Beranda / Romansa / Zean & Zetta / Bab 3 ~ Three

Share

Bab 3 ~ Three

Penulis: Hujan Reda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-20 12:37:19

"Hai Zetta."

Zetta menoleh ke arah sumber suara setelah dia menutup pintu mobilnya. "Eh, Dilan. Ada apa?"

"Nyapa aja. Mau bareng ke kelasnya?"

Zetta mengangguk, dengan langkah sejajar Zetta dan Dilan menuju ke kelas mereka bersama. "Lo tahu gak kalau minggu depan bakal ada tanding basket di sekolah kita?"

"Antar mana?" tanya Zetta yang tertarik dengan pertanyaan Dilan.

"SMA kita sama SMA lo yang dulu. Itu udah final tau," jawab Dilan diakhir dengan senyuman.

"Starlight?" Dilan mengangguk. Zetta ingat, orang itu dulu adalah ketua basket di Starlight. Ia harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Zetta tersenyum licik.

"Kenapa?" tanya Dilan heran dengan raut wajah Zetta yang berubah.

"Gak apa-apa. Eh lo itu ketua OSIS ya?"

Dilan mengangguk. "Ko tahu?"

Zetta melirik ke bet di tangan kanan Dilan dengan tulisan 'ketua OSIS angkatan 23/24' seakan paham dengan lirikkan Zetta, Dilan tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Iya gua ketua OSIS, kenapa?"

"Gua butuh bantuan lo Lan."

"Bantuan apa?"

Zetta berbisik pada Dilan cukup lama. Setelah selesai menyampaikan apa keinginannya, Zetta mengangkat satu alisnya. "Gimana?"

Dilan terlihat berfikir sejenak, kemudian dia mengangguk. "Oke, boleh."

"Kalo pacaran jangan di ruang kebuka gini."

Keduanya melihat ke arah sumber suara. "Eh Zean, tumben pagi lagi lo berangkat?" tanya Dilan pada Zean.

"Bukan urusan lo. Lagian, baru juga sehari lu udah deket aja sama ni cewe. Gampangan ya?" sindir Zean dengan nada sarkastik pada Zetta.

Zetta yang tidak terima dengan apa yang di katakan Zean, dia menginjak kaki lelaki itu dengan sangat keras.

"Aduh. Apa-apaan sih lo?"

"Eh Zet," ucap Dilan kaget dengan apa yang di lakukan Zetta.

"Gua gak gampangan, enak banget mulut lo. Kaya gak pernah di sekolahin aja."

"Ya emang gitu kan? Kenyataan. Gak usah ngerasa ke singgung."

Dilan yang sudah tahu akhirnya akan seperti apa, dia melipir dan pergi meninggalkan keduanya tanpa meminta persetujuan Zean dan Zetta terlebih dahulu. Bisa-bisa dia kena semprot keduanya.

"Kenyataan apa sih maksud lo?"

"Lo itu gampangan. Sama aja kaya cewek-cewek kelas rendahan lainnya. Gatel sama ketua OSIS."

Zetta membuka mulutnya lebar-lebar. Saking terkejutnya dengan apa yang barusan keluar dari mulut Zean. "Eh kodok! Siapa juga yang gatel?"

"Lah tadi cium-cium, kan?"

"Gesrek ni otaknya," batin Zetta.

"Lu ko bisa si masuk ke kelas unggulan? Gila otaknya."

Zean mengangkat satu alisnya angkuh. "Bener kan berarti?"

"Bener apa sih? Dih aneh banget jadi orang. Lagian mau gua ngapain, sama siapa. Itu urusan gua, kenapa jadi lu yang repot deh?"

"Gak suka aja liatnya. Gua kira lo gak gampangan, ternyata sama aja."

Zetta sudah benar-benar geram dengan lelaki yang ada di hadapannya ini. Dia mengepalkan lengannya. "Lo itu— arghhhh ... sabar Zetta sabar."

Zean tersenyum simpul. Entah kenapa, sejak melihat Zetta di RSJ kemarin rasanya ada perasaan penasaran yang menghantui Zean agar mencari kejelasannya apa.

