Beranda / Romansa / My Beautiful Bride / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab My Beautiful Bride: Bab 71 - Bab 80

101 Bab

Sejarah Kelam

Anna menatap Ethan dengan penuh cinta, sampai Ethan merasa jengah dibuatnya. "Hentikan tatapanmu itu." Dia meletakkan kaki Anna dengan lembut lalu berdiri membayar ice-cream Anna. Dengan tersenyum, Anna berdiri lalu merangkul lengan suaminya. "Aku bahagia," ulangnya sambil meletakkan kepalanya di lengan atas suaminya. Ethan mendengus. "Aku bicara yang benar, aku sangat mencintaimu Ethan, aku bahagia bersamamu." Mereka berjalan menyusuri lorong Chinatown yang ramai, namun bagi Anna, hanya mereka yang ada di sana.  "Kau tahu, seperti inilah papaku memperlakukan mamaku." Anna bicara lagi. Ethan menatap istrinya, benarkah dia bisa dibandingkan dengan ayahnya yang sempurna itu? 
Baca selengkapnya

Kenyataan yang menyakitkan

Ethan terus diam sampai mereka di rumah, Anna sampai bingung apalagi yang dia salah ucapkan? Padahal dia masih mau bermanja-manja dengan suaminya, tadi siang dia bahagia sekali, namun sekarang dia begitu merana dengan sikap diam Ethan."Ethan… aku lapar." Anna merangkul Ethan dari belakang, pria itu sedang duduk di meja kerjanya, laptop terbuka, dia begitu fokus sehingga dia terkejut menerima pelukan Anna. Seketika tubuhnya kaku. "Anna, aku banyak kerjaan, kalau lapar kamu pesan aja, Daniel bisa belikan apa yang kamu mau." Kemana pria yang hangat tadi siang? Sekarang dia hanya peduli dengan laptopnya.Ethan tidak bisa berkonsentrasi pada
Baca selengkapnya

Pelakor

Ethan menyetir tanpa arah, karena sesungguhnya pikirannya masih bersama Anna di rumah, di kepalanya masih terbayang, Anna yang kelaparan mencari makanan, sampai dia harus makan roti tawar. Hatinya tiba-tiba pedih, anaknya makan roti tawar malam ini. Sop Iga…, entah kenapa wanita itu suka sekali dengan sop iga, sudah berapa kali dalam Minggu ini, dan tiap kali Anna makan sop iga, dia seperti belum makan sebulan. Dia kini tau dia harus kemana, Ethan segera memutar mobilnya dan menuju tempat itu dengan tersenyum. Tiba-tiba handphon-nya berdering, Anna,... Dia tersenyum lalu mengangkat teleponnya melalui speaker mobil.  "Ya sayang?" Belum apa-apa dia sudah merindukan istrinya. 
Baca selengkapnya

Bergulat Di Lantai

Anna menyetir tanpa arah, sebenarnya dia hanya ingin makan sop iga kepar*t itu, tapi saat dia sampai warung tenda itu sudah tutup. Dia menangis tersedu-sedu di parkiran, menangisi sop iga yang tak berhasil dia dapatkan, menangisi hatinya yang hancur setelah menyerahkannya utuh-utuh kepada Ethan. Dia benar-benar mencintai pria itu, bodohnya, sudah dikatakan mereka menikah hanya karena kontrak itu, hanya karena anak yang ada di kandungannya, Ethan tak akan mencintainya, berani-beraninya dia berharap akan cinta Ethan, semua itu terbukti hanya khayalan Anna saja.Anaknya kembali menendang sehingga Anna mengerutkan wajahnya karena menahan sakit. Dia lapar dan karena terus ditendang dia jadi ingin berkemih. Anna segera menjalankan mobil lagi, mencari tempat, dia tidak bisa kembali ke rumahnya, pasti Daniel sudah menunggunya disana, dia belum mau pulang. Dia terus berjalan lurus tanpa jelas dimana, sampai akhirnya bensinnya habis. Anna sampai di ujun
Baca selengkapnya

Melahirkan Dalam Kerinduan

Walau kesedihan terus bergulir, kehidupan Anna harus terus berjalan. Anna sudah memasuki minggu-minggu untuk melahirkan, tanpa terasa sudah sebulan lebih dia melarikan diri. Pinggangnya semakin nyeri dan anaknya semakin aktif dalam kandungan. Anna sangat merindukan mamanya, andai mamanya masih ada, pasti mamanya bisa membantunya melewati ini semua, melahirkan tanpa mama sangat menyakitkan hati. Yang lebih menyakitkan hatinya adalah kenyataan bahwa Ethan sama sekali tidak merindukannya, dia tidak peduli, apakah dia tidak menghitung kalau sebentar lagi anaknya akan lahir? Atau, apakah dia sudah sama sekali tidak peduli, karena dia sudah kembali bersama Leona? Anna sempat menelpon ke rumah, karena rindunya kepada suaminya, di
Baca selengkapnya

