Semua Bab Penghancuran yang Berbahaya: Bab 201 - Bab 210

331 Bab

IDN 0201 PYB 0201Bab 201 Bukankah Ini Saudaraku

Jane yang masih memegang kartu identitas diri sambil tersenyum sontak terdiam."Sudahlah. Anggap saja aku tak pernah mengatakan apa-apa,” kata Alora sementara Jane menggelengkan kepalanya tiba-tiba. Dia menatap Alora. “Aku tidak tahu.” Alora terkejut. Apa maksudnya 'tidak tahu'?Jane seolah mengerti keterkejutan Alora. Jane menggelengkan kepalanya lagi. “Aku benar-benar tidak tahu.” Apakah pertanyaan ini masih berarti setelah begitu banyak hal terjadi? Jane menyeringai. “Tapi, aku tahu aku selalu merasa sakit saat berada di sampingnya. Saat aku tidur di sisinya, aku tak bisa tidur."Alora melihat mata Jane yang bengkak.“Setelah keluar dari penjara, aku ingin sekali keluar dari kota ini. Ketika aku melihatnya lagi di East Emperor, aku tidak berani mencintai orang itu lagi. Aku hanya berfikir untuk melunasi hutangku." Dia terkekeh. Jane tidak ingin memberi tahu Alora tentang Luke.Luke adalah kehangatan dan kerinduan terakhir yang tersisa di hatinya. Alora tidak mengerti apa ya
Baca selengkapnya

IDN 0202 PYB 0202Bab 202 Penebusan Dosa

Michael menyeringai. Dia tampak sedang memprovokasi Sean secara terbuka. Ini bukanlah pertama kalinya dia melakukannya."Saudara? Ibuku hanya melahirkan aku. Sejak kapan aku punya saudara?” Sean terkekeh dingin. "Michael, kaulah dalangnya, kan?"Jika tidak, bagaimana orang-orangnya bisa berdiri di depan pintu untuk menghentikan mereka pergi ketika mereka hendak pergi? “Aku tahu anjing tua itu menculik Nona Dunn yang sudah kehilangan reputasinya. Namun, bukan berarti aku dalangnya.”“Jadi, kamu tahu siapa dalangnya?”"Kamu ingin tahu?" Michael tertawa. “Tentu, setelah kamu mengalahkanku.”Kedua pria itu mulai berkelahi. Tinju mereka saling memukul. Keduanya tak saling bersikap ramah. Bagi Sean, kehadiran Michael bagai duri di jarinya. Duri itu tidak akan membunuhnya, tapi sakit saat dia menyentuhnya.Bagi Michael, Sean adalah orang yang paling ingin dia kalahkan dan injak-injak dalam hidup ini.Mereka adalah saudara. Mereka memiliki ayah yang sama tetapi beda ibu. Namun, mereka
Baca selengkapnya

IDN 0203 PYB 0203Bab 203 Mereka Mempertaruhkan Semuanya Dalam Satu Lemparan

Setelah Sean sampai di rumah sakit, dia melihat Alora tetapi tidak melihat Jane. Ketika dia melihat Alora di rumah sakit, dia sedang tidur karena kelelahan.Uno mengetuk pintu, dan Alora terbangun dari tidurnya dengan canggung.“Hanya kamu? Di mana Jane?”Alora tidak sedikit pun merasa bersalah saat melihat wajah Sean yang menggelap. “Jane bilang dia haus, jadi dia pergi beli air. Apa Anda tidak melihatnya saat Anda datang?”Alora bisa membantu Jane melarikan diri, tetapi dia tidak bisa membiarkan pria ini mengetahuinya. Alora tetaplah Alora. Dia bisa mempertaruhkan segalanya untuk membantu Jane karena obsesi yang tersembunyi jauh di dalam hatinya selama bertahun-tahun.Namun, dia tidak bisa membiarkan dirinya berada dalam bahaya hanya untuk membantu satu orang.Alora tidak akan pernah mengakuinya pada Sean.Dia melihat Jane bertekad untuk pergi. Tentu saja, wanita bodoh itu memiliki tekad yang sangat kuat untuk pergi meskipun tahu hal itu bisa jadi bakal menyebabkan kematiannya
Baca selengkapnya

