Home / Romansa / YOU / Like Diamond

Share

Like Diamond

last update Last Updated: 2021-04-03 09:55:19

Happy reading....

Seorang gadis memakai seragam putih abu-abu, menangis tersedu-sedu di pinggir jalan yang tak jauh dari sebuah kafe, kaki kecilnya berlari menyamai langkah pria di depannya yang memakai seragam seperti dirinya.

"Sayang, dengarkan aku, ku mohon." pinta si gadis di sela-sela tangisnya, berusaha menggapai tangan pria itu.

"Lepaskan, kita sudah selesai." balas si pria menepis tangannya kasar, tanpa menoleh sama sekali padanya.

"Tapi aku hamil, dan ini anak kita!" seru si gadis dengan kencang, tanpa memperdulikan tatapan jijik dari semua mata yang melihat ke arahnya.

"Gugurkan saja, aku belum siap jadi ayah." si pria berujar enteng, sesaat setelah menghentikan langkahnya.

"Tapi bayi ini tidak berdosa, dia buah cinta kita sayang." si gadis memelas, menolak keputusan pria itu.

"Bayi itu hanya kesalahan, aku tidak ingin masa depanku hancur." terang si pria santai, tanpa memikirkan perasaan si gadis sama sekali.

"Apa katamu? Masa depan hancur? Lalu bagaimana denganku?" tanya si gadis menatap tak percaya pria yang dicintainya, air mata semakin deras mengalir di pipinya.

"Gugurkan saja bayi itu, aku tidak menginginkannya." celutuk si pria tanpa dosa.

PLAKK......

Suara tampan keras menyapa pendengaran seisi kafe, wajah si menoleh kesamping.

"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!" teriak si pria, merasa harga dirinya hilang di hadapan semua orang.

"KAU SUDAH MENGHANCURKAN HIDUPKU." teriak si gadis tak kalah nyaring, rasa malu lenyap seketika.

"BRENGSEK, MATI SAJA KAU. DASAR JALANG" amarah, malu semuanya memenuhi benak si pria, tanpa rasa kasihan dia mendorong tubuh gadis itu hingga terjerembab di aspal hitam.

"Ck, drama kehidupan yang sesungguhnya." gumam seorang wanita, menatap remeh sepasang kekasih itu.

Dia adalah Kesya, sedari tadi gadis itu sudah berada di kafe langganannya, niat awal ingin mengembalikan moodnya, pertikaian sepasang kekasih itu membuat moodnya semakin berantakan. Dengan heels hitam berukuran 15cm, dia melangkah menapaki marmer hitam yang menjadi dasar lantai kafe, beranjak dari tempat duduknya.

"Oi." panggil seorang gadis yang tak lain adalah Kesya pada si gadis yang masih menangisi kepergian kekasihnya. Rasa kemanusiaan membuat dirinya iba mendekati gadis rapuh itu.

Si gadis menghentikan tangisnya, dengan perlahan dia membawa matanya menelusuri pemilik suara dari ujung kaki sampai ujung kepala, kebingungan terlihat jelas di wajahnya yang masih basah air mata.

"Berdiri." perintah Kesya, mengulurkan tangannya.

Si gadis menyambut uluran tangan itu ragu.

"Terimakasih." balas si gadis saat berhasil berdiri di hadapannya.

"Bayar." pinta Kesya.

Kerutan kembali di wajah si gadis. "Apa maksudmu."

"Tidak ada yang gratis di dunia ini, itu maksudku."

"Aku tidak punya uang."

"Aku tidak butuh uang mu."

"Lalu apa yang kau inginkan." tanya si gadis menahan kekesalannya.

Hening.

"Besarkan bayi itu, dia bukan hasil dari kesalahan tetapi hasil dari cinta, itu yang ku inginkan." ujar Kesya tiba-tiba setelah berhasil dari diamnya.

