Esther melempar tongkat di tangannya dan menyuruh kedua laki-laki itu untuk mengawasi Ava sebelum berbalik.Setelah masuk ke mobil, dia menelepon balik Ethan.Esther semakin marah ketika mendengar kalau Daniel pergi mencarinya.Namun, dia tidak menunjukkannya. Dia menjawab dengan suara lembut kalau dia sedang berbelanja dan akan pulang beberapa saat lagi sebelum menutup telepon.Ketika memikirkan bagaimana kehidupan putri tercintanya, yang telah dia sayangi selama lebih dari 20 tahun, telah berakhir, keinginan Esther untuk membalas dendam semakin kuat.Madeline dan Jeremy mengikuti Daniel ke rumah Keluarga Mendez, tapi mereka tak menyangka kalau saat ini Ethan ada di rumah.Dibandingkan dengan Esther yang tidak ramah, Ethan tampaknya orang yang lumayan sopan.Meski sangat sedih dan prihatin atas musibah yang menimpa Naya, dia merasa kalau Naya hanya menanggung akibat dari perbuatannya sendiri. Putrinya tidak bisa menyalahkan siapa pun.Dia menyuruh pelayan untuk membuat teh dan menyiap
Daniel dengan yakin menanyakan keberadaan Ava pada Esther.Jantung Esther berdegup kencang, tetapi ekspresi tidak setuju tergambar di wajahnya.Dia dengan santai menghampiri Ethan lalu perlahan duduk di sofa. “Ini aneh sekali. Apa hubungannya kamu yang tidak bisa menemukan rubah betina itu dengan aku? Kenapa kau bertanya kepadaku soal keberadaannya?”Melihat Esther bersikap acuh tak acuh seakan-akan hal ini tidak ada hubungannya dengan dirinya, Madeline mulai merasa cemas."Mrs. Mendez, kami punya alasan untuk percaya bahwa Ava datang ke sini mencarimu, dan selama periode ketika Ava pergi ini, aku mendengar dari Mr. Mendez kalau kau kebetulan juga sedang keluar.”Setelah mendengarkan kata-kata Madeline, Esther tiba-tiba mencibir."Mrs. Whitman, apa yang kau katakan itu sangat menarik. Aku bukanlah putriku tercinta yang sekarang berada di balik jeruji besi karena dijebak oleh kalian. Dia kehilangan kebebasannya dan ditahan di penjara sepanjang siang dan malam. Aku seorang wanita bebas,
Ethan tidak bisa menghentikan Esther, jadi dia dengan sopan mengucapkan beberapa patah kata kepada Jeremy dan yang lainnya sebelum dia sendiri naik ke atas.Daniel masih berdiri di tempat yang sama dengan benak dipenuhi banyak pikiran. Dia merasa sangat cemas, dan perasaan gelisah yang tak bisa dijelaskan menyebar di hatinya. Kemudian, secara bertahap melilit hatinya seperti tirai hitam besar."Dan, ayo kita pergi ke kantor polisi dulu."Suara Madeline membuat Daniel kembali tersadar.Dia mengangguk, tidak mengatakan apa-apa, dan mengikuti Jeremy dan Madeline ke kantor polisi.Dalam perjalanan ke sana, dia melihat rekaman kamera CCTV di ponsel Jeremy saat Ava masuk ke taksi dan mengikuti Esther. Rekaman kamera CCTV berikutnya dari jalanan belum dikirim ke Jeremy, jadi tidak ada cara untuk menentukan di mana Esther dan Ava turun dari taksi mereka.Esther berdiri di balkon, mencibir saat melihat mobil Jeremy pergi.“Silakan saja kalau mau lapor polisi. Bahkan jika kalian mencari perempua
Dalam perjalanan ke kantor polisi tadi, Madeline telah membujuk Jeremy untuk membiarkannya turun dari mobil di tengah jalan.Dia kembali ke sebuah lokasi di dekat rumah Keluarga Mendez untuk mencoba melihat apakah Esther akan keluar lagi. Tak lama kemudian, Madeline berhasil menunggu sampai Esther keluar. Kemudian, dia memanggil taksi untuk mengikuti taksi Esther dari belakang.Dia tak menyangka Esther menyadari kalau dia menguntit wanita itu.Ketika sopir melihat taksi yang dia ikuti berhenti di depannya, dia menoleh dan bertanya kepada Madeline."Miss, apa Anda masih ingin mengikuti mereka?""Tidak usah, terima kasih." Madeline langsung turun dari taksi setelah membayar ongkos.Esther agak terkejut melihat Madeline turun dari taksi, tetapi pada saat yang bersamaan, dia tidak terlalu terkejut."Mrs. Whitman, kenapa kau mengikutiku?” tanya Ester sambil tersenyum.Madeline melangkah maju dan membuka bibirnya lalu tersenyum tipis. “Semua orang boleh menggunakan jalan. Apa kau yang mengas