Mungkin Zean ingin tahu sedang apa Zetta di sana. Tapi namanya juga Zean, apa lagi selain gengsinya yang besar?

"Apa itu senyum-senyum kaya gitu? Ah udah ah, stres banget gua ladenin lo makhluk aneh."

"Perasaan kemaren anggun banget, sekarang ko kaya reog?"

Zetta tersenyum sambil menyipitkan matanya. "Cie merhatiin gua ya dari kemaren? Ngaku aja!"

Lelaki itu tersipu. Wajahnya memerah. Zean terkejut dengan reaksi tubuhnya sendiri, tidak biasanya dia akan seperti ini.

Berbicara kepada perempuan dengan membahas hal tidak penting seperti sekarang juga bukan karakter Zean banget.

"A-apaan si lo cewe gampangan. Gua ke kelas dulu udah mau jam masuk."

Zean segera berlalu dari hadapan Zetta. "BILANG AJA SALTING LO KODOK!" seru Zetta sedikit berteriak.

~~~

Zetta memasuki kelasnya yang sudah ramai, segera ia duduk di kursinya. Sebelah Dilan. "Lama banget?" tanya Dilan begitu mengetahui Zetta sudah duduk di sebelahnya.

"Biasa, ada cowo kodok yang bilang mau masuk ke kelas karena takut bel masuk ternyata malah lagi nyontek tugas orang," sindir Zetta pada Zean yang sedang berkutat dengan bukunya.

Terbilang cukup berani untuk tingkah laku Zetta sekarang. Secara dia adalah murid baru di sini, belum punya teman selain Dilan yang bisa membelanya.

"HEH BILANG APA LO TADI?" teriak Bianca begitu mendengar pernyataan Zetta barusan.

"Em mampus," gumam Zean.

Zetta tidak mengetahui Bianca siapa. Dia juga tidak tahu bahkan ada Bianca di kelas ini. "Gak punya kuping?"

Duar ...

Seperti ledakan bom Hiroshima yang terasa di kepala Bianca sekarang. Belum pernah ada satupun cewe yang berani melawan Bianca. Siapa lah mereka? Hanya orang rendahan di mata Bianca.

"Bilang apa lo barusan?" tanya Bianca mendekat ke arah Zetta.

"Emang budek ya lo?" Zetta sudah tidak peduli lagi dengan sikapnya. Ya, ini adalah Zetta yang asli. Tidak ada anggun-anggunnya. Kemarin hanyalah sebatas kesan pertama untuk sang kepala sekolah dan wali kelasnya.

"Lo gatau gua siapa?"

Zetta menaikan satu alisnya. "Siapa lo?"

"Calon pacar Zean. Juga cewe tercantik di satu sekolah ini. Berhubung gua baik hati dan lo adalah murid baru. Gua bakal maafin lo kalo minta maaf sama gua sekarang," jelas Bianca dengan acuh.

Cih!

Zetta mendecih. "Sejak kapan gua mau tunduk sama orang songong kaya lo?"

Bianca mengerutkan dahinya, mana mungkin ada orang yang menentang dirinya. "Apa lo bilang?"

"Biar gua ulang sekali lagi. Gua ... gak .... akan ... tunduk sama lo!"

Seperti di film-film, di kedua sisi kepala Bianca sudah ada tanduk merah yang menjulang tinggi. Dengan asap yang keluar dari kedua telinga Bianca. Wajahnya saja sudah memerah melebihi udang rebus.

"Berani-beraninya ya lo sama gua!"

Zetta memutar bola mata. "Berisik!"

"Nih buku lo," ucap Zean begitu saja pada Bianca. Dia tidak peduli dengan pertengkaran Zetta dan Bianca.

Zetta di buat kaget oleh tingkah Zean. Mana ada orang normal yang akan bertindak se santai itu pada orang yang sedang marah. Bianca pasti akan memarahinya. Begitu pikir Zetta.

"Eh, iya makasih ya Zean."

"What?! Bahkan dia bilang makasih padahal itu bukunya?" batin Zetta bergejolak.

"Berisik."

"Ih Zean ko gitu si?" Bianca dengan nada manjanya.

"Jijik."

"Zean ah."

Zetta bergidik ngeri melihatnya. Sungguh pemandangan yang menjijikan untuknya.

