Home / Romansa / My Beautiful Bride / Kabanata 91 - Kabanata 100

Lahat ng Kabanata ng My Beautiful Bride: Kabanata 91 - Kabanata 100

101 Kabanata

Aku Akan Menjagamu

Daniel menyetir dalam diam seperti sibuk dengan pikirannya sendiri sama seperti Anna yang duduk di bangku belakang. Bayi Jacob untungnya sudah tidur lelap, sehingga dia tenang saat dipindahkan tidurnya masuk ke dalam mobil. Dengan hati yang gusar, Anna terus menyalahkan dirinya atas kejadian yang menimpa Ethan. Andai dia tidak egois dan memikirkan dirinya sendiri, Ethan pasti akan baik-baik saja. Andai dia dulu tidak terlalu terbakar api cemburu, Ethan pasti masih sehat. Atau jika saja dia tidak terlalu mudah percaya pada Leona, mereka pasti masih bahagia! "Dasar Anna bodoh, malah merusak segalanya!" makinya dalam hati. Ethan menatap dengan tatapan kosong ke langit-langit kamar tidur mereka. Lagi-lagi dia kesepian. Suasana tenang ini membuatnya gila. Seharusnya ada Anna yang cerewet di sampingnya. 
Magbasa pa

Kembalilah Padaku

“Baiklah, aku akan kembali ke kamarku di atas, ada bel terpasang di samping tempat tidur Ethan, kamu bisa memanggilku dengan menekan tombol itu.” Dia mulai berjalan menuju pintu. “Daniel...terima kasih atas segalanya, kamu bukan karyawan, namun kamu adalah keluarga Ethan sesungguhnya, kakak yang dia tak pernah punya.” Wajah pria itu dipenuhi emosi saat mendengar kata- kata Anna.  “Terima kasih Anna, karena sudah kembali.” Dia lalu tersenyum sedih dan naik ke atas. Anna menghela napas, kembali menatap kekasih hatinya. “Aku akan mengembalikanmu seperti semula. Kau dengar Ethan, kamu pasti masih ada di dalam situ. Kamu harus kembali, kami membutuhkanmu,” ucapnya dengan lantang kepada pria yang sedang sibuk berbicara sendiri.&
Magbasa pa

Membuatmu Mencintaiku Lagi

Daniel menatap Ethan yang kini makan dengan lahapnya di meja makan. Walaupun pikirannya belum sembuh setidaknya hari ini sudah ada makanan yang masuk.  "Dani, chef-nya pintar yang kali ini, boleh dipertahankan. Nanti siang aku mau masakan dia lagi," ucap Ethan mengambil lagi nasi goreng dari bakul. Daniel mengangguk dengan senyuman di bibir karena mengetahui kalau itu adalah masakan Anna. Semoga dengan keberadaan Anna, Ethan bisa pulih. "Dani, kamu bisa jadwalkan dokter buat Anna? Dia sepertinya kesakitan sekali kemarin, punggungnya pegal, dia kan sudah masuk bulan ke-7?" Dan harapan Daniel kembali pupus. Entah kenapa, ingatan Ethan selalu berhenti di Anna hamil 7 bulan. Setiap hari perintahnya selalu sama. Namun Daniel hanya mengangguk dan  meninggalkannya masih asyik makan. 
Magbasa pa

Cemburu Pada Diri Sendiri

Ethan tak dapat berpikir, untuk sementara dia hanya mengagumi kecantikan alami wanita di hadapannya. Dia bergerak otomatis mendekati wanita itu saat dia sedang sibuk mengeringkan rambutnya. matanya membesar saat menyadari Ethan sudah ada dihadapannya. "Mau apa kamu?" tanya Anna mundur. Tapi Ethan semakin mendekat, dan dia sudah menempel di dinding kaca boks mandi.  "Mengapa kamu sangat mengganggu?" Dia mengangkat tangannya dan mengelus pipi Anna dengan lembut, wanita itu terperangah, merasakan sentuhan Ethan setelah beberapa lama, rasanya luar biasa. Mereka saling pandang yang terasa sangat intens dan ketika insting membawa Ethan untuk menunduk dan merasakan bibir wanita itu dia mundur. Kaget dengan apa yang ada di kepalanya.  "Astaga, apa yang baru saja dia pikirkan?" batin Ethan, bagaimana dia bisa mau mencium wanita lain selain Anna. Wanita itu menatapnya lalu segera meninggalkannya yang bingung di dalam kam
Magbasa pa

Aku Istrimu, Ibu dari Anakmu

"Aku Anna, Anna Federica, istrimu, ibu dari Jacob anakmu. Aku berhak ke lantai tiga, atau kemanapun aku mau karena aku… ini… istri...mu!" pekiknya marah sambil memukul Ethan yang terlihat linglung. Anna marah dan kecewa, baru saja dia berpikir, Ethan sembuh dan mereka bisa kembali seperti sedia kala. Namun dalam sekejap semua harapannya pecah berkeping-keping.  Dia terus memukuli Ethan sampai kedua tangannya dipegang Ethan dengan kuat sehingga dia tidak bisa memukulnya.  "Apa, kamu kamu apa?" teriak anna marah berusaha melepaskan diri yang percuma. "Aku mau ini."  Pria itu lalu menunduk mengecupnya lagi. Dia terus mendorongnya ke dinding, sambil terus menciumnya dengan panas. Anna menerima ciuman itu dengan bingung, namun gairahnya muncul dan kem
Magbasa pa