Gadis itu terperangah, bola matanya kembali berkaca-kaca, dia menutup mulutnya dengan telapak tangan, rasa haru menyelimuti dirinya.

"Apa aku tidak menjijikkan bagimu." tanya si gadis, menatap heran lawan bicaranya.

Kesya tersenyum miring.

"Bahkan pelacur sekalipun, tidak layak dipandang seperti kotoran."

"Kenapa? Kami ini sudah tidak punya harga diri, sampah bahkan jauh lebih baik dari kami." lirih si gadis, merasa dirinya tak jauh beda dari seorang pelacur.

"Kau tidak sampah tapi berlian, jangan rendahkan dirimu." balas Kesya menatap lawan bicaranya.

Tawa menyayat hati terdengar dari si gadis.

"Kau bercanda nona, bagaimana mungkin seorang sampah sepertiku bisa jadi berlian." lirih si gadis

"Lihat ke sana." perintah Kesya mengarahkan telunjuknya tepat pada dua tong sampah yang tak jauh dari mereka.

Si gadis mengikuti arah telunjuk gadis itu, mendapati tong sampah yang bertuliskan organik dan non organik, pertanyaan mengisi benaknya.

Apa dia wanita gila? batin si gadis.

"Kau bisa memilih di antara dua tong sampah itu. Jika kau memilih tong pertama berisi sampah organik, maka kau akan menjadi nyawa bagi makhluk lain, jika kau memilih tong kedua berisi sampah non organik maka kau akan menjadi sesuatu yang berharga." jelas Kesya, menjawab kebingungan si gadis.

"Apa sebenarnya maksudmu?" tanya si gadis, menyuarakan kebingungan yang masih bersarang di hatinya

"Maksud ku adalah sampah juga bernilai, walau kotor, busuk, dan menjijikkan tapi dibutuhkan oleh makhluk lain. Sama halnya dengan mu, kau juga bisa memberikan kehidupan bagi orang lain." Kesya menambahkan.

deg!

Benar, aku juga ingin memberikan kehidupan untuk bayi ku. si gadis membatin.

"Tapi... kekasih ku tidak menginginkan bayi ini." ujar si gadis lirih, sembari mengelus perutnya yang masih rata.

Kesya menyembunyikan rasa iba di wajah datarnya.

"Ada banyak anak di dunia ini yang hidup tanpa ayah, tetapi tidak banyak anak di dunia ini yang hidup tanpa ibu." ucap Kesya lantang, mengusir rasa gelisah di wajah gadis itu.

"Kenapa kau menolong ku?" tanya si gadis.

"Karena aku manusia." balas Kesya cepat.

"Aku juga manusia, mereka juga manusia, kita semua adalah manusia." ujar si gadis bertubi- tubi merasa tidak puas dengan jawaban lawan bicaranya.

Jawaban apa itu. batin si gadis

"Benar, kita semua memang manusia, dan aku hanya ingin menjadi manusia yang berbeda dari manusia lain. Aku tidak ingin orang lain merasakan sakitnya tangan tak bersambut seperti yang pernah ku rasakan." jelas Kesya, tersenyum tulus.

Cukup aku yang merasakan sakitnya. Kesya membatin

"Kau luar biasa."

Kesya menatap datar.

"Ibuku yang luar biasa."

Mendengar kata ibu wajah si gadis kembali meredup.

"Ada apa?" tanya Kesya, mengamati perubahan wajah kawan bicaranya

"Apa aku layak melahirkan bayi suci dari tubuh ku yang kotor ini? Apa aku layak disebut ibu nantinya?" ujar si gadis lirih, sungai kecil kembali berjatuhan di pipinya.

Kesya melepas nafas pelan.

"Sebelum kau berbuat kenapa kau tidak berpikir sejauh ini?" kesal Kesya, geram dengan pertanyaan gadis itu. Dia sudah capek membuat perumpamaan, bukannya mengerti malah kembali ke topik semula.

