"Man kamu dipanggil Sekretaris jurusan," kata Bertha salah satu teman Amanda di Harvard ini.
"Oh ... Makasih ya Tha," sahut Amanda, Amanda-pun bergegas menuju ke ruangan Sekretaris jurusan.
'Ada apa ya? Apa ini ada hubungannya dengan proposal pengajuan magang di kampus, apa mereka sudah mendapat tempat magang buatku? Bukannya kemarin mereka bilang mereka sudah tidak ada lagi kursi kosong di perusahaan mitra kampusnya?' tanyaku tak juga mendapatkan jawaban.
Ah sudahlah....
Amanda berjalan melewati lorong kampus, banyak yang menyapa Amanda, selain karena cantik Amanda juga terkenal ramah dan mudah bergaul.
Tiba di depan ruang sekretaris, Amanda menghela nafas panjang sebelum akhirnya membuka pintu setelah sebelumnya sudah mengetuk pintu dan terdengar perintah untuknya masuk.
"Ibu memanggil saya?" tanya Amanda lembut. Bu Linda mengangguk tangan kanannya memberi tanda untuk Amanda duduk di depannya.
"Jadi, proposal pengajuan magangmu sudah saya ACC. Ada satu perusahaan besar yang membuka peluang untuk menempatkan mahasiswa magang di perusahaannya. Dan Harvard memutuskan untuk memberimu kesempatan magang di perusahaan tersebut," kata Bu Linda sambil menyerahkan proposal magang Amanda berikut sebuah dokumen yang diyakininya adalah data perusahaan tempatnya magang.
Entah kenapa perasaannya mendadak tidak nyaman ya? Dengan tangan gemetar diterimanya dokumen-dokumen itu. Harusnya dia senang karena dirinya sudah saat ini.
Di bukanya data perusahaan itu matanya langsung melotot, dia sangat mengenal perusahaan ini, bahkan dia pernah sekali memasukinya, dia juga mengenal siapa pemiliknya.
Tidak...tidak! Jika dia mengambil magang ini maka Amanda takut hatinya tidak bisa dia selamatkan.
Amanda sudah berjanji akan menghindari kemungkinan untuk bertemu dengan lelaki itu. Setidaknya sampai hatinya sudah bisa melihatnya sebagai kakak mungkin.
"Maaf Bu, saya sudah mempunyai tempat magang sendiri," kata Amanda lirih dan tidak yakin, "nanti berkasnya akan segera saya ajukan."
"Kamu serius? Ini kesempatan langka lo, perusahaan Klein Corp. jarang membuka kesempatan untuk anak magang di Perusahaannya," kata Bu Linda sedikit kecewa, karena dia tadi sudah bersemangat saat ada beberapa mahasiswa di kampus ini mendapat kesempatan magang di perusahaan sebesar Klein Corp.
Tapi Bu Linda bisa apa jika Amanda sendiri tidak mau melakukan magang di sana?
"Maaf Bu, karena saya pikir kemarin sudah kehabisan tempat untuk magang makanya sesuai saran ibu saya mencari sendiri, dan sekarang saya sudah mendapat tempatnya memang tidak sebesar Klein Corp. Tapi saya tidak enak kalau membatalkan secara sepihak padahal kemarin saya yang memohon diperbolehkan untuk magang disana," sahut Amanda mencoba memberi alasan, semoga Bu Linda tidak memaksanya lagi.
"Baiklah terserah padamu, segera berikan laporan perbaikanmu berikut data perusahaan tempatmu magang, batas waktunya dua minggu lagi," kata Bu Linda tegas.
"Baik Bu, terima kasih," kata Amanda patuh
"Saya permisi dulu Bu," ucap Amanda sambil tersenyum ramah. Diapun berlalu dari ruang sekretariat jurusan
Bagaimana ini, dua minggu kemana dia akan mencari perusahaan yang bisa menerimanya magang? Tanyanya gelisah. Amanda mengacak rambutnya dengan kesal.
Bodoh!!! Alasan bodoh!!! Kini kau dalam masalah Amanda.
Berpikir!!! Ayo berpikir!!!
