Share

Bab 4

Itu adalah suara ibuku.

"Kenapa kamu bingung? Aku sudah memberi tahu hal ini padamu sejak lama. Jangan-jangan, kamu ingin berubah pikiran sekarang?"

Suara Nenek tenang dan penuh ketegasan. Ibuku ketakutan hingga dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.

Apa yang akan mereka lakukan pada Kak Lukita?

Menyadari bahwa mereka akan memasuki ruang duka, aku cepat-cepat sembunyi di bawah peti mati.

Nenek melihat sekeliling dan bertanya pada ibuku, "Suara apa itu?"

Ibuku memeluk lengan nenek dengan takut-takut dan berkata dengan suara gemetar, "S-suara ... Lukita?"

"Suara orang yang mati tak bersalah ..."

Sebelum Ibu sempat menyelesaikan kalimatnya, Nenek menamparnya. "Apa-apaan kamu ini? Berkontribusi untuk desa adalah keberuntungan bagi Lukita."

"Tapi Lukita tetapi anakku." Ibuku menangis meratap sambil memegangi wajahnya yang merah dan bengkak.

Nenek terdiam sejenak, dengan raut wajah agak sedih. "Kamu pikir aku nggak sedih Lukita meninggal?"

"Sudah, ayo cepat kita lakukan selagi nggak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status