Home / Romansa / ZONA MANTAN / 47. Batasan

Share

47. Batasan

Author: naftalenee
last update Last Updated: 2022-11-01 08:02:26

Juda tidak ingat kapan pertama dam terakhir kalinya ia menautkan bibirnya dengan bibir seseorang dengan sedalam ini. Cukup sulit baginya untuk mengimbangi ciuman Danis yang menggebu-gebu.

Yang jelas, perasaannya membuncah tumpah ruah. Ciuman pertamanya dengan Danis sekaligus ciuman terakhir mereka saat berpacaran dulu hanya berupa kecupan singkat. Juda tidak benar-benar mengingat bagaimana perasaannya kala itu.

"We need to stop," ucap Juda dengan susah payah setelah ciuman panjang itu bertahan cukup lama. Dari jarak yang dekat sekali, Juda baru menyadari jika mata Danis yang selama ini terlihat hitam kelam, ternyata tidak begitu. Mata Danis berwarna cokelat, yang hanya bisa terlihat begitu jelas dari dekat. Dari jarak yang tidak lebih dari sepuluh senti meter.

Danis membiarkan mereka berdua mengambil napas sejenak, namun setelah itu ia kembali meraih bibir Juda dengan bibirnya. Seolah-olah ia sedang begitu haus dan hanya bibir Juda yang bisa memuaskan dahaganya. Ciuman dalam itu ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ZONA MANTAN   48. Perkara Kegagalan (1)

    “Sebaiknya aku pulang,” kata Juda setelah ciuman mereka, yang entah ke berapa, berakhir. Ya, entah bagaimana mereka berdua masih bisa menahan diri untuk berhenti di sebatas ciuman saja meski hasrat bergulung-gulung di antara mereka. Danis menahan Juda. Menarik pergelangan tangan wanita itu hingga terduduk kembali di sebelahnya. “Ini apartemen Martin. Aku nggak mau waktu dia pulang langsung ngelihat kita lagi make out di sofanya, terus dia ngambek,” ujar Juda kemudian. Danis tertawa. “Martin nggak akan ngambek. Dia cuma akan langsung buang sofa ini dan beli yang baru.” Kemudian laki-laki itu mengernyit, berpikir sejenak sebelum melanjutkan, “Atau aku bisa beli sofa baru khusus buat kita make out, gimana?” Juda memutar bola mata dengan malas. “Nggak lucu, Danis.” “Aku juga nggak sedang berusaha melucu. Tapi, ngomong-ngomong, hubungan kita berubah jadi terlalu dewasa hanya dalam beberapa hari.” Juda langsung mengerti maksud Danis. Selama kurang dari setengah tahun kenal di masa te

    Last Updated : 2022-11-02
  • ZONA MANTAN   49. Perkara Kegagalan (2)

    Juda merasakan sebuah keterikatan yang begitu kuat dengan Danis. Seolah ujung-ujung magnet yang berlawanan sedang saling tarik menarik. Padahal, siang tadi, ia nyaris tidak yakin bahwa hubungan rapuhnya dengan Danis masih bisa dipertahankan mengingat ia selalu emosional menghadapi sesuatu hingga menempatkan Danis pada posisi yang tidak begitu menyenangkan. “Boleh aku mengungkapkan satu kejujuran lagi?” Danis menyipitkan mata. “Sebenarnya, ada berapa banyak rahasia yang kamu simpan sendiri?” “Jujur, ada banyak,” jawab Juda yang sudah mulai bisa kembali santai. “Tapi untuk sekarang aku akan menyimpan fantasi-fantasi itu untuk diriku sendiri.” “Wow, jadi kamu sering berfantasi tentang aku?” Danis terlihat cukup bersemangat akan gagasan ini. Juda berdecak. Meski ia cukup malu karena membicarakan ini, ia tetap berkata dengan mengangkat dagu. “Setelah aku sadar kalau kamu udah tumbuh dewasa dan menjadi kamu yang sekarang.” Danis menaikkan alis. “Jelaskan lebih detail tentang 'aku yang

