Home / Urban / SKANDAL SANG PENGUASA / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of SKANDAL SANG PENGUASA: Chapter 201 - Chapter 210

235 Chapters

Bab 200. Bangunlah, Tuan!

“Saya memang merindukan anda dan Tuan Hans.” Julie menghentikan langkah kakinya di depan ruang ICU. “Silakan masuk, Tuan. Waktu berkunjung di sini dibatasi.”Daniel menarik napas dalam-dalam sebelum masuk ke dalam ruangan itu. Ia melangkah perlahan sambil memikirkan apa yang akan ia katakan kepada bosnya.“Ya Tuhan,” ucap Daniel pelan saat melihat Leon. Ia semakin merasa bersalah saat melihat tuannya terbaring tak berdaya di ranjang pasien.Laki-laki itu mendekati Leon, lalu menggenggam tangan laki-laki yang sudah berminggu-minggu terbaring dan tidak pernah membuka matanya.“Tuan, maafkan saya.” Kata itulah yang pertama kali keluar dari mulut Daniel. “Bangunlah, Tuan. Saya janji akan melakukan apa pun untuk bisa membawa Nona Jessica ke hadapan Anda.”Tidak sedikit pun respons dari laki-laki yang terlihat tidur dengan tenang itu. Daniel merasa sedih melihat keadaan tuannya. "Bangunlah, Tuan. Saya janji akan segera menemukan Nona Jessi. Bangunlah, demi anakmu, Tuan."Daniel banyak berb
last updateLast Updated : 2022-05-22
Read more

Bab 201. Keraguan Daniel

"Nona Julie, apa sebelumnya kamu tidak tahu ke mana Tuan Felix membawa Nona Jessi?" Daniel menoleh pada wanita cantik yang duduk di sampingnya. Kini mereka berada di dalam mobil menuju Beauty Corporation."Maafkan saya, Tuan, saya tidak tahu ke mana Tuan Felix membawa Nona Jessie," jawab Julie dengan jujur."Apa kamu tahu kalau Tuan Felix yang menyembunyikan Nona Jessie sebelum kami semua tahu tentang itu?" Daniel kembali bertanya. Ia curiga kepada wanita yang berada di sampingnya, tidak mungkin dia tidak tahu di mana keberadaan bosnya."Saya tahu kalau Tuan Felix yang membawa Nona Jessie pergi dari perusahaan melalui jalan rahasia yang tidak mungkin saya katakan kepada anda." Julie menoleh kepada Daniel lalu menatapnya dalam beberapa detik sebelum melanjutkan ucapannya. "Saya benar-benar tidak tahu ke mana Tuan Felix membawa Nona Jessie.""Kapan terakhir kamu berkomunikasi dengan Nona Jessie?" Daniel terus saja menginterogasi Julie."Setelah saya memberitahu Nona Jessie kalau Anda
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

Bab 202. Memohon

Daniel berjalan cepat masuk ke dalam kantor Beauty Corporation menuju ruang kerja Tuan Felix, disusul dengan Julie yang berjalan cepat mengimbangi langkah laki-laki itu."Tuan Daniel pelan-pelan saja. Anda belum baik-baik saja kan? Tuan Felix sudah tahu kedatangan Anda karena saya sudah menghubunginya sebelum kita pergi." Julie khawatir Daniel jatuh pingsan karena dia terlihat lemas dan berwajah pucat.Kamu tenang saja Nona Julie. Saya ini laki-laki yang kuat, saya masih bisa memanjat gedung ini, walaupun tanpa alat itu," kata Daniel sambil menunjuk lift."Saya tahu anda hanya mengatakan omong kosong," sahut Julie sambil tertawa pelan.Daniel menghentikan langkah kakinya, lalu menghadap Julie dan berkata. "Apa kamu tidak percaya dengan saya? Kamu mau bukti? Saya akan melakukannya sekarang juga.""Saya hanya bercanda, Tuan." Julie tersenyum sambil merentangkan tangan kanannya. "Silakan!" Julie mempersilakan Daniel untuk masuk ke dalam lift lebih dulu."Kamu seorang wanita, Nona, seharu
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more