Di dalam kedai kopi.Madeline dan Esther duduk berhadap-hadapan.Esther mengambil kopi panas yang baru saja disajikan, menyesapnya, dan berbicara lebih dulu."Mrs. Whitman, kau punya tiga anak, ‘kan? Aku dengar putrimu satu-satunya disiksa sampai-sampai dia tidak bisa berbicara oleh seorang wanita anggota geng. Sampai sekarang dia masih bisu. Aku ingin tahu apakah itu benar."Saat Lilly, yang dulu begitu takut pada Lana hingga dia kehilangan keberanian untuk berbicara, tiba-tiba disebut, Madeline merasa sedikit tidak nyaman.Namun, dia masih dengan tenang mengangkat matanya dan membuka bibirnya dengan ringan. "Mrs. Mendez, silakan mengatakan apa pun yang kau inginkan. Kita telah sampai di titik ini, dan beberapa hal telah dipahami tanpa harus mengatakan apa pun. Tidak perlu berbelit-belit.”Esther menarik kedua sudut bibir merahnya menjadi setengah senyum. “Aku benar-benar tidak mengerti apa yang kau maksud saat kau mengucapkan kata-kata itu. Aku hanya ingin tahu apakah putrimu pernah
Setelah mendengar itu, Esther hampir meledak dalam kemarahan."Kau ... Eveline, kau berani menyumpahi putriku?"“Aku tidak menyumpahi dia; aku mengatakan yang sebenarnya." Cahaya tajam perlahan-lahan keluar dari mata Madeline. “Kau lebih tua dari aku, jadi tidak mungkin dirimu tidak memahami hal-hal ini. Sebagai seorang ibu, kau harus menetapkan sikap dan cara pandang yang benar untuk anakmu daripada memanjakannya dan membiarkannya mengambil jalan tanpa ada kesempatan untuk bisa kembali.”“Diam, Eveline! Hentikan ocehanmu!" Esther tidak bisa menahan diri lagi. “Aku tidak butuh kamu buat menceramahiku. Bagaimana aku mendidik putriku tidak ada hubungannya denganmu. Kau harus memikirkan urusanmu sendiri dan ingat ini. Orang yang mendorong Naya hingga terpojok bukan cuma Ava. Kau juga punya andil dalam hal ini!”Esther berbalik lalu pergi setelah meninggalkan kata-kata yang terdengar seperti peringatan.Madeline tidak menunda sedetik pun. Dia segera mengikuti Esther dan diam-diam menelepon
Namun, meskipun demikian, jam tangan pintar yang dikenakan Madeline merekam rutenya dengan lengkap.Jeremy, yang berada di ujung telepon, juga mendengarkan dengan saksama situasi di dalam mobil. Namun, sepertinya tidak ada komunikasi di dalam mobil.Sejauh ini tampaknya cukup aman, tapi Jeremy masih mengkhawatirkan Madeline.Jeremy akan mengejar Madeline sesuai dengan data yang dikirim oleh jam tangan pintar Madeline ketika dia tiba-tiba mendengar Esther berbicara.“Eveline, tempat di mana aku akan membawamu adalah suatu tempat yang sangat pribadi, jadi kau harus mematikan ponselmu sekarang. Lepaskan perhiasan dan jam tanganmu. Tinggalkan semuanya di dalam mobil.”Esther menatap Madeline dengan tatapan licik.“Aku sudah lama mendengar kalau Mr. Whitman sangat mengkhawatirkanmu, jadi dia memasang alat pelacak pada perhiasan yang kau kenakan. Jika kau tidak ingin melepasnya, perjalananmu hari ini hanya akan berakhir di sini.”Madeline mengerti maksud Esther dan melirik jam tangan yang ma
Dengan sisa-sisa kekuatan yang dia punyai, Ava mendorong Madeline menjauh.Madeline hampir kehilangan pijakan, tetapi dia masih memeluk Ava, yang bersikeras kalau dia harus pergi sesegera mungkin.“Jangan takut, Ava. Aku di sini. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi,” janji Madeline sambil memeluk Ava yang gemetaran.Setelah mengenal Ava selama bertahun-tahun, Madeline selalu punya kesan bahwa Ava kuat dan pemberani. Ava tidak pernah takut pada apa pun, tapi sekarang, Madeline bisa merasakan dari tubuh gemetar Ava betapa takutnya dia saat ini.Melihat berbagai luka yang memenuhi tubuh Ava, hati Madeline juga merasakan sakit yang luar biasa.Dia tak bisa membayangkan apa yang telah dilakukan Esther pada Ava dalam waktu sesingkat ini hingga bisa membuat tubuh Ava dipenuhi luka yang begitu parah.Ibu Naya, Esther Bay, bahkan lebih ekstrem dari Naya.Benar saja, hanya orang seperti itu yang akan memiliki anak yang berperilaku sama.Madeline memeluk Ava dengan perasaan lebih