Lily memasuki pelataran parkir apartemen elit pacar hangat terbarunya sambil berlari-lari kecil. Disebut pacar hangat terbaru karena mereka memang baru saja jadian dua minggu yang lalu. Jangan ditanya ini pacar ke berapa ya? Karena nggak bakalan bisa kehitung saking banyaknya.
Tapi kalau maksa pengen tahu juga, ya kira-kira seperti saat kita menghitung taburan bintang dilangit sih, satu dihitung, eh satu lagi tetiba muncul. Seperti itulah jumlah mantan Lily. Definisi secara significant nya adalah tidak terhingga!!
Berbalut crop top putih dengan tulisan dumb him dipadu dengan rok mini kulit ketat dua puluh centimeter diatas lututnya, penampilan spektakuler Lily sukses membuat para pria yang sedang duduk-duduk santai di lobby apartement menelan salivanya sendiri.
Sampai saat bayangan tubuh Lily menghilang di ujung lorong lobby menuju lift pun, kepala mereka masih saja setia terarah serempak pada sosok seksi menggoda jiwa raga Lily yang saat ini bahkan sudah masuk kedalam lift.
Lily saat ini terburu-buru kembali lagi ke apartemen Tristan, karena dia tadi siang secara tidak sengaja meninggalkan ponselnya disana. Hidup tanpa ponsel itu sama saja seperti nasi bungkus tanpa karet, awur-awuran Cuy!!!
Setelah lift berhenti diangka tujuh, Lily pun segera menekan password apartement yang terdiri dari angka kombinasi tanggal lahirnya. Supaya Saya selalu teringat padamu, Sayang. Itulah alasan Tristan saat menggubah password apartemennya. Lily sih cuma ketawa aja. Laki-laki tanpa gombal itu mah ibarat nasi goreng gak pake telur, yang artinya kurang afdol Cuy!!
Baru saja kakinya sampai diruang tamu, Lily sudah mendengar desah-desah seperti orang kepedasan dari arah kamar. Radar kepo tingkat akut nya pun mulai bereaksi, ada apakah gerangan didalam sana?
Saat pintu kamar di buka tiba-tiba oleh Lily, tampak sepasang manusia sedang main smack down sambil piting-pitingan dengan suara ah uh ah yang berasal dari ranjang pacar hangat terbarunya. Tristan dan sahabat terlamanya juga, Diana.
Melihat pintu kamar yang terbuka secara tiba-tiba membuat sepasang manusia mesum itu kaget bukan alang kepalang. Apalagi saat mereka tahu bahwa sosok Lily lah yang sudah memergoki kecurangan mereka berdua di belakangnya.
Tristan membuka mulutnya tapi akhirnya menutup nya kembali karena bingung tidak tahu harus membela diri seperti apa. Dalam hatinya dia luar biasa menyesal karena tadi mengikuti hasrat kelelakiannya saat Diana tadi muncul tiba-tiba dikamarnya karena ingin mengambil ponsel sahabatnya, Lily.
Sedangkan Diana, keadaannya kurang lebih sama. Dia juga sungguh menyesal telah mengikuti hasrat liarnya untuk menggoda Tristan yang memang sudah disukainya sedari mereka SMA dulu. Satu hal yang tadi dia lupakan, Tristan itu milik Lily, sahabat luar biasa baiknya.
Lily itu walau berasal dari keluarga kaya, tetapi dia itu tidak ada jaim-jaimnya berteman dengan orang-orang yang kurang beruntung nasib nya seperti dirinya. Dulu di sekolah dia cupu dan miskin, tidak ada yang mau berteman dengannya. Sampai akhirnya si flawless Lily, begitu julukannya di sekolah, mau berteman dengannya sekaligus membantu keuangan keluarganya.
"Udah, lo lo pada nggak usah ngejelasin apa-apa sama gue. Because the more you lie, the smaller you seem.
Sebenernya gue malah mau mengucapkan terima kasih sama kalian berdua. Karena dengan adanya kejadian ini, gue jadi nggak harus capek-capek mikirin cara buat mutusin lo Tan. Karena jujur, gue juga udah bosen sama lo. Jadi lo nggak usah pasang muka sok merasa bersalah lo itu didepan gue, karena gue mah kagak ngapa-ngapa juga Tan. Lain cerita kali kalo gue emang cinta beneran sama lo, mungkin gue bakalan nangis guling-guling sambil goyang oplosan dimari.
