Share

Istriku Hamil Anak Siapa?
Istriku Hamil Anak Siapa?
Author: Ethan Xavier

Bab 1

Istriku sangat antusias soal hubungan suami-istri denganku setelah dia hamil, tapi aku menahan diri dan tidak menyentuhnya.

Aku tidak menyangka dia akan bercumbu dengan pria lain saat pergi periksa kandungan.

Hingga suatu hari, aku pergi ke luar kota dengan alasan perjalanan kerja. Lalu aku melihatnya masuk ke hotel bersama seorang pria.

Dan pria itu memiliki wajah yang sangat aku kenal ....

...

Namaku Ramana Pangestu. Aku bekerja sebagai manajer tingkat menengah di kantor pusat sebuah perusahaan konstruksi. Tapi, bosku tiba-tiba memintaku pergi menangani proyek di luar negeri. Keberangkatannya satu bulan lagi dan tanggal kembalinya belum ditentukan.

Pikiranku sangat bimbang. Tinggal di luar negerinya masih belum pasti berapa lama!

Proyek luar negeri ini baru saja dimulai. Kondisinya hidup di sana jelas tidak terlalu nyaman. Aku sendiri tidak masalah, tapi aku tidak ingin istriku menderita. Setiap kali mengingat istriku, Galih, aku selalu ingin tersenyum.

Kami bertemu lewat kencan buta. Setelah sepuluh tahun menikah, hubungan kami semakin dekat karena tubuh dan jiwa kami sangat cocok. Terutama nafsunya di tempat tidur yang membuatku mabuk kepayang.

Sayang sekali, kami belum punya anak. Inilah masalah yang selalu mengganjal di hati kami, atau lebih tepatnya, di hati Galih.

Di tengah sebuah rapat, ponselku bergetar. Ternyata istriku yang menelepon. Dia biasanya tidak pernah telepon di jam kerja. Karena itu, dia pasti menelepon karena sesuatu yang penting.

Aku meminta maaf kepada bosku dan izin keluar untuk mengangkat telepon.

"Sayang, kamu jangan lembur malam ini, oke? Pulanglah lebih cepat."

Godaan dalam suara Galih tersalurkan melalui telepon, membuat tubuhku tegang. Aku terbatuk kecil mencoba meredakannya.

"Iya. Kamu nggak apa-apa 'kan?"

Galih menjawab tidak apa-apa, katanya dia hanya ingin memberiku sebuah kejutan.

Akhirnya, aku jadi sering melamun sepanjang hari ini. Terutama karena aku masih belum yakin harus bilang apa kepada istriku soal perjalanan kerja ke luar negeri. Meski perusahaan memperbolehkan aku membawa anggota keluarga, aku tidak tega membuatnya menderita.

Memikirkan kulit lembut Galih, aku kadang menjadi berdebar-debar dan tanpa sadar terlalu kasar saat melakukannya. Dia akan mengerang dan memintaku berhenti bergerak, membuat seluruh tubuhku basah dengan keringat yang penuh semangat.

Aku bukannya tidak ingin ditemani Galih. Aku benar-benar tidak bisa membiarkan wanita secantik dia sendirian di rumah.

Bukan pencuri yang aku takuti, tapi aku takut ada pria lain mencuri hatinya!

Apalagi, si pencuri ini sudah mengincar cukup lama.

Setelah selesai kerja, aku segera pulang ke rumah.

Begitu membuka pintu, Galih tidak melompat ke dalam pelukanku seperti biasanya. Seisi rumah gelap dengan tirai tertutup. Saat aku hendak menyalakan lampu, istriku tiba-tiba datang entah dari mana dan menahan tanganku.

Mataku lalu ditutup dengan secarik kain.

Mungkinkah dia ingin bermain peran hari ini?

Tangan kecil nan lembut istriku turun ke bawah dan tubuhku langsung merasakannya. Tepat ketika aku ingin berbalik menyentuhnya, dia mengulurkan tangan dan mengetuk bibirku dengan lembut. Aku pun mengerti dan tidak lagi bergerak, menunggu serangan berikutnya.

Gerakannya semakin cepat dan tangannya yang lain bergerak melucuti pakaianku. Aku benar-benar gatal ingin bergerak sendiri, tapi aku menyerah setelah percobaanku gagal tiga kali.

Galih tertawa kecil dan menarik tanganku untuk menyentuhnya.

Kulitnya halus dan lembut, dibalut pita-pita tipis dan kain yang tidak menutup sama sekali. Semua ini menandakan kegilaan yang akan terjadi malam ini.

Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Dia hendak melepaskan diri setelah menyulut api, lalu memekik merdu saat aku mengejarnya.

Tangannya terus menerus mendorongku. Jadi, aku melepas kain yang menutup mataku dan akhirnya melihat istriku yang mengenakan gaun terbuka dengan wajah tersipu malu dan mata polos menggoda.

Dia menatap mataku dan menarikku masuk ke kamar. Aku menatapnya tanpa henti, merasa tidak percaya mata kepalaku sendiri.

Ini ... adalah kilas balik cinta yang sempurna! Sejak pertama berkenalan sampai mulai pacaran.

Yang terpenting lagi, dia menyerahkan sebuah kotak kado kecil kepadaku. Seukuran kotak jam tangan atau hadiah kecil lainnya.

Aku mengambilnya dengan bingung, berkali-kali memastikan dalam kepalaku bahwa sekarang bukan hari jadi pernikahan, pacaran, atau apa pun.

Setelah kotak kado dibuka, di dalamnya terdapat alat tes kehamilan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status