    Last Updated : 2022-11-02
  • ZONA MANTAN   50. Buah Ketidakjujuran (1)

    Keseriusan itu tercetak jelas di wajah Danis. Mendengar Juda membahas tentang kegagalan mereka di masa lalu dan betapa wanita itu menginginkan tidak adanya kegagalan yang sama di masa depan, membuat jantung Danis seakan terhempas ke lantai dan terinjak-injak. Danis berani bersumpah dirinya juga tidak ingin merasakan kegagalan itu lagi. Sudah terlalu banyak kegagalan dalam hidupnya. Sejak memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada dirinya sendiri dan kepada Juda, sudah berkali-kali Danis mengatakan ini pada dirinya sendiri. Bahwa ia akan berusaha sekeras yang ia bisa untuk membuktikan kepada Juda bahwa kegagalan itu tidak akan menghampiri mereka. Bahwa mereka akan bisa melalui ini bersama-sama hingga akhir. Akhir yang bahagia. Dan melepaskan Juda, seperti yang diminta oleh Martin berkali-kali sebelum semua menjadi semakin tak terkendali, tidak akan pernah Danis lakukan. Lebih tepatnya, Danis tidak bisa melakukannya. Karena... lihatlah mereka sekarang. Hanya dalam beberapa kali pe

    Last Updated : 2022-11-03
  • ZONA MANTAN   51. Buah Ketidakjujuran (2)

    Setelah momen yang cukup intens itu, keduanya tidak lagi duduk berhadap-hadapan. Mereka sama-sama menghadap ke depan. Merebahkan punggung di sandaran sofa dengan posisi yang nyaman. Tidak saling bicara kepada satu sama lain, tetapi tidak terasa canggung di tengah-tengah kesunyian itu.Kesunyian itu bertahan sekitar tiga menit sebelum kemudian Juda merenggangkan tubuh dan berkata, “Aku harus pulang sekarang. Please, jangan kamu interupsi lagi dengan hal-hal dewasa. Kasihan sofanya. Kasihan badan dan otakku juga udah capek pengen istirahat.”Danis memutar setengah badan, masih dalam posisi duduknya saat Juda beranjak meraih tas yang tergeletak di sofa yang lain.“Aku antar pulang,” kata laki-laki itu sambil mempelajari punggung Juda. Seketika ada perasaan tidak nyaman yang meremas-remas jantungnya.Apakah suatu hari nanti, punggung itu yang akan kembali Danis lihat saat Juda akhirnya melangkah pergi dari hidupnya selamanya? Sial! Danis kembali tersentak karena pemikiran negatif yang ter

    Last Updated : 2022-11-04
  • ZONA MANTAN   52. Beautiful

    Setelah Juda kembali memastikan tidak ada barangnya yang tertinggal, ia dan Danis pun beranjak menuju pintu keluar. Danis membuka pintu dengan menarik kenopnya, bersamaan dengan dorongan yang berasal dari luar. Martin muncul dengan tampilan sehari-harinya untuk bekerja. Celana jeans dan kaus oblong. Sangat kasual. Sama seperti saat ia nongkrong. Terlihat kelebatan tidak senang di wajah Martin sekilas saat melihat Juda mengintip dari balik bahu Danis. Namun, sepertinya Juda tidak terlalu memperhatikan. Karena di detik selanjutnya, wanita itu menyeruak maju untuk menyapa Martin. “Hai, Martin,” sapa Juda dengan nada ceria yang terdengar akrab. Setidaknya itu yang tertangkap telinga Danis meski wajah Juda menampilkan ekspresi datar. “Hai, Ju. Udah mau balik?” Martin membalas dengan senyum tipis sembari memberikan lirikan tidak suka ke arah Danis. Juda mengangguk. Kemudian mereka menukar posisi. Juda melangkah keluar diikuti Danis, sementara Martin melangkah masuk ke dalam apartemen.