Dasar gadis bodoh. batin Kesya

"Aku mencintainya." balas si gadis singkat.

"Cinta tidak sebodoh itu, jangan menghina cinta." tukas Kesya.

"Aku tidak tahu jika akhirnya akan begini." ucap si gadis, merutuki kebodohannya.

Kesya menggeleng kepala kecil, rasa iba yang tadi hilang seketika, kejengkelan mulai memenuhi benaknya.

"Oi, kau ingin balas dendam?" ujar Kesya tiba-tiba yang membuat gadis itu mendongak ke arahnya.

"Bagaimana caranya?" tanya si gadis antusias.

"Pergi jauh, tinggalkan pria itu." ujar Kesya dingin.

Si gadis menatap ragu, mendengar pendapat dari wanita cantik di hadapannya.

"Apa itu akan berhasil?" cicit si gadis.

"Percaya padaku, seseorang akan menyadari arti kehadiran saat dia sudah kehilangan. Pergi dan hiduplah bahagia, biarkan rasa penyesalan menghukum dirinya. Tidak ada hukuman yang lebih menyakitkan selain itu." ujar Kesya tersenyum miring.

Hening.

"Kau benar, kau benar sekali." balas si gadis setelah terdiam beberapa saat lalu, binar bahagia mulai menyelimuti wajah pucatnya.

Aku akan hidup bahagia tanpa mu sialan, aku dan anakku. batin si gadis.

Kesya mengangkat sudut bibirnya mendapat balasan setuju dari gadis di hadapannya.

Dia membuka tas Chanelnya mengambil beberapa lembar uang dari dalam.

"Ini untukmu, pergi dan gapai kebahagiaanmu." Kesya mengambil sebelah tangan gadis itu, dan meletakkan uang di atas telapak tangannya.

Tanpa menunggu lama lagi, dia mulai beranjak dari tempatnya.

Si gadis terkesiap melihat begitu banyak lembaran uang di tangannya, dia mengerjapkan matanya berulang kali, hatinya menghitung jumlah lipatan uang itu. Tiba-tiba kegiatannya terganggu, dia mengalihkan tatapannya dari telapak tangan ketika sebuah suara yang sedari tadi menemaninya kembali terdengar.

"Ah, satu lagi...

semoga kita tidak bertemu kembali." celetuk Kesya tanpa menoleh gadis itu.

Dia kembali melanjutkan langkahnya sebelum mendengar suara teriakan dari balik punggungnya.

"Nona!" panggil si gadis, wajah nya sudah berseri bahagia.

Kesya membalikkan badan cepat, mengangkat sebelah alis, tangannya bersedekap sombong di depan dada.

"Ada apa?"

"Siapa nama nona?" tanya si gadis, dia belum berkenalan dengan wanita yang sudah menolongnya.

"Kesya, namaku.......

Kesya Christin Jeremi." ujar Kesya datar, melanjutkan langkahnya, meninggalkan gadis itu tanpa menunggu balasan darinya.

Aku sudah gila, kenapa aku memberitahu nama tengah ku, dasar bodoh kau Kesya. rutuk batin Kesya menyadari kebodohannya.

"Semoga kita bertemu lagi nona Kesya." gumam si gadis, menatap punggung kecil yang sudah menjauh.

Tanpa mereka sadari, seorang pria berdiri di balik tembok yang tak jauh dari mereka, dia sudah berdiri sejak pertikaian sepasang kekasih itu, telinganya mendengar semua pembicaraan mereka, bahkan otaknya merekam seluruh isi pembicaraan mereka.

"Kau memang berbeda Keysa, dan aku semakin tertarik dengan mu. Aku akan mendapatkan mu dengan cara apapun." gumam pria itu tajam yang tak lain adalah Sean.

