Beranda / Romansa / ZONA MANTAN / 70. Protective Brother (1)

Share

70. Protective Brother (1)

Penulis: naftalenee
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-20 06:20:40

Kedatangan Juda yang tanpa pemberitahuan membuat Haikal langsung menebak jika ada sesuatu yang terjadi. Juda hanya akan mencari Haikal atau Ghani lebih dulu saat sedang ada masalah. Dan tampaknya, masalah yang sedang Juda alami itu cukup serius karena ekspresi yang ditunjukkan Juda dan mata adik kesayangannya memerah seperti habis menangis. Ah, bukan. Juda memang habis menangis. Haikal tahu betul.

"Ju, kok nggak telepon Abang dulu?"

"Abang lagi nggak bisa diganggu ya?" Juda malah balik bertanya.

Haikal yang hanya mengenakan celana kolor dan singlet—pakaian sehari-harinya saat sedang di rumah dan tidak bekerja—itu berdecak.

"Barusan Abang kalah main game gara-gara kamu gedor-gedor pintu kayak rentenir nagih utang."

"Aku mau nginep sini," balas Juda mengabaikan sindiran Haikal.

Haikal baru akan meminta adiknya untuk masuk ke unit apartemennya saat menyadari ada sosok laki-laki familiar tapi juga asing, yang berdiri di belakang Juda. Haikal mengernyitkan kening.

"Who are you? And
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • ZONA MANTAN   71. Protective Brother (2)

    Sepeninggal Danis dari apartemen Haikal, Juda langsung masuk ke kamar tamu yang biasa ditempati oleh wanita itu setiap kali menginap di apartemen kakak laki-lakinya. Juda merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur pada posisi telentang. Pandangannya lurus menatap langit-langit kamar. Pikiran Juda melayang ke masa-masa kecilnya. Saat Juda hanya berpikir tentang bermain bersama teman-teman sebayanya di sekitar rumah dan bagaimana caranya kabur dari rumah saat dipaksa Mami untuk tidur siang. Masa-masa itu adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidup Juda. Mengingatnya membuat Juda ingin kembali merasakan hidup yang terbebas dari masalah. Sebab, menjadi orang dewasa selalu sepaket dengan masalah-masalah yang menyertai. Hidup seperti gudangnya masalah. Satu masalah telah terpecahkan dan kemudian akan muncul seribu masalah lain. Tak ada habisnya. Seandainya memungkinkan, Juda ingin terjebak selamanya di dunia masa kecilnya. Sebab, jika hal itu benar-benar bisa diwujudkan, maka Juda tid

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • ZONA MANTAN   72. Kebodohan

    Haikal sudah menghabiskan satu botol air mineral dingin guna untuk mendinginkan isi kepalanya yang mendadak seperti digodok hingga panas. Haikal tampak tegang dan menahan amarah yang sudah nyaris meletup-letup. Haikal kini bersimpuh di depan Juda. Memegang kedua tangannya dan dengan sangat serius berkata, "Jujur sama Abang, Ju. Kamu cuma manfaatin Danis buat nutupin hubungan kamu sama suaminya Grita?" Juda menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Kegugupan dan kekalutan benar-benar membuat sosok Juda yang biasanya terlihat judes itu tampak kerdil di bawah tatapan serius kakak laki-lakinya. "Aku beneran pacaran sama Danis," cicit Juda seraya menunduk. Menatap kedua tangannya yang digenggam kuat oleh Haikal. "Kenapa kamu pacaran sama Danis?" Juda tak langsung menjawab. Karena Haikal seolah bisa dengan cepat menemui korelasi pada "Abang ingat kamu sama Danis memang pernah pacaran waktu kalian masih SMA. Tapi kenapa kamu tiba-tiba nembak Danis di acara reuni sampai viral di mana-mana pad

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • ZONA MANTAN   73. Support System

    Bagi kedua kakak laki-laki Juda, setiap ada masalah yang dialami Juda, mereka seolah wajib menjadi penyokong untuk membantu Juda menyelesaikan masalahnya. Terutama ketika Juda sendiri yang mendatangi mereka saat masalah itu datang. Memang ada masanya di mana Juda tidak ingin mempunyai dua kakak laki-laki yang sangat protektif terhadap dirinya. Sebab, mereka bisa sangat menyebalkan di beberapa kesempatan dan hal itu membuat Juda pusing sekali. Namun, pemikiran itu selalu dengan mudah terpatahkan saat keberadaan mereka sangat mampu membuat Juda kembali baik-baik saja saat masalah-masalah itu datang. Sejauh ini, sebesar apa pun masalah yang dialami Juda, kedua kakak laki-lakinya selalu ada di sampingnya. Menegur, memperingatkan, terkadang sampai memarahi memarahi Juda karena adiknya itu bandel, kemudian menenangkan Juda agar tidak terlalu stres memikirkan masalahnya, dan selanjutnya akan membantu Juda untuk memecahkan masalah itu tanpa membuatnya menjadi lebih besar. Namun, sepertinya

