Austin merasa geram saat mengetahui kalau Amanda menolak magang di perusahaannya, apa gadis itu masih tersinggung dengan perbuatannya yang memarahinya saat tanpa sengaja gadis itu memecahkan vas kesukaan Angel, salah satu kenang-kenangan dari almarhum kekasihnya.
Argghhh, Austin merasa frustrasi.
Gadis keras kepala itu membuat perasaannya campur aduk. Ingin rasanya dia mendatangi gadis itu dan memukul pantatnya supaya bisa mematuhinya.
Tapi lagi-lagi pertanyaan tolol melingkupi pikirannya. Memang siapa dirinya bagi Amanda?
Awas kamu Amanda, kamu sudah mengusik singa yang sedang tertidur sayang. Aku tidak lagi peduli dengan nama keluarga kamu. Aku tidak peduli akan di bunuh oleh Marc. Kau sudah salah memilih lawan dear. Seringai Austin.
Lelaki itu bergegas keluar dari ruangannya.
Apa yang akan dilakukan Austin kepada Amanda? sesuatu yang akan merubah kehidupan Austin dan juga Amanda.
š¼š¼
Dilain tempat Amanda sedang memasuki sebuah perusahaan milik ayah dari Thomas untuk memulai magangnya hari ini.
Dengan langkah tenang dia berjalan memasuki gedung perusahaan tempatnya magang.
Tanpa diketahuinya seseorang sudah memperhatikannya sedari dirinya memasuki gedung itu. Lelaki itu dengan perlahan mendekati gadis itu dengan senyuman tak pernah lepas dari bibirnya.
"Hai kau sudah datang?" tanya lelaki itu sambil melihat jam Rolex yang bertengger manis di pergelangan tangannya.
"He ... He ... Aku sengaja berangkat lebih pagi, aku tidak mau bosku mempunyai alasan untuk mengkritikku di hari pertamaku magang," katanya dengan senyuman yang membuat lelaki itu semakin terpesona semakin dalam.
"Baguslah kalau begitu, karena aku yang merekomendasikanmu pada bos," ujar Thomas mencoba bersikap ramah pada Amanda. Padahal selama ini Thomas tidak pernah memperlakukan wanita dengan baik. Baginya semua wanita itu hanya kain keset yang pantasnya hanya sebagai pembersih kaki. Tapi baginya Amanda berbeda, gadis itu membuat hatinya bergetar untuk pertama kalinya.
"Ayo kita masuk," ajak Thomas mencoba meraih jemari gadis itu tapi Amanda merasa risih karena tidak terbiasa melakukan kontak fisik dengan lelaki selain daddynya. Maka dia mencoba menepis tangan Thomas dengan halus. Hati Thomas terasa teremas merasa tersinggung dengan penolakan gadis itu. Egonya terluka, belum ada satu pun wanita yang berani menolaknya. Tidak juga Amanda.
Tangan Thomas terkepal disisi tubuhnya. Dia menghela nafas dalam mencoba menenangkan amarahnya, belum saatnya...
Di hati kecilnya ada sesuatu perasaan ingin memiliki gadis ini sepenuhnya dan membalas semua penghinaan yang gadis itu lakukan padanya. Tapi saat ini Thomas hanya perlu bersabar. Sebelum akhirnya gadis ini berada dalam genggamannya, dia harus menahan emosinya dahulu. Karena sedikit saja dirinya melakukan kesalahan maka dia akan melepas kesempatan memiliki gadis ini. Dia tidak boleh salah melangkah.
Kau salah memilih lawan gadisku. Kamu akan jadi milikku, kau setuju atau tidak. Bibirnya terangkat membentuk seringai yang menakutkan. Tak peduli jalan apa yang nanti dilakukannya. Satu keinginannya hanya menjadikan Amanda miliknya.
š¼š¼
"Ah hari yang sangat melelahkan," gumam Amanda sambil merenggangkan tubuhnya. Kedua tangannya terentang ke atas kepalanya. Mencoba membuat ototnya meregang.
"Kau belum pulang?" tanya suara maskulin di belakangnya, merasa kepergok dalam posisi yang memalukan, Amanda berbalik dengan posisi masih sama. Kedua tangan terentang keatas.
Ya ampun, malunyaa. Batin Amanda.
