Home / Romansa / ZONA MANTAN / 15. Teman Kencan (1)

Share

15. Teman Kencan (1)

Author: naftalenee
last update Last Updated: 2022-10-23 10:39:28

Mengenal Guntur selama satu minggu membuat Juda serasa kembali ke masa-masa SMA, saat ia baru pertama mengenal rasa suka terhadap lawan jenis. Ia begitu bersemangat setiap memulai hari—bahkan di hari Senin yang sangat ia dan sebagian besar orang benci—menunggu-nunggu pesan ucapan selamat pagi dari Guntur, mengobrol sebentar sebelum berangkat ke kantor.

Awalnya, Juda tidak terlalu yakin. Namun, mengingat ia tidak punya banyak waktu menjelang acara reuni yang tinggal seminggu lagi dan juga berkat Ema yang gigih mendorong dan menyemangati, Juda mau tidak mau meyakinkan diri bahwa tidak ada salahnya untuk bertemu dengan Guntur setelah beberapa kali laki-laki itu mengajaknya bertemu.

Hari ini, sepulang ia dari tempat kerja, Juda datang ke tempat yang ia dan Guntur sepakati untuk bertemu. Juda tiba lima belas menit lebih awal dari janji yang mereka sepakati. Di sebuah kedai kopi—yang tidak hanya menyuguhkan kopi, tetapi juga makanan yang menggugah selera—yang cukup terkenal. Sore itu tida
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • ZONA MANTAN   16. Teman Kencan (2)

    "Hai, kamu benar Juda, kan? Teman kencan saya hari ini?" tanya sosok lelaki yang kini sudah berdiri di dekat meja tempat Juda duduk.Juda mengangguk pasti. Kemudian mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan Guntur."Betul. Kamu persis dengan yang ada di foto."Guntur tersenyum. "Kamu juga. Menurut saya, kamu lebih cantik aslinya."Gombal abis! gemas Juda dalam hati.Namun, Juda tetap menyukainya. Juda memang cantik dan ia cukup percaya diri hari ini dengan penampilannya. Mendapatkan pujian terang-terangan dari Guntur membuat dirinya semakin percaya diri. Ia sudah merias diri dengan riasan tipis, mengenakan pakaian rapi dan wangi yang sengaja ia bawa ke tempat kerja. Karena tidak mungkin ia bertemu teman kencannya dengan mengenakan pakaian kerja yang pastinya sudah penuh keringat dan apek karena dipakai seharian untuk bekerja."Yang tadi itu teman kamu?"Juda mengangguk. "Maaf kalau itu mengganggu kamu. Saya baru sekali ini kenalan dengan orang lewat dating app, jadi saya sengaja

    Last Updated : 2022-10-24
  • ZONA MANTAN   17. Reuni

    Meski Ema berkata sejak jauh-jauh hari−sebenarnya hanya berjarak satu minggu sebelum acara−bahwa keduanya akan datang bersama-sama ke reuni dan meminta Juda untuk tidak terlalu memikirkan soal tidak memiliki gandengan, Juda tetap saja kepikiran. Hingga keduanya meninggalkan gerbang indekos Juda dan bergabung dengan kendaraan-kendaraan di jalanan kota metropolitan yang sore itu ramai lancar, wanita itu masih saja tidak bisa tenang. Justru ia malah dilanda kepanikan yang berlipat ganda. Ema, walaupun tidak membawa gandengan tetap bisa tenang karena statusnya jelas. Ia punya pacar−Astu, kekasih Ema adalah seorang offshore engineer yang bekerja di pengeboran minyak lepas pantai yang hanya pulang tujuh bulan sekali−yang sudah bersamanya hampir empat tahun. Jadi, sudah pasti Ema tidak akan menjadi bahan empuk untuk diperbincangkan selama acara. Sedangkan Juda, ia tidak punya pacar. Ia adalah seorang jomblo menyedihkan yang masa depan percintaannya suram. Mengingat track record-nya yang cuk

