Sayup-sayup di tengah deraan rasa sakit yang ia rasakan Xue Yao mendengar teriakan Xue Ling. “Paman Lu Jin, hentikan—anda bisa membunuh Tuan Mudaku. Kumohon!”
Tekanan kekuatan yang dirasakan Xue Yao malah semakin bertambah. Begitu pula dorongan dari dalam dirinya. Seolah-olah ada kekuatan besar yang berusaha melewati setiap pembuluh darah dalam tubuhnya dan Xue Yao seperti mendengar bunyi krak dari tubuhnya.
“Tuan Ketiga belas!” Mo Fan Wan dan Chen Yu berlari mendekati Xue Yao lalu terpental dan terjatuh dengan keras kemudian pingsan.
****
Di langit kesembilan, aula agung kerajaan langit, dewa agung kuno—kaisar langit pertama—Du Jun, kaisar langit generasi ke sepuluh—Jiang Kai dan seluruh raja langit sedang berkumpul, kaisar langit sedang mendengarkan laporan dari para raja langit saat tiba-tiba udara berubah seolah-olah langit sedang meluapkan kemarahan, cuaca cerah berubah gelap, awan mendung yang me
Xue Yao melepas pegangannya pada Golok Penebang, memeluk Xue Ling dan bertumpu sepenuhnya pada gadis itu. Ia benar-benar merasa sangat kesakitan, tubuhnya seperti akan meledak. Kekuatan yang menekannya sudah hilang namun dorongan kekuatan yang memaksa keluar dari dalam dirinya semakin kuat. Xue Yao berdiri dibantu Xue Ling, tertatih-tatih dengan menahan rasa sakit Xue Ling membawanya masuk ke dalam rumah, mereka melewati dapur, berbelok ke kanan ke kamar Xue Ling. Xue Ling membaringkan Xue Yao di tempat tidur, menyingkirkan selimut, membuka baju luar Xue Yao. Panik. Ia berlari memasuk ruangan lain di dalam kamarnya, kembali dengan baskom berisi air dingin dan kompres. Begitu kain basah itu menyentuh kening Xue Yao, terdengar bunyi mendesis. “Ah….kenapa panas sekali!” Xue Ling benar-benar cemas. Xue Ling membuka baju Xue Yao dan menyelimuti pria itu dengan handuk basah. Namun panas tubuhnya tetap tidak berkurang. “Ini tidak berhasil… ayo Tuan Muda, bangun!” Xue Ling menarik tubuh
Xue Yao membelai kepala Xue Ling dengan lembut. “Bawakan aku selimut, keringkan pakaianku. aku tidak membawa baju ganti.” Xue Ling mendongak padanya. Xue Yao mengangkat pundak dan berkata, “Aku hanya membawa uang, Golok Penebang dan Panah Komet. Yang lainnya kutinggal di rumah.” Xue Ling bergegas keluar dari bak mandi. “Tunggu sebentar”. Air menetes dari tubuhnya. Ia berlari keluar meninggalkan jejak basah di lantai. Saat kembali, Xue Ling menyerahkan satu set pakaian untuknya. Xue Yao mengangkat alis. “Saat luang aku menjahit baju.” Xue Ling menghindari tatapan Xue Yao. Xue Yao tersenyum. Ia mengacak rambut Xue Ling. “Kau juga perlu mengganti bajumu.” Xue Ling mengangguk. Xue Ling keluar dan menutup pintu. Memberi privasi bagi Xue Yao. Tapi Xue Yao berpikiran lain. Ia melangkah keluar dari bak mandi, membuka pintu dengan tetap bertelanjang dada. “Kau memberiku baju, tapi tidak memberiku handuk—“ Xue Ling menjerit, ia b
Xue Yao mendesah senang. “Aku sudah kenyang. Ayo tidur!” pria itu menarik Xue Ling kembali ke kamar gadis itu. Xue Yao menutup pintu, memasang palang pintu.Xue Ling hanya menatapnya. Tidak mengerti. Bukankah seharusnya Xue Yao tidur di kamar Nona Mo Fan Wan?“Tuan Muda—“ Xue Ling memulai, “sepertinya setelah demam kau mulai tidak waras. Kenapa kau mau tidur di sini? Di kamarku?!”“Kenapa? Bukankah kita selalu tidur dalam satu kamar.”“Tapi di tempat tidur yang berbeda!” seru Xue Ling.“Ah—kau lupa. Jika racun dinginmu kambuh, bukankah kau tidur sambil kupeluk?”Xue Ling membuka mulut, menutupnya kembali, membuka lalu menutupnya lagi. Malu.“Itu benar,” jawabnya. “tapi sekarang Tuan Muda sudah menikah jadi seharusnya—““Kata siapa aku menikah?”“Eh—“Xue Yao menundukkan wa
