Home / Romansa / Wildflower / Chapter 11

Share

Chapter 11

Author: Suzy Wiryanty
last update Last Updated: 2021-12-02 12:57:05

Lily berlari ngos-ngosan dari halte bis menuju gedung perkantoran pencakar langit tempatnya mencari sesuap nasi dan segenggam berlian saat ini. Sebenarnya sejak semalam dia sudah merasa kurang enak badan, mungkin tubuhnya sedikit terkejut untuk beradaptasi dengan kegiatan kerja rodi nya seminggu ini. Dia bukan hanya capek, tapi capekkkkk banget. Walaupun apartemen Eldath dan Badai tidak begitu berantakan, tetapi tetap saja pekerjaan itu menyita waktu yang seharusnya dipakainya untuk beristirahat.Tetapi demi anak-anak panti Lily harus tetap semangat. 

Fighting!!!Fighting!!! 

Lily menyemangati dirinya sendiri ala-ala drama Korea.

Begitu tiba di lobby kantor Lily seketika merasa hendak bunuh diri saja. Bagaimana tidak? Ini hari jummat dan ada meeting penting dengan beberapa LBH yang ingin membahas tentang surat silang sengketa antara pemilik tanah dengan sebuah instansi milik pemerintah. Semua karyawan sudah rapi jali dengan se

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
ini Bima masih lajang apa gimana kok kayaknya mulaibtertarik juga sama Lily... sepertinya Lily bersikap seperti itu untuk pertahanan dirinya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Wildflower   Chapter 12

    Dokter Teguh baru saja selesai memeriksa Lily dan memberikan beberapa macam obat untuk segera diminum sehabis makan. Lily sebenarnya sangat tidak enak sakit ditempat orang, dikantor lagi. Pasti hanya akan membuat dirinya terlihat semakin tidak professional saja. Tidak lama kemudian Pak Faisal, sang OB kantor pun masuk sambil membawa semangkuk bubur ayam yang dipesan oleh Bima."Makan dan habiskan buburnya Lily. Setelah itu minum obatnya dan cobalah tidur sebentar." Bima mengatur bantal dipunggungnya agar lebih tinggi, sehingga Lily bisa lebih nyaman saat memakan buburnya."Biar saya makan sendiri aja Pak Boss. Ntar kalau disuapin Pak Boss gaji saya dipotong lagi, kan gawat. Mana apa-apa sekarang mahal lagi. Bayangkan saja kalau misal--""Tutup mulutmu dan segera telan bubur ini, cepat!!" Sesendok besar bubur langsung dijejalkan Bima kedalam mulut Lily yang sedang terbuka karena berbicara."Tapi saya

    Last Updated : 2021-12-02
  • Wildflower   Chapter 13

    Lily tiba di apartemen Badai pukul 06.00 WIB. Saat lift berdenting diangka 2, seorang pria berkemeja biru tampak masuk dengan tergesa-gesa, sehingga secara tidak sengaja menabrak bahu Lily."Maaf sis, saya tidak senga—Lily? Lo ngapain malem-malem kesini?" Tristan, mantan pacar satu minggunya menatap heran pada Lily yang tumben-tumbenan ada di apartemen. Daerah teritorialnya biasa kalau tidak club ya mall. Tempat tongkrongan para sosialita papan atas."Gue ada urusan sedikit disini. Mau ngebabu,btepatnya. Lo kenapa sih mandangin gue sampe segitunya? Apa lo sekarang mulai kena sindrome mantan yang lepas dari genggaman tetiba tampak begitu menawan. Begitu?"Lily yang merasa risih karena dipandangi dengan penuh kerinduan oleh Tristan tampak mundur-mundur karena tubuh Tristan yang terus merangsek maju. Apalagi samar-samar Lily mencium aroma alkohol yang