"Kau sedang apa?" tanya Thomas tidak menyembunyikan senyuman penuh geli melihat kelakuan konyol gadis di depannya itu. Membuatnya semakin bertekat memiliki gadis itu secepatnya, sebelum ada yang mendahuluinya.
"Aku ... Aku sedang melakukan gerakan senam, iya itu," Amanda merasa konyol sekarang.
"Kau ini lucu sekali sih," seloroh Thomas gemas, tangannya mengacak rambut Amanda lembut. Tapi tetap saja membuat gadis itu berdecak kesal.
"Kau membuat rambutku berantakan,"
"Ayo temani aku makan malam," kata Thomas sambil berjalan terlebih dahulu, dia tidak mau menerima penolakan Amanda. Karena dia sudah menyiapkan kejutan buat Amanda.
Kejutan yang akan menjadikan Amanda menyerahkan dirinya seutuhnya kepadanya. Bahkan mungkin gadis itu nantinya yang merengek padanya.
Seringai licik tercetak disudut bibirnya.
'Ini karena sudah mengusik egoku cantik' batin Thomas memberi pembenaran atas kejahatan yang akan dilakukannya sebentar lagi kepada Amanda Dexter.
"Hei, aku pulang saja," teriak Amanda dari arah belakang Thomas.
"Aku tidak terima penolakan, anggap saja sebagai ucapan terima kasih karena sudah menolongmu," kata Thomas sambil memutar tubuh menunggu Amanda yang kesulitan menyamai langkahnya.
"Kakimu pendek ternyata," goda Thomas membuat Amanda cemberut semakin kesal.
"Itu karena kakimu lebih panjang dari kakiku," elak Amanda.
š¼š¼
"Bagaimana kau tahu tempat makan favoritku?" tanya Amanda penasaran, karena tidak banyak yang tahu kalau Amanda maniak makanan Korea, dan lelaki itu membawanya ke restoran yang sering dikunjunginya.
Thomas hanya tersenyum menanggapi ucapan Amanda. āaku tau semua tentangmu cantikā.
"Apa kamu terharu?" goda Thomas. Membuat Amanda terkekeh dan melanjutkan makan Ramen pedas kesukaannya.
"Aku ke belakang dulu," kata Thomas yang dibalas anggukan Amanda, gadis itu lebih tertarik untuk melahap ramen dari pada mengeluarkan jawaban untuk Thomas.
Thomas berjalan kearah dapur dan membisikkan sesuatu kepada pelayan yang mau mengantarkan minuman ke mejanya. Dia memberikan bungkusan dan senilai besar uang ketangan pelayan itu.
Thomas bergegas kembali ke tempat semula. Amanda bahkan tidak curiga kenapa Thomas begitu cepat datangnya.
Thomas merasakan detak jantungnya tidak beraturan saat pelayan tadi menghampiri meja mereka, dan meletakkan pesanan mereka diatas meja dengan pelan.
Pandangan mata Thomas beradu dengan mata pelayan itu, pelayan itu mengangguk pelan dan berlalu.
Amanda mulai menyesap minumannya sampai tandas. Karena mulutnya terasa kepedasan.
Dengan masih mengipasi mulutnya yang kepanasan, Amanda juga mulai merasa badannya ikut memanas. Dia menarik-narik bajunya supaya udara bisa memasuki pori-pori tubuhnya yang memanas.
Keringat mulai mengucur dari pori-pori tubuhnya, badannya sudah basah oleh keringat.
Thomas yang bisa melihat reaksi dari obatnya sudah mulai bereaksi. Tersenyum lebar. Thomas menyeringai.
Langkahnya semakin dekat untuk memiliki gadis ini.
"Thomas ... Oh ... Ahsss ... Badanku terasa panas," kata Amanda semakin tersiksa dengan reaksi obat itu ke tubuhnya. Gadis polos itu bahkan tidak sadar dengan perbuatan Thomas padanya. Dia masih berpikir itu mungkin reaksi panas dari ramen yang dimakannya tadi. Poor Amanda.
"Ayo kita pergi dari sini, aku akan menghilangkan sakitmu," bujuk Thomas, tubuh Amanda sudah tidak dalam kendali pikirannya. Thomas memeluk tubuh Amanda keluar dari restoran itu dengan senyuman tak pernah lepas dari bibirnya.
Sebentar lagi....
Sedikit lagi...Amanda...youāre be mine!!
