Perlahan-lahan matahari mulai tenggelam, burung-burung berkicau dan terbang ke arah matahari yang tenggelam. Langit mulai berubah warnanya menjadi gelap. Bintang- dan bulan kembali bersinar. Angin berhembus sejuk bersamaan dengan datangnya kegelapan. Akira masih bersamaku, dan kini kami duduk di beranda rumah dengan api unggun untuk menghangatkan badan. “Akira, selama aku pergi kamu baik-baik saja kan?” “Ya, aku sangat baik. Apakah kamu mengkhawatirkanku kalau aku menghisap darah gadis lainnya?” “Tidak, aku tidak mengkhawatirkan itu.” “Lalu apa?” “Aku khawatir kehilanganmu, hanya kamu yang mengetahui diriku” Akira tersenyum manis, he pun memeluk diriku dengan satu tangannya. Aku membaringkan kepalaku di pundaknya sembari melihat bintang dan bulan yang indah. Dari kejauhan, seseorang telah memberi sinyal pada Akira untuk segera pergi. Akira tersenyum ke arah orang tersebut. “An, aku harus pergi. Maaf, malam ini kamu akan sendirian”ucapnya. Aku pun segera menjauh dari Akira, “K
Baca selengkapnya