IDN 0204 PYB 0204Bab 204 Semuanya Berakhir

Sean berseru, "Uno." Uno segera mengeluarkan setumpuk uang tunai, totalnya hampir lima ribu. “Ini, Tuan. Hadiah dari Bos kami. Kami pergi dengan tergesa-gesa jadi kami tidak punya banyak uang saat ini. Semoga Anda tidak keberatan."Saat Uno mengatakannya, dia tak melihat supir itu sepenuhnya tercengang. Uno hanya memasukkan uang itu ke tangan si sopir dan mengejar Sean, masuk ke mobil.“Hubungi dan tanyakan apakah ada penerbangan lain ke Xiamen saat ini. Cari tahu apakah pesawat sudah berangkat.""Ya Tuan." Setelah beberapa saat, Uno menjawab, “Bos, pesawat telah lepas landas. Bagaimana sekarang?"“Kalau aku tidak salah ingat, Tuan Charles dari Hangzhou punya jet pribadi, kan?” Sambil mengatakan itu, Sean segera menelpon Tuan Charles untuk meminjam pesawat jetnya.Keringat demi keringat mengucur di dahi Alora. Sean menyipitkan matanya. "Apakah terasa panas untukmu, Alora?""Ya sedikit. Aku tidak terlalu terbiasa dengan cuaca di Hangzhou." Alora menjawab dengan biasa. Sean menat
Baca selengkapnya

IDN 0205 PYB 0205Bab 205 Serangkaian Peristiwa Sial

Sean menatap ke arah Uno, yang sedang berlutut di depannya. “Mengapa kamu menukar dokumen itu? Apakah kamu bersekongkol dengan si b*jingan Summers tua? Kalau begitu beritahu aku, di mana dia?”Dimana dia? Itulah yang benar-benar ingin dia ketahui!“Aku… aku tidak tahu di mana Nyonya berada. Aku… Aku menyerah pada saat tak berdaya.”"Cukup!" pria itu berteriak sebelum memijat alisnya. “Aku hanya peduli pada satu hal. Di mana dia?" Sean sama sekali tak mempedulikan Uno sekarang. “Peranmu di sini sudah selesai. Karena kamu sudah lama ikut denganku, pergi saja.”"Bos!" Uno tidak percaya. “Hukum aku, aku tidak peduli apapun! Jangan usir aku!”"Dos, suruh dia pergi." Sean memijat alisnya, terlihat sangat lelah. Dia sulit tidur beberapa hari terakhir ini, dan dia tidak memiliki energi untuk berurusan dengan siapa pun yang tidak penting saat ini. “Bo…”“Uno. Jangan membuat masalah sekarang!” Dos menghampirinya dan berkata, “Jangan membuat Bos pusing lagi. Dia sudah mencari-cari sepe
Baca selengkapnya

Bab 206 Aku Kemari Untuk Menertawaimu

Sudah lima hari!Pria di ruang kerja itu memancarkan aura yang begitu dingin. Seperti yang sudah dia duga, Michael tidak sepenuhnya tidak tahu apa-apa, tapi sepertinya, dia juga kehilangan jejak. Selama ini, Dos diam-diam membuntuti Michael, dan dia melihat ketika saudara bosnya ini menemukan sopir taksi yang membawa Jane ke Hangzhou. Setelah itu, dia berhenti.Michael Luther mengikuti alur pemikiran yang sama seperti alur pemikiran Sean. Sean tersenyum ironis,… Tiga tahun yang lalu, semua orang terlibat dalam insiden itu, ada yang memang sengaja dan ada juga yang tidak. Akhirnya, wanita itu menjadi korban dalam perang yang mereka lakukan, dan pada akhirnya dia dilemparkan ke dalam sangkar baja.Namun, kini, dia berhasil mengecoh semua orang sendirian, menyelinap pergi tanpa banyak membuat banyak keributan. “Bravo, sayang.” Sean tersenyum pahit pada dirinya sendiri. Tok!Tok! "Silahkan masuk."“Ini aku, Bos.” Alora datang.Ada suara gemerisik yang datang dari tempat tidur. Sean d
Baca selengkapnya

Bab 207 Aku Di Sini Demi Minum Bersamamu Hingga Subuh

Itu jelas perkelahian kata-kata, tapi Sean hanya berdiri di atas tangga. Matanya yang hitam pekat menatap wajah tamunya yang mengejek. Dia tidak mengatakan sepatah kata pun untuk menanggapinya. Keheningan yang menyebar begitu menakutkan, rasanya bagai ketenangan yang lazimnya ada sebelum badai. Tuan Oakes rasa-rasanya ingin melarikan diri karena suatu alasan, namun kakinya terasa sangatlah berat, seolah telah terpaku ke tanah. Dia tidak bisa mengangkatnya sama sekali.Diam-diam, dia menyalahkan si pengunjung ini, Haydn Soros. Bagaimana dia bisa begitu kasar? Dalam kondisi yang rawan seperti ini lagi. Tuan Oakes telah menjadi kepala pelayan selama bertahun-tahun, namun dia belum pernah melihat ada orang yang dengan sengaja mengajak berkelahi di saat yang paling buruk.“Kenapa kau menertawakanku? Stewart Industries masih tegak berdiri, dan Stewart masih kuat seperti yang sudah-sudah. Jika kami membuat pergerakan maka Kota S tentu akan bergetar karenanya.” Tawa Haydn justru terdenga
Baca selengkapnya