    Last Updated : 2022-11-06
  • ZONA MANTAN   53. Nasihat Martin

    Danis langsung kembali naik ke unit apartemennya—lebih tepatnya apartemen Martin yang ia tumpangi—begitu taksi yang membawa Juda pergi sudah berbelok meninggalkan area gedung apartemen. Danis sebenarnya agak malas berhadapan dengan Martin yang pasti akan langsung menceramahi dirinya. Namun, Danis tidak punya pilihan lain. Saat masuk ke dalam, mata Danis langsung berserobok dengan manik mata Martin yang saat ini tengah duduk di sofa yang langsung tepat menghadap pintu apartemen. Tatapan itu membuat Danis semakin merasakan pahit. Sebesar itu kesalahannya, hingga Marti memandangnya dengan penuh kekecewaan. “Ngelihat kalian berdua tadi, gue bahkan nggak perlu jadi orang cerdas buat tahu udah seberapa jauh hubungan kalian berkembang dalam waktu sesingkat ini.” Martin mendecih. “Lo sama sekali nggak tahu dampak yang bakal lo timbulkan karena ketololan lo ini?” Sahabat Danis itu beranjak dari tempatnya duduk menuju ke dapur. Ia menuang vodka ke dalam gelas dan meminumnya seperti meneguk

    Last Updated : 2022-11-07
  • ZONA MANTAN   54. Pelik (1)

    Kabar tentang Juda yang 'menikung' suami Grita dengan cepat menyebar dari telinga ke telinga, dari mulut ke mulut, hingga saat sampai kepada Juda, kabar itu sudah dibumbui dengan bermacam-macam tambahan yang membuat Juda terlihat amat sangat buruk di mata teman-teman satu angkatannya yang baru satu minggu yang lalu ia temui di acara reuni.Mereka membicarakan dan menghujat Juda di grup alumni angkatan dengan sengit dan terang-terangan, seolah-olah Juda tidak tergabung di sana. Dan sesungguhnya, ini jauh lebih buruk dan memalukan daripada saat ia dituduh merebut Edgar dari Sonia hingga dilabrak ke sekolah dulu. Dulu, orang-orang dengan cepat lupa karena ada kabar panas yang menggegerkan satu sekolah—seorang siswa kelas dua di sekolah mereka ketahuan membuang bayi yang baru saja ia lahirkan di sebuah bangunan kosong yang berada di dekat sekolah.Dan sekarang, tidak ada berita yang bisa mendistraksi mereka. Seolah perseteruan Grita dan Juda kali ini adalah puncak dari permusuhan mereka b

    Last Updated : 2022-11-08
  • ZONA MANTAN   55. Pelik (2)

    Ema nyengir lebar. Kemudian kembali mendudukkan bokongnya di sofa dengan nyaman. “Ini beneran mau kita diemin aja mereka?” tanya Ema. “Terus gue musti ngapain? Udah lah biarin aja mereka bacot sesuka hati.” “Nggak bisa gitu, dong, Ju. Nama baik lo jadi pertaruhan.” “Gue bukan artis, Em. Masa gue harus bikin konferensi pers buat nambahin bahan gosip mereka?” Ema mencebik. Ia gemas sekali dengan sikap Juda. “Tapi ini tetep harus dilurusin, Ju. Gue sakit hati banget ngeliat lo diginiin.” “Ntar dulu lah. Yang lebih urgent bukan itu.” Mata Ema membola lebih besar. “Lo kenapa terlibat masalah mulu sih, ASTAGA!” Erangan Ema terdengar sangat dramatis. “Masalah apa yang lebih penting daripada ngurusin martabat lo sebagai seorang cewek? Sumpah deh, Ju. Ini lo dituduh jadi pelakor dan lo masih mikir ada yang lebih urgent dari itu?” Juda memasang wajah datar. “Kalau misal lo sama Danis udah sampai tidur bareng, gue nggak kaget.” Bantal melayang tepat menegnai wajah Ema hingga wanita itu