~~~

"Nama lo Zetta kan?" tanya cewek dengan nampan yang berisi makanan di tangannya.

Zetta yang sedang menikmati makan siangnya di kantin terhenti kala cewek itu bertanya padanya.

"Eh iya, lo anak kelas IPS lima kan ya?" Tanya Zetta balik.

Cewek itu mengangguk. "Boleh gua duduk di sini?"

"Oh iya, duduk-duduk."

"Gua Alana. Ngomong-ngomong lo keren bisa lawan Bianca tadi," pujinya.

Zetta mengerutkan dahinya bingung. "Keren gimana?"

"Gak ada yang berani lawan dia sejauh ini. Nanya aja seperlunya. Sombong orangnya."

Zetta mengangguk mengerti. Pantas saja tadi Bianca bersikap angkuh seperti itu.

"Lo udah kenalan sama Zean?"

Uhuk ....

Uhuk ....

Seakan bakso yang sedang Zetta telan menyangkut di tenggorokannya. Zetta tersedak mendengar nama itu. "Eh kenapa?"

"Engga-engga. Zean ya?"

Alana mengangguk.

"Udah, kayanya. Tadi pagi."

"Nah dia orang yang paling populer di kalangan cewe-cewe di semua angkatan Zet. Ketua tim basket, juga ketua geng motor yang terkenal di sekolah kita. Namanya—"

"Elang, kan?" lanjut Zetta.

"Loh, tau?"

"Tau, terkenal banget itu di sekolah gua yang dulu. Cuma kalo ternyata dia ketuanya gua baru tahu."

Zetta memang baru tahu kalau ternyata Zean adalah ketua yang baru di geng motor itu. Ah sial, tujuannya pindah ke sini adalah untuk menjadi dekat dengan ketua geng motor elang Brinlight. Tapi kalau ketuanya ternyata cowok nyebelin kaya Zean, akankah Zetta meneruskan tujuannya?

Bab terkait

  • Zean & Zetta   Bab 4 ~ Four

    "Nah dia orang yang paling populer di kalangan cewe-cewe di semua angkatan Zet. Ketua tim basket, juga ketua geng motor yang terkenal di sekolah kita. Namanya—""Elang, kan?" lanjut Zetta."Loh, tau?""Tau, terkenal banget itu di sekolah gua yang dulu. Cuma kalo ternyata dia ketuanya gua baru tahu."Zetta memang baru tahu kalau ternyata Zean adalah ketua yang baru di geng motor itu. Ah sial, tujuannya pindah ke sini adalah untuk menjadi dekat dengan ketua geng motor elang Brinlight. Tapi kalau ketuanya ternyata cowok nyebelin kaya Zean, akankah Zetta meneruskan tujuannya?"Eh .... " Zetta terlihat sedang memikirkan sesuatu."Apa Zet?""Tadi lo bilang kalo Zean ketua tim basket kan Al?"Alana mengangguk. Cewek itu kembali melahap batagor yang ia beli. "Berarti Zean minggu depan ikut tanding bareng SMA Starlight dong?""Hu'um .... kenapa Zet? Mau nonton?"BRAVO!Sepertinya kali ini ia harus bersikap baik pada Zean. Bagaimanapun Zetta sangat membutuhkan cowok itu untuk melancarkan misiny

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-20
  • Zean & Zetta   Bab 5 ~ Five

    Ibu itu mengangguk. "Em ... Ibu mau gak Zetta kasih nama ke Ibu?""Nama? Mau!""Oke ... sekarang nama Ibu itu—""Nama nya Kasih." Zetta menoleh ke arah sumber suara. Sedikit terkejut karena itu adalah Zean. Seakan takdir mempertemukan mereka di tempat yang tidak terduga. "Zean?"Zean berjalan mendekat ke arah Kasih, Ibunya. "Loh belum abis coklatnya? Padahal Zean bawain lagi loh Bu.""Ternyata ini Ibunya Zean?" batin Zetta. Zetta sedikit menjauh dari pasangan serasi Ibu dan anak itu. Ia memilih duduk di kursi besi yang terpasang di taman mini ini. Senyumnya sedikit mengembang."Ibu tadi mau abisin tapi di suruh sama Pipit buat makan sedikit-sedikit aja," keluh Kasih. Pipit adalah perawat yang di khususkan untuk menjaga Kasih.Zean menggeleng. Ia tersenyum manis pada Kasih, Ibunya. "Ya bagus itu, jangan banyak-banyak. Tapi karena Zean bakal sibuk akhir-akhir ini jadi Zean beliin Ibu coklat lagi. Ibu simpen ya, makannya jangan banyak-banyak. Dikit-dikit aja, oke?""Emang mau kemana?""

