Home / Urban / SKANDAL SANG PENGUASA / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of SKANDAL SANG PENGUASA: Chapter 211 - Chapter 220

235 Chapters

Bab 210. Benci Tapi Cinta

"Ada apa tiba-tiba Paman ke sini? Apa Mami dan papiku baik-baik saja?" Renate yakin ada sesuatu yang penting yang ingin dibicarakan oleh Paman Felix.Ia tahu betul kalau laki-laki itu tidak ingin menginjakkan kakinya di rumah yang banyak kenangan tentang istrinya karena ia selalu sedih jika teringat dengan sang istri yang sudah meninggalkannya lebih dulu dari dunia ini."Orang tuamu baik-baik saja, tapi ayah dari anak yang di kandungmu, dia tidak baik-baik saja." Tuan Felix memerhatikan Renate yang tiba-tiba menunduk saat ia menyebutkan ayah dari anaknya.Renate hanya diam saja saat mendengar kabar tentang Leon, ia tidak tahu harus berkata apa-apa. "Paman tahu kamu sangat membencinya, tapi Paman yakin di lubuk hatimu, kamu masih mencintai Leon."Renate terus menundukkan kepalanya. Memang benar apa yang dikatakan sang paman, benci dan cinta bersemayam di hatinya.Melihat Renate tidak melarangnya saat menceritakan Leon, Felix kembali melanjutkan ucapannya."Beberapa minggu yang lalu, d
last updateLast Updated : 2022-06-06
Read more

Bab 211. Gundah Gulana

"Kalau kamu belum siap, jangan memaksakan diri!" Paman Felix mengusap lembut rambut Renate.Renate menoleh sembari tersenyum. "Paman, bagaimana kabar Mami dan Papi, apa mereka sehat-sehat saja?"Renate belum bisa mengambil keputusan, ia masih bimbang. Di sisi lain ia masih sangat mencintai Leon, tapi di lain sisi ia teringat dengan pengkhianatan laki-laki itu."Orang tuamu sehat-sehat saja dan mereka mengerti tentang kamu. Mereka sangat berharap ingin bertemu denganmu."Felix mengerti kegundahan hati Renate. Ia tidak akan mengatakan apa-apa lagi tentang Leon padanya. "Aku juga ingin bertemu dengan mereka, Paman, tapi aku belum siap," balas Renate. "Oh ya Paman, bagaimana kabar Julie, dia baik-baik saja kan?"Renate teringat dengan sekretaris yang selalu setia padanya. "Dia sangat baik dan dia juga wanita pekerja keras seperti dirimu. Julie sangat merindukanmu, Re.""Aku juga merindukannya," balas Renate. "Paman, bagaimana keadaan perusahaan dan para pegawaiku?""Perusahaanmu baik-ba
last updateLast Updated : 2022-06-07
Read more

Bab 212. Keputusan Renate

"Maafkan, Bibi, sebenarnya Bibi dan Paman sudah tahu tentang kecelakaan itu, tapi kami menutupinya. Paman Felix melarangmu menonton televisi supaya kamu tidak mendengar tentang berita kecelakaan laki-laki itu.""Lalu aku harus bagaimana, Bi?""Ikuti kata hatimu!" Bibi Delma mengusap-usap lengan Renate sembari tersenyum. "Ini tentang perasaanmu padanya, Bibi tidak bisa melarangmu atau menyuruhmu karena hatimu lebih tahu apa yang harus kamu lakukan.""Aku mencintainya, tapi juga membencinya," kata Renate. "Tapi, anakku tidak mungkin kan membencinya? Jika dia bertanya tentang ayahnya kelak, apa yang harus aku katakan?""Kalau kamu ingin tahu pendapat Bibi, pergilah temui dia, walau bagaimanapun dia adalah ayah dari anak yang kamu kandung.""Apa aku akan baik-baik saja jika bertemu dengannya lagi?" Renate khawatir dirinya tidak bisa menahan amarah kepada laki-laki itu seperti saat ia tahu kalau Leon telah menjebaknya. "Jangan temui dia sebagai kekasih, tapi temuilah dia sebagai ibu dari
last updateLast Updated : 2022-06-07
Read more

