Home / Romansa / Daniel & Calista / Bab 4 Bertemu Kembali I

Share

Bab 4 Bertemu Kembali I

last update Last Updated: 2020-09-13 01:36:06

Suara alarm berbunyi, membuat dua wanita yang tengah tertidur pulas harus terbangun karena alarm sejak tadi tidak berhenti. Calllista dan Olivia yang masih tertidur pulas begitu terganggu karena bunyi alarm.

“Callista! Kenapa alarmmu berisik sekali! Aku masih mengantuk!” seru Olivia. Dia menutup kepalanya dengan bantal. Sunggguh alarm Callista ini benar-benar mengganggu tidurnya.

Callista mengumpat dalam hati, dengan cepat Callista mematikan ponselnya agar alarm itu tidak lagi menganggu tidurnya.

Namun saat Callista mematikan ponselnya, tiba-tiba Olivia melempar bantal yang tadi dia gunakan untuk menutup kepalanya, dengan wajah panik Olivia mengambil arloji miliknya. “Astaga Callista kita terlambat!” Suara teriakan Olivia kencang saat melihat kini sudah pukul delapan pagi.

Callista tidak bergeming, dia memilih untuk menutup matanya. Callista masih mengantuk dan rasanya dia masih belum ingin membuka matanya.

Olivia mengumpat kasar saat melihat Callista masih menutup mata. “Callista bangun! Hari ini ada meeting pemegang saham di rumah sakit! Kita tidak boleh terlambat!” Olivia menggoyangkan bahu Callista agar wanita itu bangun. Namun sialnya, Callista masih juga belum bangun.

“Astaga Callista bangun! Ini sudah jam delapan! meeting dengan pemegang saham rumah sakit jam sembilan Callista! Kita bisa habis jika kita terlambat!” teriak Olivia begitu kencang.

Callista tersentak, dia langsung membuka matanya dengan panik. “Kenapa kau tidak bilang sejak tadi Olivia! Demi Tuhan, aku benar-benar lupa kita ada meeting pagi ini.” Callista melompat turun dari ranjang. “Kau pakai kamar mandi yang di sebelah.” Callista berlari menuju kamar mandi, begitu pun dengan olivia yang langsung berlari menuju kamar mandi yang berada di kamar tamu.

Tiga puluh menit kemudian, Callista dan Olivia sudah bersiap-siap. Beruntung Callista tidak suka memakai make up tebal. Callista lebih menyukai make up tipis sedangkan Olivia kali ini dia harus rela tidak memoles make up bold. Olivia mengikuti Callista hanya memoles make up tipis di wajahnya.

“Aku saja yang membawa mobil.” Callista menyambar kunci mobil, dia tahu di saat seperti ini tidak mungkin Olivia yang membawa mobil. Bisa-bisa mereka berdua datang terlambat.

Callista dan Olivia berlari meninggalkan apartmen menuju parkiran. Mereka masuk ke dalam mobil, dengan cepat Callista menghidupkan mesin dan menginjak gas. Callista mulai mengendari mobilnya dengan kecepatan penuh meninggalkan apartemen.

“Callista! Aku belum ingin mati!” seru Olivia. Dia terus mengumpat  saat Callista mengendarai mobil dengan kecepatan penuh.

“Diamlah jangan berisik! Kau mau kita terlambat? Salahkan dirimu yang memaksa kita ke klub malam dan pulang larut, jika tidak kita tidak akan terlambat seperti ini!” jawab Callista kesal. Tatapannya tetap focus ke depan. Callista menginjak gasnya, menambah kecepatan. Ya, dia tidak mungkin membiarkan dirinya terlambat dalam meeting pertamannya dengan pemegang saham di ruamh sakit tempatnya bekerja. Jika sampai dia terlambat, ini benar-benar sungguh memalukan.

Olivia berdecak pelan. “Kau ini kenapa menyalahkanku!”