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-26
  • Zean & Zetta   Bab 6 ~ Six

    Ternyata, ingatan kita akan sesuatu akan selalu tersimpan rapih di rak seperti buku-buku yang tertata dalam otak kita. "Hey,"Zetta terperanjat kaget dengan tepukan pelan di pundaknya. Seakan kembali pada dunia nyata, ia mencoba menggelengkan kepalanya supaya ingatan itu hilang. Ingatan yang membuatnya trauma bertahun-tahun lamanya.Zetta tidak berani melihat jalanan. Tidak bisa juga mendengar suara motor. Bahkan untuk sekolah dia selalu menutup matanya agar tidak melihat jalanan."Lo kenapa?""Eh, gak papa Ze. Sorry."Zean mengangguk. "Lo, kenapa pindah dari Starlight?" tanya Zean terdengar ragu-ragu.Zetta tersenyum. Rencananya akan berjalan dengan lancar, sepertinya. "Lo harusnya tahu kalo pas pertama kali gua masuk, lo dengerin gua.""Gua gak perhatiin lo waktu itu," kata Zean menyesal."Ya, kalo gitu suatu hari nanti lo bakal tahu." Zean mengangguk. Meski dirinya masih penasaran dengan alasan Zetta, tapi jika Zetta bilang dia akan segera mengetahuinya seiring dengan berjalannya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • Zean & Zetta   Bab 7 ~ Seven

    Tepat pukul tujuh. Zetta keluar dari dalam mobilnya. Segera ia tutup lalu berjalan menuju kelas 11 IPS 5. Kelas barunya dalam beberapa hari ini."Pagi Zet."Setelah pertemuan dan perbincangannya kemarin dengan Zean. Kini Zetta sudah di pertemukan lagi dengan lelaki itu. Katanya jodoh tidak mungkin kemana kan?"Eh Zean. Pagi juga. Tumben jam segini baru berangkat?" tanya Zetta sambil memasukkan kunci mobil pada tasnya."Iya. Gua udah minta contekan semalem sama Bianca soalnya.""Dia emang jadi ladang tugas lo ya Ze?" sindir Zetta dengan kekehan pelan.Zean mengangguk dengan tawanya. Entah bagaimana tapi rasanya alasan yang akan membuat Zean tertawa bertambah satu.Tidak hanya saat bermain basket. Tidak hanya saat dapat contekan. Tidak hanya saat bermain motor. Sekarang, berbicara dengan Zetta juga sepertinya sudah menjadi alasan ke empat Zean tersenyum.Aneh.Mereka berjalan seiringan menuju kelas. Tatapan murid-murid lainnya tertuju pada Zean dan Zetta. Zetta tidak mengerti, tapi yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • Zean & Zetta   Bab 8 ~ Eight

    "Ngomong-ngomong makasih ya udah izinin gua masuk di panitia ini," ucap Zetta."Selow aja. Gua kan ketua panitia, gua yang tanggung jawab juga. Gua juga yakin kerja lo bakal bagus."Zetta tersenyum. "Bisa aja lo. Semoga aja ya Lan.""Ya lagian santai aja.""Iya semoga gua gak bikin masalah," ujar Zetta pelan."Maksudnya?"Zetta terkekeh. Ia menepuk pundak Dilan sedikit kencang. "Enggak lah. Gila aja."Cowok itu menggelengkan kepalanya heran. Dengan tawanya yang seakan mengikuti kekehan Zetta."Udah sampe nih, ayo masuk."Zetta mengangguk. Mengekor langkah Dilan memasuki ruang rapat. Sudah banyak panitia yang berkumpul, terhitung oleh pandangan Zetta ada sepuluh orang lebih di dalam ruangan ini.Semuanya menatap ke arah Zetta dengan tatapan penuh tanya. Mereka tidak salah. Dilan berdiri di samping tempat duduknya. "Temen-temen, kenalin ini Zetta. Dia mau ikut di panitia kita. Banyak benefit yang kita dapet kalo dia join di sini. Semoga kita semua bisa bekerja sama dengan baik.""Benefit