    Last Updated : 2021-12-06
  • Wildflower   Chapter 14

    Lily tiba di panti asuhan Kasih Bunda. Dan ia disambut dengan suasana penuh kesedihan di sana. Saoloh, ada masalah apa lagi lah kali ini? Puluhan anak panti menangis menggerung-gerung, diikuti tangisan lirih Bu Nurul yang tampak terduduk lemas di kursi kayu teras. Rasa takut mulai merambati hati Lily. Masalah besar apalagi yang sedang terjadi saat ini."Bu, ini ada apa sih? Kenapa seperti ada yang naruh bawang merah di mari ya?" Lily mencoba melucu di tengah kegalauan hatinya sendiri. Bu Nurul akhirnya mulai bisa sedikit tersenyum mendengar candaan Lily."Lily, kami semua lagi bingung karena panti akan segera digusur. Anak pemilik rumah ini rupanya telah menjual rumah ini pada P.T Bina Graha Persada beberapa bulan lalu. Setelah Bu Ambar meninggal dunia, Bram, anak sulung Bu Ambar memang sudah mengatakan pada Ibu kalau dia ingin menjual rumah ini sebagai modal usaha. Tetapi Ibu tidak mengira kalau waktunya ternyata secepat ini. Ibu belum mene

    Last Updated : 2021-12-06
  • Wildflower   Chapter 15 (mature content)

    "Saya bilang kemari!"Lily dan Heru saling memandang. Untuk pertama kalinya Lily kehilangan kata-kata dalam menghadapi pria. Saat ini tanpa dia sadari matanya bahkan sudah tampak panik. Dia ketakutan. Hari ini pasti Heru akan melakukan itu padanya. Sebentar lagi dia pasti akan berdarah-darah dan menggelepar-gelepar seperti ikan yang terlempar kedaratan. Di kepalanya terus menerus terbayang pada percakapan kedua orang anak buah ayahnya dulu.Bola matanya makin membesar saat melihat Heru yang semakin mendekat dan kemudian memeluknya erat. Campuran aroma musk dan tembakau langsung menyeruak memenuhi indra penciumannya."Kamu kenapa tampak ketakutan seperti ini hmmm? Seperti kamu masih perawan saja? Padahal saya yakin, hampir separuh laki-laki di kota ini sudah pernah mencicipi tubuhmu. Jadi kamu tidak usah bersikap sok jadi perawan lugu di depan saya, mengerti?Saya sudah membayar kamu mahal. Jadi malam

    Last Updated : 2021-12-06
  • Wildflower   Chapter 16

    Lily sudah mencuci pakaian, membersihkan semua ruangan di apartemen,bahkan dia juga sudah menyetrika pakaian. Badannya asli remuk redam. Apalagi semalam Heru tidak ada puas-puasnya memilikinya. Lily bahkan sampai meminta-minta ampun padanya, barulah Heru bersedia untuk melepaskan pelukkannya. Itupun dalam keadaan Heru membenamkan wajah di dadanya.Mungkin sewaktu kecil, si babang tamvan ini tidak diberi ASI dengan cukup, sehingga saat sudah bangkotan begini baru mulai balas dendam pengen ASI terus, batin si somplak Lily.Setelah si bayi besar tertidur pulas, barulah dia bisa pulang. Lily baru tahu bahwa laki-laki dewasa pun terkadang bisa bersikap manja seperti anak kecil yang pengen disayang-sayang dan dielus-elus dulu kepalanya sewaktu ingin tidur. Bener-bener kurang belaian di waktu kecil bukan?Bahkan saat dia momong kedua anak si Incess Oneng dan belasan anak panti saja tidak seribet melayani si bayi besar i

    Last Updated : 2021-12-07
  • Wildflower   Chapter 17(mature content)

    "Mas sendiri lagi ngapain di sini? Lagi main kuda lumping minum susu ya?pantes aja si Mas tambah sehat perkasa sakti mandraguna. Suka minum susu murni rupanya.""Eh Sis Can, mau ikutan main congklak kayak saya aja nggak? Ayo gabung sini. Ganteng-gantengkan ini congklaknya? Nih saya pinjemin satu deh. Daripada Sis Can darah tinggi mulu ngeliatin Masnya main kuda lumping-kuda lumpingan, mending nih main congklak kayak saya."Lily tersenyum ramah pada Raline yang tampak kebingungan melihat perseteruan Heru dengannya.Heru yang sedari tadi sudah ingin sekali membunuh Lily, semakin membara oleh kata-kata provokatifnya. Rahangnya bergerak-gerak kaku. Ia sedang mengadu geraham-gerahamnya.Saat bibir Raga bergerak dari pipi Lily dan terus turun menuju leher mulusnya, Heru sudah tidak tahan lagi. Dia langsung berdiri dari kursi dan menarik kasar lengan Lily."Sini kamu!"

