Jack memandang wajah Cintya yang tampak lebih kurus, alisnya berkerut dan terlihat kekhawatiran di tatapan matanya.Terlalu kurus!Jack melihat jam tangannya dan berkata, “Aku sudah hampir telat, harus pergi dulu.”“Aku antar kamu.”Cintya mengantar Jack sampai ke pintu lift.Hingga pintu lift tertutup dan sosok Jack menghilang, Cintya baru kembali ke rumah.Dia menutup pintu dan membuka ponsel.Hal pertama yang dia lakukan adalah mencari rumah sakit di internet.Dia sengaja menghindari Rumah Sakit Broswal.Setelah menemukan rumah sakitnya, Cintya membuat janji untuk melakukan operasi.Layar menunjukkan bahwa pemesanan berhasil, Cintya tersenyum kecil dan matanya bersinar dengan rasa puas.Jack kembali ke mobil dan Wendi mengemudi.Jack duduk di kursi belakang, tampak lelah, dia menyandarkan tubuhnya dan menghela napas, tangannya menekan keningnya dengan berat.Dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak beberapa malam terakhir.Begitu tertidur, dia selalu bermimpi. Terkadang tentang Fiona
Paman memanfaatkan perusahaan kosong untuk menarik uang dan jaringan dari Boganda, serta menjalankan urusannya sendiri.Ternyata dia berencana membuka perusahaan perdagangan internasional secara diam-diam untuk bersaing dengan Boganda!Dua puluh triliun? Itu agak sedikit!Sepertinya paman sudah menyisipkan saham pribadinya dalam Grup Bluecom.“Tolak saja, beri laporan penilaian beserta dokumen-dokumennya, tapi nggak perlu berikan hasil penyelidikannya,” ujar Jack sambil mengembalikan dokumen kepada Jimmy.Bagaimanapun, dia tetap harus menjaga reputasi pamannya dan tidak mengungkapkan kebenarannya.“Baik.”“Pembangunan distrik baru yang dibangun melalui tender dengan pemerintah Kota Beya sudah selesai. Pemeriksaan akan dilakukan pada tanggal 21 bulan ini, mereka mengundangmu untuk hadir.”“Pada tanggal 20 siang ada makan siang dengan direktur Grup Asia Global, nggak ada agenda sore harinya, jadi kamu bisa naik pesawat pribadi ke Kota Beya.”“Jam setengah sepuluh ada rapat investasi proy
Tatapan Joman terlihat tajam penuh kebencian.Setelah mendengar perkataan Joman, Jack menoleh meliriknya sekilas, lalu beralih melihat ke arah Pak Zoey, manajer umum yang tampak puas.Jadi, ini rencana mereka setelah pinjaman untuk Bluecom ditolak?Sebagai wakil direktur Grup Boganda, mengandalkan perusahaan kosong untuk menarik dana dari perusahaan? Sepertinya semakin tua, pamannya semakin pikun.Selama beberapa tahun terakhir, proyek-proyek yang dikelola Joman terus mengalami penurunan keuntungan dan semakin sering meminjamkan uang kepada teman-teman dekatnya. Sebenarnya, Jack sudah lama mengabaikan masalah ini.Jika bukan karena menghormati kakeknya, dia sudah lama menurunkan Joman dari posisi wakil direktur dan menggantikannya dengan seseorang yang lebih kompeten.“Pak Zoey memang berpengalaman, tetapi selama ini beliau hanya menangani sektor industri konvensional. Untuk proyek pengembangan teknologi energi listrik, lebih baik diserahkan kepada generasi muda,” ujar Jack tegas tanpa
“Obat maag sudah habis, ambil satu kotak yang baru untukku,” ujar Jack dengan lemah.Dia selalu mengira bahwa obat ini adalah persediaan wajib di kantor, jadi tak pernah terlalu dipikirkan.Jimmy tampak ragu dan berdiri tidak bergerak, ingin mengatakan sesuatu, tetapi seperti bingung mengucapkannya.Jack menatapnya dengan kesal dan mendesaknya, “Kenapa masih diam? Cepat ambil.”Setelah berpikir lama, akhirnya Jimmy berkata, “Obat maag ini disiapkan khusus oleh Bu Fiona untukmu … “Setiap kali obatnya hampir habis, Fiona selalu menyiapkannya terlebih dulu. Sekarang, karena hubungan mereka sudah berakhir, jelas dia tidak akan mengirimnya lagi.Namun, Jimmy memilih untuk tidak mengatakannya secara terang-terangan.Jimmy tertegun, dia tidak tahu kalau Fiona diam-diam selalu menyiapkan ini untuknya.“Aku akan segera pergi membelikan obatnya,” kata Jimmy, melihat wajah direkturnya yang tampak tidak baik-baik saja.Ruangan kantor pun kembali sunyi, hanya menyisakan Jack seorang diri.Tidak ha
