Home / Romansa / Daniel & Calista / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Daniel & Calista: Chapter 1 - Chapter 10

78 Chapters

Bab 1 Meet Stranger

Los Angeles – CaliforniaSebuah club mewah di Los Angeles ini menjadi salah satu tempat yang sering didatangi oleh para artis dan kalangan atas. Bootsy Bellows, club mewah yang berada di Los Angeles ini tidak pernah sepi. Setiap harinya selalu ramai dengan para pengunjung. Kehidupan malam di Los Angeles memang sudah terkenal. Tampak dua wanita cantik yang tengah duduk di mejanya seraya meminum wine terus menjadi pusat perhatian para pria di sana. Beberapa kali pria berusaha mendekati dua wanita itu namun kenyataanya tidak ada satupun yang berhasil mendekatinya. “Callista, apa kau tidak ingin berdansa? Sejak tadi para pria berusaha mendekatimu. Tapi kau selalu menolaknya,” tukas Olivia seraya menegak wine di tangannya hingga tandas. Callista tertawa pelan. “Kau menasihatiku seoalah kau tidak melakukan hal yang sama. Bukannya sejak tadi para pria juga berusaha mendekatimu? Tapi tidak ada satupun yang kau terima.” Olivia mendengus kesal. “Sudahlah, lebih baik kau diam. Menyebalkan sek
last updateLast Updated : 2020-09-10
Read more

Bab 2 Meet Stranger II

Callista tersentak saat pria itu langsung memberikan black card pada manager klub malam itu. “Tuan? Tunggu kenapa anda membayarnya? Aku bisa membayarnya, Tuan.”Pria itu tidak menjawab, setelah menyelesaikan pembayaran dia langsung berjalan meninggalkan Callista. Callista berteriak agar pria itu berhenti tapi pria itu tidak merespon dirinya.Dengan cepat Callista berlari mengejar pria itu dan kini dia berhasil menahan lengan pria itu. “Tunggu tuan,” ucapnya dengan tergesa-gesa. Pria itu membalikan diri, lalu dia menatap lekat manik mata biru Callista. “Jika kau ingin berterima kasih, maka tidak perlu berterima kasih,” kata pria itu dengan suara dingin.“Bukan, aku bukan hanya ingin berterima kasih. Tapi aku ingin mengganti uangmu, Tuan. Aku tidak ingin memiiki hutang. Berikan nomor rekeningmu, aku akan mentransfer uang ke rekeninmu,” jawab Callista. Dia membalas tatapan pria bermata coklat di hadapannya itu.Pria itu melangkah mendekat dan tersenyum miring lalu berkata, “Jika suatu sa
last updateLast Updated : 2020-09-11
Read more

Bab 3 Home

Sebuah mobil sport berwarna hitam mulai memasuki halamn parkir sebuah mansion yang terletak di Beverly Hills. Malam itu Daniel baru saja kembali dari Barcelona. Dia memilih menikmati waktunya untuk bersantai dengan sahabatnya. Tentu, dia tidak langsung kembali ke rumah. Dia lebih memilih bertemu dengan sahabatnya lebih dulu dari pada harus pulang ke rumahnya. “Tuan Daniel,” sapa Harry kala melihat Daniel turun dari mobil dan hendak melangkah masuk ke dalam rumah. “Kau di sini? Apa ayahku memanggilmu?” Daniel mengerutkan keningnya, dia menatap lekat Harry. Tidak biasanya assistantnya itu datang ke rumahnya di malam hari. Harry mengangguk. “Tuan Besar Gio memanggil saya untuk membahas beberapa pekerjaan.”“Sekarang di mana ayahku?” tanya Daniel dingin. “Tuan Besar Gio sedang beristiahat, Tuan,” jawab Harry. “Maaf, Tuan. Saya ingin mengingatkan besok ada rapat pemegang saham di Queen Hospital.” Daniel mengangguk singkat. “Ya, aku mengingatnya.” “Harry?” panggil Daniel serius. “Ya,
last updateLast Updated : 2020-09-11
Read more