Kemana aku mendapatkan perusahaan yang mau menerimanya magang? Bisa saja dia meminta pada Marc untuk magang di perusahaannya atau ke Rumah sakit Cia, tapi itu masih di sekitaran lelaki itu.
"Amanda," panggil seseorang, Amanda menoleh ke sumber suara. Thomas bukan ya? Yang selalu memperhatikan Amanda dari jauh. Sebulan ini selalu setia mengirimkan pesan singkat kepadanya walaupun Amanda jarang mau membalasnya.
Lelaki itu tersenyum kearahnya. Tampan, harus Amanda akui itu tapi tidak cukup mampu menggetarkan hati Amanda.
"Dari mana?" tanyanya ramah, rambut pirangnya tampak bersinar terkena paparan matahari. Sangat menggoda tentu saja. Tapi biasa saja bagi Amanda.
"Dari ruang sekretaris jurusan, membahas tempat magangku," kata Amanda lagi, apa dia minta tolong Thomas saja ya? Dia kan anak pemilik perusahaan yang besar juga kalau Amanda tidak salah tangkap dari perkataan teman-temannya yang sayangnya tidak terlalu diperhatikannya waktu itu. Tapi apa itu tidak seperti memanfaatkan perasaan Thomas padanya.
"Sudah dapat?" tanya Thomas penuh perhatian. Kenapa bukan lelaki ini saja pemilik hatinya. Lelaki yang jelas-jelas menaruh hati padanya.
"Sudah, tapi aku tidak mau disana," kata Amanda. Thomas memandang Amanda dengan sebelah alis yang terangkat seperti ada yang dipikirkannya
"Emmm bagaimana jika kamu magang di perusahaan ayahku?" tanya Thomas seakan ragu, dia taku Amanda merasa tersinggung, "itu kalau kamu tidak keberatan."
"Apa perusahaan ayahmu masih menerima mahasiswa magang?" tanya Amanda antusias. Mata hijaunya berpendar sangat indah. Menggetarkan sanubari Thomas.
"I ... Iya masih, aku juga magang di sana," kata Thomas dengan senyum menggoda andalannya. Sayangnya tidak berpengaruh untuk Amanda.
"Ah syukurlah kalau begitu aku tenang, soalnya Bu Linda memberiku waktu dua minggu untuk memperbaiki proposal sekaligus data perusahaan tempatku magang," kata Amanda tanpa sadar memegang lengan Thomas membuat lelaki itu tersengat aliran listrik.
Ingat hanya Thomas yang merasakan sengatan listrik itu, bukan Amanda. Amanda sih biasa saja. Anaknya mah lempeng. Listrik statis yang mengalir ke satu arah.
"Baik kalau begitu aku akan memberi tahu ayahku," kata Thomas bahagia. Selama ini dia melakukan pendekatan kepada Amanda. Sama dengan beberapa pria tampan yang mendekatinya, tapi sepertinya gadis di depannya itu tidak merespon perhatiannya. Tapi sekarang gadis ini bahkan melakukan kontak fisik dengannya.
Thomas berharap dikemudian hari, gadis yang dicintainya ini bisa membuka hati untuknya.
