Beranda / Pernikahan / Why / Episode 1

Share

Why
Why
Penulis: Amy L Yanto

Episode 1

Penulis: Amy L Yanto
last update Terakhir Diperbarui: 2021-01-09 19:47:30

'Chitttt ....'

'Braakkk ....'

Terdengar suara nyaring mobil mengerem, tapi tetap saja. Mobil itu tidak bisa menghentikan kecepatannya, hingga menabrak seorang wanita yang kebetulan menyebrang tanpa melihat kanan dan kiri jalan terlebih dahulu.

Wanita yang ditabrak terpelanting jauh, hingga kepalanya membentur trotoar. Sang pengendara mobil yang panik pun melarikan diri, dan meninggalkan wanita tak berdaya itu di tengah jalanan.

'Akkhh ...,' terdengar suara rintihan kesakitan wanita cantik, bergaun warna putih dan rambutnya tergerai dengan indah. Saat ini tengah terbaring kesakitan, dengan luka parah baik di kepala dan tubuhnya. 

Wanita yang mempunyai tinggi badan 158 cm itu, masih mengerang kesakitan di tubuhnya. Namun, luka yang ia rasakan saat ini belum seberapa. Di bandingkan luka dalam hatinya, yang baru saja ia rasakan seumur hidupnya.

Wanita itu bernama Aina Anindya, ia seorang wanita cantik dan modis. Tidak ada cacat sama sekali di tubuhnya, kehidupannya pun sempurna. Ia mempunyai suami yang tampan, kaya dan sangat mencintainya. Begitu pula, ia mempunyai seorang kakak bernama Alya Adriana yang tidak kalah cantik darinya. 

Jarak umur yang terpaut satu tahun, membuat Aina dan Kakaknya Alya seperti pinang di belah dua. Banyak yang mengira kalau ia dan kakaknya kembar, padahal tidak. 

Sejak kedua orang tuanya meninggal ia hidup di Jakarta, bersama pengasuh yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri. Sedangkan Alya, meneruskan study-nya di luar negeri tepatnya di negara Amerika.

Ya, Alya memutuskan kuliah di Amerika selepas ia lulus dari SMA. Sedangkan saat itu Aina masih kelas 3 SMA, sampai Aina lulus terus kuliah ia tetap berada di Indonesia. Sedangkan Alya, tidak pernah pulang. Begitu kembali ke Indonesia, saat itu Aina tengah melangsungkan pernikahannya dengan suaminya Raditia Rafael. 

'Jahat sekali kalian, hiks,' gumam Aina, seraya memandang kado yang berisikan jam tangan mewah sengaja ia beli untuk suaminya. Tepatnya malam ini, Rafael hari ini sedang berulang tahun.

Ia ingin memberikan kejutan manis, tapi di tempat yang ingin ia jadikan tempat spesial bagi suaminya. Ia malah yang dibuat terkejut sendiri, dengan air mata mulai membasahi pipi mulusnya ia berlari tanpa tahu arah. 

Karena kurang hati-hati ia pun mendapatkan kecelakaan, dalam peristiwa kecelakaan itu di hati kecilnya, ia meminta pada sang kuasa agar mengambil dalam kecelakaan itu. Ia ingin luka di hatinya menghilang, dan tidak membuat sesak di dadanya.

Namun, saat di keputusasaan dan harapan. Tiba-tiba datang segerombolan orang tengah mengkhawatirkan dirinya, ada yang menelepon ambulan. Ada pula yang menawarkan untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Ya, di saat ia mulai tidak kuat menahan rasa sakit di tubuhnya, ia mendengar suara orang-orang mengerubunginya.

"Kasihan sekali, cepat kita bawa ke rumah sakit,'' ucap salah satu wanita.

"Iya ... lukanya cukup parah, dan darahnya banyak yang keluar," sambung pria muda.

"Woi ... telepon ambulan, cepat!''

"Tidak usah panggil ambulan, pakai mobilku saja. Cepat angkat ke mobilku," tawar seorang pria dewasa kebetulan melintas, dan memberhentikan mobilnya.