    Last Updated : 2022-11-09

Latest chapter

  • ZONA MANTAN   108. Mantan Jadi Manten

    Jika bukan berkat obrolannya dengan Haikal pagi itu, Juda tidak yakin akan ada di sini sekarang. Bersama Danis, bergandengan tangan seperti dua remaja yang sedang kasmaran, menaiki tangga satu per satu untuk menuju flat Juda setelah dua hari terakhir —sejak Jumat malam hingga Minggu sore—mereka menghabiskan waktu di apartemen Danis yang terletak cukup jauh dari flat Juda. Ini tepat empat bulan setelah mereka resmi berpacaran. Juda masih juga bersikukuh bahwa mereka bukan balikan, tetapi menjalin hubungan baru yang lebih sehat. Sehat dalam artian selalu saling jujur dan mengkomunikasikan tentang segala hal yang mengganjal dalam hubungan mereka. "Ju, kita nggak balikan atau tetap jadi mantan seperti yang kamu bilang, tapi kita pada akhirnya bakal jadi manten, kan?" ucap Danis saat mereak sudah sampai di depan pintu flat Juda. Juda tertawa seraya mengeluarkan kunci pintu dari salah satu kantong tasnya. "Ketemu Mami sama Papi dulu, baru bilang gitu!" "Kita punya waktu cukup banyak untu

  • ZONA MANTAN   107. Balikan atau Tetap Jadi Mantan?

    Bicara soal bahagia, selalu ada kriteria-kriteria tersendiri bagi setiap orang. Seperti Juda yang sudah cukup bahagia melihat video keponakannya menendang-nendang air saat mandi hingga airnya menciprat ke mana-mana. Atau saat keponakannya tertawa-tawa melihat kekonyolan ayahnya. Juda... bisa semudah itu merasa bahagia. Saat bertelepon dengan Ema, membicarakan tentang apa saja yang terlewat saat mereka tidak lagi berada di kota yang sama, berbagi tentang hidup mereka, itu pun sudah membuat Juda bahagia juga. Dan saat Juda menghabiskan waktu bersama Kim dan Nic, yang mengkalim diri mereka sebagai bestie-nya Juda, selalu ada kebahagiaan yang terpupuk di dalam hatinya. Juda bersyukur sekali memiliki keluarga dan teman dekat yang dengan cara yang sederhana membuatnya bahagia. Lalu, bagaimana dengan Danis? Yang juga ingin menjadi salah satu orang yang menjadi bahagianya Juda? Tak Juda pungkiri bahwa saat bersama Danis—entah saat mereka berpacaran pertama kalinya saat SMA, atau saat merek

  • ZONA MANTAN   106. Bahagiamu, Bahagiaku

    Meski sudah begitu yakin akan sanggup menerima penolakan demi penolakan Juda, nyatanya ada masa-masa di mana Danis ingin menyerah saja. Sulit sekali menembus tembok pertahanan yang Juda bangun. Enam bulan sudah kembali terlewati dan Danis belum menghasilkan apa-apa. Itu artinya sudah sembilan bulan lamanya Juda bekerja di kantor yang sama dengan Danis. Sudah nyaris setahun sejak Danis bisa berada dekat sekali dengan Juda. Tetapi masih juga tak tergapai sosoknya. "I'm so done. Gue mau nyerah aja." Nyaris setiap bulan Danis akan mengeluh demikian kepada Martin yang hanya tertawa-tawa melihat penderitaan Danis. Sebenarnya, ada juga masa-masa di mana Juda terlihat mulai membuka diri. Terhitung sudah tiga kali Juda mau diajak makan siang. Itu pun tampaknya Juda merasa kasihan kepada Danis yang belum juga menyerah mendekati Juda. Danis seperti termakan omongannya sendiri ketika berkata tak ingin dikasihani. Nyatanya, saat Juda menunjukkan respons positif bahkan sekadar mengasihani, Danis