Related chapters

  • YOU   Nightmare

    Happy ReadingSean memijat keningnya pelan, berkas yang menggunung di hadapannya membuat kepalanya teramat pusing. Dengan kesal, dia membolak-balikkan kertas di hadapannya, lalu menorehkan tanda tangan. Tiba-tiba...BRAKKKKSuara pintu terbuka keras mengalihkan perhatiannya, menampakkan wajah Dastan sahabatnya."Pintu kantor ku jauh lebih mahal dibandingkan dirimu sialan." geram Sean menatap ke arah pria yang menjadi sumber kekesalannya.Dastan memasang wajah tanpa dosa, dengan santai dia mendudukkan dirinya di sofa empuk."Kau sibuk?" tanyanya basa basi. Dastan sebenarnya hanya menggoda pria workholic itu, tanpa bertanya dia sudah bisa menyimpulkan sendiri bahwa sahabatnya sedang bertarung dengan segunung berkas."Terimakasih untuk basa-basinya." ujar Sean datar tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya."Kau memburu mangsaku." celutuk Dastan langsung.Kalimat itu sukses mendapat perhatian da

    Last Updated : 2021-04-03
  • YOU   Sweet Moment

    holla readersI am right back....happy readingSean menatap lekat wajah dihadapannya, tangan panjangnya tak letih mengusap lembut punggung wanita itu, perasaannya tergelitik melihat wajah sembabnya."Sean, jangan pergi." lirih Kesya dengan suara serak, rasa takut tak kunjung pergi darinya."Aku disini, jangan takut." Sean berujar sangat lembut, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, hatinya berubah tak karuan.Kesya tak menimpali ucapannya, dia menggeser tubuhnya, menempelkannya di dada bidang pria itu, tangan kecilnya melingkar sempurna di pinggang lebarnya, seakan takut pria itu pergi darinya.Jantung Sean berdegup kencang mendapat perlakuan tiba-tiba dari wanita itu, badannya membeku, dia menundukkan wajahnya menatap rumput hitam panjang yang kini sudah berada di pelukannya, tangannya berubah kaku.Aku tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya, banyak wanita yang pernah mengisi h

    Last Updated : 2021-04-03
  • YOU   Everything About Love

    Hello readers...Happy reading....Sean tak kuasa menahan senyum sepanjang jalan menuju mansion keluarga besar Kingston, hatinya seperti bunga bermekaran di musim semi tatkala mendapat persetujuan dari gadis yang sudah mengisi harinya belakangan ini.Flashback on"Mau berkencan dengan ku?" Sean bertanya menatap dalam manik coklat Kesya."Huh?" Kesya menjawab dengan nada tidak percaya.Melihat guratan di wajah kebingungan Kesya, Sean menambahkan perkataan."Aku tidak pernah jatuh cinta Kesya, aku tidak tahu apa itu cinta. Bagiku, hubungan itu hanya sebatas ranjang, saat aku sudah turun dari atas ranjang maka selesai sudah, tak ada lagi hubungan apapun. Jantungku tidak pernah berdebar sama seperti yang ku rasakan saat di dekatmu, melihatmu menangis ada luka yang tak bisa ku jelaskan di lubuk hatiku, saat kau mengangkat dagu menantangku aku semakin menggila untuk memiliki mu. Aku tahu kau sangat me

    Last Updated : 2021-04-03
  • YOU   Unexpected

    Oh tolong dilewatkan yah, sepertinya ada sedikit icip-icip di part ini. Mohon bantuannya untuk tidak membully. WKKWKKWKKWKWKKWhappy readingKesya memekik kaget di luar pintu saat mendapati Sean berada di dalam ruangan VIP, sungguh kehadiran yang tak pernah dibayangkan olehnya. Matanya bergerak liar menjelajahi seluruh isi ruangan, tak ada seorang pun disana, tak ada boss yang mencarinya, hanya ada sosok pria tampan disana duduk seorang diri.Begitu Kesya melangkah kedalam, wajah Sean langsung mendongak mengukir senyum bahagia.Dengan tenang, Sean mengulurkan tangannya memberi isyarat pada Kesya untuk mendekat padanya."Kemarilah, Baron tidak disini jika dia yang kau cari." ujar Sean bernada memerintah dan menjawab kebingungan di wajah Kesya."Apa yang kau lakukan disini?" Kesya langsung memburu Sean dengan pertanyaan mengabaikan perintahnya."Apa lagi kalau bukan menjemput kekasihku" Sean

