji Hwan, sih

DMCA.com Protection Status