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-21
  • ZONA MANTAN   74. Tak Siap

    Juda terdiam lama di tempatnya duduk karena tak tahu harus memberikan jawaban semacam apa atas pertanyaan yang dilontarkan Ghani. Jika saja Juda tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengatasi masalahnya, sudah pasti wanita itu akan langsung menyelesaikan itu tanpa perlu melibatkan kedua kakak laki-lakinya yang rela untuk mengesampingkan urusan mereka masing-masing demi mengedepankan urusan Juda. Ghani yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Juda, yang tidak berani menatapnya secara langsung, kembali membuka suara. Tak tahan dengan kesunyian yang mengudara di ruangan itu. “Ju, Abang ngerti kalau keadaan ini sulit buat kamu. Kamu akan mendapat tudingan-tudingan miring yang memojokkan kamu, entah itu benar atau salah, kamu harus bisa menghadapi itu. Dan Abang nggak bisa jamin kalau masalah ini nggak akan sampai ke telinga Mami sama Papi.” Mendengar kalimat itu, Juda merasakan sesuatu yang dingin seolah merambat di kakinya. Tidak. Juda sama sekali tidak ingin kedua orang tu

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • ZONA MANTAN   75. Kabar Mengejutkan

    “Menurut gue Juju harus tinggal di sini sampai Juju nikah sama Danis… atau sama orang lain yang berhasil dapetin restu kita sama Mami Papi juga,” timpal Haikal. Juda merengut tidak setuju. “Nggak mau. Aku kena masalah karena kalian berdua kekang juga, kan? Kalau Abang nggak mau aku bikin masalah yang bakal bikin Abang lebih sakit kepala, jangan paksa aku buat tinggal di sini.” Sesungguhnya Juda tidak benar-benar mau menyalahkan kedua kakak laki-lakinya. Juda hanya kesal karena mereka berdua lagi-lagi menunjukkan sisi posesifnya. Dan ancaman Juda itu sontak membuat Haikal meringis karena langsung kalah argumen. Sementara itu, Ghani mendesah pasrah. Tahu bahwa ucapan Juda yang mungkin hanya gertakan itu bisa saja menjadi kenyataan dengan tanpa di sengaja. Seperti masalah yang dialami Juda kali ini. “Tapi mau ya tinggal di sini sampai Abang ada waktu ngobrol sama Danis?” Juda masih tampak tak terlalu menyukai gagasan itu, tetapi mengingat masalah yang sedang terjadi, mau tak mau Jud

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-22
  • ZONA MANTAN   76. Rumah Sakit

    "Ju, ini... maksud kamu ini Grita yang sama dengan yang kita bahas...” Meski Haikal belum selesai mengucapkan kalimat yang laki-laki itu maksudkan dengan suara terbata-bata, Juda sudah mengangguk lemah. Kedua pupil mata Haikal melebar. Laki-laki itu terkejut selama dua detik. Sebelum kemudian kembali memijak bumi dan memeluk adiknya dengan erat tanpa berkata apa-apa lagi. “Tadi Grita baru ketemu aku sama Danis sebelum aku ke sini, Bang,” ucap Juda dengan suara bergetar. “Grita… pasti marah banget tadi waktu pergi, Bang. Dia nggak pamit waktu aku tinggal ke kamar mandi,” suara Juda sempat memelan di akhir. “Apa… mungkin Grita kecekalaan karena aku, Bang? Kalau iya… apa yang harus aku lakukan?” Juda benar-benar lemas. Padahal belum ada sedetik Juda berpikir bahwa ia akan bisa menghadapi masalah yang terjadi selama masih ada orang-orang terdekatnya yang tak akan berpaling darinya. Namun, seketika keoptimisan itu diluluhlantakkan dengan berita mengejutkan. Jika sampai Grita kenapa-k

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • ZONA MANTAN   77. Meluapkan Amarah