Bab 203. Apa Dia Bisa Dipercaya

"Saya minta tolong untuk membawa Nona Jessi kepada Tuan Hans." Daniel turun dari kursi, lalu bersimpuh memohon kepada Tuan Felix "Saya mohon Anda bisa membantu membujuk Nona Jessi agar mau menjenguk Tuan Hans.""Bangunlah! Tuan Daniel anda tidak perlu seperti ini." Tuan Felix menegakkan duduknya. "Saya akan membantu Anda tapi tidak bisa berjanji untuk membawa Jessi ke sini. Saya hanya akan membujuk dia dan keputusan ada di tangannya.""Terima kasih, Tuan," ucap Daniel sambil tersenyum bahagia. "Terima kasih banyak ucapnya lagi.""Apa Anda bener-bener akan membawa Nona Jessi kembali, Tuan Felix?" tanya Julie sambil bangun dari duduknya lalu menghampiri Daniel untuk membantu laki-laki itu."Saya tidak berjanji. Saya hanya akan berusaha membujuk Jessi untuk menjenguk Leon, tapi saya tidak berjanji jika Jessi menolak saya tidak bisa memaksanya dia sudah cukup tersakiti. Saya tidak mau dia tambah menderita.""Tidak apa-apa, Tuan, saya menghargainya." Daniel bangun lalu kembali duduk di tem
last updateLast Updated : 2022-05-25
Read more

Bab 204. Harapan Julie

Sebenarnya Felix masih ragu dengan ketulusan Daniel. Tentu saja dia tidak bisa percaya begitu saja kepada laki-laki yang sudah membohongi Jessie. Selama ini dia hanya mencoba berpura-pura baik hati. Namun ia tidak bisa mempercayai sepenuhnya dua laki-laki yang telah membohongi Jessi."Maksud Anda apa, Tuan?" Julie benar-benar tidak mengerti dengan ucapan Tuan Felix."Saya khawatir Daniel akan mengikuti Jessica Jika dia kembali ke tempat persembunyiannya."Saya yakin Tuan Daniel akan memegang ucapannya," jawab Julie. "Begini saja, Tuan kirimkan pengawal untuk menjaga Nona Jessi tapi jangan sampai orang lain tahu ada beberapa pengawal yang melindungi Nona.""Saya akan coba membujuk Jessi. Sebenarnya dia tidak tahu kalau laki-laki itu mengalami kecelakaan karena saya melarang Timo untuk memberitahukan tentang kecelakaan yang dialami Leon. Saya khawatir akan menambah beban pikirannya."Julie sudah mengira hal itu akan terjadi karena jika bosnya itu tahu kalau sang kekasih kritis, tentu di
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

Bab 205. Memberikan Kejutan Untuk Jessi

"Nona Julie, tolong kosongkan jadwal saya untuk satu minggu ke depan!" titah Tuan Felix setelah keluar dari ruang meeting. "Hari ini juga saya akan pergi menemui Jessi.""Baik, Tuan." Julie sangat bersemangat mendengar Tuan Felix akan menemui bosnya. Ia sudah sangat merindukan sang penguasa Beauty Corporation itu."Kamu terlihat sangat bahagia Nona Jessie. Apa kamu senang kalau saya tidak ada di sini?""Bukan, Tuan! Bukan seperti itu. Saya senang karena Tuan akan membawa Nona Jessi kembali. Harapan saya untuk bertemu Nona akan terwujud.""Itu jika dia mau pulang," kata Tuan Felix sambil menggelengkan kepalanya."Nona pasti mau, Tuan. Saya yakin dia masih sangat mencintai Tuan Leon, saya akan terus berdoa supaya Nona Jessi mau datang, walau hanya sebentar saja.""Teruslah berdoa. Saya akan pergi sekarang.""Baik Tuan." Julie menunduk hormat kepada Tuan Felix yang sudah melangkah pergi."Nona Jessi pasti mau datang menjenguk Tuan Leon jika memang Tuan Felix membujuknya," ucap Julie penu
last updateLast Updated : 2022-05-27
Read more

Bab 206. Mengucapkan Salam Perpisahan

"Alexa, bagaimana kalau perayaan untuk pekerjaan baru Willy kita adakan sekarang juga," usul Bibi Delma."Kenapa, Bi? Apa Bibi dan Paman ada acara?" Alexa menoleh pada wanita tua yang berdiri di sampingnya."Kalau malam waktunya sebentar. Renate kan lagi hamil tidak baik kalau tidur terlalu malam.""Oh iya ya." Alexa manggut-manggut. "Ya udah kita masak sekarang aja.""Siap ...!" seru Willy.Alexa bangun dari duduknya. "Kita pulang, kita siapkan makanannya.""Kita masak di sini saja, persediaan makanan Bibi cukup banyak," kata Bibi Delma. "Alexa kamu ikut saya, Willy kamu temani Renate ya.""Iya, Bi, dengan senang hati," ucap Willy dengan senyum bahagia."Aku ngapain nih?" Viktor kebingungan karena tidak kebagian tugas apa pun."Kamu bantu pamanmu sana!" tunjuk Bibi Delma kepada suaminya yang sedang memeriksa kendaraannya."Siap, Bi."Bibi Delma dan Alexa pergi ke dapur, menyiapkan makanan untuk merayakan pekerjaan baru Willy."Renate, kakakku yang cantik, apa kamu akan merindukanku
last updateLast Updated : 2022-05-31
Read more

