Home / Romansa / Her Lips / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Her Lips: Chapter 1 - Chapter 10

18 Chapters

Bab 1

“Ayah, dimana ibu?”Pagi ini, Max Exsten harus menghadapi pertanyaan seperti itu. Dia sendiri bingung, bagaimana harus mengatakan kondisi ibu dari anak-anaknya saat ini. Jika dia mengatakan yang sejujurnya, maka anak-anaknya pasti menangis dan menyalahkan dirinya karena tidak bisa menjaga ibu mereka dengan baik.“Ayah, cepat katakan dimana ibu?!” tanya Jessie lagi. Kali ini nada bicaranya sedikit meninggi karena tak pernah mendapatkan jawaban setiap kali ia bertanya tentang hal itu. “Ayah, katakan!”“Diam!” bentak Max yang langsung membuat Jessie menangis.Tangisan Jessie semakin membuat Max kebingungan dan jadi pusing sendiri. Apalagi ini masih pagi dan dia harus terburu-buru ke kantor untuk menyelesaikan tugasnya. Max tak mampu menjelaskan pada Jessie tentang kronologi kejadian yang telah merenggut nyawa ibunya 4 tahun lalu.Kejadian itu benar-benar memilukan bagi Max. Istrinya meninggal karena sebu
Read more

Bab 2

Max membuka pintu rumahnya tanpa mengatakan apapun pada wanita yang mengaku sebagai Tiffany itu. Ia segera memasuki kamarnya, meninggalkan Jessi dan Jasper bersama kembaran Tiffany. Setidaknya, itu sedikit meringankan pekerjaannya. Ia juga tidak ingin mengganggu kegembiraan kedua anaknya. “Ibu kemana saja selama ini?” tanya Jessi saat berada di kamar bersama ibunya.
Read more

Bab 3

“Cepat katakan!”Max semakin menambah tekanan suaranya. Hal itu menyebabkan Jessi dan Jasper terbangun, lalu keluar menghampiri ayahnya. Pria tampan itu tak mampu lagi mengontrol emosinya, terlebih dirinya baru saja melihat jasad Tiffany yang begitu mengenaskan. Max benar-benar hilang kendali akibat kesedihan yang dialaminy
Read more

Bab 4

 Max membasuh wajahnya berulang kali dengan air yang keluar dari wastafel kamar mandinya. Ia masih belum bisa percaya dengan apa yang terjadi semalam, antara dirinya dengan Kayla. Kenapa ia sampai tega merenggut kesucian dari wanita yang bahkan sama sekali belum dikenalnya? Itu sungguh berada di luar nalarnya. Bahkan, sampai detik inipun dia masih belum mengingat semua kejadian yang terjadi semalam. Yang ia ingat hanyalah pertengkarannya dengan wanita itu yang berujung pada wiskie sebagai bahan pelampiasannya.
Read more

Bab 5

Kayla terus terjaga untuk menjaga pria yang harusnya menjadi kakak iparnya. Ia terlihat begitu mengkhawatirkan kondisi Max yang terlihat begitu pucat. Kayla takut jika Max sakit karena memikirkan kejadian kemarin malam, dimana kesuciannya direnggut oleh Max. “Apa mungkin dia merasa bersalah padaku? Astaga! Jika benar, pasti saat ini dia sedang tertekan.” Kayla menggumam pelan dan terlihat sedikit panik.
Read more

Bab 6

“Ayah! Ibu! Help me!”
Read more

Bab 7

 Max pun segera berhenti di salah satu Motel yang letaknya jauh dari keramaian. Alasan mengapa dia tak kembali ke rumah ialah karena takut jika Tn. Austin akan bertindak macam-macam yang dapat membahayakan keluarganya."Malam ini, kita akan menginap di sini. Besok, aku akan mengajak kalian untuk bersembunyi di tempat lain." ujar Max diiringi anggukan kepala Kayla. Mereka berdua pun masuk ke dalam Motel tersebut seraya menggendong Jessi dan Jasper.
Read more

Bab 8

Max menghempaskan tubuhnya di sofa Hotel. Ia sedikit melonggarkan dasinya seraya memperhatikan Kayla yang tengah merapikan barang-barang anaknya. "Kau begitu cantik, Kayla. Sesuai dengan sikapmu." batin Max.Duda anak dua itu masih terus menatap kagum Kayla. Bahkan ia tak mendengarkan panggilan Jasper di sebelahnya. "Ayah!" Jasper merengek seraya menggoyangkan lengan kekar ayahnya. Max pun tersadar dan mengalihkan pandangannya keara
Read more

Bab 9

Kayla tampak mondar mandir di kamar Hotel tempatnya menginap. Dirinya merasa tidak tenang karena Max dan Jasper belum juga kembali. Ia yakin jika ini adalah rencana dari ayahnya.Tak lama, pintu kamar hotel diketuk dari luar. Amanda menoleh, "Siapa?""Max."Kayla pun segera membukakan pint
Read more

Bab 10

Kayla terduduk lemas di kamarnya. Kakinya tak mampu lagi untuk menopang berat tubuhnya. "Benarkah yang kudengar tadi? Atau hanya mimpi?" gumamnya dalam hati.Perlahan, air mata Kayla mengalir begitu saja. Dirinya masih terlihat tak percaya dengan perkataan Max. Ya. Dia mendengar semua percakapan antara Max dengan ibunya mengenai pernikahan. "Max, benarkah kau akan menikahiku? Aku benar-benar tidak percaya." gumamnya seraya menangis. Tak lama, pintu kamar diketuk dari luar. Mem
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status