Ini ponsel gue, gue ambil ya? Gue cabut dulu Cuy?Semoga hubungan kalian berdua langgeng sampe belum dapat yang baru lagi ya?! wassalam." Dan Lily pun bersiap melangkah keluar dari kamar mantan pacarnya itu.
"Ly, gue minta maaf. Gue sama sekali tidak bermaksud mencurangi lo. Gue cuma terbawa suasana aja. Kita masih pacaran kan?kasih gue kesempatan sekali lagi Ly. Gue akan buktiin, kalo gue bakal setia sama lo."
Tristan masih saja berupaya menahan Lily. Yang herannya terlihat biasa-biasa saja setelah mencyduknya. Kalau cewek lain pasti udah nangis bombay semlohai sambil mengarak ramai-ramai mereka berdua. Ini si Lily malah nyantai macam dipantai, seolah-olah tidak ada kejadian. Lily ini menang sesuatu banget sifatnya.
"Setia sama gue sampai kapan? sampai lo bisa nidurin gue begitu? sorry to say ya mantan pacar, didunia ini hal yang paling gue benci itu adalah penghianatan. Gue emang playgirl, tapi gue gak pernah sekalipun berselingkuh dibelakang mereka. Kalau gue merasa bosan, maka gue bakalan mutusin mereka dulu, baru gue nyari someone new.
Jadi gue udah clear duluan dengan para mantan gue yang jumlahnya kayak orang ngantri sembako dipasar murah seminggu sekali itu. Yang intinya, kami tidak saling menghianati dan mencurangi.
Gue ridho ikhlas lahir bathin, terhadap hubungan lo ini dengan Diana. Gue bukan penganut faham karena nila setitik rusak susu sebelanga. Gue udah kenal dia lama, dia baik, terlepas dari sikap penghianatnya ini ya? ibarat kata 10 kebaikannya, 2 keburukannya, ya masih manusiawi lah, namanya juga manusia tempatnya salah dan dosa kata Bunda Dorce Gamalama.
Tapi itu bukan berarti gue bisa dekat lagi dengan kalian berdua seperti sedia kala ya? Bukan apa-apa, dihati kecil gue, gue udah kehilangan respect terhadap lo berdua, jadi sikap gue juga pasti tidak akan sama lagi terhadap lo berdua. Hal itu selain tidak sehat juga hanya akan menyakiti kita semua. Better kita saling menjaga jarak, tetapi tetap saling support dan mendoakan dari jauh aja.
Cieee bahasanya Cuy, menggugah rasa amat yak? hahaha
Udah ya pembicaraan siraman rohani dan baper-baperannya. Duh jadi berasa kayak Hafiz gue, ketua Rohis (Rohani Islam) kita waktu SMA dulu
Dian. Gue cabut dulu, mau ngecengin babang-babang tamvan eksmud yang pada baru pulang kantor. Kan sekarang gue udah kagak punya pacar? Doain gue dapet lima sekaligus ya?! Bye bye mantan pacar dan mantan sahabat!!!"Dan Lily pun mulai beraksi menggoyang pinggul seksinya berjalan keluar menuju lift yang dipenuhi para eksmud berdasi.
"Gue bersumpah akan ngedapetin lo kembali flawless lily, gue bersumpah!!!" Diana yang mendengar Tristan bersumpah sambil mengkertakkan giginya cuma bisa mengelus dada. Tristan memang sama sekali tidak mencintai dirinya.Dia memang bodoh, mencoba menjadi selir hati Tristan yang bahkan menyukainya saja pun tidak. Dan kini dia malah kehilangan sahabat sejatinya, semua itu akibat dari keserakahan dan kebodohannya sendiri!!!
===================
Lily tiba di club Exodus tepat pada saat suasana club sedang panas-panasnya. Mata kucing nya mulai memindai para cogan-cogan yang sedang hangout disana dengan teliti, mencari siapa kira-kira yang bisa diajak membunuh sepinya malam ini.
Senyum manisnya langsung berkembang saat pandang matanya terhenti pada satu sosok maskulin yang penampilannya laki abis,memasuki ruangan. Tanpa ragu-ragu Lily langsung mendekati sosok gagah yang tengah duduk sendirian dipojokan.