Bab 4 Bertemu Kembali I

Suara alarm berbunyi, membuat dua wanita yang tengah tertidur pulas harus terbangun karena alarm sejak tadi tidak berhenti. Calllista dan Olivia yang masih tertidur pulas begitu terganggu karena bunyi alarm.“Callista! Kenapa alarmmu berisik sekali! Aku masih mengantuk!” seru Olivia. Dia menutup kepalanya dengan bantal. Sunggguh alarm Callista ini benar-benar mengganggu tidurnya.Callista mengumpat dalam hati, dengan cepat Callista mematikan ponselnya agar alarm itu tidak lagi menganggu tidurnya.Namun saat Callista mematikan ponselnya, tiba-tiba Olivia melempar bantal yang tadi dia gunakan untuk menutup kepalanya, dengan wajah panik Olivia mengambil arloji miliknya. “Astaga Callista kita terlambat!” Suara teriakan Olivia kencang saat melihat kini sudah pukul delapan pagi.Callista tidak bergeming, dia memilih untuk menutup matanya. Callista masih mengantuk dan rasanya dia masih belum ingin membuka matanya.Olivia mengumpat kasar saat melihat Callista masih menutup mata. “Callista bang
last updateLast Updated : 2020-09-13
Read more

Bab 5 Bertemu Kembali II

Meeting berakhir, suara tepuk tangan memenuhi ruang meeting. Daniel turun dari podium dan melangkah keluar. Callista masih tidak bergeming dari tempatnya. Sedangkan para dokter lain sudah berdiri menyambut pria itu. Callista mendengus tak suka, kenapa para dokter muda bersikap terang-teramgan menyukai pria itu? Sebenarnya tanpa ditanya Callista sudah tahu alasannya. Tentu mereka menyukai pria yang memiliki kekuasaan.“Aku rasa dunia begitu sempit hingga kita bertemu lagi, kau masih mengingatku, Dokter?” kata Pria itu dengan nada rendah, kemudian dia melirik name tag yang tetera nama Dr. Callista. “Well, aku tidak menyangka kau adalah seorang dokter?” lanjutnya dengan seringai di wajahnya.Callista memberanikan diri mendongakan wajahnya, lalu menatap lekat pria yang berada di hadapannya itu. “Maaf, aku tidak tahu kalau kau adalah Tuan Daniel Renaldy pemegang saham di perusahaan ini.”Daniel melangkah mendekat dan tersenyum miring. “Apa kau ingat perkataanku sebelumnya Dokter Callista?”
last updateLast Updated : 2020-09-13
Read more

Bab 6 Permintaan Daniel

Sinar matahari pagi yang begitu cerah. Musim kemarau adalah salah satu musim yang Callista sukai. Sebenarnya, semua musim Callista menyukainya. Hanya saja, Callista kurang menyukai musin panas dan juga musin dingin.Callista melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju Renaldy Company. Hari ini dengan terpaksa Callista harus bertemu dengan pria yang menolongnya itu. Entah beruntung atau tidak kenyataannya pria itu ternyata adalah pemegang saham terbesar di rumah sakit tempat di mana dia bekerja.Jika boleh memilih, Callista lebih baik memeriksa pasiennya atau beristirahat di apartemen, dari pada harus bertemu dengan Daniel Renaldy yang telah memaksanya untuk bertemu dengannya. Padahal hari ini Callista memiliki jadwal yang cukup padat di rumah sakit. Beruntung Olivia mau menggantikannya.Callista melirik arloji kini masih pukul sembilan pagi. Setidaknya dia tidak akan terlambat. Mengingat pria itu mengatakan padanya untuk tidak datang terlambat. Lagi pula Callista tidak akan lama,
last updateLast Updated : 2020-09-13
Read more

Bab 7 Dokter Baru

Callista membelokan mobilnya memasuki halaman parkir rumah sakit. Dia turun dari mobil, dan melangkah masuk ke dalam lobby rumah sakit dan langsung berjalan menuju ruang kerja.“Callista!” Suara teriakan Olivia memanggil Callista cukup keras, hingga membuat Callista menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke sumber suara yang memanggilnya.Callista mengerutkan keninganya melihat Olivia bersama dengan dua orang Dokter yang tidak di kenalnya. Callista terus menatap kedua Dokter itu. Dia benar-benar tidak mengenali kedua Dokter yang bersama dengan Olivia.“Callista kau baru datang?” tanya Olivia saat dirinya sudah berada di hadapan Callista.“Ya, aku baru saja datang,” Jawab Callista. “Olivia, apa ini Dokter baru?” tanyanya yang sejak tadi penasaran dengan dua Dokter yang tidak dia kenali ini.“Ah iya benar. Aku lupa memperkenalkanmu. Callista ini Dokter Grace. Dia Dokter Spesialis Kandungan. Sedangkan di sampingnya Dokter Mike, Dokter Spesialis Jantung.” Olivia memperkenalka
last updateLast Updated : 2020-09-15
Read more