>>Bersambung>>
Austin merasa geram saat mengetahui kalau Amanda menolak magang di perusahaannya, apa gadis itu masih tersinggung dengan perbuatannya yang memarahinya saat tanpa sengaja gadis itu memecahkan vas kesukaan Angel, salah satu kenang-kenangan dari almarhum kekasihnya.Argghhh, Austin merasa frustrasi.Gadis keras kepala itu membuat perasaannya campur aduk. Ingin rasanya dia mendatangi gadis itu dan memukul pantatnya supaya bisa mematuhinya.Tapi lagi-lagi pertanyaan tolol melingkupi pikirannya. Memang siapa dirinya bagi Amanda?Awas kamu Amanda, kamu sudah mengusik singa yang sedang tertidur sayang. Aku tidak lagi peduli dengan nama keluarga kamu. Aku tidak peduli akan di bunuh oleh Marc. Kau sudah salah memilih lawan dear. Seringai Austin.Lelaki itu bergegas keluar dari ruangannya.Apa yang akan dilakukan Austin kepada Amanda? sesuatu yang akan merubah kehidupan Austin dan juga Amanda.🌼🌼Dilain tempat Amanda sedang memasuki se
"Thomas ... Oh ... Ahsss ... Badanku terasa panas," kata Amanda semakin tersiksa dengan reaksi obat itu ke tubuhnya. Gadis polos itu bahkan tidak sadar dengan perbuatan Thomas padanya. Dia masih berpikir itu mungkin reaksi panas dari ramen yang dimakannya tadi."Ayo kita pergi dari sini, aku akan menghilangkan sakitmu," bujuk Thomas, tubuh Amanda sudah tidak dalam kendali pikirannya. Thomas memeluk tubuh Amanda keluar dari restoran itu dengan senyuman tak pernah lepas dari bibirnya.Sebentar lagi....Sedikit lagi...Amanda...you’re be mine!!Thomas memapah tubuh lemas Amanda untuk memasuki mobilnya.Baru saja dia meletakkan tubuh Amanda di kursi penumpang didepan. Dan menutup pintu mobil dengan senyuman tak pernah lepas dari bibirnya. Terbayang sudah tubuh mulus dan sexy Amanda mendesah dan mengerang menyebut namanya saat klimaks melanda mereka.Oh juniornya sudah menegang butuh pelampiasan. Akhirnya dia tidak ha
Kejadian semalamAustin mengambil tubuh Amanda dengan lembut seakan dia takut akan menyakiti Amanda. Amanda mengerang merasakan tubuhnya disentuh. Dia menginginkan lebih, tanpa sadar siapa kini yang menggendongnya Amanda semakin menempelkan tubuhnya.Mengalungkan sebelah tangannya ke leher siapa pun yang sudah menggendongnya. Dia mengenal aroma tubuh ini. Sangat menenangkan sekaligus menggairahkan. Sebelah tangannya yang bebas menelisik ke dada bidang seseorang yang menggendongnya. Melarikan jemari tangannya sepanjang kulit dada yang terbuka.Dia mengecupi dada bidang itu yang terbuka karena beberapa kancingnya terbuka. Merasa tidak leluasa, Amanda membuka lagi beberapa kancing. Dan mengecupi kulit lembut namun terasa keras karena otot kekarnya. Perbuatannya membuat Austin mengerang."Stop it Amanda, atau aku akan menggila," larang Austin saat Lidah Amanda menjilat puting Austin. Austin menggigit bibir bawahnya menahan erang
"Kamu tidak bohong kan?" tanya Amanda."Kenapa? Kau pikir aku berbohong, lihatlah tanda yang sudah kuberikan di tubuhmu dan lihat tanda yang kau berikan padaku," kata Austin sambil menunjuk tanda di leher dan paha Amanda karena bagian dadanya tertutup kemeja longgar Austin. Apa di dalam juga ada? Sialan! Bagaimana nanti dirinya akan pergi ke kampus?"Tunggu dulu, semalam seingatku aku pergi dengan Thomas lalu kenapa aku bisa berakhir denganmu?" tanya Amanda bingung."Oh kamu menyesal melakukannya denganku dan ingin melakukannya dengan Thomas?" sela Austin dengan nada tidak suka yang kentara."Tidak, bodoh!" bentak Amanda keceplosan, menyadari mulutnya yang sudah mengeluarkan kata yang tidak sepantasnya apalagi untuk orang secerdas Austin."Kau mengataiku bodoh?" tanya Austin tak percaya. Matanya membola dengan sempurna dan mulutnya mengangga. Awas saja ada lalat entar masuk mulut, tahu rasa kau Austin."Iya kau bodoh! Kenapa? mau marah?" kata Aman