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-30
  • Zean & Zetta   Bab 9 ~ Nine

    "Siapa?" tanya Boy pada Zean yang juga mendengar teriakan Zetta.Zean menggeleng. Ia kembali fokus pada latihannya. Boy menanggapinya dengan mengangkat kedua bahu. Tanda tak tahu.Di sisi itu, Zetta mengeluarkan ponselnya. Dia fokus membidik Zean yang sedang latihan itu menggunakan kamera di ponselnya. Beberapa gambar ia dapatkan. Senyumnya mengembang. "Cakep juga ya," gumam Zetta pelan. Ia kembali memperhatikan sang bintangnya yang sedang sibuk di lapang.Keringat yang terus bercucuran dari dahinya, Zean menggunakan bagian bawah bajunya untuk menghilangkannya. Sudah seperti roti sobek yang terpampang di sana.Berulang kali Zetta mengerjapkan matanya. Juga mencoba mengatur deru nafas yang mulai tak teratur. "Kenapa gua gugup banget liat dia?" batinnya."Duh," umpat Zetta."Oke guys. Sampe sini dulu, lanjut jam satu ya," seru Zean pada keempat temannya. Mereka menjawab dengan seruan juga."Lo mau ke kantin?" tanya Boy kala Zean meninggalkan lapangan."Iya kayanya. Gua laper juga sih."

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Zean & Zetta   Prolog

    SMA StarlightSudah hampir tiga puluh menit aku menunggu Noe, dia bilang dia hanya ingin pergi ke toilet. Aku sudah menawarkan diriku untuk mengantarnya. Tapi, Noe menolaknya dengan mengatakan dia ingin sendiri.Noe juga bilang. "Udah lo tunggu aja di sini, sambil nyicil tugas juga, jadi nanti cepet Zet," katanya.Aku menuruti apa yang dia ucapkan, sebenarnya aku khawatir. Dia orang yang sangat penakut, pemalu, dan takut bertemu kerumunan orang. Ini kali pertama Noe pergi ke kamar mandi sendiri.Aku khawatir, ponsel Noe ada di hadapanku. Dia tidak membawanya, aku tidak bisa lagi menunggunya lebih lama. Ku putuskan untuk pergi mencari Noe di toilet wanita.Begitu sampai di pintu masuk toilet, aku sedikit berteriak mencarinya, tapi tidak ada jawaban apa-apa. Sampai dimana aku mendengar satu teriakan yang membuat seluruh tubuhku mendadak lemas."TOLONG! AAAAAA JANGAN.... ZETTAAA... AAAAAKK."Aku segera berlari dan membuka satu persatu pintu kamar mandi yang ada di sana, sampai pada pintu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Zean & Zetta   Bab 1 ~ One

    Zean berjalan masuk ke dalam kelasnya. Belum sempat masuk langkahnya terhenti kala Fasha, teman satu kelasnya menepuk pundak Zean.Zean tersenyum paksa. "Tumben berangkat pagi? Ada apa nih?" tanya Fasha pada sahabatnya."Nyari contekan. Bisa ga biarin gua masuk dulu ke dalem? Hawa ga enak nih.""Halo Kak Zean, ini ada coklat buat Kakak.""Ini aja Kak, aku bikin kue ini dari semalem loh, cobain ya?"Benar saja yang di rasa Zean, dua cewek kelas satu kini sudah berada di hadapannya. Zean, ketua geng motor sekaligus ketua tim basket di SMA Brinlight. Semua cewek mau itu kelas satu ataupun dua begitupun tiga. Semuanya pernah memberikan hadiah untuk cowok ini. Hasilnya? Di tolak mentah-mentah!Zean tersenyum kecut. "Makasih, tapi gua lagi diet," ucap Zean sambil melangkah masuk ke dalam kelasnya menghiraukan dua cewek semok itu.Mata Fasha berbinar kala melihat coklat yang di pegang oleh cewek berambut pendek. "Boleh buat gua aja ga coklatnya?"Kedua cewek itu bergidig, mereka melihat sini