    Last Updated : 2021-04-03
  • YOU   Jealouse

    Thanks for reading ❤️let's meet Sean and Kesya againNgakak aku tuh pas baca novel aku yang ini, idih geli sendiri gua, malah tulisannya juga jelek. Pengen ngebully tapi sayang yang nulis saya sendiri. wkwkwkkwkwPewaris tunggal Kingston Corp kepergok berkencan dengan seorang gadis yang belum diketahui asal usulnya, hal ini tentu menjadi buah bibir terhangat di beberapa negara mengetahui bahwa seorang Sean Theodore Kingston akhirnya lepas dari penyandang gelar playboy selama bertahun-tahun.kabar itu juga menjadi bukti bahwa hubungan Sean dengan Helena telah berakhir."Wah, duniamu semakin mengerikan." Adrian meledek Kesya yang menatap kesal layar televisi di hadapannya. Saat ini mereka tengah berada di restoran Jepang, sesuai perjanjian, Kesya harus rela menjadi ATM berjalan untuk Adrian selama sebulan."Setidaknya ak

    Last Updated : 2021-04-03
  • YOU   It's Hurt

    Happy ReadingTeman-teman jika berkenan bolehkah kiranya saya minta tap love kalian, supaya novel ini dikontrak. Hihihihih... gak maksa tapi. Terimakasih"Se-sean?" Kesya membelalak tak percaya bahwa pria yang duduk di kursi kayu adalah Sean."Kenapa wajah mu memucat, hm?" dengan tatapan membunuh Sean melangkah mendekati Kesya."Apa yang kau lakukan disini?" Kesya tergagap, matanya bergerak liar menghindari tatapan Sean."Kenapa? Apa aku tidak boleh mengunjungi kekasihku?" Sean tersenyum miring bermaksud menyindir Kesya."Bu-bukan begitu, aku......."Aku melihat mu berciuman dengan pria asing." potong Sean cepat tanpa mendengar kelanjutan kalimat Kesya."Kau salah paham, namanya Adrian dan dia adalah sahabat ku, dia seorang DJ di club' tempat ku bekerja dulu." jelas Kesya yang mulai mengerti arah pembicaraan mereka. Dia merasa tertekan dengan tatapan Sean

    Last Updated : 2021-04-03
  • YOU   If This Is Love

    Sean membuka matanya ketika merasakan sinar matahari mengganggu tidurnya. Tangannya terangkat ke atas memegangi kepalanya yang terasa berat seperti tertimpa bongkahan batu besar, hang overnya mulai mereda. Dengan perlahan, dia menegakkan tubuhnya duduk di atas ranjang.Kepingan-kepingan memori tadi malam membuat Sean langsung membelalak. Matanya bergerak cepat menoleh ke sisi ranjang yang kosong. Dia segera melompat saat menyadari wanita yang menemani tidurnya tadi malam tidak berada di sampingnya.Rasa panik dan takut langsung mengisi benaknya."Kesya!" teriak Sean dengan suara membahana. Dia berlari dari dalam kamar menuruni tangga dengan tergesa-gesa."Kesya! Dimana kamu...."Sean tak lagi melanjutkan kalimatnya saat menyadari sosok wanita yang dicari sudah menampakkan diri."Sean, kau sudah bangun?" tanya Kesya yang baru saja datang dari arah pintu.Sean melangkah lebar menghampiri Kesya yang berdiri dengan wajah b