Bab 207. Sangat Cantik

"Tidak! Maksudku bukan seperti itu. Aku hanya bertanya saja Renate karena aku ingin membelikan kacamata baru untukmu dari gaji pertamaku."Willy memang ingin membelikan kacamata baru karena kacamata tebal milik Renate terlihat kusam. Ia tidak tahu kalau Renate sengaja memakai barang-barang yang sederhana."Terima kasih, Willy, tapi itu tidak perlu. Aku memakai kacamata ini karena ini adalah kacamata peninggalan nenekku yang sangat bernilai bagiku, walau di matamu ini sangat jelek."Renate tahu maksud Willy ingin membelikan kacamata baru untuknya yang lebih bagus dan cantik."Aku tidak bilang kacamata itu jelek. Aku hanya ingin membelikan kacamata yang baru supaya kamu bisa berganti-ganti memakainya." Willy berpikir kalau Renate memakai kacamata dengan model baru atau menggunakan lensa kontak, pasti kecantikan Renate yang tersembunyi akan terpancar."Simpan uangmu untuk masa depan. Jika kamu sudah berkeluarga, kamu akan membutuhkan banyak uang. Bijaklah dalam menggunakannya."Andai sa
last updateLast Updated : 2022-05-31
Read more

Bab 208. Wanita Paling Bahagia

Bibi Delma menyusul Willy dan Renate. Mereka makan bersama sembari bercerita tentang pengalaman Willy sebelumnya yang pernah bekerja di kota.Willy harus kembali bekerja di kota, walaupun dia tidak rela meninggalkan Renate yang tengah hamil, tapi dia harus pergi. Dia tidak ingin menjadi benalu dalam kehidupan sang kakak.Setelah selesai makan mereka berbincang-bincang di taman belakang, sedangkan Alexa dan Bibi Delma baru bergabung setelah membersihkan alat makan."Sayang, apa tubuhmu mudah lelah?" Bibi Delma merasa khawatir kepada Renate. "Kalau ada keluhan, jangan sungkan." "Tidak, aku baik-baik saja. Pergerakan anakku membuatku kuat dan tetap bersemangat untuk melanjutkan hidupku."Gerakan kecil yang dilakukan anaknya membuat Renate bersemangat untuk menata masa depannya bersama dengan sang anak. Ia tidak mau hidup dalam bayang-bayang masa lalu lagi."Bagus, Sayang. Bibi yakin setelah bayimu lahir, semua masalah yang kamu khawatirkan selama ini akan lenyap begitu saja setelah meli
last updateLast Updated : 2022-06-01
Read more

Bab 209. Kejutan Untuk Renate

"Kenapa?" Renate kebingungan."Kalau aku menemuimu lebih dulu bisa-bisa aku tidak jadi berangkat ke kota," jawab Willy sambil tertawa."Baiklah, terserah kamu saja Willy. Hati-hati di sana, ingat pesanku tadi!""Baik, Kakak cantik. Aku akan selalu mengingat pesanmu. Willy dan Viktor berpamitan kepada Bibi Delma dan Paman Timo, kemudian mereka pergi meninggalkan rumah itu."Bibi aku mau ke kamar dulu. Aku ingin merebahkan tubuhku, rasanya aku sangat lelah." Renate berdiri sambil meregangkan otot-otot tangannya."Silakan, Nak, tapi jangan tidur dulu ya, ada kejutan untukmu sebentar lagi.""Kejutan?" Renate kembali duduk. "Kejutan apa?" tanya Renate penasaran. "Ayo katakan Bibi, jangan membuatku semakin penasaran.""Tunggu sebentar lagi!" sahut Paman Timo."Aku semakin penasaran. Jadi, tidak sabar. Aku tunggu di sini saja," kata Renate.Renate tidak bisa menerka-nerka kejutan apa yang akan diberikan kedua orang tua yang sudah dia anggap keluarga sendiri itu."Sayang, kamu istirahat saja
last updateLast Updated : 2022-06-05
Read more
PREV
1
...
192021222324
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status