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19

Bab terbaru

  • Zean & Zetta   Bab 9 ~ Nine

    "Siapa?" tanya Boy pada Zean yang juga mendengar teriakan Zetta.Zean menggeleng. Ia kembali fokus pada latihannya. Boy menanggapinya dengan mengangkat kedua bahu. Tanda tak tahu.Di sisi itu, Zetta mengeluarkan ponselnya. Dia fokus membidik Zean yang sedang latihan itu menggunakan kamera di ponselnya. Beberapa gambar ia dapatkan. Senyumnya mengembang. "Cakep juga ya," gumam Zetta pelan. Ia kembali memperhatikan sang bintangnya yang sedang sibuk di lapang.Keringat yang terus bercucuran dari dahinya, Zean menggunakan bagian bawah bajunya untuk menghilangkannya. Sudah seperti roti sobek yang terpampang di sana.Berulang kali Zetta mengerjapkan matanya. Juga mencoba mengatur deru nafas yang mulai tak teratur. "Kenapa gua gugup banget liat dia?" batinnya."Duh," umpat Zetta."Oke guys. Sampe sini dulu, lanjut jam satu ya," seru Zean pada keempat temannya. Mereka menjawab dengan seruan juga."Lo mau ke kantin?" tanya Boy kala Zean meninggalkan lapangan."Iya kayanya. Gua laper juga sih."

  • Zean & Zetta   Bab 8 ~ Eight

    "Ngomong-ngomong makasih ya udah izinin gua masuk di panitia ini," ucap Zetta."Selow aja. Gua kan ketua panitia, gua yang tanggung jawab juga. Gua juga yakin kerja lo bakal bagus."Zetta tersenyum. "Bisa aja lo. Semoga aja ya Lan.""Ya lagian santai aja.""Iya semoga gua gak bikin masalah," ujar Zetta pelan."Maksudnya?"Zetta terkekeh. Ia menepuk pundak Dilan sedikit kencang. "Enggak lah. Gila aja."Cowok itu menggelengkan kepalanya heran. Dengan tawanya yang seakan mengikuti kekehan Zetta."Udah sampe nih, ayo masuk."Zetta mengangguk. Mengekor langkah Dilan memasuki ruang rapat. Sudah banyak panitia yang berkumpul, terhitung oleh pandangan Zetta ada sepuluh orang lebih di dalam ruangan ini.Semuanya menatap ke arah Zetta dengan tatapan penuh tanya. Mereka tidak salah. Dilan berdiri di samping tempat duduknya. "Temen-temen, kenalin ini Zetta. Dia mau ikut di panitia kita. Banyak benefit yang kita dapet kalo dia join di sini. Semoga kita semua bisa bekerja sama dengan baik.""Benefit

  • Zean & Zetta   Bab 7 ~ Seven

    Tepat pukul tujuh. Zetta keluar dari dalam mobilnya. Segera ia tutup lalu berjalan menuju kelas 11 IPS 5. Kelas barunya dalam beberapa hari ini."Pagi Zet."Setelah pertemuan dan perbincangannya kemarin dengan Zean. Kini Zetta sudah di pertemukan lagi dengan lelaki itu. Katanya jodoh tidak mungkin kemana kan?"Eh Zean. Pagi juga. Tumben jam segini baru berangkat?" tanya Zetta sambil memasukkan kunci mobil pada tasnya."Iya. Gua udah minta contekan semalem sama Bianca soalnya.""Dia emang jadi ladang tugas lo ya Ze?" sindir Zetta dengan kekehan pelan.Zean mengangguk dengan tawanya. Entah bagaimana tapi rasanya alasan yang akan membuat Zean tertawa bertambah satu.Tidak hanya saat bermain basket. Tidak hanya saat dapat contekan. Tidak hanya saat bermain motor. Sekarang, berbicara dengan Zetta juga sepertinya sudah menjadi alasan ke empat Zean tersenyum.Aneh.Mereka berjalan seiringan menuju kelas. Tatapan murid-murid lainnya tertuju pada Zean dan Zetta. Zetta tidak mengerti, tapi yang