Suasana di rumah keluarga Klein sudah tampak ramai, rumah terdengar sangat sederhana untuk bangunan semegah tempat tinggal keluarga Klein.Mansion mewah itu memang hanya dihuni oleh pasangan suami istri Jashon Klein dan Kanaya Abigail Klein (cerita mereka ada di novel Affair) di hari kerja, tapi setiap weekend atau hari libur putra putrinya dan pasangannya bergantian mengunjungi kedua orang tua mereka atau bahkan berkumpul seperti sekarang ini.Siapa yang akan menyangka si sulung anak kandung Jashon itu akhirnya menikah juga.Seperti yang kalian ketahui jika mengikuti Klein Series. Kanaya sebelum menikah dengan Jashon Kanaya sudah memiliki dua orang anak hasil pernikahannya terdahulu dengan pengusaha dari Indonesia bernama Abymanyu Herlambang. Dan pernikahan keduanya dengan Jashon Klein di karuniai tiga orang anak si sulung Austin dan si kembar Allicia dan Aurora.Daffa dan Bella anak dari pernikahan Kanaya terdahulu sudah menikah dan sudah hampir memberinya
Chapter 14AngangementSuasana di rumah keluarga Klein sudah tampak ramai, rumah terdengar sangat sederhana untuk bangunan semegah tempat tinggal keluarga Klein.Mansion mewah itu memang hanya dihuni oleh pasangan suami istri Jashon Klein dan Kanaya Abigail Klein (cerita mereka ada di novel Affair) di hari kerja, tapi setiap weekend atau hari libur putra putrinya dan pasangannya bergantian mengunjungi kedua orang tua mereka atau bahkan berkumpul seperti sekarang ini.Siapa yang akan menyangka si sulung anak kandung Jashon itu akhirnya menikah juga.Seperti yang kalian ketahui jika mengikuti Klein Series. Kanaya sebelum menikah dengan Jashon Kanaya sudah memiliki dua orang anak hasil pernikahannya terdahulu dengan pengusaha dari Indonesia bernama Abymanyu Herlambang. Dan pernikahan keduanya dengan Jashon Klein di karuniai tiga orang anak si sulung Austin dan si kembar Allicia dan Aurora.Daffa d
Chapter 15Penglihatan LizzieAustin memandang Amanda penuh cinta, membuat sang dara tersipu malu. Amanda memang langsung di boyong Austin pasca pertunangan mereka. Kedua orang tua Amanda tentu saja keberatan. Apalagi mengingat usia Amanda yang masih belia. Tapi bukan Austin namanya kalau kalah berargumen. Entah apa alasannya hingga kedua orang tua Amanda menyetujui.“Jangan menatapku seperti itu, kau membuatku malu,” bisik Amanda menyembunyikan wajahnya di dada bidang Austin. Austin mengecup kening Amanda dengan sayang.Ting tong, suara bel berbunyi mengganggu aktivitas kedua love bird ini. Dengan malas Austin beranjak kearah pintu. Siapa yang mengetahui alamat apareten barunya? Perasaan Cuma keluarga intinya saja.Autin melihat siapa yang datang lewat monitor kecil. Ternyata keluarganya. Dengan senyuman dia membuka pintu apartemen. Sesaat pintu terbuka langsung saja sikembar menerjang ke
Chapter 16Masa lalu datang mengganggu“Hai, jadi kau yang bernama Amanda?” sapa seorang wanita dewasa yang sexy di mata Amanda. Hari ini dia mendapat panggilan dari kampus karena ada data magang yang harus diperbaruinya. Karena Amanda meminta ganti tempat magang setelah kejadian dengan Thomas sebulan yang lalu.Akhirnya dia wajib magang ditempat Austin. Begitulah titah sang bos. Dan Amanda tidak punya alasan untuk berkelit.“Benar, ada yang bisa saya bantu?” tanya Amanda bingung. Siapa wanita ini? Perasaan dia tidak mengenalnya.“Bagus, ada yang harus saya bicarakan. Bisakah anda mengikuti saya?” pertanyaan yang sepertinya tidak membutuhkan jawabannya karena wanita itu lebih dulu berlalu. Amanda menatap bingung kearah wanita itu. Tapi dia kesini tidak ada urusan dengan wanita itu.Amanda mengangkat kedua bahunya tak perduli. Siapa yang butuh? Dengan langkah