Bab 213. Tiba Di Rumah Sakit

"Itu tidak akan terjadi, Tuan. Saya akan menepati janji," ucap Daniel meyakinkan.Tuan Felix dan Renate segera pergi ke kota untuk menjenguk Leon. Di sepanjang perjalanan Renate hanya diam saja tanpa berbicara sedikit pun kepada Tuan Felix. Laki-laki tua itu membiarkan Renate bergelut dengan pemikirannya sendiri.Tuan Felix teringat dengan kelicikan Daniel dan Leon, ia menoleh pada wanita hamil yang duduk di samping kemudi."Renate, sebaiknya ubah penampilanmu! Kembalilah sebagai Jessica.""Tapi, Paman, semua orang akan mengenaliku kalau aku membuka penyamaran ini. Bagaimana kalau ada orang-orang yang tahu keberadaanku?""Kalau Daniel tahu penyamaranmu sebagai Renate dia akan mudah mengenalimu jika setelah ini dia dan Leon mencari keberadaanmu. Mereka pernah melakukan hal yang licik, tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukannya kembali. Kita harus waspada."Renate menoleh. "Lalu aku harus menutupi wajahku pakai apa?""Kita ke rumahmu dulu. Pakailah kacamata hitam dan syal untuk
last updateLast Updated : 2022-06-08
Read more

Bab 214. Leon Sadar

Jessica masuk ke dalam ruang ICU tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Daniel. Ia berjalan pelan mendekati ranjang laki-laki yang terbaring lemah dengan mata terpejam. Rambut yang tumbuh di sekitar dagu dan pipi belakangnya sudah terlihat memanjang. Alat-alat bantu medis terpasang di tubuh CEO D. R Corporation itu.Hati Jessica merasa hancur melihat laki-laki yang ia cintai terbaring lemah tak berdaya. Kebenciannya seakan sirna melihat Leon seperti mayat hidup.Wanita hamil itu melepas kacamata hitamnya, lalu membuka syal yang menutupi kepalanya. "Selamat siang, Leon. Apa kamu masih mengingat suaraku?"Jessica menggenggam tangan laki-laki yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, hingga tak terasa air matanya menetes pada punggung telapak tangan Leon. "Leon, Liebe-mu datang. Bangunlah!" ucap Jessi sambil terisak. "Aku memang membencimu, tapi rasa cintaku kepadamu lebih besar dari rasa benci itu. Aku tidak mau anakku lahir tanpa seorang ayah."Jessica mengangkat tangan Leon da
last updateLast Updated : 2022-06-09
Read more

Bab 215. Kekhawatiran Jessi

"Apa maksudmu?" Dokter Jacob merasa heran karena Daniel berterima kasih kepada kekasih Leon."Sebenarnya tadi Nona Jessica datang ke sini untuk menjenguk Tuan Hans."Sebelum kedatangan Jessica, Daniel meminta Tuan Jacob untuk ke rumah Tuan Karl supaya Dokter yang sekaligus sahabat bosnya itu tidak bertemu dengan Jessi."Kapan? Kenapa saya tidak mengetahuinya?" "Sekitar tiga puluh menit yang lalu, saat anda ke rumah Tuan besar," jawab Daniel. "Apa dia wanita yang bersama Tuan Felix?" tanya Dokter Jacob sembari memicingkan matanya."Anda bertemu dengannya, Dokter?" Daniel terkejut, ia khawatir Dokter Jacob mencari tahu sendiri tentang wanita yang dimaksud."Saya berpapasan dengan Tuan Felix dan wanita hamil yang memakai pakaian serba hitam di depan rumah sakit. Tadinya saya penasaran, tapi Dokter David menelepon saya harus segera ke ruangan Hans.""Ya, dia Nona Jessica." Daniel membenarkan. Ia merasa lega karena sahabat bosnya itu tidak mencari tahu tentang wanita bersyal hitam itu."
last updateLast Updated : 2022-06-10
Read more

Bab 216. Bertemu Orang Tua

“Nona Juli, kenapa kamu menangis? Apa Leon baik-baik saja?” Tuan Felix khawatir terjadi sesuatu kepada laki-laki yang sedang koma itu.“Tuan Leon baik-baik saja. Saya menangis karena bahagia, akhirnya Tuan Leon sadar. Saya menelepon ingin mengucapkan terima kasih kepada Nona Jessi.”“Syukurlah. Saya pikir terjadi sesuatu yang buruk kepada Leon.” “Saya mewakili Tuan Daniel mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuan Felix dan Nona Jessi. Semoga Nona selalu bahagia,” ucap Julie dengan tulus. “Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, maaf sudah mengganggu perjalanan Anda.”Julie pikir Tuan Felix dan Jessica sedang dalam perjalanan menuju persembunyiannya selama ini.“Tidak apa-apa, Nona Julie, saya turut senang mendengar Leon sudah sadar, semoga dia bisa secepatnya pulih total.” Tuan Felix menutup panggilan teleponnya, lalu memasukkan handphone-nya ke dalam saku celana.Laki-laki tua itu menatap Jessica sambil tersenyum. “Leon sudah sadar, Jess," ucapnya. Jessica tersenyum bahagia mende
last updateLast Updated : 2022-06-11
Read more