  • Zean & Zetta   Bab 6 ~ Six

    Ternyata, ingatan kita akan sesuatu akan selalu tersimpan rapih di rak seperti buku-buku yang tertata dalam otak kita. "Hey,"Zetta terperanjat kaget dengan tepukan pelan di pundaknya. Seakan kembali pada dunia nyata, ia mencoba menggelengkan kepalanya supaya ingatan itu hilang. Ingatan yang membuatnya trauma bertahun-tahun lamanya.Zetta tidak berani melihat jalanan. Tidak bisa juga mendengar suara motor. Bahkan untuk sekolah dia selalu menutup matanya agar tidak melihat jalanan."Lo kenapa?""Eh, gak papa Ze. Sorry."Zean mengangguk. "Lo, kenapa pindah dari Starlight?" tanya Zean terdengar ragu-ragu.Zetta tersenyum. Rencananya akan berjalan dengan lancar, sepertinya. "Lo harusnya tahu kalo pas pertama kali gua masuk, lo dengerin gua.""Gua gak perhatiin lo waktu itu," kata Zean menyesal."Ya, kalo gitu suatu hari nanti lo bakal tahu." Zean mengangguk. Meski dirinya masih penasaran dengan alasan Zetta, tapi jika Zetta bilang dia akan segera mengetahuinya seiring dengan berjalannya

  • Zean & Zetta   Bab 5 ~ Five

    Ibu itu mengangguk. "Em ... Ibu mau gak Zetta kasih nama ke Ibu?""Nama? Mau!""Oke ... sekarang nama Ibu itu—""Nama nya Kasih." Zetta menoleh ke arah sumber suara. Sedikit terkejut karena itu adalah Zean. Seakan takdir mempertemukan mereka di tempat yang tidak terduga. "Zean?"Zean berjalan mendekat ke arah Kasih, Ibunya. "Loh belum abis coklatnya? Padahal Zean bawain lagi loh Bu.""Ternyata ini Ibunya Zean?" batin Zetta. Zetta sedikit menjauh dari pasangan serasi Ibu dan anak itu. Ia memilih duduk di kursi besi yang terpasang di taman mini ini. Senyumnya sedikit mengembang."Ibu tadi mau abisin tapi di suruh sama Pipit buat makan sedikit-sedikit aja," keluh Kasih. Pipit adalah perawat yang di khususkan untuk menjaga Kasih.Zean menggeleng. Ia tersenyum manis pada Kasih, Ibunya. "Ya bagus itu, jangan banyak-banyak. Tapi karena Zean bakal sibuk akhir-akhir ini jadi Zean beliin Ibu coklat lagi. Ibu simpen ya, makannya jangan banyak-banyak. Dikit-dikit aja, oke?""Emang mau kemana?""

  • Zean & Zetta   Bab 4 ~ Four

    "Nah dia orang yang paling populer di kalangan cewe-cewe di semua angkatan Zet. Ketua tim basket, juga ketua geng motor yang terkenal di sekolah kita. Namanya—""Elang, kan?" lanjut Zetta."Loh, tau?""Tau, terkenal banget itu di sekolah gua yang dulu. Cuma kalo ternyata dia ketuanya gua baru tahu."Zetta memang baru tahu kalau ternyata Zean adalah ketua yang baru di geng motor itu. Ah sial, tujuannya pindah ke sini adalah untuk menjadi dekat dengan ketua geng motor elang Brinlight. Tapi kalau ketuanya ternyata cowok nyebelin kaya Zean, akankah Zetta meneruskan tujuannya?"Eh .... " Zetta terlihat sedang memikirkan sesuatu."Apa Zet?""Tadi lo bilang kalo Zean ketua tim basket kan Al?"Alana mengangguk. Cewek itu kembali melahap batagor yang ia beli. "Berarti Zean minggu depan ikut tanding bareng SMA Starlight dong?""Hu'um .... kenapa Zet? Mau nonton?"BRAVO!Sepertinya kali ini ia harus bersikap baik pada Zean. Bagaimanapun Zetta sangat membutuhkan cowok itu untuk melancarkan misiny