Putaran Waktu

"Sayang, maafkan aku, kamu sudah pulang dan aku malah membuatmu takut, kembalilah padaku, aku sangat merindukanmu," desah Ethan di telinga Anna, pelukannya terasa nyata. Anna tak lagi berusaha melepaskan diri. Dia menoleh untuk menatap Ethan, dan menilai. Mata pria itu kembali hangat sebagaimana Anna mengingatnya. Dia tersenyum sedih, memandang Anna penuh harap. Anna menatap Jacob yang sudah kembali merasa aman di pelukan mamanya, batita itu sudah sibuk bermain dengan  kancing baju mamanya. Tapi tiba-tiba dia menyentuh hidung papanya  "Pa….pa," cengirnya memperlihatkan gusi yang kemerahan.  "Iya sayang, aku papamu." Ethan menangis menatap bayinya, bukan dia sudah besar sudah bukan bayi lagi. Betapa dia sudah kehilangan waktu, apa yang terjadi? Anna terk
Magbasa pa

Jangan Lupakan Aku

"Sayang…," desah Ethan sambil menciumi kelopak telinga Anna sehingga Anna tekikik geli. Tubuhnya mulai bergoyang tak terkendali, merespon tiap sentuhan Ethan. Jemari Anna mulai meraih kancing kemeja kerja Ethan. Dan dengan terampil kancing demi kancing dilepaskannya. Ethan tersenyum miring saat merasakan kemejanya sudah terlepas semua, dan jemari Anna mulai merasakan dadanya. "Hmm, geli Anna," Ethan mendesah saat Anna terus menyusuri kulit perutnya yang berkotak-kotak. Anna tersenyum nakal, sambil terus merasakan hangatnya tubuh Ethan. pria itu dengan cepat melepas kemejanya sehingga kedua tangan Anna bebas menyentuhnya. Mata wanita itu berbinar-binar melihat tubuh Ethan yang kurus namun berotot itu. "Kamu harus makan lebih banyak ya? Tubuhmu kurus sekali," Anna menyu
Magbasa pa

Membuat Dunia Sendiri

Dia berdiri diatas bangku berusaha mengikat tali di bagian atas langit-langit ruangan. Namun palang yang dulunya ada untuk mamanya mengikat kini bisa tidak ada. Tadi ada, namun kini hilang, lalu saat dia sadari, tali yang dia pegang pun tak ada? Kemana itu semua? Dia berteriak dengan frustasi sampai pintu ruangan itu terbuka dengan kasar. Wanita tadi masuk dengan air mata bercucuran di pipinya. "Sayang, jangang sayang maafkan aku, oh Tuhan, maafkan aku, sayang turunlah!" pekik Anna dengan sangat takut. Wajah Ethan begitu gelap. Dia berdiri diatas bangku dengan canggung, wajahnya bingung seperti mencari sesuatu yang tiba-tiba menghilang. "Ethan Samuel, turun kamu dari situ!" teriak Anna berusaha dengan tegas seakan dia sedang memarahi Jacob yang membuang-buang makanannya. Pria itu menoleh dengan bingung. "Aku bilang turun, kamu harus turun!" Walau air mata Anna mengalir deras, dia merasa, Ethan harus dikagetkan, dengan ca
Magbasa pa

Tidak Boleh Tidur

“Aku akan selalu bersamamu sayang.” Mereka menyatu dengan sempurna, Anna mengangguk setitik air mata terjatuh di pipinya. “Kamu sangat sempurna untukku, Anna. Aku mencintaimu.” Mereka saling terengah-engah memuaskan diri dan emosi mereka yang kini saling berpadu. Napas mereka memburu dengan detak jantung yang saling bertalu-talu. “Oh, betapa aku mencintainya, jangan lupakan aku, Ethan!” pinta Anna dalam hati. Dia memekik bersamaan dengan Ethan yang melenguh panjang. Pria itu menatapnya lalu mengecup air matanya.  “Terima kasih sayang, karena kembali kepadaku.” Anna bergelung di dada suaminya. “Terima kasih karena telah mengingatku.” desah Anna dalam hati.  Ethan berdiri untuk mengambil kaosnya dan mengenakannya kembali merebahkan dirinya di samping Anna. Pria itu menarik pinggang Ana yang ramping. Istrinya masuk kedalam pelukannya, namun walaupun Anna
Magbasa pa

Kebahagiaan 21+

Saat Daniel menanyakan hal itu, Anna keluar dari kamar dan mengambil alih Jacob. Anna hanya mendengar sekilas ucapan Daniel, tapi dia mengerti apa yang sedang dibicarakan. "Aku ikut, saat kamu ke dokter aku ikut!" ujarnya cepat lalu meletakkan Jacob kembali ke kursinya. Batita itu kembali merenggut dan merengek, dia maunya di gendong, dia tak suka berada di kursi. Dia mulai meraung, tapi ketiga orang dewasa di sekitarnya tak ada yang peduli padanya. "Oh... haruskah hari ini?" tanya Ethan sambil meletakkan daging asap mengepul di tengah meja. "Ethan, kita tak tahu sampai kapan kamu akan sadar, nanti kalau kamu tiba-tiba menghilang bagaimana?" tanya Daniel dengan penuh kekhawatiran. Anna, membuat makanan untuk Jacob, lagi-lagi instan karena dia belum belanja. Ethan mencari pengalihan perhatian. "Makan apa dia? Mengapa instan begitu? Seharusnya kamu masak makanan sehat untuknya jangan yang instan, Dani,
Magbasa pa
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status