    Last Updated : 2021-12-07
  • Wildflower   Chapter 18

    Lily sedang melamun ditengah-tengah kemeriahan acara ulang tahun pernikahan Om Texas dan Tante Florida. Sekarang intensitas mimpi buruknya meningkat menjadi setiap malam. Tetapi makin kesini, mimpi itu semakin memperlihatkan hal-hal yang berbeda dari yang diketahuinya sebelumnya. Semua orang mengatakan bahwa kedua orangnya nya meninggal karena kecelakaan seperti mimpi-mimpi yang selalu menghantuinya. Tetapi entah mengapa ada sekilas ingatan yang melintas dibenaknya tentang pemandangan daddynya terkapar dilantai dengan darah yang tergenang. Masalahnya ingatan tentang pemandangan itu selalu kabur, dan sulit sekali untuk digali. Seolah-olah ada kekuatan lain yang selalu mencegahnya untuk muncul diotaknya."Ponakan Om ini kenapa hm? Om perhatikan kamu dari tadi melamun saja. Ada masalah? Apa yang bisa Om bantu buat kamu?" Texas memeluk sayang keponakannya dan mencium lembut puncak kepalanya. Lily yang memang sedang kangen-kangennya pada kedua orang tuanya, langsung

    Last Updated : 2021-12-09
  • Wildflower   Chapter 19

    Lagi-lagi mimpi yang sama. Kalau hanya sekedar mimpi, tetapi kenapa rasanya begitu nyata? Lily seolah-olah mengalami dejavu. Dia teringat sepertinya dulu dia pernah bermain sepeda disitu, atau sekedar bermain petak umpet di halamannya yang luas dan dipenuhi beraneka jenis bunga anggrek. Karpet bulu lembut berwarna merah dengan corak floral, guci antik disudut ruangan, bahkan dia ingat pernah bermain seluncuran pada pegangan tangga yang terbuat dari kayu jati itu. Tapi masalahnya dia tidak ingat itu rumah siapa?Lily meringis saat berjalan keluar dari kamar mandi. Akibat terserempet mobil semalam, siku dan lututnya lecet-lecet serta pipinya memar lumayan besar. Saat ini penampilannya pasti mirip dengan salah satu korban KDRT yang sering diwawancarai di Tv dan diberi nama samaran Bunga. Walaupun Lily sudah berusaha menutupi memarnya dengan foundation, tetapi itu ternyata juga tidak membantu banyak. Tapi yah lumayanlah daripada tidak ditutupi sama sekali. Lutut dan

    Last Updated : 2021-12-09

Latest chapter

  • Wildflower   Chapter 52 (extra part)

    "HUAPAHHHHH?!!" Marilyn dan Raline langsung pucat dan kebingungan. Masak Lily melahirkan di cafe? Bisa viral se Indonesia Raya ini mah!"Ja-jadi bagaimana ini, Ly? Kita harus bagimana iniiii? Lo musti gue apain coba?" Marilyn yang kebingungan pun berjalan hilir mudik, mondar-mandir panik seperti setrikaan."Adudududuhhhh..!!! Ya bawa gue ke rumah sakit dong Incess. Masak ke bengkel Bang Abyaz! Emang gue mau bongkar mesin atau balancing? Cepetan Incess! Lo mau gue lahiran di mari?!" Lily yang merasakan perutnya mulai kontraksi pun tidak kuasa lagi menahan jerit kesakitannya.Tiba-tiba saja Raline melihat Aksa yang sedang berjalan santai memasuki cafe bersama beberapa rekan bisnisnya. Sepertinya mereka akan makan siang sambil ngobrol-ngobrol ganteng di sini. Dan Raline pun segera menghambur menuju rombongan Aksa untuk meminta pertolongan. Karena Lily sepertinya bahkan sudah tidak bisa berdiri lagi, apalagi be

  • Wildflower   Chapter 51 (epilog)

    Berkat sandiwara laknat yang penuh dengan adegan sinetron itulah akhirnya Heru tersadar. Raline memang benar. Singgung saja nama Aksa di depan Heru, pasti langsung berasap kepalanya."Mbak, gue berterima kasih banyak atas ide gila lo yang teope begete. Dua jempol deh buat lo, Mbak. Mbak emang ratu pelakor eh ratu antagonis sejati." Lily ber lo gue kembali dengan Raline. Lebih seru rasanya berloe gue daripada saya-sayaan. Pegel rahang, coeg.Raline hanya memutar bola mata melihat bini somplak Heru. Ini orang sudah dibantu, niatnya sih mungkin muji, eh jatuh-jatuhnya malahngenyek yang ada."Duh saking gembiranya gue jadi pengen goyang bebek mabuk di mari. Joget bentaran ah biar lega."Dan Lily pun mulai menundukkan tubuh seksoynya sambil menggoyangkan pantatnya ke kiri satu kali dan ke kanan dua kali. Begitu berulang-ulang sampai ia puas."Goyang bebek mabuk lo