  • Zean & Zetta   Bab 3 ~ Three

    "Hai Zetta."Zetta menoleh ke arah sumber suara setelah dia menutup pintu mobilnya. "Eh, Dilan. Ada apa?""Nyapa aja. Mau bareng ke kelasnya?"Zetta mengangguk, dengan langkah sejajar Zetta dan Dilan menuju ke kelas mereka bersama. "Lo tahu gak kalau minggu depan bakal ada tanding basket di sekolah kita?""Antar mana?" tanya Zetta yang tertarik dengan pertanyaan Dilan."SMA kita sama SMA lo yang dulu. Itu udah final tau," jawab Dilan diakhir dengan senyuman."Starlight?" Dilan mengangguk. Zetta ingat, orang itu dulu adalah ketua basket di Starlight. Ia harus memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Zetta tersenyum licik."Kenapa?" tanya Dilan heran dengan raut wajah Zetta yang berubah."Gak apa-apa. Eh lo itu ketua OSIS ya?"Dilan mengangguk. "Ko tahu?"Zetta melirik ke bet di tangan kanan Dilan dengan tulisan 'ketua OSIS angkatan 23/24' seakan paham dengan lirikkan Zetta, Dilan tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal."Iya gua ketua OSIS, kenapa?""Gua butuh bantuan lo L

  • Zean & Zetta   Bab 2 ~ Two

    Langkah Zetta semakin cepat ketika mendapati teriakan Noe yang begitu kencang. "Enggak! Tolong! Zettaaaaa .... "Cewek itu segera masuk ke ruangan dimana Noe berada. "Kenapa?" tanya Zetta begitu masuk ke ruangan.Terdapat tujuh kelas ruangan di RSJ tempat Noe di rawat. Ruang kelas VVIP yang hanya ada satu tempat tidur. Ruang kelas VIP dengan empat tempat tidur. Ruang non kelas dengan lima tempat tidur. Ruang kelas satu dengan sebelas tempat tidur. Ruang kelas dua dengan dua puluh empat tempat tidur. Ruang kelas tiga dengan seratus lima puluh tiga tempat tidur. Terakhir, ruang isolasi dengan tujuh puluh tujuh tempat tidur.Noe berada di ruang kelas VVIP yang hanya di huni oleh satu orang. "Kami mau menyuntikkan obat tenang buat Noe tapi dia berontak," jelas salah satu perawat yang sedang memegangi Noe.Wajah Zetta terlihat sangat marah. "Kenapa? Kenapa di kasih obat tenang?""Dari tadi Noe berontak terus, kami kewalahan." Zetta segera menghampiri Noe yang sudah menatapnya dengan tata

  • Zean & Zetta   Bab 1 ~ One

    Zean berjalan masuk ke dalam kelasnya. Belum sempat masuk langkahnya terhenti kala Fasha, teman satu kelasnya menepuk pundak Zean.Zean tersenyum paksa. "Tumben berangkat pagi? Ada apa nih?" tanya Fasha pada sahabatnya."Nyari contekan. Bisa ga biarin gua masuk dulu ke dalem? Hawa ga enak nih.""Halo Kak Zean, ini ada coklat buat Kakak.""Ini aja Kak, aku bikin kue ini dari semalem loh, cobain ya?"Benar saja yang di rasa Zean, dua cewek kelas satu kini sudah berada di hadapannya. Zean, ketua geng motor sekaligus ketua tim basket di SMA Brinlight. Semua cewek mau itu kelas satu ataupun dua begitupun tiga. Semuanya pernah memberikan hadiah untuk cowok ini. Hasilnya? Di tolak mentah-mentah!Zean tersenyum kecut. "Makasih, tapi gua lagi diet," ucap Zean sambil melangkah masuk ke dalam kelasnya menghiraukan dua cewek semok itu.Mata Fasha berbinar kala melihat coklat yang di pegang oleh cewek berambut pendek. "Boleh buat gua aja ga coklatnya?"Kedua cewek itu bergidig, mereka melihat sini

DMCA.com Protection Status