Bab 8 Wanita Keras Kepala

Daniel duduk di kursi kebesarannya. Pikirannya terus memikirkan wanita yang berhasil menarik perhatiannya. Dia sungguh tidak menyangka, wanita yang dia selamatkan ternyata adalah Dokter di rumah sakit miliknya. Ya, dunia terasa begitu sempit. Namun, tidak bisa dipungkiri dirinya begitu bahagia mengetahui Callista adalah dokter di rumah sakit miliknya.Suara ketukan pintu terdengar membuat Daniel menghentikan lamunanya dan mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Kemudian, dia langsung menginterupsi untuk masuk.“Tuan,” Harry, assistant Daniel melangkah masuk seraya menundukan kepalanya. “Ada apa, Harry?” tanya Daniel pada assistantnya yang berdiri di hadapannya. “Tuan saya sudah mendapatkan beberapa wanita yang anda inginkan. Wanita berambut coklat dan bermata biru sesuai permintaan anda. Jika anda ingin saya bisa mengatur anda bertemu dengan mereka,” jawab Harry. “Aku tidak membutuhkan mereka. Aku sudah mendapatkan wanita yang tepat menemnaiku,” tukas Daniel dingin. “Maaf, Tuan. An
last updateLast Updated : 2020-09-15
Read more

Bab 9 Sarapan Bersama

Suara dering ponsel terdengar. Callista yang masih tertidur pulas harus terbangun karena dering ponsel yang tak kunjung berhenti. Perlahan Callista membuka matanya, dia mengerjap beberaap kali. Tepat di saat Callista sudah membuka matanya, dia menatap jam dinding kini masih pukul enam pagi. Callista mendengus kala ponselnya kembali berdering. Dia paling tidak suka ada yang mengganggunya.“Siapa yang menggangguku di pagi hari,” gerutu Callista kesal. Dengan terpaksa dia mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas. Seketika Callista berdecak kala melihat nomor Alice, Ibunya muncul di layar ponselnya. Ingin sekali dia tidak menjawab, tapi jika dia tidaj menjawab, itu sama saja mencari masalah dengan Ibunya itu. Kini Callista menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya. “Ya, Ma,” jawab Callista dengan nada malas saat panggilan terhubung. “Kau di mana, Callista?” Suara Alice, Ibunya terdengat begitu dingin dari seberang line. Callista men
last updateLast Updated : 2020-09-15
Read more

Bab 10 Wanita Yang Berbeda

“Daniel? Kau sudah pulang?” Alin menyapa putranya yang kini melangkah masuk ke dalam rumah. “Tidak biasanya kau pulang lebih awal. Apa hari ini kau tidak memiliki banyak pekerjaan?” tanyanya penarasan.“Ya, hari ini aku tidak terlalu sibuk,” jawab Daniel datar. “Kalau begitu temui ayahmu. Sejak kau kembali dari Barcelona, kau masih belum mengajaknya berbicara banyak,” balas Alin. “Sekarang ayahmu berada di ruang kerjanya. Segera temui dia,” lanjutnya mengingatkan putranya itu. Daniel mengangguk singkat. Kemudian, dia melangkah menuju ruang kerja Gio, ayahnya. Ya, sejak dirinya kembali dari Barcelona, Daniel memang tidak terlalu banyak berbicara dengan ayahnya. Hanya percakapan biasa.“Pa?” panggil Daniel saat melangkah masuk ke dalam ruang kerja Gio. Gio mengalihkan pandangannnya, menatap Daniel. “Kau sudah pulang?” “Sudah.” Daniel menarik kursi, lalu duduk tepat di hadapan ayahnya. “Bagaimana kondisi perusahaan yang kau pimpin di Barcelona?” tanya Gio sambil menatap Daniel serius
last updateLast Updated : 2020-09-15
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status