"Jeremy, aku tak peduli kalau kau mau mati, tapi jangan mengotori tanganku." Madeline menatap pria itu dalam-dalam, dan tiba-tiba saja, detak jantungnya bertambah cepat.Dia kira dirinya akan senang mendengar bahwa seseorang yang dia benci mati-matian ingin mati, namun di saat ini, dia merasakan ketidaknyamanan yang ganjil.Melihat noda darah di kemeja putih Jeremy bertambah luas, air mata tiba-tiba menggenangi kedua matanya. Dia merasa bimbang dan dengan gugup mendorong pria itu menjauh. “Enyah kau, Jeremy, keluar dari sini! Bahkan jika kau mati di depanku, aku tak akan pernah memaafkanmu!"Dia mendorong pria itu sekuat tenaga, tapi Jeremy tetap berdiri tegak. Dia tak berhasil membuat pria itu menjauh tak peduli betapa kuat dia berusaha."Keluar kamu, Jeremy! Kalau kamu tidak mau pergi, aku yang akan pergi!"Madeline bergegas menuju pintu, dan tepat di saat dirinya melewati pria itu, Jeremy memeluknya erat-erat dari belakang."Jangan pergi, Linnie.""Lepaskan aku!""Tidak, aku tak aka
Baca selengkapnya