Callista tidak menjawab, dia memilih semakin menaikan kecepatannya agar cepat segera tiba di rumah sakit. Dia merutuki kecerobohannya, andai tadi dia tidak mematikan alarm sudah pasti dia tidak akan terlambat.

Perjalanan menuju Queen Hospital membutuhkan waktu satu jam dari apartemen milik Callista. Kini mobil Callista sudah memasuki halaman parkir rumah sakit, dengan cepat Callista dan Olivia melompat turun dari mobil. Mereka berjalan cepat menuju ruang meeting.

“Callista, bagaimana jika kita benar-benar terlambat? Aku baru ingat hari ini ada dua dokter baru yang bekerja di sini,” kata Olivia dengan nada cemas saat berjalan menuju ruang meeting.

“Aku tidak tahu! Kita berdoa saja tidak terlambat,” balas Callista. Dia mangatur napas dan berusaha menenangkan diri agar tidak panik.

Callista dan Olivia melangkah masuk ke dalam ruang meeting. Kali ini mereka berdua sungguh beruntung. Ternyata meeting masih belum dimulai. Pemegang saham masih belum datang. Mereka langsung bergabung dengan dokter specialis bedah lainnya.

“Callista, kita selamat meeting belum dimulai,” bisik Olivia di telinga Callista.

“Kau benar, Tuhan masih melindungi kita,” balas Callista dengan suara pelan.

Tidak lama kemudian seorang pria dengan balutan jas berwarna hitam melangkah masuk ke dalam  ruang meeting. Sosok pria tampan dengan tubuh tegap membuat perhatian para dokter muda di sana. Olivia melebarkan matanya saat melihat sosok pria yang berdiri di podium.

Seketika Olivia kembali memastikan pria itu, dia terus menatap pria itu. Namun dengan cepat Olivia menyentuh lengan Callista yang duduk di sampingnya. Lalu dia berbisik di telinga sahabatnya itu. “Callista, kau lihat pria itu? Bukannya itu pria yang tadi malam membantumu?”

Callista mengerutkan keningnya, tadi memang Callista tidak terlalu memperhatikan karena mematikan ponselnya. Kini Callista mengalihkan pandangannya saat mendengar ucapan Olivia. Dia menatap sosok pria yang berdiri di podium. Seketika Callista mematung melihat pria itu. Dia menggelengkan kepalanya pelan, dia rasa tidak yakin dengan apa yang dia lihat ini. Tapi tunggu, Callista tidak mungkin salah mengenal pria yang baru saja bertemu dengannya tadi malam.

‘Astaga dia,‘ batin Callista.

“Callista, benar pria itu yang membantumu kan?” bisik Olivia di telinga Callista.

“Shut up!” tukas Callista. Dia tidak ingin membahas mengenai pria itu.

“Selamat pagi para Dokter yang telah meluangkan waktu. Saya ingin mengenalkan Tuan Daniel Renaldy. Dia adalah salah satu pemegang saham terbesar di Queen Hospital. Kedatangannya ke sini beliau ingin menyapa kita semua. Saya persilahkan waktu dan tempat untuk Tuan Daniel Renaldy,” ucap kepala dokter yang menjadi pembuka meeting.

“Pagi, terima kasih untuk waktu kalian. Kedatangan saya di sini menyapa para dokter muda. Kedepannya saya berharap Queen Hospital tetap menjadi rumah sakit terbaik.” Daniel memberikan kata sambutan dengan suara tegas. Kini pandangan Daniel menatap sosok wanita berambut coklat yang terbalut dengan jas dokter. Daniel menyunggingkan senyuman tipis saat dirinya bertatpan dengan wanita itu.

Callista mengalihkan pandangannya saat bertatapan dengan pria itu. Dia menundukan kepalanya tidak berani menatap pria yang berdiri di podium yang sejak tadi terus memperhatikan dirinya. Demi Tuhan, saat ini Callista tidak bisa lagi menatap kedepan. Pria itu terus melirik dirinya.