    Last Updated : 2022-10-24
  • ZONA MANTAN   18. Makna Sebuah Tatapan

    Karena Danis menutup diri dari teman-teman SMa-nya sejak kuliah di Belanda, terkecuali Martin, sama sekali tidak ada yang tahu kehidupan laki-laki itu selama sepuluh tahun terakhir. Danis menolak saat diundang untuk bergabung di grup angkatan. Bertahan untuk tidak mengikuti perkembangan dengan membuat media sosial meski berkali-kali didorong oleh Martin yang begitu giat meng-update rutinitasnya di Instagram maupun melalui cuitan di Twitter. Saat memutuskan menikah dengan Renata, tanpa restu dari kedua belah pihak keluarga, ia dan Renata hanya menggelar syukuran kecil. Itu pun hanya dengan beberapa kenalan yang tidak sampai sepuluh orang, yang mereka undang untuk makan malam di apartemen lama Danis. Martin juga salah satu yang diundang. Danis yang mengakomodasi tiket PP dari Indonesia ke Belanda untuk sahabatnya itu. Martin adalah teman yang setia, yang bertahun-tahun menjadi penyimpan rahasia yang cukup apik, melindungi privasi sahabat karibnya. Setiap ada kawan yang bertanya tentan

    Last Updated : 2022-10-24
  • ZONA MANTAN   19. Bencana

    Setelah menyusul Ema memasuki ballroom, ia mendapat sambutan yang cukup heboh dari beberapa teman yang cukup ia kenal yang juga menjadi panitia acara reuni selain Ema. Mereka berpelukan dengan agak dramatis. Namun, tidak ada yang sempat menggodanya karena mereka sedang cukup sibuk mendengarkan briefing dari ketua panitia acara, Fikri sang mantan ketua OSIS pada zamannya. Walaupun tidak ditunjuk menjadi panitia sejak awal, Juda tetap menawarkan diri jika mereka membutuhkan tambahan tenaga untuk menyukseskan acara hari ini. Selepas maghrib, mendekati waktu acara yang dimulai jam tujuh, teman-teman seangkatannya satu per satu datang. Dan seperti yang sudah Juda perkirakan, sebagian besar teman yang dulu menjadi ‘bestie’ di masa SMA mereka yang datang bersama pasangan maupun yang datang sendirian−Juda menjadi sedikit lega karena ternyata cukup banyak yang datang tanpa bersama pasangan−langsung bertanya hal yang sama saat pertama melihat Juda. “Pacar lo sekarang siapa?” Semacam itulah p

    Last Updated : 2022-10-24
  • ZONA MANTAN   20. Bencana (2)

    “Gila, Man! Gue kira bisik-bisik tetangga yang bilang kalau Danis muncul d reuni cuma halu doang. Ternyata beneran. Welcome home, Bro!”Salah satu kawan menyambutnya dengan sangat ramah. Memberikan pelukan yang sama dengan yang diberikan Fkiri tadi. Kemudian, teman-temannya yang lain juga melakukan hal yang sama.Sambutan hangat itu benar-benar terasa melegakan dan membuat Danis menyesal karena melupakan mereka selama berthun-tahun terakhir.“Lo dikasih pelet apa sama si Martin sampai mau diseret ke sini?”Danis tertawa ringan. Datang ke reuni seolah memberinya ruang yang cukup untuk bernapas, meninggalkan sejenak masalah rumah tangganya yang berantakan. “Gue kebetulan lagi mabil cuti.”“Udah ketemu Juju?”Pertanyaan itu seharusnya tidak boleh dilontarkan.“Tadi udah lihat, lagi ngobrol sama temen-temennya,” jawab Danis jujur. Karena memang hanya itu yang terjadi. Ia hanya melihat Juda drai kejauhan dan memutuskan untuk tidak menyapanya. Lebih tepatnya karena ia tidak tahu harus bersi