"Hallo Bro, boleh kenalan nggak?" Lily mulai menebarkan jala pesonanya pada pria tampan rupawan yang kini sedang menatapnya tajam.
"Kenapa anda mau berkenalan dengan saya?"
"Ya itu karena saya punya matalah?"
"Excuse me?"
"Iya karena saya punya mata, makanya saya bisa melihat kalau anda adalah laki-laki yang paling hawt disini."
Lily mengedipkan sebelah matanya dengan genit pada sosok yang kini memandangnya dengan tatapan penuh spekulasi itu.
"Begitu? Kalau cowok yang pakai kemeja biru itu, anda tidak tertarik?" Pria itu menunjuk pada pria tampan putih mulus ala oppa-oppa Korea yang sedang duduk santai sambil menyesap vodka di samping meja bartender.
"Mana? yang itu?" Sang pria tampan pun mengangguk.
"Lain kategori dong Bro. Kalau anda kan laki abis, kalau dia, abis lakinya." Sahut Lily santai.
"Karena anda sepertinya tidak tertarik untuk berkenalan dengan Saya, saya cabut dulu ya? ada penampakan keren abis yang baru muncul tuh disana. Bye Ganteng."
"Tunggu dulu! siapa bilang saya tidak tertarik untuk berkenalan dengan anda?kenalkan Saya Tegar Putra Mahameru, just call me Heru. And you?"
"Liberty Delacroix Adam. Call me Lily. Berhubung kita sekarang sudah resmi kenalan, berarti saya sudah boleh elus-elus dada kamu yang nduselable ini kan?" Tanpa menunggu balasan siempunya dada, Lily langsung saya mengelus-elus dada Heru dari balik kemeja tipisnya.
Ini cewek selain cantik dan seksi abis, juga sukses membuat adik kecilnya seketika terbangun dari tidur panjangnya. Namun sayangnya sikap agresif dan mesumnya itu sungguh luar biasa. Ternyata ada juga manusia modelan begitu di dunia ya? batin Heru.
Lily bergoyang seksimes alias seksi-seksi mesra bersama dengan Heru yang juga bergoyang machones alias macho-macho mesum. Diiringi lagu Without You nya Avicii. Lily yang tadinya begitu agresif dan terus saja mepet-mepetin Heru sambil mendesah-desah manjah, mendadak mulai meper-meper dan mundur pelan-pelan menjauhinya.Bagaimana dia tidak jiper, Heru walaupun sambil bergoyang tapi tangannya sangat multi tasking sekali. Menyentuh, membelai, meraba-raba, walaupun itu semua dilakukannya dengan nyaris tidak kentara, tetapi lama kelamaan Lily risih juga.Set dah kalah prediksi dia sekali ini. Dipikirnya bakalan amanlah kalau menggoda pria-pria dingin modelan kulkas begini, eh taunya ini mah modelan kulkas rusak, soalnya sebentar panas sebentar dingin. Yang begini ini mah namanya nyeremin Cuy!!Heru yang sudah mulai merasa kalau gadis seksih manjah yang sedari tadi sibuk mendesah-desah seperti orang yang kepedesan sehabis makan
Lily baru saja menglock mobilnya,saat pandangannya secara tidak sengaja tertumbuk pada seorang ibu-ibu penjual buah, yang terlihat kebingungan saat ingin menyebrang jalan. Bagaimana si ibu tidak bingung coba? Kedua tangannya penuh dengan kardus dagangan, sementara ketiga anaknya yang masih kecil-kecil, tampak ketakutan saat melihat padatnya kendaraan yang terus saja berlalu lalang seakan tiada habisnya."Ibu mau menyebrang ya?" sapa Lily ramah pada sang ibu."Iya Non. Tapi ini mobilnya ndak berhenti- berhenti dari tadi e, Non. Saya dadi bingung. Mana ini anak-anak pada ndak berani nyebrang kalau ndak saya gandeng tangannya." Sahut si ibu dengan logat jawanya yang medok."Kalau Ibu nunggu mobil-mobilnya pada berhenti dulu baru nyebrang, ya bisa sampai minggu depan ntar ibu nungguinnya. Ayo, sini biar saya bantu Ibu menyebrangnya.Adek kecil ini biar kakak g
