Share

2.kejadian mistis

tanpa menunggu lama, mbah uty mengikuti ajakan mbok tarsih,

"imas, arumi, kalian berdua tunggu di rumah, tutup pintu rapat rapat,jangan di Buka sebelum uty pulang, dan ingat uty akan mengetuk pintuk sebanyak dua kali saja, dan kamu arumi, cepat sholat ya nduk! "

ucap mbah uty sebelum dia akhirnya berjalan mengikuti langkah mbok tarsih dengan tergesa ke rumah mbok tarsih yang berada tidak jauh dari rumah mbah uty.

arumi bergegas mengambil wudhu di samping rumah mereka, di pancuran sederhana yang terbuat dari gentong besar dan di beri lubang kecil sebagai pancuran.

wuussss!... angin berhembus menyapu tengkuknya,dan aneh arumi melihat ke sekeliling tak ada angin yang bertiup,

"Ahh, mungkin hanya perasaan ku saja,"

fikir arumi,

"ada apa nduk?" tanya imas yang melihat tingkah aneh putrinya.

"gak papa kok bu! " jawab arumi.

"ya sudah ayo cepat! " ucap bu imas lagi.

selesai berwudhu arumi dan bu imas masuk ke dalam rumah, dan seperti kata mbah uty, mereka pun segera mengunci pintu rapat-rapat dan juga mengecek semua jendela, di rasa semua aman arumi pun Segera melakukan ibadah sholat yang di qodho'nya karena tadi ia terlewat waktu sholat maghrib.

sedangkan bu imas ia kembali ke dapur untuk menyajikan makan malam untuk mereka bertiga.

"arumi, cepat buka pintunya! "

terdengar suara mbah uty yang berteriak dari luar, arumi masih sholat dan sebentar lagi akan selesai,

"arumi, buka nduk, di luar dingin sekali!".

mbah uty terdengar menggigil kedinginan,membuat arumi buru-buru menyelesaikan sholatnya dan beranjak dari musholah menuju ke ruang tamu,

Deg!

arumi tertegun melihat ke arah pintu, hatinya tiba-tiba menjadi ciut seketika, keringat dingin keluar begitu saja dari pori-porinya.

"arumi! "

suara mbah uty terdengar memannggil lagi dari depan pintu, arumi berfikir mungkin sang uty sudah pulang dan benar-benar sedang kedinginan, arumi berjalan menuju pintu dan hendak membukanya, namun sebelum pintu terbuka ia di kagetkan suara seseorang dari belakang.

"arumi jangan buka pintu!"

terdengar suara bu imas dari arah dapur

arumi lantas kembali mengunci pintu tersebut.

"bukankah uty tadi sudah berpesan jika dia hanya akan mengetuk pintu dua kali saja?"tanya bu imas untuk memastikan jika putrinya benar benar mengingat pesan mbah uty sebelum pergi.

arumi mengangguk. ia mengingat pesan mbah uty sebelum dia pergi, dan ingatan itu jelas sekali.

"dan lagi kenapa mbah uty pulang begitu cepat, apakah urusan di rumah mbok tarsih sudah selesai?" tanya arumi kepada sang ibu.

arumi di buat bingung dan perasaan takut mulai semakin menjadi di hatinya.arumi dan imas masih berdiri terpaku di tempatnya,

anehnya mbah uty kini sudah tidak memanggil-manggilnya lagi, suasana nampak hening seperti tidak ada siapa-siapa di luar sana,arumi tetap berdiri di tempatnya dengan penuh tanda tanya.

"tok!,,, tok!,,, tok! "

kini pintu rumah terdengar di ketuk, lagi-lagi pesan mbah uty teringat oleh arumi dan imas,yaitu hanya dua kali ketukan, tapi tadi arumi menghitung ada tiga kali ketukan, arumi menelan ludah dengan perasaan takut, begitu juga dengan imas, hatinya merasa was-was.

mata arumi kini melotot tat kala dia melihat gagang pintu itu tampak bergerak dan berputar seakan ada yang ingin membukanya.

arumi dan bu imas mundur beberapa langkah, jantung mereka berdetak tak karuan, seperti hendak akan keluar dari tempatnya.