    Last Updated : 2022-10-24
  • ZONA MANTAN   21. Kegilaan Juda

    Juda tak membiarkan Danis menerjemahkan kebingungan di wajah saat Juda kemudian membungkam Danis dengan ciuman di bibir. Di hadapan semua orang yang kini menyaksikan tingkah gilanya.Tidak hanya sampai di situ saja. Setelah mencium Danis—hanya ciuman singkat tanpa benar-benar ia resapi rasa yang mendobrak setiap denyut nadi dalam tubuhnya—Juda membuat Danis terkejut bukan main dan tidak bisa berkata-kata.“Nikah sama aku, Danis,” ujar Juda yang mulai hilang akal.Entah apa yang merasuki diri Juda hingga wanita itu begitu berani bertindak gila saat ada berpuluh-puluh pasang mata memandang. Menjadikan dirinya dan Danis bahan tontonan menarik yang bisa dengan mudah dicemooh dan ditertawakan.“Aku tahu, nggak ada orang yang ngajak mantannya balikan dan langsung ngajak nikah di waktu yang sama. Aku tahu, ini adalah lamaran tergila, yang mungkin akan dianggap murahan bagi banyak orang. Tapi aku nggak peduli.”Danis masih terpatung di tempat. “Ju, kita....”“Ayo, kita nikah, Danis.” Juda sek

    Last Updated : 2022-10-25
  • ZONA MANTAN   22. Cinta Lama Belum Kelar (1)

    “Juju!” Sentakan itu membuat Juda limbung. Ia hampir terjengkang karena kaki yang terbalut high heels. Refleks, ia menggapai lengan Danis dan menggunakannya sebagai tumpuan. Kemudian, setelah yakin bisa berdiri tegak, Juda melepaskan lengan Danis dan mundur satu langkah. Saat satu langkah dirasa belum cukup membuatnya berjarak dengan Danis, Juda mundur lagi satu langkah. Kemudian ia menyeka wajahnya yang basah oleh air mata. “Setelah kamu menciptakan kegilaan di depan teman seangkatan kita, sekarang kamu mau melarikan diri?” tukas Danis dengan mengejutkan. Tenggorokan Juda tercekat. Melihat keterkejutan sudah tidak lagi membayangi wajah Danis, Juda mendadak bisu. “Kenapa diam aja, Ju? Yang itu tadi apa? Apa yang sedang coba kamu mainkan?” cecar Danis dengan lebih keras. “Aku nggak sedang memainkan apa-apa.” “Oh, jadi kamu serius? Kamu mau menikahi laki-laki yang pernah kamu putuskan dengan kejam? Yang kamu tinggalkan begitu saja dan membiarkan hatinya berserakan. Yang harus samp

    Last Updated : 2022-10-25
  • ZONA MANTAN   23. Cinta Lama Belum Kelar (2)

    “Kamu punya pacar dan aku juga dekat dengan laki-laki lain. Itu udah cukup menjadi satu alasan kenapa kita nggak bisa begitu aja mewujudkan skenario gila tadi.” Selain plinplan, Juda juga pandai sekali berbohong hari ini. Dekat dengan laki-laki lain katanya? Bukankah ia baru saja kehilangan sosok yang ternyata seorang penipu hati? “Ini cara kamu supaya bisa kabur setelah bikin masalah?!” sergah Danis. Suaranya keras sekali. “Seperti kamu yang dulu mutusin aku dengan mudahnya, pura-pura bikin taruhan sialan cuma gara-gara kamu terlalu angkuh untuk tanya soal Laras? Kamu selalu mengelak dan selalu menggunakan topeng kejudesan kamu sebagai tameng biar nggak disakiti. Yang sekarang aku lihat, itu cuma alasan. Kamu emang dari dulu jahat, Ju. Sejak dulu kamu pecundang.” Juda seolah ditampar dengan tangan yang tak kasat mata. Ia tidak siap saat Danis menyebut-nyebut soal Laras dan bagaimana mereka berakhir putus. Rasanya ternyata lebih menyakitkan saat orang yang terlibat di dalamnya meny