  • Wildflower   Chapter 50

    Heru tengah menghitung berapa kubik yang akan di cor dengan menggunakan sistem readymix, saat salah seorang pekerjanya mengetuk pintu ruangannya dengan tergesa-gesa. Wajahnya tampak cemas dan bingung."Ada apa Denny? Kenapa kamu tidak ke lapangan saja membantu yang lain memelester?""Anu eh itu. Sebaiknya Bapak pulang dulu ke rumah eh warung." Denny menjawab takut-takut. Heru mengernyitkan alisnya. Ada sesuatu yang tidak beres ini."Ada masalah apa di warung Den? Apa ada orang usil yang mencoba mengganggu istri saya lagi?" Heru langsung berdiri."Bu-bukan mengganggu Neng Bu-eh Bu Heru. Tapi mereka menghancurkan rumah Bu Heru dengan dua excavator sampai rata dengan tanah."Apa?" Heru pun langsung berlari sekencang mungkin menuju rumahnya.Oh Tuhan semoga istri dan anak dalam kandungannya dalam keadaan baik-baik saja!Sementara itu Lily ber

  • Wildflower   Chapter 49

    "Apa maksud kamu membuka pintu rumah dengan keadaan setengah telanjang begitu hah? Apa kamu memang terbiasa untuk membuka pintu dengan begitu saja tanpa mengintip dulu, atau minimal bertanya siapa yang datang? Kamu ini ceroboh sekali, Perempuan?! Untung ada Mas di antara mereka tadi. Kalau Mas nggak ada, apa jadinya coba? Jangan-jangan kamu bakal di rame-ramein oleh mereka berdua!"Heru sangat emosi mengingat moment tadi. Pak Kades dam Pak RW seketika melotot dengan ekspresi mupeng. Mereka menatapi tubuh istrinya yang tambah bohay akibat proses kehamilannya. Dua orang tua bangka itu bahkan tidak mau bergerak saat Heru menyeret mereka untuk menjauhi pintu rumah. Kalau saja mereka berdua tidak seusia dengan ayahnya, pasti sudah bonyok mereka menerima bogem mentahnya.Heru sedang lelah lahir batin saat ini. Setelah menghajar Gilang habis-habisan dan mengancam Fahri sengan SP1, dia juga memecat dengan tidak hormat Seno Prasetyo dan semua anak bu

  • Wildflower   Chapter 48

    "ASTAGA LILY?!!"Lily kaget saat melihat Heru ada di depan matanya. Antara percaya nggak percaya dia-nya sih. Mau ngucek-ngucek mata juga kagak bisa. Secara tangannya 'kan megang nampan full minuman para pelanggan. Lily cepat-cepat meletakkan minuman-minuman itu di meja. Lebih baik begitu sih, biar aman. Lily tidak mau bereaksi seperti sinetron-sinetron di televisi yang kalau kaget suka menjatuhkan minuman. Terus tangan dipakai untuk menutup mulut, mata berkaca- kaca dan bibirnya bergetar. Menyebut nama orang yang mengagetkannya. Lantas wajah di zoom bolak balik dengan backsound musik jreng jreng! Lily mah sumpah kagak mau begitu. Norak coeg!Sudah rugi waktu, capek berkali-kali mengaduk- aduk minuman, eh rugi gelas yang pecah lagi. Itu kan namanya auto oon. Ye kan? Ye kan? Lily mah kalo disuruh drama-drama seperti itu sumpah kagak bisa dia! Mana ini Mas suami diem aja kayak patung sambil natap Lily kayak orang linglung lagi, kan syerem!