    Laki-laki itu berjalan mendekat. Juda sudah berniat kabur karena tidak punya tenaga untuk menghadapi Guntur saat ini, tetapi Danis yang melihat gelagat Juda itu langsung menggenggam tangan Juda dan menarik wanita itu agar berdiri di sampingnya. “Juda, saya... saya minta maaf.” Juda bisa saja melengos dan menganggap permintaan maaf itu hanya sekadar bualan. Namun, Juda mengangkat dagu, menghimpun kepercayaan dirinya yang akhir-akhir ini menipis, lalu mencari-cari kebohongan di mata Guntur. Dan di sana Juda menemukan ketulusan dan penyesalan mendalam. Sejenak, Juda mendengus dalam hati. Bukankah Guntur mahir memalsukan ekspresi? Sebab, sebelumnya Juda telah gagal membaca kebohongan Guntur hingga menyebabkan masalah serius yang juga melibatkan Grita. Tak bisa lagi bersikap sopan di hadapan laki-laki berengsek itu, Juda membalas, “Kenapa minta maaf ke gue? Kalau lo waras, saat ini harusnya lo siapin segudang permintaan maaf ke Grita yang mungkin nggak bakal bisa lo sampaikan dan akan

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-23
  • ZONA MANTAN   78. Menanggung Rasa Bersalah (1)

    Kedua orang tua Grita tiba tepat saat dokter keluar dari ruang operasi dan menyatakan bahwa Grita telah berhasil melewati masa kritis. Tadinya, Grita nyaris tidak selamat pada operasi yang memakan waktu nyaris lima jam itu karena luka dalam yang membuat wanita itu kehilangan banyak darah. Namun, tim dokter berhasil menyelamatkan Grita dari maut setelah berusaha semaksimal mungkin. Dan sekarang Grita dipindahkan ke ruang ICU karena masih harus dipantau keadaannya hingga lebih stabil. Karena masih belum sadar—menurut dokter, Grita hanya masih dalam keadaan terbius, tinggal menunggu waktu saja hingga wanita itu sadar—Grita masih belum bisa ditengok oleh banyak orang. Maksimal hanya dua orang yang boleh masuk sementara ini dan harus masuk secara bergantian. Papa Grita yang tadi datang dengan wajah bersimbah air mata langsung bergegas masuk ke ruang ICU ditemani perawat. Danis baru akan mengajak Juda pamit untuk pulang—ia berencana akan datang lagi esok hari—tetapi keduluan Guntur yang l

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-24

Bab terbaru

  • ZONA MANTAN   108. Mantan Jadi Manten

    Jika bukan berkat obrolannya dengan Haikal pagi itu, Juda tidak yakin akan ada di sini sekarang. Bersama Danis, bergandengan tangan seperti dua remaja yang sedang kasmaran, menaiki tangga satu per satu untuk menuju flat Juda setelah dua hari terakhir —sejak Jumat malam hingga Minggu sore—mereka menghabiskan waktu di apartemen Danis yang terletak cukup jauh dari flat Juda. Ini tepat empat bulan setelah mereka resmi berpacaran. Juda masih juga bersikukuh bahwa mereka bukan balikan, tetapi menjalin hubungan baru yang lebih sehat. Sehat dalam artian selalu saling jujur dan mengkomunikasikan tentang segala hal yang mengganjal dalam hubungan mereka. "Ju, kita nggak balikan atau tetap jadi mantan seperti yang kamu bilang, tapi kita pada akhirnya bakal jadi manten, kan?" ucap Danis saat mereak sudah sampai di depan pintu flat Juda. Juda tertawa seraya mengeluarkan kunci pintu dari salah satu kantong tasnya. "Ketemu Mami sama Papi dulu, baru bilang gitu!" "Kita punya waktu cukup banyak untu

  • ZONA MANTAN   107. Balikan atau Tetap Jadi Mantan?

    Bicara soal bahagia, selalu ada kriteria-kriteria tersendiri bagi setiap orang. Seperti Juda yang sudah cukup bahagia melihat video keponakannya menendang-nendang air saat mandi hingga airnya menciprat ke mana-mana. Atau saat keponakannya tertawa-tawa melihat kekonyolan ayahnya. Juda... bisa semudah itu merasa bahagia. Saat bertelepon dengan Ema, membicarakan tentang apa saja yang terlewat saat mereka tidak lagi berada di kota yang sama, berbagi tentang hidup mereka, itu pun sudah membuat Juda bahagia juga. Dan saat Juda menghabiskan waktu bersama Kim dan Nic, yang mengkalim diri mereka sebagai bestie-nya Juda, selalu ada kebahagiaan yang terpupuk di dalam hatinya. Juda bersyukur sekali memiliki keluarga dan teman dekat yang dengan cara yang sederhana membuatnya bahagia. Lalu, bagaimana dengan Danis? Yang juga ingin menjadi salah satu orang yang menjadi bahagianya Juda? Tak Juda pungkiri bahwa saat bersama Danis—entah saat mereka berpacaran pertama kalinya saat SMA, atau saat merek