    Last Updated : 2022-10-25

Latest chapter

  • ZONA MANTAN   108. Mantan Jadi Manten

    Jika bukan berkat obrolannya dengan Haikal pagi itu, Juda tidak yakin akan ada di sini sekarang. Bersama Danis, bergandengan tangan seperti dua remaja yang sedang kasmaran, menaiki tangga satu per satu untuk menuju flat Juda setelah dua hari terakhir —sejak Jumat malam hingga Minggu sore—mereka menghabiskan waktu di apartemen Danis yang terletak cukup jauh dari flat Juda. Ini tepat empat bulan setelah mereka resmi berpacaran. Juda masih juga bersikukuh bahwa mereka bukan balikan, tetapi menjalin hubungan baru yang lebih sehat. Sehat dalam artian selalu saling jujur dan mengkomunikasikan tentang segala hal yang mengganjal dalam hubungan mereka. "Ju, kita nggak balikan atau tetap jadi mantan seperti yang kamu bilang, tapi kita pada akhirnya bakal jadi manten, kan?" ucap Danis saat mereak sudah sampai di depan pintu flat Juda. Juda tertawa seraya mengeluarkan kunci pintu dari salah satu kantong tasnya. "Ketemu Mami sama Papi dulu, baru bilang gitu!" "Kita punya waktu cukup banyak untu

  • ZONA MANTAN   107. Balikan atau Tetap Jadi Mantan?

    Bicara soal bahagia, selalu ada kriteria-kriteria tersendiri bagi setiap orang. Seperti Juda yang sudah cukup bahagia melihat video keponakannya menendang-nendang air saat mandi hingga airnya menciprat ke mana-mana. Atau saat keponakannya tertawa-tawa melihat kekonyolan ayahnya. Juda... bisa semudah itu merasa bahagia. Saat bertelepon dengan Ema, membicarakan tentang apa saja yang terlewat saat mereka tidak lagi berada di kota yang sama, berbagi tentang hidup mereka, itu pun sudah membuat Juda bahagia juga. Dan saat Juda menghabiskan waktu bersama Kim dan Nic, yang mengkalim diri mereka sebagai bestie-nya Juda, selalu ada kebahagiaan yang terpupuk di dalam hatinya. Juda bersyukur sekali memiliki keluarga dan teman dekat yang dengan cara yang sederhana membuatnya bahagia. Lalu, bagaimana dengan Danis? Yang juga ingin menjadi salah satu orang yang menjadi bahagianya Juda? Tak Juda pungkiri bahwa saat bersama Danis—entah saat mereka berpacaran pertama kalinya saat SMA, atau saat merek

  • ZONA MANTAN   106. Bahagiamu, Bahagiaku

    Meski sudah begitu yakin akan sanggup menerima penolakan demi penolakan Juda, nyatanya ada masa-masa di mana Danis ingin menyerah saja. Sulit sekali menembus tembok pertahanan yang Juda bangun. Enam bulan sudah kembali terlewati dan Danis belum menghasilkan apa-apa. Itu artinya sudah sembilan bulan lamanya Juda bekerja di kantor yang sama dengan Danis. Sudah nyaris setahun sejak Danis bisa berada dekat sekali dengan Juda. Tetapi masih juga tak tergapai sosoknya. "I'm so done. Gue mau nyerah aja." Nyaris setiap bulan Danis akan mengeluh demikian kepada Martin yang hanya tertawa-tawa melihat penderitaan Danis. Sebenarnya, ada juga masa-masa di mana Juda terlihat mulai membuka diri. Terhitung sudah tiga kali Juda mau diajak makan siang. Itu pun tampaknya Juda merasa kasihan kepada Danis yang belum juga menyerah mendekati Juda. Danis seperti termakan omongannya sendiri ketika berkata tak ingin dikasihani. Nyatanya, saat Juda menunjukkan respons positif bahkan sekadar mengasihani, Danis