Xue Yao mencium kening, mata dan pipi Xue Ling lembut. “Tidurlah!” bisiknya manis. Xue Ling bergerak menjauh. “Jangan bergerak. Jika kau bergerak, aku tidak akan bisa menahan diri.”Xue Ling diam tak bergerak. Bagaimana mungkin dia bisa tidur, pikirnya. Setelah serangan ciuman dari Xue Yao, jantungnya masih berdebar tak beraturan. Namun, suara degup jantung Xue Yao terdengar seperti lagu pengantar tidur, dan Xue Ling tertidur. Xue Yao menatap wajah gadis itu. Tangannya bergerak menyingkirkan rambut nakal dari pipinya. Mencium pipi Xue Ling dengan lembut, mengeratkan dekapannya pada tubuh Xue Ling, memejamkan mata dan tertidur.****Di aula bangunan utama, kuil dewi cahaya, Du Jun, Lu Jin dan Yan Se duduk mengelilingi meja pemujaan.“Tapi itu tidak mungkin!” sangkal Lu Jin.“Hamba juga tidak percaya, tapi dua makhluk abadi itu nyata, Tuanku. Naga api dan burung vermilion. Keduanya berada di mana Tuannya bera
Xue Ling bergerak lembut dalam tidurnya, tangannya memeluk Xue Yao. Xue Yao tersenyum. Menikmati setiap gerakan gadis itu. Xue Yao menggenggam tangan Xue Ling dengan lembut, memainkan jari-jarinya. Xue Yao tahu Xue Ling sudah bangun namun tetap tidak mau membuka mata. Pipinya perlahan merona. Bulu matanya yang lentik bergetar pelan. Cahaya matahari pagi menyinari wajah Xue Ling dengan lembut membuatnya terlihat sangat cantik. Pandangan Xue Yao tidak dapat berpaling dari bibir merah gadis itu.“Jika kau tidak segera membuka matamu, aku akan menciummu.”Xue Ling langsung membuka mata dan terkesiap, wajah Xue Yao begitu dekat dengannya.Xue Yao tersenyum. “Kau sangat menggairahkan saat bangun tidur.” Suara Xue Yao serak dan pria itu tidak dapat menahan dirinya lagi. Ia mencium Xue Ling dengan keras. Tidak memberi kesempatan pada gadis itu untuk menolak.Ciuman Xue Yao membuat Xue Ling tenggelam di dunia kenikmatan. Tanpa sadar, tangan
“Kau meninggalkanku sendirian. Lalu kau membawa pulang wanita lain!”Dia memang bodoh, Xue Yao mencium tangan Xue Ling.“Kau juga mengabaikanku” tatapan Xue Ling sangat tajam.Xue Yao meringis. “Tidak akan terulang lagi. Aku berjanji!”“Pembohong!!! Kau bilang aku objek takdirmu, kau tidak akan pernah meninggalkanku, kita akan selalu bersama sampai mati—“Xue Yao mencium Xue Ling cepat.Xue Ling mendorong Xue Yao. “Kenapa kau terus menciumku?”“Aku suka” Xue Yao menyeringai nakal.Menjengkelkan. Xue Ling memukul dada Xue Yao. “Kau—“ Xue Ling mengerjap tidak percaya.“Dengar—aku tahu aku salah. Aku benar-benar tidak tahu perasaanku sendiri. Kupikir aku menyukai Mo Fan Wan, kau tahu, aku jauh darimu—merindukanmu siang dan malam—lalu wanita itu ada disana.” Terdengar tidak masuk akal dan asal-asalan.
“Itu benar! Aku yakin sekali.”Xue Yao menatap Xue Ling kesal. Benar-benar tidak dapat membaca keadaan dengan baik.“Tiga minggu yang lalu—“ gadis itu masih melanjutkan—dengan mata berbinar lagi. “bunga di depan bangunan utama rusak karena terinjak oleh peziarah yang datang berdoa, aku melihat Tuan Lu Jin berdiri memandangi bunga-bunga itu dengan sedih lalu dari tangannya keluar sinar keunguan. Saat sinar itu menyentuh bunga-bunga yang rusak, bunganya langsung berubah cantik kembali. Dan—“ Xue Ling menyatukan kedua tangannya di dada, kepalanya dimiringkan sedikit, ekspresi wajahnya seperti gadis yang jatuh cinta sedang menceritakan kehebatan kekasihnya “saat Tuan Lu Jin tersenyum, ugh….benar-benar tampan.”Xue Yao marah. Cemburu.“Jadi, kenapa Tuan Muda tidak menikah dengan Nona Mo Fan Wan? Apa yang terjadi?”Eh!—perubahan topik yang tiba-tiba. Xue Yao mengan
Xue Yao masuk ke dalam dapur, melihat Lu Jin sedang duduk bersama Yan Se. Lu Jin menatap Xue Yao dengan pandangan tajam dan menusuk sementara Yan Se menatapnya dengan kekaguman yang begitu jelas. Dasar pria busuk—tunggu saja pembalasanku batin Xue Yao sambil mengangkat satu alisnya dan berlalu melewati mereka berdua. Mo Fan Wan duduk di sudut dapur dengan Chen Yu, begitu melihat Xue Yao ia langsung berdiri dan menghampirinya.“Tuan ketigabelas mau makan apa? Biar saya ambilkan” tawarnya.“Tidak perlu! Aku bisa sendiri.” Jawab Xue Yao acuh dan setelah mendapatkan apa yang ia inginkan langsung berbalik pergi.Ia menatap Lu Jin sambil berpikir saat melangkah keluar dari dapur, bagaimana cara membalas pria brengsek itu tanpa harus membuat Xue Ling sedih. Dewa! HAH!Xue Yao membuka pintu dengan perlahan, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar, Xue Ling tidak ada, pintu kamar mandi tertutup, Xue Yao mengangguk puas. Ia mengun