    Last Updated : 2021-04-03
  • YOU   The Other Side

    Happy reading....Rahang Kesya hampir terlepas ketika mobil Sean berhenti di depan sebuah butik megah dan pastinya paling mahal se-kota itu. Kedua tangannya menepuk-nepuk pelan pipinya memastikan semua itu bukanlah mimpi."Se-sean, apa yang kita lakukan disini?" Kesya bertanya terbata-bata, rasa tidak percaya membuat lidahnya kelu.Sean terkekeh pelan melihat mulut Kesya yang menganga lebar."Tutup mulutmu, aku tidak ingin binatang buas menelusup ke dalam." ujar Sean dengan nada menggoda yang langsung mendapat tatapan tajam dari Keysa."Cih, dasar mesum." cibir Kesya mengerti maksud perkataan Sean."Ayo masuk." Sean menarik tangan Kesya cepat tanpa memperdulikan umpatan-umpatan gadis itu.Hal yang pertama sekali di lihat Kesya di dalam butik itu adalah sebuah ruangan yang didominasi warna putih, dihias berbagai jenis pakaian branded dunia yang berjejer rapi. Jangan lupakan juga, ruang tamu yang begitu luas dan kl

    Last Updated : 2021-04-27

Latest chapter

  • YOU   The Wedding

    Hari ini benar-benar datang. Detik waktu yang terus bergulir tanpa terasa menghantarkan setiap saat dengan kisah yang berbeda-beda. Siapa sangka,momentyang ditunggu-tunggunya kini telah tiba. Mimpi yang sekian lama dibangun akhirnya akan tergapai dalam hitungan menit. Cerita lama mulai usang dikubur bersama kesakitan, merasa malu untuk menampakkan diri pada cerita baru yang penuh harapan. Seorang perempuan yang sangat cantik tampak mengenakan gaun berwarna putih panjang. Potongan gaun pernikahan itu sedikit merendah di bagian dad@ membentuk hurufVmenampakkan leher jenjang nan bahu seksi itu. Tubuh indahnya terbungkus mewah dan membuat matanya tampak enggan berpaling. Kesya menatap pantulan dirinya di dalam cermin besar itu. Dia sangatlah cantik bak seorang Dewi. Mata coklatnya terlihat berkaca-kaca diselimuti keharuan yang luar biasa. Lengannya yang dibungkus kain putih berjaring terlihat bergetar ketika di sentuhkan ke w

  • YOU   Go To Hell

    "Apa maksudmu!"Wajah Charles mengeras mendapat perlakuan sedemikian buruk. Langkahnya untuk segera bertemu dengan Emily tertahan begitu saja karena para pengawal langsung bergerak sigap, memagari dirinya supaya tidak bisa masuk. Charles menggertakkan giginya, kemarahannya yang tampak kelas menguar dari matanya membuat suasana disini terasa mencekam. Begitupun halnya dengan para pengawal itu, tetapi mereka lebih menaruh rasa takut pada kemarahan Sean nantinya. Lelaki itu akan murka jika perintahnya dibantah, bisa saja leher mereka akan menjadi sasaran amukannya. Karena itulah untuk menghindari semuanya, mereka lebih baik memilih perintah Sean."Ku katakan sekali lagi menyingkir dari jalanku" desis Charles mengancam."Maaf tuan. Anda tidak bisa masuk."Rupanya amarahnya itu tak lagi bisa ditahan. Di detik yang sama Charles menelusupkan tangannya di balik jas, meraih senjatanya sebelum kemudian menodongkannya tepat di dahi pengawal itu.