  • ZONA MANTAN   106. Bahagiamu, Bahagiaku

    Meski sudah begitu yakin akan sanggup menerima penolakan demi penolakan Juda, nyatanya ada masa-masa di mana Danis ingin menyerah saja. Sulit sekali menembus tembok pertahanan yang Juda bangun. Enam bulan sudah kembali terlewati dan Danis belum menghasilkan apa-apa. Itu artinya sudah sembilan bulan lamanya Juda bekerja di kantor yang sama dengan Danis. Sudah nyaris setahun sejak Danis bisa berada dekat sekali dengan Juda. Tetapi masih juga tak tergapai sosoknya. "I'm so done. Gue mau nyerah aja." Nyaris setiap bulan Danis akan mengeluh demikian kepada Martin yang hanya tertawa-tawa melihat penderitaan Danis. Sebenarnya, ada juga masa-masa di mana Juda terlihat mulai membuka diri. Terhitung sudah tiga kali Juda mau diajak makan siang. Itu pun tampaknya Juda merasa kasihan kepada Danis yang belum juga menyerah mendekati Juda. Danis seperti termakan omongannya sendiri ketika berkata tak ingin dikasihani. Nyatanya, saat Juda menunjukkan respons positif bahkan sekadar mengasihani, Danis

  • ZONA MANTAN   105. Izin

    Juda bukannya tidak sadar Danis mulai mendekatinya lagi sejak beberapa minggu yang lalu. Memang tidak secara blak-blakan seperti saat awal-awal Juda pindah. Dimulai sejak Danis mulai membelikannya kopi, memberikan ucapan-ucapan penyemangat untuk menjalani hari, mengajak Juda mengobrol ringan di dalam lift, dan masih banyak lagi. Danis bersikap lebih sopan, seperti seorang gentleman.Dan hari ini, Danis mulai menaikkan level. Sebelum Juda keluar dari lift saat tiba di lantai 21, Danis berkata, "Ju, nanti makan siang bareng aku, mau?"Jawaban Juda tidak. Karena ia sudah ada agenda bersama Jason untuk bertemu klien sekalian makan siang. Seandainya tidak ada agenda apa-apa pun Juda tetap akan menolak. Menerima pemberian kopi dari Danis dan mengobrol dengan laki-laki itu di dalam lift adalah hal yang tidak bisa Juda hindari karena Danis selalu melakukannya di depan banyak orang. Menolak pemberian Danis hanya akan membuat Juda dipandang buruk orang-orang. Itu tidak bagus untuk image Juda di

  • ZONA MANTAN   104. Berjuang Dulu

    Danis tidak lagi mengganggu Juda setelah penolakan telak yang dilontarkan Juda siang itu. Dan itu sudah lewat tiga bulan yang lalu.Awalnya, Danis pikir Juda hanya bertindak berdasarkan emosi yang saat itu sedang menguasai, sehingga Danis membiarkan dirinya mundur. Mengalah. Memberikan Juda waktu lebih banyak.Sayangnya, Juda tidak membutuhkan waktu. Juda tidak sedang menunggu Danis datang lagi, untuk memohon dan mengemis kesempatan terakhir. Sebab, Juda benar-benar serius tentang ucapannya. Tidak lagi tersisa kesempatan. Karena Danis yang sudah membuang kesempatan itu dan menukarnya dengan kesia-siaan."Lo kapan kawinnya, sih? Biar gue bisa balik ke Jakarta," tanya Danis saat Martin menelepon suatu malam."PMS lo? Sewot amat," sindir Martin saat mendengar suara sinis Danis. "Kalau kawin kan gue udah sering, nikah ya aja yang belom," sambungnya."Gue serius, Tin. Gue kayaknya mau balik ke Jakarta dalam waktu dekat," desah Danis."Ngapain? Jangan bilang lo serius mempertimbangkan buat