  • ZONA MANTAN   105. Izin

    Juda bukannya tidak sadar Danis mulai mendekatinya lagi sejak beberapa minggu yang lalu. Memang tidak secara blak-blakan seperti saat awal-awal Juda pindah. Dimulai sejak Danis mulai membelikannya kopi, memberikan ucapan-ucapan penyemangat untuk menjalani hari, mengajak Juda mengobrol ringan di dalam lift, dan masih banyak lagi. Danis bersikap lebih sopan, seperti seorang gentleman.Dan hari ini, Danis mulai menaikkan level. Sebelum Juda keluar dari lift saat tiba di lantai 21, Danis berkata, "Ju, nanti makan siang bareng aku, mau?"Jawaban Juda tidak. Karena ia sudah ada agenda bersama Jason untuk bertemu klien sekalian makan siang. Seandainya tidak ada agenda apa-apa pun Juda tetap akan menolak. Menerima pemberian kopi dari Danis dan mengobrol dengan laki-laki itu di dalam lift adalah hal yang tidak bisa Juda hindari karena Danis selalu melakukannya di depan banyak orang. Menolak pemberian Danis hanya akan membuat Juda dipandang buruk orang-orang. Itu tidak bagus untuk image Juda di

  • ZONA MANTAN   104. Berjuang Dulu

    Danis tidak lagi mengganggu Juda setelah penolakan telak yang dilontarkan Juda siang itu. Dan itu sudah lewat tiga bulan yang lalu.Awalnya, Danis pikir Juda hanya bertindak berdasarkan emosi yang saat itu sedang menguasai, sehingga Danis membiarkan dirinya mundur. Mengalah. Memberikan Juda waktu lebih banyak.Sayangnya, Juda tidak membutuhkan waktu. Juda tidak sedang menunggu Danis datang lagi, untuk memohon dan mengemis kesempatan terakhir. Sebab, Juda benar-benar serius tentang ucapannya. Tidak lagi tersisa kesempatan. Karena Danis yang sudah membuang kesempatan itu dan menukarnya dengan kesia-siaan."Lo kapan kawinnya, sih? Biar gue bisa balik ke Jakarta," tanya Danis saat Martin menelepon suatu malam."PMS lo? Sewot amat," sindir Martin saat mendengar suara sinis Danis. "Kalau kawin kan gue udah sering, nikah ya aja yang belom," sambungnya."Gue serius, Tin. Gue kayaknya mau balik ke Jakarta dalam waktu dekat," desah Danis."Ngapain? Jangan bilang lo serius mempertimbangkan buat

  • ZONA MANTAN   103. Penjelasan

    Juda beruntung karena di kantornya mewajibkan para pegawai bicara menggunakan Bahasa Inggris jika sedang membahas pekerjaan sehingga Juda bisa dengan cepat beradaptasi dengan rekan-rekan kerja sekantornya. Sudah satu minggu Juda menempati posisi barunya sebagai manager pemasaran. Tantangan yang cukup sulit, terutama karena ini pertama kalinya ia menduduki jabatan yang cukup tinggi dan langsung berhadapan dengan orang-orang asing dari berbagai negara. Sejauh ini, Juda belum begitu banyak menemui kesulitan yang membuatnya stres, kecuali keberadaan Danis yang setiap jam makan siang selalu tiba-tiba muncul di ruangan Juda. “Can you stop doing this?” “I’m just trying to be nice.” “To be nice?” Juda mendecih. “Dengan membuat orang-orang di kantor mulai curiga soal kita karena kamu terlalu sering datang ke ruanganku, itu yang kamu sebut mencoba bersikap baik?” “Then, let them be. Kita cuma bernapas aja orang-orang bisa curiga sama kita kok,” tukas Danis dengan enteng sekali. Juda menut

