Ava tiba-tiba merasakan hawa dingin yang menggigit di tengah rasa kantuknya. Dia menggigil dan akhirnya terbangun karena kedinginan.Dalam pandangannya yang kabur, Ava melihat sesosok tubuh perlahan berjalan ke arahnya. Dia mengangkat kepalanya dengan susah payah dan melalui matanya yang basah dia melihat seraut wajah yang familier menyunggingkan senyum sinis.Sosok itu adalah Esther.Ava memejamkan mata, mengingat apa yang terjadi sebelum dia pingsan, dan perlahan membuka matanya lagi.“Tentu saja, siapa lagi kalau bukan kamu.” Ava menarik nafas dalam-dalam dan menenangkan diri.Dia sekarang ingat, tetapi begitu hendak menggerakkan badannya, dia ditendang dengan keras dari belakang. Tendangan ini mengenai pinggangnya, menyebabkan rasa sakit yang tak terlukiskan."Aaah!" Dengan refleks Ava mengeluarkan erangan teredam saat dirinya meringkuk, air sedingin es membasahi seluruh tubuhnya dan menembus kulitnya, lapis demi lapis. Pada saat ini, dia merasa sangat tidak nyaman, tetapi dia masi
Read more