"Apa maksud kamu membuka pintu rumah dengan keadaan setengah telanjang begitu hah? Apa kamu memang terbiasa untuk membuka pintu dengan begitu saja tanpa mengintip dulu, atau minimal bertanya siapa yang datang? Kamu ini ceroboh sekali, Perempuan?! Untung ada Mas di antara mereka tadi. Kalau Mas nggak ada, apa jadinya coba? Jangan-jangan kamu bakal di rame-ramein oleh mereka berdua!"
Heru sangat emosi mengingat moment tadi. Pak Kades dam Pak RW seketika melotot dengan ekspresi mupeng. Mereka menatapi tubuh istrinya yang tambah bohay akibat proses kehamilannya. Dua orang tua bangka itu bahkan tidak mau bergerak saat Heru menyeret mereka untuk menjauhi pintu rumah. Kalau saja mereka berdua tidak seusia dengan ayahnya, pasti sudah bonyok mereka menerima bogem mentahnya.
Heru sedang lelah lahir batin saat ini. Setelah menghajar Gilang habis-habisan dan mengancam Fahri sengan SP1, dia juga memecat dengan tidak hormat Seno Prasetyo dan semua anak bu
Heru tengah menghitung berapa kubik yang akan di cor dengan menggunakan sistem readymix, saat salah seorang pekerjanya mengetuk pintu ruangannya dengan tergesa-gesa. Wajahnya tampak cemas dan bingung."Ada apa Denny? Kenapa kamu tidak ke lapangan saja membantu yang lain memelester?""Anu eh itu. Sebaiknya Bapak pulang dulu ke rumah eh warung." Denny menjawab takut-takut. Heru mengernyitkan alisnya. Ada sesuatu yang tidak beres ini."Ada masalah apa di warung Den? Apa ada orang usil yang mencoba mengganggu istri saya lagi?" Heru langsung berdiri."Bu-bukan mengganggu Neng Bu-eh Bu Heru. Tapi mereka menghancurkan rumah Bu Heru dengan dua excavator sampai rata dengan tanah."Apa?" Heru pun langsung berlari sekencang mungkin menuju rumahnya.Oh Tuhan semoga istri dan anak dalam kandungannya dalam keadaan baik-baik saja!Sementara itu Lily ber
Berkat sandiwara laknat yang penuh dengan adegan sinetron itulah akhirnya Heru tersadar. Raline memang benar. Singgung saja nama Aksa di depan Heru, pasti langsung berasap kepalanya."Mbak, gue berterima kasih banyak atas ide gila lo yang teope begete. Dua jempol deh buat lo, Mbak. Mbak emang ratu pelakor eh ratu antagonis sejati." Lily ber lo gue kembali dengan Raline. Lebih seru rasanya berloe gue daripada saya-sayaan. Pegel rahang, coeg.Raline hanya memutar bola mata melihat bini somplak Heru. Ini orang sudah dibantu, niatnya sih mungkin muji, eh jatuh-jatuhnya malahngenyek yang ada."Duh saking gembiranya gue jadi pengen goyang bebek mabuk di mari. Joget bentaran ah biar lega."Dan Lily pun mulai menundukkan tubuh seksoynya sambil menggoyangkan pantatnya ke kiri satu kali dan ke kanan dua kali. Begitu berulang-ulang sampai ia puas."Goyang bebek mabuk lo
"HUAPAHHHHH?!!" Marilyn dan Raline langsung pucat dan kebingungan. Masak Lily melahirkan di cafe? Bisa viral se Indonesia Raya ini mah!"Ja-jadi bagaimana ini, Ly? Kita harus bagimana iniiii? Lo musti gue apain coba?" Marilyn yang kebingungan pun berjalan hilir mudik, mondar-mandir panik seperti setrikaan."Adudududuhhhh..!!! Ya bawa gue ke rumah sakit dong Incess. Masak ke bengkel Bang Abyaz! Emang gue mau bongkar mesin atau balancing? Cepetan Incess! Lo mau gue lahiran di mari?!" Lily yang merasakan perutnya mulai kontraksi pun tidak kuasa lagi menahan jerit kesakitannya.Tiba-tiba saja Raline melihat Aksa yang sedang berjalan santai memasuki cafe bersama beberapa rekan bisnisnya. Sepertinya mereka akan makan siang sambil ngobrol-ngobrol ganteng di sini. Dan Raline pun segera menghambur menuju rombongan Aksa untuk meminta pertolongan. Karena Lily sepertinya bahkan sudah tidak bisa berdiri lagi, apalagi be