  • ZONA MANTAN   105. Izin

    Juda bukannya tidak sadar Danis mulai mendekatinya lagi sejak beberapa minggu yang lalu. Memang tidak secara blak-blakan seperti saat awal-awal Juda pindah. Dimulai sejak Danis mulai membelikannya kopi, memberikan ucapan-ucapan penyemangat untuk menjalani hari, mengajak Juda mengobrol ringan di dalam lift, dan masih banyak lagi. Danis bersikap lebih sopan, seperti seorang gentleman.Dan hari ini, Danis mulai menaikkan level. Sebelum Juda keluar dari lift saat tiba di lantai 21, Danis berkata, "Ju, nanti makan siang bareng aku, mau?"Jawaban Juda tidak. Karena ia sudah ada agenda bersama Jason untuk bertemu klien sekalian makan siang. Seandainya tidak ada agenda apa-apa pun Juda tetap akan menolak. Menerima pemberian kopi dari Danis dan mengobrol dengan laki-laki itu di dalam lift adalah hal yang tidak bisa Juda hindari karena Danis selalu melakukannya di depan banyak orang. Menolak pemberian Danis hanya akan membuat Juda dipandang buruk orang-orang. Itu tidak bagus untuk image Juda di

  • ZONA MANTAN   104. Berjuang Dulu

    Danis tidak lagi mengganggu Juda setelah penolakan telak yang dilontarkan Juda siang itu. Dan itu sudah lewat tiga bulan yang lalu.Awalnya, Danis pikir Juda hanya bertindak berdasarkan emosi yang saat itu sedang menguasai, sehingga Danis membiarkan dirinya mundur. Mengalah. Memberikan Juda waktu lebih banyak.Sayangnya, Juda tidak membutuhkan waktu. Juda tidak sedang menunggu Danis datang lagi, untuk memohon dan mengemis kesempatan terakhir. Sebab, Juda benar-benar serius tentang ucapannya. Tidak lagi tersisa kesempatan. Karena Danis yang sudah membuang kesempatan itu dan menukarnya dengan kesia-siaan."Lo kapan kawinnya, sih? Biar gue bisa balik ke Jakarta," tanya Danis saat Martin menelepon suatu malam."PMS lo? Sewot amat," sindir Martin saat mendengar suara sinis Danis. "Kalau kawin kan gue udah sering, nikah ya aja yang belom," sambungnya."Gue serius, Tin. Gue kayaknya mau balik ke Jakarta dalam waktu dekat," desah Danis."Ngapain? Jangan bilang lo serius mempertimbangkan buat

  • ZONA MANTAN   103. Penjelasan

    Juda beruntung karena di kantornya mewajibkan para pegawai bicara menggunakan Bahasa Inggris jika sedang membahas pekerjaan sehingga Juda bisa dengan cepat beradaptasi dengan rekan-rekan kerja sekantornya. Sudah satu minggu Juda menempati posisi barunya sebagai manager pemasaran. Tantangan yang cukup sulit, terutama karena ini pertama kalinya ia menduduki jabatan yang cukup tinggi dan langsung berhadapan dengan orang-orang asing dari berbagai negara. Sejauh ini, Juda belum begitu banyak menemui kesulitan yang membuatnya stres, kecuali keberadaan Danis yang setiap jam makan siang selalu tiba-tiba muncul di ruangan Juda. “Can you stop doing this?” “I’m just trying to be nice.” “To be nice?” Juda mendecih. “Dengan membuat orang-orang di kantor mulai curiga soal kita karena kamu terlalu sering datang ke ruanganku, itu yang kamu sebut mencoba bersikap baik?” “Then, let them be. Kita cuma bernapas aja orang-orang bisa curiga sama kita kok,” tukas Danis dengan enteng sekali. Juda menut