Keesokan paginya.Fiona bersiap untuk pergi ke sekolah melukis.Dia berjalan ke pinggir jalan untuk mencari taksi. Dulu, biasanya dia mengendarai mobil pemberian Jack. Dirinya bahkan sudah diberikan beberapa mobil oleh Jack. Tetapi, sejak terakhir kali dirinya pergi, dia tak membawa satu pun mobil.Mobil dan perhiasan yang diberikan kepadanya, semuanya dia tinggalkan di Vila Cemara Asri.Sekolahnya dekat dengan vila dan di perjalanan, dia masih bisa melihat deretan vila mewah.Mobil Jack melaju keluar dari Vila Cemara Asri, berpapasan dengan taksi yang ditumpangi Fiona.Fiona mengenali mobil Jack, sebuah Maybach hitam dengan nomor plat unik yang seluruh angkanya 8, satu-satunya di Kota Liha.Dia hanya meliriknya sekilas, lalu memalingkan wajah, menatap pemandangan di luar jendela sebelah.Sopir taksi yang melihat mobil mewah itu tak tahan untuk berkomentar, “Mobil di sebelah tadi itu Maybach. Lihat platnya, wah! Orang yang tinggal di kawasan ini pasti kaya raya!”“Katanya vila di sini
“Mulai sekarang, kita semua harus ingat, jangan dekat-dekat dengan pria pelit. Biar nggak rugiin diri sendiri nanti!”Para selebgram berhenti bergosip dan terus mengikuti Fiona dari belakang, menjaga jarak hingga masuk gedung sekolah.Fiona yang sedang memikirkan soal pengunduran diri tidak menyadari percakapan di belakangnya, apalagi suara mereka juga tidak terlalu keras.Di dalam kelas, satu sesi pelajaran telah selesai.“Kelas selesai, tapi tunggu sebentar, jangan keluar dulu,” ujar guru menahan para murid.“Minggu depan, sekolah kita akan mengadakan pameran seni komersial. Para tamu yang diundang termasuk para konglomerat dan pengusaha sukses, bahkan pemerintah juga sangat menghadiri acara ini.”“Aku harap kalian bisa membawa karya terbaik kalian yang sudah pernah dibuat. Ini kesempatan besar untuk kalian agar bisa dikenal. Jadi, manfaatkan baik-baik ya!” lanjut guru dengan tersenyum penuh semangat, memberi dorongan pada para murid.“Siap!”Jawab para murid dengan riang.Fiona meng
Teman sekelas di ruang Lukis sebelah mendengar suara itu dan segera berlari mendekat.“Fiona, kamu nggak apa-apa, ‘kan?!” Ternyata itu adalah para selebgram yang tadi pagi membicarakan gosip tentang Fiona di depan gerbang sekolah.“Kamu terluka nggak? Sakit nggak? Jangan takut, aku telepon guru sekarang!” ujar salah satu selebgram sambil mengeluarkan ponselnya.Fiona merasa sisi kanan tubuhnya sangat sakit, hingga air matanya hampir menetes keluar. Rasanya mati rasa, bahkan untuk bergerak pun sangat sulit.Tak lama setelah itu, guru datang dengan cemas dan berteriak, “Cepat panggil ambulans!”Fiona ingin mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja, tetapi saat membuka mulutnya, rasa sakit membuat air matanya mengalir deras dan dia tak bisa mengucapkan apapun.Ambulans pun tiba.“Kalian lanjut pilih karya untuk pameran seni, aku akan menemaninya ke rumah sakit,” ujar guru.Di ruang Rumah Sakit Broswal.Dokter melihat hasil pemeriksaan, menjelaskan, "Nggak ada masalah, nggak ada patah tulang
Kebetulan melihat Jack yang mendorong pintu dan masuk ke ruangan.Fiona mengernyit, bingung menatapnya dan berkata dengan dingin, “Kenapa kamu ada di sini?”Jack menatapnya dengan pandangan yang sedikit merendahkan, seolah-olah sedang melihat orang bodoh, menjawab, “Pihak sekolah meneleponku, katanya kamu cedera.”Usai bicara, Jack melemparkan kantong obat ke tempat tidur.Barulah Fiona ingat bahwa dirinya amnesia dan tidak punya keluarga, kontak darurat yang dicantumkan di sekolah adalah Jack.Dia berjalan ke samping tempat tidur, mengambil kantong obat itu dan dengan canggung berkata, “Terima kasih.”Jack sedikit terkejut, ternyata Fiona bisa mengucapkan terima kasih?Bukan begitu garang seperti beberapa hari yang lalu.“Di mana Yogi? Kenapa dia nggak datang ke rumah sakit?” tanya Jack dengan santai, seolah hanya berbincang sebagai seorang teman.“Bukan urusanmu!” jawab Fiona dengan kesal, sambil melihat wajahnya di cermin kecil rumah sakit.Untung wajahnya tidak terluka.“Cih!” Jack