Lily memasuki pelataran parkir apartemen elit pacar hangat terbarunya sambil berlari-lari kecil. Disebut pacar hangat terbaru karena mereka memang baru saja jadian dua minggu yang lalu. Jangan ditanya ini pacar ke berapa ya? Karena nggak bakalan bisa kehitung saking banyaknya.Tapi kalau maksa pengen tahu juga, ya kira-kira seperti saat kita menghitung taburan bintang dilangit sih, satu dihitung, eh satu lagi tetiba muncul. Seperti itulah jumlah mantan Lily. Definisi secara significant nya adalah tidak terhingga!!Berbalut crop top putih dengan tulisan dumb him dipadu dengan rok mini kulit ketat dua puluh centimeter diatas lututnya, penampilan spektakuler Lily sukses membuat para pria yang sedang duduk-duduk santai di lobby apartement menelan salivanya sendiri.Sampai saat bayangan tubuh Lily menghilang di ujung lorong lobby menuju lift pun, kepala mereka masih saja setia terara
Lily bergoyang seksimes alias seksi-seksi mesra bersama dengan Heru yang juga bergoyang machones alias macho-macho mesum. Diiringi lagu Without You nya Avicii. Lily yang tadinya begitu agresif dan terus saja mepet-mepetin Heru sambil mendesah-desah manjah, mendadak mulai meper-meper dan mundur pelan-pelan menjauhinya.Bagaimana dia tidak jiper, Heru walaupun sambil bergoyang tapi tangannya sangat multi tasking sekali. Menyentuh, membelai, meraba-raba, walaupun itu semua dilakukannya dengan nyaris tidak kentara, tetapi lama kelamaan Lily risih juga.Set dah kalah prediksi dia sekali ini. Dipikirnya bakalan amanlah kalau menggoda pria-pria dingin modelan kulkas begini, eh taunya ini mah modelan kulkas rusak, soalnya sebentar panas sebentar dingin. Yang begini ini mah namanya nyeremin Cuy!!Heru yang sudah mulai merasa kalau gadis seksih manjah yang sedari tadi sibuk mendesah-desah seperti orang yang kepedesan sehabis makan
Lily baru saja menglock mobilnya,saat pandangannya secara tidak sengaja tertumbuk pada seorang ibu-ibu penjual buah, yang terlihat kebingungan saat ingin menyebrang jalan. Bagaimana si ibu tidak bingung coba? Kedua tangannya penuh dengan kardus dagangan, sementara ketiga anaknya yang masih kecil-kecil, tampak ketakutan saat melihat padatnya kendaraan yang terus saja berlalu lalang seakan tiada habisnya."Ibu mau menyebrang ya?" sapa Lily ramah pada sang ibu."Iya Non. Tapi ini mobilnya ndak berhenti- berhenti dari tadi e, Non. Saya dadi bingung. Mana ini anak-anak pada ndak berani nyebrang kalau ndak saya gandeng tangannya." Sahut si ibu dengan logat jawanya yang medok."Kalau Ibu nunggu mobil-mobilnya pada berhenti dulu baru nyebrang, ya bisa sampai minggu depan ntar ibu nungguinnya. Ayo, sini biar saya bantu Ibu menyebrangnya.Adek kecil ini biar kakak g
Lily sedang mematut-matut diri di fitting room, saat telinganya mendengar obrolan yang samar-samar menyebut-nyebut namanya."Eh lo tau nggak kalo si Tristan udah didepak sama tu cewek murahan yang kalo pake baju selalu kurang bahan. Heran itu laki-laki pada ngeliat apaan di diri si Lily bitch coba? Nggak ada bagus-bagusnya dia gue liat. Selain boobs sama bottom nya yang gue yakin hasil implanan, terus belum la—""Sirik banget sih jadi manusia, sampe niat gitu buat ngurusin hidup orang lain. Sirik itu tanda tak mampu lo. Ti ati ntar keselek lidah sendiri."Lily melenggang seksi kearah kasir sambil membayar sejumlah baju-baju mahal yang sudah dipilih dan di cobanya di fitting room tadi."Keren itu adalah saat lo mampu membeli baju tanpa perlu ngeliat harganya. Bukan kayak lo lo pada, yang cuman bisa ngetest baju mahal untuk dicobain di fitting room doang terus di photo dan diupload ke media sosia
Drrrtt... drttt... drtt...Ahelahhhh siapa sih nelepon pagi-pagi buta begini? Itu orang nggak tau apa ya kalo Lily baru aja rasanya lima menit tidur. Dengan malas-malasan tangan Lily meraba-raba nakas dan meraih ponselnya."Halo, siapa nih pagi-pagi buta nelponin gue? Dirumah lo emang kagak ada jam apa hah?"Eh Ly, ini udah jam 12 siang, gimana lo bilang masih pagi buta? Lo ngimpi? ini gue Marilyn. Lo kebiasaan banget ya ngangkat telepon nggak liat dulu siapa yang manggil?kalo orang jahat yang nelpon bagaimana?Lily pun memutar bola matanya. Ini Incess Oneng I dari mulai perawan tingting sampe jadi emak-emak anak dua masihhhh aja otaknya nggak diupgrade-upgrade. Untuk aja dia cantik gila dan baik hati warbiasyah, jadi ketutupan dikit Onengnya."Kalo orang jahat yang nelpon, ya tinggal panggil polisi donggg..."Buat nangkep yang nelepon elo gitu?