“Callista, pria yang menolongmu tadi malam itu sungguh sangat tampan. Kau bisa lihat para dokter muda juga tidak berkedip melihat pria yang bernama Daniel itu,” bisik Olivia yang sejak tadi tidak henti menatap Daniel.

Callista mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya Olivia mengatakan ini padanya. “Kau ini berisik sekali! Apa kau mau aku lempar dari ruang meeting?” tukas Callista mengancam sahabatnya itu untuk tidak lagi membahas pria yang berdiri di podium.

“CK! Bagaimana kau ini, aku hanya mengatakan pria itu sangat tampan!” cebik Olivia kesal.

***

-To Be Continued

Related chapters

  • Daniel & Calista   Bab 5 Bertemu Kembali II

    Meeting berakhir, suara tepuk tangan memenuhi ruang meeting. Daniel turun dari podium dan melangkah keluar. Callista masih tidak bergeming dari tempatnya. Sedangkan para dokter lain sudah berdiri menyambut pria itu. Callista mendengus tak suka, kenapa para dokter muda bersikap terang-teramgan menyukai pria itu? Sebenarnya tanpa ditanya Callista sudah tahu alasannya. Tentu mereka menyukai pria yang memiliki kekuasaan.“Aku rasa dunia begitu sempit hingga kita bertemu lagi, kau masih mengingatku, Dokter?” kata Pria itu dengan nada rendah, kemudian dia melirik name tag yang tetera nama Dr. Callista. “Well, aku tidak menyangka kau adalah seorang dokter?” lanjutnya dengan seringai di wajahnya.Callista memberanikan diri mendongakan wajahnya, lalu menatap lekat pria yang berada di hadapannya itu. “Maaf, aku tidak tahu kalau kau adalah Tuan Daniel Renaldy pemegang saham di perusahaan ini.”Daniel melangkah mendekat dan tersenyum miring. “Apa kau ingat perkataanku sebelumnya Dokter Callista?”

    Last Updated : 2020-09-13
  • Daniel & Calista   Bab 6 Permintaan Daniel

    Sinar matahari pagi yang begitu cerah. Musim kemarau adalah salah satu musim yang Callista sukai. Sebenarnya, semua musim Callista menyukainya. Hanya saja, Callista kurang menyukai musin panas dan juga musin dingin.Callista melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju Renaldy Company. Hari ini dengan terpaksa Callista harus bertemu dengan pria yang menolongnya itu. Entah beruntung atau tidak kenyataannya pria itu ternyata adalah pemegang saham terbesar di rumah sakit tempat di mana dia bekerja.Jika boleh memilih, Callista lebih baik memeriksa pasiennya atau beristirahat di apartemen, dari pada harus bertemu dengan Daniel Renaldy yang telah memaksanya untuk bertemu dengannya. Padahal hari ini Callista memiliki jadwal yang cukup padat di rumah sakit. Beruntung Olivia mau menggantikannya.Callista melirik arloji kini masih pukul sembilan pagi. Setidaknya dia tidak akan terlambat. Mengingat pria itu mengatakan padanya untuk tidak datang terlambat. Lagi pula Callista tidak akan lama,