>>Bersambung>>
"Thomas ... Oh ... Ahsss ... Badanku terasa panas," kata Amanda semakin tersiksa dengan reaksi obat itu ke tubuhnya. Gadis polos itu bahkan tidak sadar dengan perbuatan Thomas padanya. Dia masih berpikir itu mungkin reaksi panas dari ramen yang dimakannya tadi."Ayo kita pergi dari sini, aku akan menghilangkan sakitmu," bujuk Thomas, tubuh Amanda sudah tidak dalam kendali pikirannya. Thomas memeluk tubuh Amanda keluar dari restoran itu dengan senyuman tak pernah lepas dari bibirnya.Sebentar lagi....Sedikit lagi...Amanda...youāre be mine!!Thomas memapah tubuh lemas Amanda untuk memasuki mobilnya.Baru saja dia meletakkan tubuh Amanda di kursi penumpang didepan. Dan menutup pintu mobil dengan senyuman tak pernah lepas dari bibirnya. Terbayang sudah tubuh mulus dan sexy Amanda mendesah dan mengerang menyebut namanya saat klimaks melanda mereka.Oh juniornya sudah menegang butuh pelampiasan. Akhirnya dia tidak ha
Kejadian semalamAustin mengambil tubuh Amanda dengan lembut seakan dia takut akan menyakiti Amanda. Amanda mengerang merasakan tubuhnya disentuh. Dia menginginkan lebih, tanpa sadar siapa kini yang menggendongnya Amanda semakin menempelkan tubuhnya.Mengalungkan sebelah tangannya ke leher siapa pun yang sudah menggendongnya. Dia mengenal aroma tubuh ini. Sangat menenangkan sekaligus menggairahkan. Sebelah tangannya yang bebas menelisik ke dada bidang seseorang yang menggendongnya. Melarikan jemari tangannya sepanjang kulit dada yang terbuka.Dia mengecupi dada bidang itu yang terbuka karena beberapa kancingnya terbuka. Merasa tidak leluasa, Amanda membuka lagi beberapa kancing. Dan mengecupi kulit lembut namun terasa keras karena otot kekarnya. Perbuatannya membuat Austin mengerang."Stop it Amanda, atau aku akan menggila," larang Austin saat Lidah Amanda menjilat puting Austin. Austin menggigit bibir bawahnya menahan erang
"Kamu tidak bohong kan?" tanya Amanda."Kenapa? Kau pikir aku berbohong, lihatlah tanda yang sudah kuberikan di tubuhmu dan lihat tanda yang kau berikan padaku," kata Austin sambil menunjuk tanda di leher dan paha Amanda karena bagian dadanya tertutup kemeja longgar Austin. Apa di dalam juga ada? Sialan! Bagaimana nanti dirinya akan pergi ke kampus?"Tunggu dulu, semalam seingatku aku pergi dengan Thomas lalu kenapa aku bisa berakhir denganmu?" tanya Amanda bingung."Oh kamu menyesal melakukannya denganku dan ingin melakukannya dengan Thomas?" sela Austin dengan nada tidak suka yang kentara."Tidak, bodoh!" bentak Amanda keceplosan, menyadari mulutnya yang sudah mengeluarkan kata yang tidak sepantasnya apalagi untuk orang secerdas Austin."Kau mengataiku bodoh?" tanya Austin tak percaya. Matanya membola dengan sempurna dan mulutnya mengangga. Awas saja ada lalat entar masuk mulut, tahu rasa kau Austin."Iya kau bodoh! Kenapa? mau marah?" kata Aman
Suasana di rumah keluarga Klein sudah tampak ramai, rumah terdengar sangat sederhana untuk bangunan semegah tempat tinggal keluarga Klein.Mansion mewah itu memang hanya dihuni oleh pasangan suami istri Jashon Klein dan Kanaya Abigail Klein (cerita mereka ada di novel Affair) di hari kerja, tapi setiap weekend atau hari libur putra putrinya dan pasangannya bergantian mengunjungi kedua orang tua mereka atau bahkan berkumpul seperti sekarang ini.Siapa yang akan menyangka si sulung anak kandung Jashon itu akhirnya menikah juga.Seperti yang kalian ketahui jika mengikuti Klein Series. Kanaya sebelum menikah dengan Jashon Kanaya sudah memiliki dua orang anak hasil pernikahannya terdahulu dengan pengusaha dari Indonesia bernama Abymanyu Herlambang. Dan pernikahan keduanya dengan Jashon Klein di karuniai tiga orang anak si sulung Austin dan si kembar Allicia dan Aurora.Daffa dan Bella anak dari pernikahan Kanaya terdahulu sudah menikah dan sudah hampir memberinya