  • ZONA MANTAN   103. Penjelasan

    Juda beruntung karena di kantornya mewajibkan para pegawai bicara menggunakan Bahasa Inggris jika sedang membahas pekerjaan sehingga Juda bisa dengan cepat beradaptasi dengan rekan-rekan kerja sekantornya. Sudah satu minggu Juda menempati posisi barunya sebagai manager pemasaran. Tantangan yang cukup sulit, terutama karena ini pertama kalinya ia menduduki jabatan yang cukup tinggi dan langsung berhadapan dengan orang-orang asing dari berbagai negara. Sejauh ini, Juda belum begitu banyak menemui kesulitan yang membuatnya stres, kecuali keberadaan Danis yang setiap jam makan siang selalu tiba-tiba muncul di ruangan Juda. “Can you stop doing this?” “I’m just trying to be nice.” “To be nice?” Juda mendecih. “Dengan membuat orang-orang di kantor mulai curiga soal kita karena kamu terlalu sering datang ke ruanganku, itu yang kamu sebut mencoba bersikap baik?” “Then, let them be. Kita cuma bernapas aja orang-orang bisa curiga sama kita kok,” tukas Danis dengan enteng sekali. Juda menut

  • ZONA MANTAN   102. Hari Pertama Bekerja

    Tiga hari yang Juda punya untuk mempersiapkan diri sebelum memulai hari pertamanya di kantor baru–kantor yang sama dengan kantor Danis–sudah habis. Juda menghabiskan tiga hari pertamanya di Rotterdam itu untuk menata kamar flatnya seperti dulu ia menata kamar kosnya agar terasa familier dan nyaman.Juda juga sudah berkenalan dengan tetangga-tetangga flatnya yang sebagian besar juga perantau dari luar Belanda. Yang cukup ramah kepada Juda ada dua orang. Kim, gadis manis dari Korea yang telah tinggal di flat itu nyaris dua tahun, sedang menempuh pendidikan S2, sekaligus bekerja paruh waktu sebagai pengasuh anak. Lalu satu orang lagi bernama Nic, laki-laki tinggi bongsor dari Inggris yang ternyata satu kantor dengan Juda, tetapi masih pegawai magang dan berbeda divisi dari Juda.Mengetahui kalau Juda adalah pegawai baru, Nic dengan baik hati mengajaknya berangkat bersama menaiki tram. Hari sebelumnya, Nic juga sudah mengajaknya berkeliling kota untuk beradaptasi. Juda benar-benar bersyuk

  • ZONA MANTAN   101. Sakit Sekali Lagi

    Perjalanan menggunakan kereta intercity dari Stasiun Schipol ke Rotterdam Centraal yang merupakan stasiun utama di kota Rotterdam memakan waktu 47 menit. Juda memaksakan diri untuk tidur agar tidak harus membangun percakapan dengan Danis yang sejak tadi nampak sekali berusaha keras untuk mengajak Juda bicara. Dari Rotterdam Centraal, untuk menuju flat yang akan ditinggali Juda selama di sana, harus menggunakan taksi. Danis yang sudah belasan tahun tinggal di Belanda itu tampak begitu membaur dengan sekitar. Hanya Juda yang merasa sangat asing di tempatnya berdiri kini. Tadinya, Juda sudah berniat memisahkan diri dari Danis begitu turun dari kereta, tetapi Danis tidak membiarkan Juda pergi. Danis beralasan bahwa ia harus mengantarkan Juda sampai ke flat atas perintah atasannya di kantor. Selain untuk menjelaskan beberapa hal basic tentang transportasi yang harus dinaiki juga untuk ke kantor dan juga untuk bepergian ke tempat-tempat umum, Danis berkata bahwa ia takut Juda tersesat. J

  • ZONA MANTAN   100. Fate or Bad Luck?

    Meninggalkan Jakarta untuk pergi ke Belanda bukanlah pilihan yang mudah bagi Juda. Saat pertama kali mendapatkan tawaran dari bosnya di kantor, untuk dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi, tetapi ditempatkan di luar Jakarta, Juda sempat mengira ia akan dimutasi ke Bali. Namun, ternyata Juda akan ditempatkan di perusahaan utama yang bertempat di Rotterdam, Belanda. Juda sempat bertengkar dengan Haikal karena kakak laki-lakinya itu menuduh Juda sengaja pindah ke Belanda untuk mengejar Danis yang selama tiga tahun terakhir menjadi topik yang paling dihindari keluarganya. Jika dibilang sengaja ingin mengejar Danis, tentu itu tidak benar. Awalnya, Juda bahkan tidak langsung ingat bahwa Danis bekerja dan tinggal di Belanda, entah di kota mana, Juda tidak tahu. Juda mempertimbangkan tawaran itu karena memang sudah lama menunggu momen ia dipromosikan. Baru setelah Haikal menyinggungnya, Juda menjadi bimbang. Apakah pilihannya untuk pergi adalah pilihan yang tepat? Juda bisa saja membatal

DMCA.com Protection Status