Lily sedang mematut-matut diri di fitting room, saat telinganya mendengar obrolan yang samar-samar menyebut-nyebut namanya."Eh lo tau nggak kalo si Tristan udah didepak sama tu cewek murahan yang kalo pake baju selalu kurang bahan. Heran itu laki-laki pada ngeliat apaan di diri si Lily bitch coba? Nggak ada bagus-bagusnya dia gue liat. Selain boobs sama bottom nya yang gue yakin hasil implanan, terus belum la—""Sirik banget sih jadi manusia, sampe niat gitu buat ngurusin hidup orang lain. Sirik itu tanda tak mampu lo. Ti ati ntar keselek lidah sendiri."Lily melenggang seksi kearah kasir sambil membayar sejumlah baju-baju mahal yang sudah dipilih dan di cobanya di fitting room tadi."Keren itu adalah saat lo mampu membeli baju tanpa perlu ngeliat harganya. Bukan kayak lo lo pada, yang cuman bisa ngetest baju mahal untuk dicobain di fitting room doang terus di photo dan diupload ke media sosia
Drrrtt... drttt... drtt...Ahelahhhh siapa sih nelepon pagi-pagi buta begini? Itu orang nggak tau apa ya kalo Lily baru aja rasanya lima menit tidur. Dengan malas-malasan tangan Lily meraba-raba nakas dan meraih ponselnya."Halo, siapa nih pagi-pagi buta nelponin gue? Dirumah lo emang kagak ada jam apa hah?"Eh Ly, ini udah jam 12 siang, gimana lo bilang masih pagi buta? Lo ngimpi? ini gue Marilyn. Lo kebiasaan banget ya ngangkat telepon nggak liat dulu siapa yang manggil?kalo orang jahat yang nelpon bagaimana?Lily pun memutar bola matanya. Ini Incess Oneng I dari mulai perawan tingting sampe jadi emak-emak anak dua masihhhh aja otaknya nggak diupgrade-upgrade. Untuk aja dia cantik gila dan baik hati warbiasyah, jadi ketutupan dikit Onengnya."Kalo orang jahat yang nelpon, ya tinggal panggil polisi donggg..."Buat nangkep yang nelepon elo gitu?
"Tante, Tian laper.""Merlyn juga laper, Tan!"Setelah mengucapkan kata-kata itu, perut kedua abang beradik itu pun kompak berbunyi."Oh...Tian sama Merlyn perutnya udah bunyi-bunyi ya? Cacingnya udah pada demo minta makan berarti. Hahahaha..Ayo sekarang kita makan enak. Let's goooo!!!"Dan dua bocah menggemaskan itu pun mulai melonjak-lonjak kegirangan saat tahu bahwa Lily akan membawa mereka makan di mall, yang artinya bisa sekalian main di Time Zone."Tante? Merlyn capek. Gendong." Dan bocah montok berusia empat tahun itupun mengulurkan kedua tangannya pada Lily. Lily dengan rok mini sepaha dan highheels 12 centi nya pun mulai menggendong tubuh sibocahEtdah ini bocah montok berat juga lama-lama. Mana highheels nya seruncing pensil lagi. Tapi kasihan juga, setelah kekenyangan dan puas bermain sepertinya mereka berdua mulai kelelahan dan mengantuk.