  • YOU   Breakfast

    "Apa yang sedang kau lakukan?"Dahi Kesya berkerut ketika melihat keberadaan Sean di dapur. Lelaki itu bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana pendek selutut. Kesya melangkah maju ke arah Sean sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Sean yang rupanya memergoki kebingungan istrinya tersenyum tipis. Perempuan itu pastilah bertanya-tanya mengapa keadaan rumah ini sepi. Namun Sean tidak ingin menyudahi kebingungan Kesya untuk waktu yang cepat, dia masih ingin menikmati wajah cantik itu dalam selang waktu yang lama."Kemana semua para pelayan? Sejak kita pindah di rumah ini, aku tidak menemukan siapapun selain kita berdua dan beberapa pengawal yang berjaga di luar." sambil menolehkan kepala ke arah Sean, Kesya berkata. Mengambil jarak sedekat mungkin, berdiri tepat di bawah dagu Sean.Ekspresi Sean lembut sementara jemarinya bergerak, menyelipkan anak-anak rambut yang menempel di dahi Kesya. Perempuan itu sungguh cantik, meski tanp

  • YOU   Dangerous

    "Selamat pagi."Bisikan lembut yang menyapu indera pendengaran berhasil menembus kesadaran Kesya. Perlahan kelopak matanya mengerjap sebelum kemudian mata coklat terang itu terbuka lebar. Hal yang pertama sekali menyapa penglihatannya adalah wajah Sean yang sangat dekat dengan wajahnya, pipi Kesya merah padam, dia hendak menundukkan kepala tetapi jemari Sean langsung dengan bergerak sigap meraih dagunya memaksa menoleh ke arahnya."Apa yang sedang kau pikirkan? pipimu merona, dan itu membuatku bertanya-tanya." ujar Sean sambil menggeser hidungnya di hidung Kesya."Aku... tidak baik-baik saja." suara Kesya serak, senyumnya terurai karena malu-malu.Sean terkekeh kecil, kemudian menarik pinggang Kesya semakin merapat padanya. Tangannya bergerak sensual mengusap permukaan kulit Kesya, sementara matanya terpaku kedalam mata coklat itu. Sean menipiskan bibirnya ketika melihat pipi Kesya yang bertambah merah padam. Perempuan itu tengah men

  • YOU   Beautiful Night

    Proses percintaan itu berlangsung begitu lama. Setelah ledakan yang luar biasa yang menguras kekuatan fisik dan mental, Kesya terbaring di sana dengan mata nyalang. Dadanya bergerak naik turun berjuang keras untuk memompa udara ke paru-parunya. Tubuh Sean masih terbaring di atasnya, dini hari menjelang lelaki itu seolah enggan melepaskan diri dari tubuhnya.Napas Sean sama terengahnya dengan napas Kesya. Dadanya pun bergerak naik turun sementara kepalanya tenggelam di sisi wajah Kesya, sesekali menggesekkan bibirnya mengirim sinyal senyar untuk kembali menggoda Kesya. Perempuan ini berhasil membuatnya kehilangan kontrol dan itu membuatnya senang. Sean mengeecupi garis leher Kesya, bibirnya mengulas senyum tipis ketika mengingat percintaan mereka tadi. Bagaimana tidak, dia harus membimbing Kesya yang tidak berpengalaman ke dalam hal-hal lain yang tentunya membawa mereka dalam kepuasan bersama."Kau baik-baik saja?"Suara Sean yang terdengar parau tiba

  • YOU   My Lovely Wife

    "Istriku."Bisikkan itu lembut mengalun bagaikan musik syahdu yang menyejukkan hati. Di bawah kegelapan temaram Kesya merasakan lekukan lehernya dikecupii. Deru napas terasa panas menggelitik, dadanya yang malang sesak menahan debaran yang memukul. Suara lenguhan lolos tak tertahan ketika merasakan sentuhan itu bertambah intim. Tubuhnya yang tak berdaya, hanya bisa pasrah ketika diraup dan dibawa ke atas ranjang.Sean mengawasi wajah Kesya yang merona karena malu. Ketika kepala Kesya menyentuh permukaan ranjang, lelaki itu langsung menyusul di atasnya, menghadiahkan ciuman terbuka dan lidah menggoda yang tidak mungkin bisa ditolak Kesya. Tanpa ampun Sean meelumat, menccicipi, dan mennyesap kelembutan bibir Kesya yang terasa manis dan meledakkan hasratnya dengan cepat."Bolehkah aku memilikimu seutuhnya malam ini?"Suara Sean yang terdengar parau tiba-tiba terdengar dekat di sisi telinganya, membuat Kesya sedikit terkesiap. Ditatapnya kedal