    Last Updated : 2020-09-13
  • Daniel & Calista   Bab 7 Dokter Baru

    Callista membelokan mobilnya memasuki halaman parkir rumah sakit. Dia turun dari mobil, dan melangkah masuk ke dalam lobby rumah sakit dan langsung berjalan menuju ruang kerja.“Callista!” Suara teriakan Olivia memanggil Callista cukup keras, hingga membuat Callista menghentikan langkahnya dan mengalihkan pandangannya ke sumber suara yang memanggilnya.Callista mengerutkan keninganya melihat Olivia bersama dengan dua orang Dokter yang tidak di kenalnya. Callista terus menatap kedua Dokter itu. Dia benar-benar tidak mengenali kedua Dokter yang bersama dengan Olivia.“Callista kau baru datang?” tanya Olivia saat dirinya sudah berada di hadapan Callista.“Ya, aku baru saja datang,” Jawab Callista. “Olivia, apa ini Dokter baru?” tanyanya yang sejak tadi penasaran dengan dua Dokter yang tidak dia kenali ini.“Ah iya benar. Aku lupa memperkenalkanmu. Callista ini Dokter Grace. Dia Dokter Spesialis Kandungan. Sedangkan di sampingnya Dokter Mike, Dokter Spesialis Jantung.” Olivia memperkenalka

    Last Updated : 2020-09-15
  • Daniel & Calista   Bab 8 Wanita Keras Kepala

    Daniel duduk di kursi kebesarannya. Pikirannya terus memikirkan wanita yang berhasil menarik perhatiannya. Dia sungguh tidak menyangka, wanita yang dia selamatkan ternyata adalah Dokter di rumah sakit miliknya. Ya, dunia terasa begitu sempit. Namun, tidak bisa dipungkiri dirinya begitu bahagia mengetahui Callista adalah dokter di rumah sakit miliknya.Suara ketukan pintu terdengar membuat Daniel menghentikan lamunanya dan mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Kemudian, dia langsung menginterupsi untuk masuk.“Tuan,” Harry, assistant Daniel melangkah masuk seraya menundukan kepalanya. “Ada apa, Harry?” tanya Daniel pada assistantnya yang berdiri di hadapannya. “Tuan saya sudah mendapatkan beberapa wanita yang anda inginkan. Wanita berambut coklat dan bermata biru sesuai permintaan anda. Jika anda ingin saya bisa mengatur anda bertemu dengan mereka,” jawab Harry. “Aku tidak membutuhkan mereka. Aku sudah mendapatkan wanita yang tepat menemnaiku,” tukas Daniel dingin. “Maaf, Tuan. An

    Last Updated : 2020-09-15
  • Daniel & Calista   Bab 9 Sarapan Bersama

    Suara dering ponsel terdengar. Callista yang masih tertidur pulas harus terbangun karena dering ponsel yang tak kunjung berhenti. Perlahan Callista membuka matanya, dia mengerjap beberaap kali. Tepat di saat Callista sudah membuka matanya, dia menatap jam dinding kini masih pukul enam pagi. Callista mendengus kala ponselnya kembali berdering. Dia paling tidak suka ada yang mengganggunya.“Siapa yang menggangguku di pagi hari,” gerutu Callista kesal. Dengan terpaksa dia mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas. Seketika Callista berdecak kala melihat nomor Alice, Ibunya muncul di layar ponselnya. Ingin sekali dia tidak menjawab, tapi jika dia tidaj menjawab, itu sama saja mencari masalah dengan Ibunya itu. Kini Callista menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya. “Ya, Ma,” jawab Callista dengan nada malas saat panggilan terhubung. “Kau di mana, Callista?” Suara Alice, Ibunya terdengat begitu dingin dari seberang line. Callista men

    Last Updated : 2020-09-15
  • Daniel & Calista   Bab 10 Wanita Yang Berbeda

    “Daniel? Kau sudah pulang?” Alin menyapa putranya yang kini melangkah masuk ke dalam rumah. “Tidak biasanya kau pulang lebih awal. Apa hari ini kau tidak memiliki banyak pekerjaan?” tanyanya penarasan.“Ya, hari ini aku tidak terlalu sibuk,” jawab Daniel datar. “Kalau begitu temui ayahmu. Sejak kau kembali dari Barcelona, kau masih belum mengajaknya berbicara banyak,” balas Alin. “Sekarang ayahmu berada di ruang kerjanya. Segera temui dia,” lanjutnya mengingatkan putranya itu. Daniel mengangguk singkat. Kemudian, dia melangkah menuju ruang kerja Gio, ayahnya. Ya, sejak dirinya kembali dari Barcelona, Daniel memang tidak terlalu banyak berbicara dengan ayahnya. Hanya percakapan biasa.“Pa?” panggil Daniel saat melangkah masuk ke dalam ruang kerja Gio. Gio mengalihkan pandangannnya, menatap Daniel. “Kau sudah pulang?” “Sudah.” Daniel menarik kursi, lalu duduk tepat di hadapan ayahnya. “Bagaimana kondisi perusahaan yang kau pimpin di Barcelona?” tanya Gio sambil menatap Daniel serius