  • ZONA MANTAN   102. Hari Pertama Bekerja

    Tiga hari yang Juda punya untuk mempersiapkan diri sebelum memulai hari pertamanya di kantor baru–kantor yang sama dengan kantor Danis–sudah habis. Juda menghabiskan tiga hari pertamanya di Rotterdam itu untuk menata kamar flatnya seperti dulu ia menata kamar kosnya agar terasa familier dan nyaman.Juda juga sudah berkenalan dengan tetangga-tetangga flatnya yang sebagian besar juga perantau dari luar Belanda. Yang cukup ramah kepada Juda ada dua orang. Kim, gadis manis dari Korea yang telah tinggal di flat itu nyaris dua tahun, sedang menempuh pendidikan S2, sekaligus bekerja paruh waktu sebagai pengasuh anak. Lalu satu orang lagi bernama Nic, laki-laki tinggi bongsor dari Inggris yang ternyata satu kantor dengan Juda, tetapi masih pegawai magang dan berbeda divisi dari Juda.Mengetahui kalau Juda adalah pegawai baru, Nic dengan baik hati mengajaknya berangkat bersama menaiki tram. Hari sebelumnya, Nic juga sudah mengajaknya berkeliling kota untuk beradaptasi. Juda benar-benar bersyuk

  • ZONA MANTAN   101. Sakit Sekali Lagi

    Perjalanan menggunakan kereta intercity dari Stasiun Schipol ke Rotterdam Centraal yang merupakan stasiun utama di kota Rotterdam memakan waktu 47 menit. Juda memaksakan diri untuk tidur agar tidak harus membangun percakapan dengan Danis yang sejak tadi nampak sekali berusaha keras untuk mengajak Juda bicara. Dari Rotterdam Centraal, untuk menuju flat yang akan ditinggali Juda selama di sana, harus menggunakan taksi. Danis yang sudah belasan tahun tinggal di Belanda itu tampak begitu membaur dengan sekitar. Hanya Juda yang merasa sangat asing di tempatnya berdiri kini. Tadinya, Juda sudah berniat memisahkan diri dari Danis begitu turun dari kereta, tetapi Danis tidak membiarkan Juda pergi. Danis beralasan bahwa ia harus mengantarkan Juda sampai ke flat atas perintah atasannya di kantor. Selain untuk menjelaskan beberapa hal basic tentang transportasi yang harus dinaiki juga untuk ke kantor dan juga untuk bepergian ke tempat-tempat umum, Danis berkata bahwa ia takut Juda tersesat. J

  • ZONA MANTAN   100. Fate or Bad Luck?

    Meninggalkan Jakarta untuk pergi ke Belanda bukanlah pilihan yang mudah bagi Juda. Saat pertama kali mendapatkan tawaran dari bosnya di kantor, untuk dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi, tetapi ditempatkan di luar Jakarta, Juda sempat mengira ia akan dimutasi ke Bali. Namun, ternyata Juda akan ditempatkan di perusahaan utama yang bertempat di Rotterdam, Belanda. Juda sempat bertengkar dengan Haikal karena kakak laki-lakinya itu menuduh Juda sengaja pindah ke Belanda untuk mengejar Danis yang selama tiga tahun terakhir menjadi topik yang paling dihindari keluarganya. Jika dibilang sengaja ingin mengejar Danis, tentu itu tidak benar. Awalnya, Juda bahkan tidak langsung ingat bahwa Danis bekerja dan tinggal di Belanda, entah di kota mana, Juda tidak tahu. Juda mempertimbangkan tawaran itu karena memang sudah lama menunggu momen ia dipromosikan. Baru setelah Haikal menyinggungnya, Juda menjadi bimbang. Apakah pilihannya untuk pergi adalah pilihan yang tepat? Juda bisa saja membatal

DMCA.com Protection Status