  • ZONA MANTAN   102. Hari Pertama Bekerja

    Tiga hari yang Juda punya untuk mempersiapkan diri sebelum memulai hari pertamanya di kantor baru–kantor yang sama dengan kantor Danis–sudah habis. Juda menghabiskan tiga hari pertamanya di Rotterdam itu untuk menata kamar flatnya seperti dulu ia menata kamar kosnya agar terasa familier dan nyaman.Juda juga sudah berkenalan dengan tetangga-tetangga flatnya yang sebagian besar juga perantau dari luar Belanda. Yang cukup ramah kepada Juda ada dua orang. Kim, gadis manis dari Korea yang telah tinggal di flat itu nyaris dua tahun, sedang menempuh pendidikan S2, sekaligus bekerja paruh waktu sebagai pengasuh anak. Lalu satu orang lagi bernama Nic, laki-laki tinggi bongsor dari Inggris yang ternyata satu kantor dengan Juda, tetapi masih pegawai magang dan berbeda divisi dari Juda.Mengetahui kalau Juda adalah pegawai baru, Nic dengan baik hati mengajaknya berangkat bersama menaiki tram. Hari sebelumnya, Nic juga sudah mengajaknya berkeliling kota untuk beradaptasi. Juda benar-benar bersyuk

  • ZONA MANTAN   101. Sakit Sekali Lagi

    Perjalanan menggunakan kereta intercity dari Stasiun Schipol ke Rotterdam Centraal yang merupakan stasiun utama di kota Rotterdam memakan waktu 47 menit. Juda memaksakan diri untuk tidur agar tidak harus membangun percakapan dengan Danis yang sejak tadi nampak sekali berusaha keras untuk mengajak Juda bicara. Dari Rotterdam Centraal, untuk menuju flat yang akan ditinggali Juda selama di sana, harus menggunakan taksi. Danis yang sudah belasan tahun tinggal di Belanda itu tampak begitu membaur dengan sekitar. Hanya Juda yang merasa sangat asing di tempatnya berdiri kini. Tadinya, Juda sudah berniat memisahkan diri dari Danis begitu turun dari kereta, tetapi Danis tidak membiarkan Juda pergi. Danis beralasan bahwa ia harus mengantarkan Juda sampai ke flat atas perintah atasannya di kantor. Selain untuk menjelaskan beberapa hal basic tentang transportasi yang harus dinaiki juga untuk ke kantor dan juga untuk bepergian ke tempat-tempat umum, Danis berkata bahwa ia takut Juda tersesat. J

  • ZONA MANTAN   100. Fate or Bad Luck?

    Meninggalkan Jakarta untuk pergi ke Belanda bukanlah pilihan yang mudah bagi Juda. Saat pertama kali mendapatkan tawaran dari bosnya di kantor, untuk dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi, tetapi ditempatkan di luar Jakarta, Juda sempat mengira ia akan dimutasi ke Bali. Namun, ternyata Juda akan ditempatkan di perusahaan utama yang bertempat di Rotterdam, Belanda. Juda sempat bertengkar dengan Haikal karena kakak laki-lakinya itu menuduh Juda sengaja pindah ke Belanda untuk mengejar Danis yang selama tiga tahun terakhir menjadi topik yang paling dihindari keluarganya. Jika dibilang sengaja ingin mengejar Danis, tentu itu tidak benar. Awalnya, Juda bahkan tidak langsung ingat bahwa Danis bekerja dan tinggal di Belanda, entah di kota mana, Juda tidak tahu. Juda mempertimbangkan tawaran itu karena memang sudah lama menunggu momen ia dipromosikan. Baru setelah Haikal menyinggungnya, Juda menjadi bimbang. Apakah pilihannya untuk pergi adalah pilihan yang tepat? Juda bisa saja membatal

DMCA.com Protection Status