    Last Updated : 2020-09-15
  • Daniel & Calista   Bab 11 Terpaksa Berbohong

    “Callista, aku sudah membuatkanmu pasta. Kau makanlah.” Olivia memberikan pasta yang dia buat untuk Callista. Ya, pagi hari Olivia memutuskan untuk memasak. Pasalanya, hari ini Calista bangun terlambat. Dia tidak mau menunggu Callista terlalu lama.“Thanks,” Callista menarik kursi dan langsung duduk tepat di hadapan Olivia. Kemudian, dia mulai menikmati pasta yang dibuat oleh Olivia. “Callista, kemana pelayanmu? Kenapa dia belum datang? Menyusahkanku saja, jika ada pelayanmu pasti aku tidak perlu repot membuat sarapan,” ujar Olivia seraya menyesap coklat panas di tangannya. “Hari ini pelayanku datang jam sepuluh pagi. Aku sengaja memintanya untuk datang setelah aku berangkat ke rumah sakit,” jawab Callista. Olivia mendesah pelan. “Sejak dulu kau tidak berubah. Jika aku menjadi dirimu aku akan memiliki paling tidak dua sampai tiga pelayan.” “Jangan bicara yang tidak-tidak, Olivia,” Callista mengambil gelas yang berisikan orange juice lalu menyesapnya perlahan. “Callista, besok apa

    Last Updated : 2020-09-15
  • Daniel & Calista   Bab 12 Menghadiri Pesta

    Callista mematut cermin, kini Callista sudah terbalut dengan gaun berwarna maroon. Gaun model x-straps membuat lengkukan indah tubuhnya begitu terlihat sempurna. Callista memoles make up tipis, dia menggulung rambutnya ke atas membuat leher jenjang terlihat begitu indah. Callista memakai perhiasan berlian untuk membuat penampilannya semakin sempurna namun tidak berlebihan.Hari ini Callista dengan terpaksa harus menemani Daniel. sesuai dengan keinginan dari Daniel Renaldy yang telah menjebak Callista. Hingga membuat Callista tidak bisa menolak permintaan dari pemilik rumah sakit tempat di mana dia bekerja. Dan ini adalah pertama kali bagi Callista pergi ke pesta bersama dengan seorang pria. Karena memang selama ini Callista lebih sering datang ke pesta bersama Jessica atau dengan Olivia.Dering ponsel terdengar, Callitsa mengambil ponsel di atas meja. Dia mengernyitkan keningnya ketika melihat nomor tidak di kenal mengirimkan pesan. Callista mengusap layar untuk membuka pesan dari nomo

    Last Updated : 2020-09-17

Latest chapter

  • Daniel & Calista   Bab 78 – Rencana Perjodohan

    “Ah, lelah sekali.” Callista melangkah keluar dari ruang operasi. Setelah hampir sepuluh jam dia melakukan tindakan, kini dirinya begitu kelelahan.“Callista, apa kau langsung pulang?” tanya Olivia yang juga kelelahan. Dia memijat pelan tekuk lehernya. Tubuhnya seolah benar-benar remuk.“Mungkin iya, tubuhku lelah sekali. Aku ingin berendam,” jawab Callista. “Yasudah, aku ingin ke ruang kerjaku dulu, ya?”Olivia mengangguk. “Ya, aku juga ingin langsung pulang ke rumah.”Callista tersenyum. Kemudian melangkah masuk ke dalam ruang kerjanya. Meski lelah, tapi Callista selalu bahagia setiap kali operasi berhasil menyelamatkan pasiennya.Saat Callista baru saja tiba di ruang kerjanya—dia mendengar suara dering ponsel miliknya terus berdering. Callista mendekat, lalu mengambil ponselnya dan menatap ke layar. Seketika Callista mengembuskan napas kasar ketika melihat nomor Alice, ibunya tert