Chapter 14AngangementSuasana di rumah keluarga Klein sudah tampak ramai, rumah terdengar sangat sederhana untuk bangunan semegah tempat tinggal keluarga Klein.Mansion mewah itu memang hanya dihuni oleh pasangan suami istri Jashon Klein dan Kanaya Abigail Klein (cerita mereka ada di novel Affair) di hari kerja, tapi setiap weekend atau hari libur putra putrinya dan pasangannya bergantian mengunjungi kedua orang tua mereka atau bahkan berkumpul seperti sekarang ini.Siapa yang akan menyangka si sulung anak kandung Jashon itu akhirnya menikah juga.Seperti yang kalian ketahui jika mengikuti Klein Series. Kanaya sebelum menikah dengan Jashon Kanaya sudah memiliki dua orang anak hasil pernikahannya terdahulu dengan pengusaha dari Indonesia bernama Abymanyu Herlambang. Dan pernikahan keduanya dengan Jashon Klein di karuniai tiga orang anak si sulung Austin dan si kembar Allicia dan Aurora.Daffa d
Chapter 15Penglihatan LizzieAustin memandang Amanda penuh cinta, membuat sang dara tersipu malu. Amanda memang langsung di boyong Austin pasca pertunangan mereka. Kedua orang tua Amanda tentu saja keberatan. Apalagi mengingat usia Amanda yang masih belia. Tapi bukan Austin namanya kalau kalah berargumen. Entah apa alasannya hingga kedua orang tua Amanda menyetujui.“Jangan menatapku seperti itu, kau membuatku malu,” bisik Amanda menyembunyikan wajahnya di dada bidang Austin. Austin mengecup kening Amanda dengan sayang.Ting tong, suara bel berbunyi mengganggu aktivitas kedua love bird ini. Dengan malas Austin beranjak kearah pintu. Siapa yang mengetahui alamat apareten barunya? Perasaan Cuma keluarga intinya saja.Autin melihat siapa yang datang lewat monitor kecil. Ternyata keluarganya. Dengan senyuman dia membuka pintu apartemen. Sesaat pintu terbuka langsung saja sikembar menerjang ke
Chapter 16Masa lalu datang mengganggu“Hai, jadi kau yang bernama Amanda?” sapa seorang wanita dewasa yang sexy di mata Amanda. Hari ini dia mendapat panggilan dari kampus karena ada data magang yang harus diperbaruinya. Karena Amanda meminta ganti tempat magang setelah kejadian dengan Thomas sebulan yang lalu.Akhirnya dia wajib magang ditempat Austin. Begitulah titah sang bos. Dan Amanda tidak punya alasan untuk berkelit.“Benar, ada yang bisa saya bantu?” tanya Amanda bingung. Siapa wanita ini? Perasaan dia tidak mengenalnya.“Bagus, ada yang harus saya bicarakan. Bisakah anda mengikuti saya?” pertanyaan yang sepertinya tidak membutuhkan jawabannya karena wanita itu lebih dulu berlalu. Amanda menatap bingung kearah wanita itu. Tapi dia kesini tidak ada urusan dengan wanita itu.Amanda mengangkat kedua bahunya tak perduli. Siapa yang butuh? Dengan langkah
PROLOGWARNING!HANYA KHUSUS UNTUK USIA 21++Angel membawa semua jiwaku pergi saat kematiannya. Kami saling mencintai tapi Tuhan lebih mencintainya.Aku tidak bisa menggantikannya dengan siapa pun.Aku benci menjadi pria tidak berguna, bahkan tidak bisa menyembuhkan penyakitnya. Atau mengurangi rasa sakit yang dideritanya. Penyakit Kanker serviks stadium akhir. Mengantarnya pada keabadian.Sampai gadis ceroboh tapi ceria mengusik ketenanganku...Aku sangat membencinya karena membuatku terpengaruh akan kehadirannya.Bahkan dia masih sangat belia...apalagi statusnya yang masih saudara sepupu dari iparku membuatku enggan menjalin hubungan dengan gadis itu.Aku berusaha mengabaikan kehadirannya, tapi semakin kuhindari dia seperti lintah menempel disisiku terus...Dasar gadis ceroboh keras kepala.Austin Ger