Rahang Danny mengeras begitu dia mendengar perkataan Hilda yang barusan.Membatalkan perjanjian katanya?Huh, sampai kapan pun dia tidak akan melakukannya.“Perle,” panggil Danny dengan nada lebih lembut, walau di dalam sana dia berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan amarah. “Kau terluka,” tambahnya sembari menyentuh pipi gadis itu dengan gerakan pelan penuh perhatian, yang seketika membuat mata Hilda berubah menjadi berkaca-kaca.Tatapan kemarahannya melunak seiring sentuhan lembut pria itu, hingga tanpa sadar dia pun terisak dengan bulir air mata yang jatuh melewati pipi.“Mereka menyebutku murahan,” tangisnya, dengan napas sedikit tercekat.Melihat kesedihan serta wajah terluka gadis itu, Danny memejamkan mata sesaat, kemudian dia membawa Hilda ke dalam pelukan, dan membuainya pelan.“Kau jauh dari kata murahan,” ucap Danny, mencoba menghibur, namun dia bahkan tidak tahu bagaimana c
Baca selengkapnya