Setelah mengurus duo bocah yang kecapean sehabis makan dan main seru di Timezone itu tidur, Lily pun mulai merebahkan tubuh remuknya ke ranjang dengan rasa bahagia aman sentosa.Ohhhh indahnya dunia, ketemu ranjang lagi setelah jadi pengasuh anak seharian.Lily baru mengerti, kalau mengurus anak itu tidak mudah. Untung saja tadi Tristan ikut bersama mereka, sehingga kehadirannya sedikit bisa berdaya guna di sana. Lily tidak menyangka kalau laki-laki metroseksual seperti Tristan, bisa begitu luwes dan sabar dalam menghadapi anak kecil. Satu poin plus untuk Tristan. Pasti kelak dia akan menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya, te-ta-pi untuk suami yang baik, Lily sih tidak yakin. Karena kelelahan seharian, Lily pun akhirnya ketiduran di ranjang duo krucil imut itu.Lily terbangun saat merasa ada yang mencubit-cubit pipinya. Ahelah, perasaan baru aja tertidur, ini sudah dibangunin lagi aja."Tant
Axel membuka pintu kamar adik semata wayangnya perlahan. Pandangannya seketika tertumbuk pada bercak-bercak merah dan luka sepanjang betis dan kaki adik perempuannya. Dia menghela nafas panjang saat melihat walaupun adik nakalnya itu sudah tertidur, tetapi masih tampak sisa-sisa air mata yang menggumpul diujung-ujung bulu mata lentiknya. Si Gengsi dan keras hati ini akhirnya menangis juga.Axel sebenarnya tadi tidak sampai hati harus mencambuk kaki adiknya dengan ikat pinggang kulitnya. Cuma masalahnya kali ini adiknya ini sudah sangat keterlaluan salahnya. Saat itu dia tengah mempresentasikan proposal mengenai pembangunan beberapa real estate dengan investasi menjanjikan dengan client-client potensialnya, saat salah seorang clientnya malah memperlihatkan berita online tentang perselingkuhan adiknya dengan suami dari wanita yang dahulu bahkan sampai sekarang masih sangat dicintainya. Belum lagi pose-pose saat si Chris itu memakaikan jas nya pada tubuh setengah t
Axel menghentikan mobilnya dipinggir jalan raya dan menurunkan Lily begitu saja seperti supir Grab yang baru habis dibayar."Itu kantornya si Bima. Adek tinggal masuk dan memperkenalkan diri aja. Siniin tas adek bentar."Dengan bingung Lily pun menyerahkan tas LV speedy damier limited editionnya. Mata Lily membelalak sempurna saat melihat kakaknya membuka dompet LV monogram nya dan mengeluarkan segala jenis kartu yang berjejer manis dalam slot nya tersebut dan hanya meninggalkan KTP dan SIM nya saja. Bahkan semua uang tunai juga disita oleh Axel, dan hanya meninggalkan selembar uang berwarna biru dengan nominal angka lima puluh ribu rupiah. Lily rasanya kepengen nangis guling-guling sambil joget jaipongan seketika."Mulai hari ini kakak hanya akan menjatah adek dengan uang senilai lima puluh ribu rupiah setiap hari all in. Yang artinya ongkos, makan siang dan lain-lainnya semuanya sudah termasuk didalamnya. Itupun hanya kakak be
"HUAPAHHHHH?!!" Marilyn dan Raline langsung pucat dan kebingungan. Masak Lily melahirkan di cafe? Bisa viral se Indonesia Raya ini mah!"Ja-jadi bagaimana ini, Ly? Kita harus bagimana iniiii? Lo musti gue apain coba?" Marilyn yang kebingungan pun berjalan hilir mudik, mondar-mandir panik seperti setrikaan."Adudududuhhhh..!!! Ya bawa gue ke rumah sakit dong Incess. Masak ke bengkel Bang Abyaz! Emang gue mau bongkar mesin atau balancing? Cepetan Incess! Lo mau gue lahiran di mari?!" Lily yang merasakan perutnya mulai kontraksi pun tidak kuasa lagi menahan jerit kesakitannya.Tiba-tiba saja Raline melihat Aksa yang sedang berjalan santai memasuki cafe bersama beberapa rekan bisnisnya. Sepertinya mereka akan makan siang sambil ngobrol-ngobrol ganteng di sini. Dan Raline pun segera menghambur menuju rombongan Aksa untuk meminta pertolongan. Karena Lily sepertinya bahkan sudah tidak bisa berdiri lagi, apalagi be