  • Daniel & Calista   Bab 77 – Kedatangan Megan Alister

    “Nyonya.” Seorang pelayan menghampiri Alin yang tengah menyirami bunga-bunga di tamannya.“Ada apa?” Alin bertanya pada pelayan yang kini berdiri di hadapannya.“Nyonya, maaf mengganggu anda. Tapi di depan ada tamu yang Bernama Nona Megan Alister ingin bertemu dengan anda. Beliau mengatakan anda sendiri yang mengundangnya,” ujar sang pelayan memberitahu.“Megan sudah datang?” Raut wajah Alin tampak begitu bahagia mendengar Megan Alister sudah datang. Ya, dia mengundang anak dari teman dekatnnya untuk berkunjung ke rumahnya.Sang pelayan menganggukan kepalanya. “Benar, Nyonya.”Alin tersenyum. “Kau siapkan minuman untuknya. Aku akan segera ke depan.”“Baik, Nyonya.” Sang pelayan menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Alina.Alin terus mengembangkan senyumannya. Kini dia berjalan meninggalkan taman itu, menuju tempat di mana Megan Alist

  • Daniel & Calista   Bab 76 Memberikan Sedikit Informasi

    Berita tentang Daniel Renaldy menjalin hubungan dengan Callista Hutomo, putri keluarga keluarga Michael Hutumo telah tersebar. Banyak yang berkomentar mereka adalah pasangan yang sempurna. Selama ini publik tidak pernah tahu tentang Callista. Karena memang hanya Putri sulung Michael hutumo, Jessica yang kerap kali muncul di hadapan media. Banyak orang pikir Michael hanya memiliki satu putri saja. Namun kenyataanya Michael memiliki putri yang berprofesi sebagai Dokter di rumah sakit milik Daniel.Semua berita yang tampil pagi ini, membuat raut wajah Alin berubah dipenuhi dengan amarah. Iris matanya penuh dengan kebencian mendalam.“Sialan!” Alin membanting vas bunga yang ada di hadapannya, hingga pecahan belingnya memenuhi lantai. Sorot mata Alin menajam, berkali-kali Alin mengumpat kasar.“Aku tidak akan pernah membiarkan putraku menikah dengan putrimu, Casandra,” geram Alin penuh dengan kebencian.Kini Alin menyambar kunci mobilny

  • Daniel & Calista   Bab 75 Gio Vs Michael

    Michael membanting kasar guci yang ada di ruang kerjanya. Kini, keadaan ruang kerja Michael benar-benar tampak begitu kacau. Terlihat jelas kemarahan di wajahnya. Ya, Micahel tidak mampu lagi mengatasi amarahnya, kala melihat pemberitaan tentang putri bungsunya dan putra dari Gio Renaldy. Michael terus mengumpat kasar, merutuki kebodohannya sampai dia tidak tahu pemilik Queen Hospital, tempat di mana Callista bekerja adalah milik Daniel Renaldy. Jika saja, dia tahu sejak awal, maka ini tidak akan pernah terjadi.“Sialan kau, Gio. Aku tidak akan membiarkan putriku menikah dengan putramu!” geram Michael dengan tangan yang terkepal kuat. Rahangnya mengetat. Kilat kemarahan