Nasib Yang Menyedihkan

Ethan terbangun dengan mencium bau rumah sakit. Sekonyong-konyong kesadarannya kembali, begitu juga rasa kosong di hatinya. Kenangan indah dan menyakitkan kembali dalam kepalanya, air matanya tanpa sadar mengalir. Mengapa dia masih terus terbangun? Bolehkah dia meminta kepada Tuhan untuk membiarkan dia terus tertidur."Ethan," panggil lirih seseorang di balik bayangan gelap. Anna dia kah itu? Wanita itu maju dan meratap di sampingnya, tapi Ethan segera membuang wajahnya. "Mengapa kamu selalu begitu, begitu dingin denganku, apa bedanya aku dengan dia! Mengapa kamu masih menunggunya? Dia sudah meninggalkan kamu!" jerit wanita itu marah."Diam kamu Leona, aku sedang tidak mau berbicara denganmu." hardik Ethan dengan seluruh emosi yang tersisa, memunggungi wanita itu. Sejak perceraian, Leona hampir tiap hari datang untuk mendekati Ethan kembali. Namun sikap Ethan selalu dingin. "Anna lagi, Anna lagi, bosan a
Baca selengkapnya

Dimana Istriku

Ooh, bodohnya Anna, dia kan sudah bersama Leona. Buat apa dia tadi panik?"Tapi, walaupun begitu, buat apa kamu mencari saya, semua itu di masa lalu, kan sekarang sudah ada Leona?" Daniel menatap Anna bingung, matanya yang gelap terlihat heran dibalik poni rambutnya yang panjang. Pria itu banyak berubah, kini emosinya lebih banyak terlihat."Siapa? Nona Leona bahkan dilarang masuk agar tidak mengganggu Tuan." Daniel mendengus, terlihat agak kesal."Apa? Kemarin … maksudku, malam itu mereka bermalam berdua?" tanya Anna tiba-tiba merasa bodoh. Daniel mengangkat kepalanya, dan menatap heran. 
Baca selengkapnya

Bergelung Dalam Tangis

Di kamar biara yang dahulu terasa tenang, Anna menjadi sangat gelisah, setiap ketukan pintu atau ketika dia mendengar langkah kaki mendekat. Anna selalu takut meninggalkan bayinya sendirian, dan menangis di malam setiap mengingat Ethan dan Leona. Keadaanya semakin buruk karena dia juga tak mau makan."Anna sayang, kamu harus makan, demi bayimu, mau makan apa nanti anakmu, dia sangat bergantung padamu." Suster Maria menimang Bayi Jacob yang merengek lapar, sedangkan Anna hanya duduk dalam keadaan bingung."Anna?" panggil suster Maria lagi dengan lembut, tapi Anna hanya diam terpekur dengan air mata menetes di pipinya.Suster kepala ikut masuk dan men
Baca selengkapnya

Hidup Yang Baru

Berbekal uang sedikit dari biara, Anna membawa bayi Jacob pergi. Dia membulatkan tekadnya, dan segera melarikan diri lagi. Dia tahu hanya dalam hitungan hari, Ethan akan menangkapnya.Dia tak mau anaknya memanggil Leona, mama. Hanya Anna yang boleh dipanggil mama oleh Jacob.  Anna memandang bayi dalam pelukannya, Jacob genap 6 bulan sekarang. Dia bertubuh gempal dan sangat mudah tertawa. Hati Anna melambung tinggi karena bahagia setiap melihat senyum tanpa gigi anaknya, namun sedih karena Anna seperti melihat Ethan kecil di diri anaknya. Bagaimana, anak ini begitu mirip dengan papanya? "Jacob…anak mama, hari ini belajar makan lagi ya, mama buat bubur nasi." Bayi itu menatapnya dengan mata bulat hitamnya, lalu tersenyum. Dengan gemas Anna mencium pipi gempalnya. Dalam beberapa bulan akhir ini, Anna bekerja sebagai penjaga kios laundry koin. Anna sangat bersyukur kepada biara yang menyiapkan rumah dan pe
Baca selengkapnya

Dokter Steven Louis

"Aku, akan pergi, aku akan membawa anak kita," seketika suara dingin itu mengagetkan Ethan yang terbangun dengan kecewa. Matanya kembali menatap nyalang ke langit-langit rumah. Badannya pegal karena dia tertidur dengan Posisi kaki separuh di bawah.Kamarnya yang biasanya rapi sekarang sangat berantakan, tidak ada yang boleh sentuh kamarnya, bahkan Daniel kembali terancam dipecat saat di berani menyentuh tempat sampah di kamar Ethan. Dia mau kamarnya tetap seperti Anna ada, walau wanginya samar-samar mulai menghilang, tapi kadang wangi samar itu dapat membawanya ke mimpi indah seperti semalam. Kadang mimpinya mereka sedang di Singapura, kadang di pernikahan mereka, kadang di awal pertemuan mereka dulu, di rumah sakit, saat dia mengej
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status