Bab 208 Masa Lalu Hati Adalah Sebuah Masa Lalu

Tiga tahun kemudian. Ada penginapan agak sederhana di tepi Erhai. Sebenarnya, nama yang cocok bukanlah penginapan karena ini sebenarnya hanyalah sebuah bungalo kecil bertingkat tiga. Dibandingkan dengan penginapan lain di sekitarnya, bangunan ini benar-benar kecil. Meski berada di tepi Erhai, lokasinya juga tidak terlalu bagus. Penginapan terdekat saja setidaknya berjarak beberapa ratus meter. Seorang wanita mengenakan atasan katun rami longgar dan celana panjang yang umum dipakai di tempat ini sedang berbaring di kursi goyang bambu bergaya tradisional yang ada di teras. Kursi itu bergoyang maju mundur dengan tubuh wanita itu di atasnya. Di atas bangku persegi di sebelah kursi ada pot berisi pu'er oranye hijau berwarna emas, serta cangkir teh setengah kosong. Seringkali, ada unggas air yang terbang melewati permukaan danau Erhai, berburu udang kecil khas sungai di sini. Langit begitu biru sehingga nampak bisa disentuh, seolah-olah kau bisa merentangkan tanganmu dan segenggam awan p
Baca selengkapnya

Bab 209 Kulit yang Tertekan

Jojo segera mengambil cangkir porselen dari bangku persegi. Dia menawarkan cangkir itu, lengkap dengan tatakannya, kepada wanita di sampingnya ini. Ketika wanita itu berdiri, rambutnya yang sangat panjang menyentuh pinggang dan diikat dengan longgar dengan pita kelihatan. Dia menerima cangkir dari Jojo dan melepas tutup cangkirnya kemudian menyesapnya sebelum meletakkan penutup kembali di tempatnya. "Bawa kontraknya dan ikuti aku, Jojo." Wanita itu berjalan kembali ke rumah, langkahnya masih lambat.“Baik, Bos.” Jojo berlari secepat angin ke arah counter dan menemukan sebuah amplop kulit sebelum berlari kembali ke wanita itu. Setelah itu, dia mengikuti majikannya langkah demi langkah. Wanita itu berjalan sangat lambat, jadi Jojo juga ikut berjalan dengan lambat. Biasanya dibutuhkan waktu dua atau tiga menit bagi orang normal untuk berjalan dari beranda ke lantai dua, tetapi sekarang ini keduanya membutuhkan waktu dua kali lebih lama. Meski begitu, Jojo tak meminta perempuan di depann
Baca selengkapnya

Bab 210 Tiga Tahun/Tiga Tahun VS Sebuah Posting-an Viral

Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan betapa terkejutnya Elior saat ini. Dia mendengar temannya bergumam dengan bingung di telinganya.“Jika aku tidak menjatuhkan ponselku…” dan “Jika aku tidak memindahkan laci untuk mengambilnya…” Baru sampai pada kalimat ini, Elior sudah mengetahuinya. Sean sedang memindahkan laci-laci itu ketika dia mencoba mengangkat panggilan teleponnya. Akan tetapi hal ini justru yang membuatnya menemukan rahasia yang disembunyikan selama bertahun-tahun.“Seandainya aku tidak menjatuhkan ponselku...” “Kalau saja aku tidak mengambilnya…”Elior mengepalkan tinjunya, dia mendengarkan Sean mengulang dan menekan kata "mungkin" dan "mungkin". Dia mendorong Sean ke tembok. Saat ini, Sean terlihat seperti seorang pria paruh baya yang ditinggalkan istrinya kabur, yang kehilangan pekerjaannya dan juga putranya. Dia terdengar seperti orang tua yang benar-benar terpuruk. Elior benar-benar ingin menenggelamkan wajah Sean dan memberi tahu sahabatnya ini dengan ca
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
34
DMCA.com Protection Status