Bab 217. Keputusan Jessi

Setengah jam kemudian Tuan Felix sudah kembali bersama dengan orang tua Jessica.Nyonya alice langsung memeluk Jessica yang sudah menyambutnya di depan pintu. "Apa kamu baik-baik saja, Jess?" Nyonya Alice membingkai wajah anaknya, lalu mencium pipi Jessica berkali-kali. Wanita yang memakai dres panjang berwarna biru itu melepas pelukannya, lalu mengusap-usap perut Jessica yang sudah membuncit.Nyonya Alice membungkukkan badannya untuk mencium perut Jessica. "Sehat-sehat kamu ya." "Maafkan Papi yang tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa membantu di saat kamu terpuruk. Papi bukan orang tua yang baik untukmu."Jessica memeluk Tuan Jason dan berkata. "Jangan bicara seperti itu! Berkat doa kalian, aku baik-baik saja sampai sekarang."Wanita hamil itu melepas pelukannya. "Ayo kita masuk!"Jessica dan kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah Jessica, begitu pun dengan Tuan Felix."Tuan, saya pulang dulu, kalau ada yang diperlukan, Anda bisa menelpon saya," kata Tuan Felix ."Felix, terim
last updateLast Updated : 2022-06-12
Read more

Bab 218. Ucapan Terima Kasih

"Apa ada yang bisa saya bantu, Tuan Karl?" tanya Tuan Jason dengan ramah kepada pesaing bisnisnya."Saya ingin berterima kasih kepada anak Anda, Tuan."Ingin sekali Tuan Karl mengirimkan hadiah untuk ucapan terima kasihnya kepada keluarga Moris, tapi ia khawatir Tuan Jason tersinggung."Berterima kasih? Untuk apa?" Tuan Jason kebingungan. Ia tidak merasa melakukan apa pun untuk pesaing bisnisnya itu. Bahkan terakhir kali bertemu waktu menjenguk Leon di rumah sakit beberapa minggu lalu."Daniel mengatakan kepada saya kalau Hans sadar setelah Jessica datang menemuinya. Tolong sampaikan ucapan terima kasih saya sebanyak-banyaknya kepada putri Anda, Tuan." Tuan Karl sangat bahagia dan berharap Jessica menjadi menantunya, tapi ia sadar perbuatan putranya tidak mungkin bisa dilupakan begitu saja oleh Jessica."Leon sudah sadar? Maaf, maksud saya Hans. Apa dia sudah bangun dari koma?" tanya Tuan Jason yang memang belum tahu kabar tentang Leon."Tidak apa-apa Tuan, Anda berhak memanggil deng
last updateLast Updated : 2022-06-13
Read more

Bab 219. Terkenang Masa Lalu

Setelah berbicara dengan orang tua Leon, Jessica menjadi bimbang. Sikap Tuan karl membuatnya merasa tidak enak hati karena semua masalah yang timbul bukan hanya karena kesalahan Leon semata.Jessica memberikan ponselnya kepada sang Papi sambil bertanya. "Papi dan Mami menginap di sini tidak?“Kalau boleh, Mami dan Papi mau menginap di sini,” kata Nyonya Alice. “Bololeh Mi, tapi apa Mami mau tidur di kamar Leon? Kalau mau biar aku bereskan dulu, tapi sepertinya rumah ini selalu bersih. Apa Mami mengirimkan orang untuk bersih-bersih di rumah ini?” Jessica bangun dari duduknya. Pandangannya menyapu setiap sudut rumahnya. Walau sudah lama ia tinggal, tapi tidak ada yang berubah di rumah itu.” Leon tidak mengizinkan siapa pun masuk ke rumah ini, selain Mami, Papi, dan Daniel.”“Lalu siapa yang membersihkan rumah ini? Bukannya Leon terbaring di rumah sakit selama berminggu-minggu?”“Daniel dan Julie yang membersihkan rumahmu. Daniel mempercayai Julie karena dia juga orang kepercayaanmu.
last updateLast Updated : 2022-06-15
Read more
PREV
1
...
192021222324
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status