  • Wildflower   Chapter 47

    Dua bulan sudah berlalu. dan Heru sama sekali tidak mendapati jejak Lily dimanapun. Axel mengerahkan seluruh jaringannya untuk menjelajahi setiap sudut negeri ini, bahkan sampai keluar negeri. Tetapi hasilnya masih nol besar!Begitu juga Heru. Setiap hari dia sudah seperti orang gila. Mengukur jalan centi demi centi. Memeriksa rumah sakit setiap hari, mendatangi rumah-rumah kontrakan sampai kost-kostan di seluruh penjuru kota ini. Rutinitas itu sudah dia jalani selama hampir dua bulan terakhir ini. Tetapi hasilnya tetap saja nihil!Dimulai dengan pencarian manual sendiri sampai mulai menyewa detektif professional. Semua sudah dilakoninya. Tetapi tetap belum menampakkan hasil juga. Namun dia tetap tidak putus asa. Selama napasnya masih ada, dia akan terus berusaha mencari istri dan calon anaknya bahkan hingga keujung dunia.Heru juga sudah menegaskan pada Raline, bahwa dia sama sekali tidak ingin bercerai dari istrinya. D

  • Wildflower   Chapter 46

    Heru mengendarai mobilnya dengan kecepatan 160km/jam. Itu adalah rekor ngebut tergilanya di saat-saat jam-jam sibuk orang-orang yang akan pulang bekerja. Heru berdecak kesal saat jalan menuju kompleks perumahannya ditutup karena ada hajatan pernikahan.Sambil memukul geram setir mobil yang tidak bersalah, Heru pun segera melambaikan tangannya, ketika mengenali salah seorang SATPAM yang bertugas di kompleks perumahannya sedang lewat.Heru memanggil sang SATPAM untuk mengendarai mobilnya sementara dia sendiri berlari pulang ke rumah demi menghemat waktu. Setelah berlari sekencangnya tanpa henti selama kurang lebih dua puluh menit, Heru pun akhirnya tiba di depan rumahnya dengan nafas ngos-ngosan dan keringat bercucuran. Saat membuka jas hitamnya, kemeja putihnya pun seakan lengket bagaikan kulit kedua akibat keringat yang membanjir."Lily mana Pa, Ma?""Dia sudah pergi, Ru." Pak Trustan dan Bu Widya ta

  • Wildflower   Chapter 45

    Sudah seminggu Bang Gultom berpulang ke rahmatullah. Sudah seminggu ini juga Lily terus berfikir untuk mulai menata hidupnya kembali. Dia sudah tidak takut lagi dengan gertakan Heru tentang flash disk yang berisi tentang daftar kejahatan Bang Gultom. Karena Bang Gultom sekarang kan sudah tidak ada lagi di dunia ini. Heru mau melaporkan flash disk itu ke mana coba? Apa emang ada jalur khusus untuk membuat laporan dan menemui Yang Maha Kuasa di atas sana? Itu artinya si Herder itu juga harus mati dulu kan ya? Ya mana mau lah dia. Secara dosanya juga masih seabrek-abrek. Kan dia juga takut kalau mati nanti bakalan masuk neraka? Ye kan? Ye kan?Sambil melamun Lily pun mulai memasuki sebuah gerai es krim populer. Lily memang mempunyai kebiasaan makan es krim di saat galau. Sepertinya anak dalam perutnya juga kepengen makan es krim sejak dari tadi pagi. Tetapi baru kesampian sore ini karena pekerjaannya yang terus menumpuk seakan tiada habisnya. Banyaknya kasus percer

  • Wildflower   Chapter 44

    "Kita mau makan malam kemana sih ini, Mbak?" Lily bingung mengikuti mbak Clara yang katanya sih ingin makan malam untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi ini kok malah masuk ke dalam club malam coba?"Mbak minta maaf karena membohongi kamu ya, Ly? Tapi kepala Mbak lagi mumet banget ini setelah lihat photo beginian di salah satu IG mantan Bang Anton. Mbak takut mereka ngapa-ngapain di club itu dan Mbak nggak kuat melihatnya. Makanya Mbak ajak kamu. Mengenai hari ulang tahun Mbak, Mbak kan memang ulang tahun hari ini."Mbak Clara yang biasanya tegas, ceria dan tempat curhat semua umat di kantor, tampak begitu sedih dan galau hari ini. Lily mengerti. Istri mana yang tidak galau kalau suami ketemu mantan pacar di club coba? Mungkin kalau boleh masuk bawa golok ke club, udah bawa golok berikut teman-temannya kali itu si mbak Clara.Suasana semarak langsung memasuki telinga Lily, saat memasuki salah satu club papan atas itu. Dia

DMCA.com Protection Status