  • YOU   Began

    "Sudahkah ku katakan bahwa hari ini kau cantik sekali?"Sean menangkup sisi kiri dan kanan Kesya lalu menciumnya mesra.Mereka telah selesai mengucapkan sumpah pernikahan dan kali ini adalah saat untuk menyambut para tamu.Hotel itu disulap begitu indah dan mewah layaknya istana. Seluruh sudut ruangan berhias ornamen-ornamen klasik dan bunga-bunga harum mewangi yang sangat indah di pandang mata.Kesya tersipu malu bercampur haru, tak hanya hotel itu yang berhias bunga namun juga hatinya. Para tamu yang mendapat kehormatan untuk menyaksikan secara langsung pernikahan mereka juga tidak sungkan untuk menunjukkan raut kebahagiaan.Kedua kelopak mata Kesya terpejam rapat ketika melihat wajah Sean yang perlahan-lahan mendekati wajahnya. Dia sudah bersiap menerima sentuhan lembut di bibirnya.Dan benar saja, saat sesuatu yang kenyal dan lembut menempel di bibirnya, Kesya langsung tersenyum lebar. Dia mengalungkan kedua tanga

  • YOU   Mine

    Kesya menggenggam erat-erat kalung yang sudah melingkar di lehernya. Selepas kepergian Diandra, dadanya seketika membuncah bahagia. Meskipun melalui Diandra, namun secara tidak langsung restu Emily bersamanya. Dia mematut wajahnya kembali di hadapan cermin. Beruntung riasan Bobby tidak memudar seperti dugaannya. Kesya menghembuskan nafas pendek, sebentar lagi statusnya akan berubah. Ketika mendengar suara pintu terbuka, dengan cepat Kesya mengangkat kepalanya."Kau cantik sekali wanita penari." ujar Adrian melangkah maju ke arah Kesya.Senyum Kesya melebar. "Terimakasih Adrian." bisiknya sepenuh hati.Adrian tersenyum tipis bercampur kepedihan. Rasanya sakit sekali harus merelakan wanita yang kita cintai bersanding dengan lelaki lain. Tetapi demi kebahagiaannya, terkadang kita harus merelakan sesuatu yang memang tidak ditakdirkan untuk kita.Berbahagialah Kesya, semoga cintaku segera menghilang. Aku tidak ingin selamanya tersiksa dengan ci

  • YOU   Wedding Day

    Detik waktu yang terus bergulir tanpa terasa menghantarkan setiap saat dengan kisah yang berbeda-beda. Siapa sangka, hati yang ditunggu-tunggu kini telah tiba. Mimpi yang sekian lama dibangun akhirnya akan tergapai dalam hitungan menit. Cerita lama mulai usang dikubur bersama keburukan, merasa malu tuk menampakkan diri pada cerita baru yang penuh harapan.Seorang wanita dibalut dengan gaun mewah sedang duduk menatap dirinya di pantulan kaca. Dia sangatlah cantik bak seorangDewi yang turun dari kahyangan. Mata coklatnya terlihat berkaca-kaca diselimuti keharuan yang luar biasa. Tangannya yang dibungkus kain putih berjaring terlihat bergetar hendak menyentuh wajahnya."Aku sangat membenci air mata pengantin, dengan alasan apapun. Jadi tolong hentikan desakan air matamu, sebelum seluruh riasan mahal ini luntur." Bobby berujar cepat, memberi peringatan keras sebelum hal yang ditakutkannya terjadi.Kesya tersenyum lebar lalu menganggukkan kepala. Sekuat t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status