Share

Bab 3

Reyhan tidak pulang semalaman. Aku sama sekali tidak kaget karena ini bukan pertama kalinya. Namun, setelah selesai mandi, aku malah melihat Reyhan yang pulang dengan membawa sarapan beserta Melisa yang mengikuti di belakang.

Ketika melihatku keluar, Reyhan meletakkan sarapan di atas meja dan menjelaskan, "Semalam kami main kemalaman. Melisa nggak berani sendirian, jadi aku antar dia pulang. Karena sudah tengah malam, aku nginap di rumahnya."

Melisa merangkul lengan Reyhan sambil memprovokasi, "Ya, Kak Lilies. Kamu nggak ngambek, 'kan?"

Aku hanya mengangguk tanpa merespons. Reyhan seperti merasakan sikap dinginku, jadi bertanya dengan lembut, "Kamu bilang mau nonton film yang baru dirilis itu, 'kan? Kebetulan aku nggak sibuk hari ini. Kita nonton ya?"

Film itu mendapat banyak ulasan bagus. Aku berkali-kali mengajak Reyhan pergi nonton, tetapi dia terus menolakku. Dia selalu bilang banyak pekerjaan di kantor. Namun, beberapa hari kemudian, aku malah melihat unggahan Melisa.

[ Film terbaik tentu harus ditonton dengan orang terbaik di hidupmu. ]

Yang terlihat di foto itu hanya dua tangan yang saling menggenggam dengan erat. Sekalipun tidak terlihat wajah mereka, aku tahu itu tangan siapa.

Aku bisa mencium aroma parfum wanita yang samar dari tubuh Reyhan. Kemudian, aku menolak, "Nggak usah, hari ini aku sibuk."

Setelah mendengar balasanku, Reyhan pun tampak agak panik dan ingin membujuk. Sementara itu, Melisa yang duduk di sofa, menatapku dengan tatapan lugu sambil bertanya, "Kamu mau ketemu teman kuliahmu, 'kan?"

Aku lantas menatap Melisa dengan heran. Selain aku dan pengacaraku, tidak ada yang tahu tentang perceraian yang kurencanakan. Kebetulan, pengacaraku ini memang teman kuliahku.

Saat melihatku menatapnya dengan heran, Melisa menatap Reyhan dengan panik dan berkata, "Kak Reyhan, jangan marah. Dua hari lalu, temanku bilang dia melihat Kak Lilies dengan teman kuliahnya. Keduanya terlihat ...."

Melisa sengaja berjeda, lalu meneruskan dengan sok takut, "Sangat mesra .... Tapi, mungkin saja temanku itu salah lihat. Kak Lilies sangat menyukaimu. Mana mungkin dia selingkuh."

Begitu ucapan ini dilontarkan, wajah Reyhan sontak menjadi masam. Dia langsung membanting vas bunga di atas meja dan memelototiku dengan galak.

"Lilies! Kamu nggak mau nonton denganku karena mau kencan dengan pria lain? Apa kamu nggak merasa bersalah pada anak di kandunganmu?" sergah Reyhan.

Aku hanya menunduk menatap pecahan vas di lantai. Sebelum aku menanggapi, Melisa membujuk, "Kak Reyhan, tenang dulu. Bicara baik-baik kalau ada masalah. Ini bukan salah Kak Lilies. Soalnya ibu Kak Lilies juga selingkuh, makanya ...."

Sebelum Melisa menyelesaikan ucapannya, aku mengambil kotak tisu di samping dan melemparkan ke tubuhnya. Tidak masalah jika mereka menghinaku, tetapi tidak boleh ada yang menghina ibuku!

Lengan Melisa sontak memerah karena terkena kotak tisu. Reyhan mengangkat lengannya untuk melihat. Ketika melihat ekspresi sedih Melisa, Reyhan pun membentakku, "Lilies, kamu benar-benar mengecewakan! Kalaupun yang dibilang Melisa nggak benar, kamu nggak seharusnya main tangan! Kamu nggak tahu ...."

Reyhan masih ingin menceramahiku, tetapi aku menyelanya, "Jadi, kamu tahu yang dikatakannya nggak benar?"

Ekspresi Reyhan menjadi canggung, tetapi segera terlihat normal kembali. Dia menunjukku sambil mengancam, "Ya, aku melihat semuanya. Tapi, kamu tetap salah karena main tangan. Aku mau kamu minta maaf pada Melisa atau kita cerai!"

Ekspresiku berangsur dingin. Aku menatap Reyhan dengan tidak percaya, tetapi aku tetap mencoba melakukan upaya terakhir untuk menyelamatkan hubungan kami. "Besok aku ada jadwal aborsi. Reyhan, kamu mau ikut?"

Reyhan malah terkekeh-kekeh, seolah-olah mendengar lelucon terkonyol di dunia ini.
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Meltina Sarawan
ceritanya bagus tapi kok terkunci ya
goodnovel comment avatar
Azril Kholilul Rahman
terkunciiii
goodnovel comment avatar
Emi As
ceritay menarik tp sekrng saya rasa kok mkin k sini, ceritanya dikunci berbeda sekali dengan frizzo, buat g minat bacany
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status