Berkat sandiwara laknat yang penuh dengan adegan sinetron itulah akhirnya Heru tersadar. Raline memang benar. Singgung saja nama Aksa di depan Heru, pasti langsung berasap kepalanya."Mbak, gue berterima kasih banyak atas ide gila lo yang teope begete. Dua jempol deh buat lo, Mbak. Mbak emang ratu pelakor eh ratu antagonis sejati." Lily ber lo gue kembali dengan Raline. Lebih seru rasanya berloe gue daripada saya-sayaan. Pegel rahang, coeg.Raline hanya memutar bola mata melihat bini somplak Heru. Ini orang sudah dibantu, niatnya sih mungkin muji, eh jatuh-jatuhnya malahngenyek yang ada."Duh saking gembiranya gue jadi pengen goyang bebek mabuk di mari. Joget bentaran ah biar lega."Dan Lily pun mulai menundukkan tubuh seksoynya sambil menggoyangkan pantatnya ke kiri satu kali dan ke kanan dua kali. Begitu berulang-ulang sampai ia puas."Goyang bebek mabuk lo
Heru tengah menghitung berapa kubik yang akan di cor dengan menggunakan sistem readymix, saat salah seorang pekerjanya mengetuk pintu ruangannya dengan tergesa-gesa. Wajahnya tampak cemas dan bingung."Ada apa Denny? Kenapa kamu tidak ke lapangan saja membantu yang lain memelester?""Anu eh itu. Sebaiknya Bapak pulang dulu ke rumah eh warung." Denny menjawab takut-takut. Heru mengernyitkan alisnya. Ada sesuatu yang tidak beres ini."Ada masalah apa di warung Den? Apa ada orang usil yang mencoba mengganggu istri saya lagi?" Heru langsung berdiri."Bu-bukan mengganggu Neng Bu-eh Bu Heru. Tapi mereka menghancurkan rumah Bu Heru dengan dua excavator sampai rata dengan tanah."Apa?" Heru pun langsung berlari sekencang mungkin menuju rumahnya.Oh Tuhan semoga istri dan anak dalam kandungannya dalam keadaan baik-baik saja!Sementara itu Lily ber
"Apa maksud kamu membuka pintu rumah dengan keadaan setengah telanjang begitu hah? Apa kamu memang terbiasa untuk membuka pintu dengan begitu saja tanpa mengintip dulu, atau minimal bertanya siapa yang datang? Kamu ini ceroboh sekali, Perempuan?! Untung ada Mas di antara mereka tadi. Kalau Mas nggak ada, apa jadinya coba? Jangan-jangan kamu bakal di rame-ramein oleh mereka berdua!"Heru sangat emosi mengingat moment tadi. Pak Kades dam Pak RW seketika melotot dengan ekspresi mupeng. Mereka menatapi tubuh istrinya yang tambah bohay akibat proses kehamilannya. Dua orang tua bangka itu bahkan tidak mau bergerak saat Heru menyeret mereka untuk menjauhi pintu rumah. Kalau saja mereka berdua tidak seusia dengan ayahnya, pasti sudah bonyok mereka menerima bogem mentahnya.Heru sedang lelah lahir batin saat ini. Setelah menghajar Gilang habis-habisan dan mengancam Fahri sengan SP1, dia juga memecat dengan tidak hormat Seno Prasetyo dan semua anak bu
"ASTAGA LILY?!!"Lily kaget saat melihat Heru ada di depan matanya. Antara percaya nggak percaya dia-nya sih. Mau ngucek-ngucek mata juga kagak bisa. Secara tangannya 'kan megang nampan full minuman para pelanggan. Lily cepat-cepat meletakkan minuman-minuman itu di meja. Lebih baik begitu sih, biar aman. Lily tidak mau bereaksi seperti sinetron-sinetron di televisi yang kalau kaget suka menjatuhkan minuman. Terus tangan dipakai untuk menutup mulut, mata berkaca- kaca dan bibirnya bergetar. Menyebut nama orang yang mengagetkannya. Lantas wajah di zoom bolak balik dengan backsound musik jreng jreng! Lily mah sumpah kagak mau begitu. Norak coeg!Sudah rugi waktu, capek berkali-kali mengaduk- aduk minuman, eh rugi gelas yang pecah lagi. Itu kan namanya auto oon. Ye kan? Ye kan? Lily mah kalo disuruh drama-drama seperti itu sumpah kagak bisa dia! Mana ini Mas suami diem aja kayak patung sambil natap Lily kayak orang linglung lagi, kan syerem!