  • Daniel & Calista   Bab 74 Mencari Tahu

    Daniel duduk di kursi kebesaraannya. Dia menyandarkan punggungnya di kursi seraya memejamkan matanya lelah. Pikirannya terus memikirkan perkataan kedua orang tuanya. Diawal hubungannya dengan Callista, kedua orang tuanya menyetujui hubungannya. Bahkan kedua orang tuanya begitu mendukung. Tapi, setelah mereka tahu Callista adalah putri Michael Hutomo, mereka langsung melarangnya menjalin hubungan dengan Callista. Daniel merasakan sesuatu hal antara keluarganya dan keluarga Callista.Tanpa ingin lagi berpikir, Daniel langsung menekan tombol interkom. Dia meminta Harry, assistantnya untuk segera datang menemuinya. Tidak lama kemudian, Harry melangkah masuk ke dalam

  • Daniel & Calista   Bab 73 Sikap Tidak Ramah Alin

    “Mereka baik,” jawab Daniel dengan nada datar dan tatapan begitu serius pada kekasihnya itu. “Callista, ada hal yang ingin aku tanyakan padamu,” lanjutnya yang membuat Callista bingung.“Ada apa, Daniel? Apa yang ingin kau tanyakan?” Alis Callista saling bertautan. Dia terus menatap Daniel. Sesaat, dia memperlihatkan tatapan Daniel yang terlihat ingin mengatakan sesuatu padanya. Sebuah tatapan yang sangat berbeda dari biasanya.“Apa kau mempercayaiku?” Daniel membawa t

  • Daniel & Calista   Bab 72 Permintaan Alin dan Gio

    Daniel turun dari mobil, dia melangkah masuk ke dalam rumah dengan wajah dinginnya. Para penjaga dan pelayan yang melihat Daniel datang, mereka langsung menundukan kepala mereka, menyapa Daniel. Namun, Daniel mengabaikan sapaan para penjaga dan pelayannya. Rasa kesal dalam dirinya, membuatnya bersikap dingin pada penjaga dan pelayanna. Kini, dia melangkah menuju ruang keluarga, dan segera menemui kedua orang tuanya itu.Saat Daniel tiba di ruang keluarga, dia mengerutkan keningnya kala melihat wajah muram kedua orang tuanya. Tatapan Daniel menatap mata sembab Alin, ibunya yang tampak begitu jelas habis menangis. Sedangkan wajah Gio, ayahnya terlihat jelas menahan amarahnya.

  • Daniel & Calista   Bab 71 Berusaha Berpikir Positive

    “Sayang, angkatlah. Siapa tahu itu penting. Jangan seperti itu, ponselmu sejak tadi tidak henyi berdering. Kita masih memiliki banyak waktu bersama.” Callista membawa tangannya megelus rambut Daniel.Daniel membuang napas kasar. Dia tampak begitu enggan menjawab teleponnya itu. Tapi apa yang dikatakan Callista itu benar. Dengan terpaksa, Daniel mengambil ponselnya yang terletak di atas meja itu, lalu mengalihkan pandangannya ke layar. Seketika kening Justin berkerut, melihat nomor Gio, ayahnya muncul di layar ponselnya.

  • Daniel & Calista   Bab 70 Meminta Penjelasan

    Daniel menyandarkan punggungnya di kursi, seraya memejamkan mata sesaat. Entah kenapa sejak tadi malam, dia terus memikirkan Callista. Dia merasa ada sesuatu yang Callista sembunyikan darinya. Ya, tentu karena Daniel sangat mengenal kekasihnya itu. Sejak dulu, Callista memang tidak hebat menyembunyikan sesuatu. Namun, meski demikian, Daniel langsung menepis segala pikiran negative yang muncul di benaknya. Disaat Daniel sedikit bersantai, pandangan dia teralih pada sebuah televisi yang ada diruangannya. Seketika Daniel menatap pembawa berita yang tengah menyampaikan sesuatu.*Kabar hari in datang dari pengusaha muda Daniel Renaldy. Pewaris dai Renaldy Group ini dikabarkan menjali

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status