Share

Bab 7

Dia tetap tidak bergerak saat kupukul. Dia bahkan meraih tanganku untuk menampar wajahnya. "Widya, pukul aku. Pukul aku yang keras. Selama itu bisa melepaskan amarahmu, aku bersedia mati ...."

Matanya penuh permohonan dan putus asa, seperti anak hilang, berdoa memohon pengampunan.

"Kamu masih ingat ini?" Mataku menatapnya dingin, suaraku sinis.

Dhanu menatap kosong pada cokelat di tanganku. Ada sedikit kebingungan di matanya.

"Selsa sendiri yang membuat cokelat ini. Dia ingin memberikan hadiah kepada ayahnya sambil merayakan hari kasih sayang bersama ayah dan ibunya." Suaraku bergetar, hatiku yang sudah penuh luka kembali menerima sayatan perih.

"Tapi apa yang terjadi? Dia bahkan nggak bisa bertahan sampai ..." Suaraku tersendat, tidak bisa melanjutkan lagi.

Aku membanting cokelat itu ke arahnya, mengenai dadanya, sebelum cokelat itu akhirnya jatuh ke lantai yang berlumuran debu.

"Kamu nggak pantas menerima hadiah darinya! Kamu nggak pantas mendapatkan cinta Selsa!" Aku meraung-raung t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status