Dua bulan sudah berlalu. dan Heru sama sekali tidak mendapati jejak Lily dimanapun. Axel mengerahkan seluruh jaringannya untuk menjelajahi setiap sudut negeri ini, bahkan sampai keluar negeri. Tetapi hasilnya masih nol besar!Begitu juga Heru. Setiap hari dia sudah seperti orang gila. Mengukur jalan centi demi centi. Memeriksa rumah sakit setiap hari, mendatangi rumah-rumah kontrakan sampai kost-kostan di seluruh penjuru kota ini. Rutinitas itu sudah dia jalani selama hampir dua bulan terakhir ini. Tetapi hasilnya tetap saja nihil!Dimulai dengan pencarian manual sendiri sampai mulai menyewa detektif professional. Semua sudah dilakoninya. Tetapi tetap belum menampakkan hasil juga. Namun dia tetap tidak putus asa. Selama napasnya masih ada, dia akan terus berusaha mencari istri dan calon anaknya bahkan hingga keujung dunia.Heru juga sudah menegaskan pada Raline, bahwa dia sama sekali tidak ingin bercerai dari istrinya. D
Heru mengendarai mobilnya dengan kecepatan 160km/jam. Itu adalah rekor ngebut tergilanya di saat-saat jam-jam sibuk orang-orang yang akan pulang bekerja. Heru berdecak kesal saat jalan menuju kompleks perumahannya ditutup karena ada hajatan pernikahan.Sambil memukul geram setir mobil yang tidak bersalah, Heru pun segera melambaikan tangannya, ketika mengenali salah seorang SATPAM yang bertugas di kompleks perumahannya sedang lewat.Heru memanggil sang SATPAM untuk mengendarai mobilnya sementara dia sendiri berlari pulang ke rumah demi menghemat waktu. Setelah berlari sekencangnya tanpa henti selama kurang lebih dua puluh menit, Heru pun akhirnya tiba di depan rumahnya dengan nafas ngos-ngosan dan keringat bercucuran. Saat membuka jas hitamnya, kemeja putihnya pun seakan lengket bagaikan kulit kedua akibat keringat yang membanjir."Lily mana Pa, Ma?""Dia sudah pergi, Ru." Pak Trustan dan Bu Widya ta
Sudah seminggu Bang Gultom berpulang ke rahmatullah. Sudah seminggu ini juga Lily terus berfikir untuk mulai menata hidupnya kembali. Dia sudah tidak takut lagi dengan gertakan Heru tentang flash disk yang berisi tentang daftar kejahatan Bang Gultom. Karena Bang Gultom sekarang kan sudah tidak ada lagi di dunia ini. Heru mau melaporkan flash disk itu ke mana coba? Apa emang ada jalur khusus untuk membuat laporan dan menemui Yang Maha Kuasa di atas sana? Itu artinya si Herder itu juga harus mati dulu kan ya? Ya mana mau lah dia. Secara dosanya juga masih seabrek-abrek. Kan dia juga takut kalau mati nanti bakalan masuk neraka? Ye kan? Ye kan?Sambil melamun Lily pun mulai memasuki sebuah gerai es krim populer. Lily memang mempunyai kebiasaan makan es krim di saat galau. Sepertinya anak dalam perutnya juga kepengen makan es krim sejak dari tadi pagi. Tetapi baru kesampian sore ini karena pekerjaannya yang terus menumpuk seakan tiada habisnya. Banyaknya kasus percer
"Kita mau makan malam kemana sih ini, Mbak?" Lily bingung mengikuti mbak Clara yang katanya sih ingin makan malam untuk merayakan ulang tahunnya. Tapi ini kok malah masuk ke dalam club malam coba?"Mbak minta maaf karena membohongi kamu ya, Ly? Tapi kepala Mbak lagi mumet banget ini setelah lihat photo beginian di salah satu IG mantan Bang Anton. Mbak takut mereka ngapa-ngapain di club itu dan Mbak nggak kuat melihatnya. Makanya Mbak ajak kamu. Mengenai hari ulang tahun Mbak, Mbak kan memang ulang tahun hari ini."Mbak Clara yang biasanya tegas, ceria dan tempat curhat semua umat di kantor, tampak begitu sedih dan galau hari ini. Lily mengerti. Istri mana yang tidak galau kalau suami ketemu mantan pacar di club coba? Mungkin kalau boleh masuk bawa golok ke club, udah bawa golok berikut teman-temannya kali itu si mbak Clara.Suasana semarak langsung memasuki telinga Lily, saat memasuki salah satu club papan atas itu. Dia