Aku membuka mata dan menatap wajah Bram yang masih terlelap. Bagaimana bisa aku jatuh cinta sedalam ini hanya pada seorang laki-laki? "Honey, bangun." Aku menggigit telinga Bram. Bram mengerang kesakitan sementara aku tertawa kecil. "Aku masih capek, Babe. Masih pengen bobok peluk kamu sampe siang." "Tapi aku lapar, Honey. Energi habis karena kamu. Ayo, sarapan." "Peluk dulu sini." "Ogah. Nanti pasti kamu minta jatah lagi." Bram tertawa. "Ketauan modusku, ya?" Aku langsung turun dari ranjang menuju kamar mandi. "Jangan ngintip, ya!" "Hei, aku sudah hafal bentuk, ukuran dan rasanya." "Dasar, Mas Bewok Mesum!" Aku menjulurkan lidah mengejeknya. Saat aku selesai mandi, Bram masih dalam kondisi tidur. Sejak aku tiba, kami sama sek
Baca selengkapnya