"Braak,,,braakkk,,, brakkk!"

kini pintu itu digedor dengan keras, arumi menangis ketakutan dan dia pun segera memeluk sang ibu, imas lantas mengajak arumi beringsut di sudut ruangan, mereka bersembunyi di balik meja agar keberadaan mereka tidak terlihat

jika ada siapapun yang masuk paksa

setelah beberapa saat mereka bersembunyi, kini semua hening dan sepi, hanya terdengar suara angin dan deru nafas mereka berdua, dan suara suara mbah uty yang memanggil arumi pun juga ikut lenyap tidak terdengar lagi,

"tok! tok! "

arumi dan imas tersentak kaget, mereka berdua saling pandang, sebab ketukan tadi hanya terdengar sebanyak dua kali saja,

"tok! tok! "

kini terdengar sekali lagi ketukan teraebut.

imas pun lantas berdiri dari duduknya, ia melangkah ke arah pintu, sebab dia yakin jika yang datang benar-benar mbah uty.sedangkan arumi ikut mengekor di belakang sang ibu,

sesampainya di depan pintu, imas tertegun dia menjadi ragu ragu, kejadian yang barusan di alaminya tadi seperti mimpi,namun imas maupun arumi masih ingat pesan mbah uty

bahwa dia akan mengetuk pintu dua kali.

"bismillah "

ucap imas kemudian membuka pintu rumah, pintu terbuka setengah, di depan pintu terlihat mbah uty berdiri kedinginan dengan tanganya membawa sebuah senter, mbah uty segera masuk ke dalam rumah dan menutup pintu kembali.

"mbah uty! "

seru arumi dengan memeluk tubuh sang nenek,

mbah uty keheranan dengan sikap arumi, dia lantas memandang ke arah sang anak imas, namun imas hanya mengangguk lemah,

"kamu kenapa nduk? "tanya mbah uty. dengan lembut mbah uty membelai pucuk kepala sang cucu dan mengajaknya masuk ke dalam.

arumi dan ibunya mengikuti langkah mbah uti ke ruang tengah, mbah uti menyeruput kopinya yang tadi tertunda belum dia minum,

"sruppp, ach! "

nikmat sekali sepertinya,pikir arumi diapun ikut menelan ludah melihat mbah uti begitu menikmati kopi hitamnya,

"kamu kenapa arumi? kepingin to? "tanya mbah uti.

arumi tersenyum namun kemudian menggeleng,

"kamu kenapa kok tiba-tiba memeluk mbah uti?"mbah uti mencoba mencari tau apa yang terjadi, sebab wajah arumi nampak terlihat pucat,.

"tidak apa-apa kok mbah"

jawab arumi apa adanya,

"tadi mbok tarsih kenapa mbok? "tanya imas, dia sungguh penasaran ada masalah apa dengan mbok tarsih yang bertamu malam-malam sambil menangis.

"kinan sakit, katanya tadi siang masih baik-baik saja, namun sepulang dari ngaji dia jadi aneh"

jawab mbah uti sembari mengingat kejadian yang ada di rumah mbok tarsih,

"sakit apa uti, kok aneh? "

tanya arumi, dia semakin penasaran dengan apa yang terjadi kepada kinan cucu perempuan mbok tarsih.

"kinan seperti orang yang ketakutan, dia berteriak gak jelas, tapi sejak mbah uti datang sampai mbah uti pulang kinan sudah bisa tenang, dan di sana juga ada abah danang, Dia membacakan doa, sekarang kinan sudah bisa tidur, jadi mbah uti langsung pamit pulang. "

mbah uti menceritakan keadaan kinan dengan serius, sedangkan arumi dan imas juga mendengar kan dengan serius,

"cepatlah tidur, ini sudah malam"

kata mbah uti kepada imas dan arumi, mbah uti sendiri langsung beranjak dari duduknya menuju kamar begitu saja seakan tak mau banyak mendapat pertanyaan dari imas ataupun arumi

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status