Aina pun di masukkan ke dalam mobil, lalu di bawa ke rumah sakit. Kebetulan yang mempunyai mobil bersama sang istri, dan tulus membantu Aina ke rumah sakit.

***

Di salah satu rumah sakit besar di Jakarta pusat, terlihat seorang dokter tampan baru saja menyelesaikan operasi. Terlihat gurat lelah di wajahnya, tapi tidak mengurangi kharisma yang dipancarkan. Pria itu tidak lain adalah Dokter Jaden.

"Apakah setelah ini Anda akan langsung pulang, Dok?" tanya perawat yang merangkap sebagai asisten Jaden.

''Ya! Hari ini aku lelah sekali, dan aku ingin cepat pulang ke apartemen lalu tidur," jawab Jaden ramah, seraya mengambil kunci mobil di dalam laci kerjanya.

"Aku pergi dulu," pamit Jaden, lalu meninggalkan ruangannya.

"Hati-hati, Dok. Jangan ngebut kalau mengendarai mobil," pesan sang asisten dengan hati berbunga.

Sang asisten begitu mengagumi Dokter Jaden, bukan hanya dia tapi hampir semua dokter wanita dan juga perawat pasti akan menaruh hati pada pria berumur 27 tahun itu.

Mengingat status Jaden yang masih single membuat kaum hawa berlomba-lomba menarik perhatiannya.

'Uhh, senang dan beruntungnya aku bisa selalu dekat dengan Dokter Jaden. Mudah-mudahan aku bisa meluluhkan hatinya, dan bisa menjadi kekasih dokter tampan itu,' gumam sang asisten, seraya membereskan ruang kerja sang dokter.

Jaden yang baru saja melangkah keluar, dan berniat ke parkiran mobil. Langkahnya terhenti ketika ia melihat mobil yang sedan berwarna hitam, berhenti tepat di depannya. Sang pengendara turun dengan tergesa, lalu membuka pintu penumpang.

Lalu dengan tergesa pula sang pengendara mobil sedan itu membopong Aina, sesaat anak rambut menutupi wajah cantiknya. 

Entah apa yang dipikirkan Jaden, padahal ia sangat lelah dan ingin cepat pulang. Namun, naluri alamiahnya melarang. Ketika ia melihat darah menetes di lantai rumah sakit.

'Apa yang kamu pikirkan, Jaden. Bukahkah sudah seharian ini kamu kerja, ayo sekarang pulang. Tubuhmu juga butuh istirahat, jangan paksa lagi. Di dalam masih banyak dokter yang akan merawat pasien itu, jadi ayo pulang,' sisi gelap Jaden melarang mendekat, bahkan mengikuti pria pengendara mobil yang menolong Aina.

'Jangan, Jaden. Kamu harus memeriksa korban itu, lihatlah. Sepertinya korban itu terluka parah, jangan sampai kamu menyesal,' sisi baik Jaden mendorong agar ia kembali masuk ke dalam rumah sakit.

'Yah, sepertinya malam ini aku tidak akan istirahat. Meskipun pekerjaan ini tidak kusukai, tapi aku tidak bisa melihat wanita itu sampai lewat malam ini,' guman Jaden menyemangati dirinya, seraya masuk kembali ke dalam.

"Sayang, cepat panggil dokter. Biar wanita ini cepat mendapatkan perawatan," perintah sang pengendara pada istrinya.

Tanpa menjawab sang istri langsung berlari mendahului sang suami, dan berteriak pada dokter mau pun suster jaga. 

"Tolong, ada pasien korban tabrak lari. Saya dan suami saya saat ini tengah membawanya ke mari," ucap wanita dewasa itu.

Beberapa suster yang mendengar itu seketika berlarian, dan mendorong brankar pasien. 

"Pak, rebahkan pasien di sini saja," ucap Jaden tiba-tiba, seraya menunjuk brankar dorong.

Sang pengendara itu patuh, dengan hati-hati ia membaringkan Aina di tempat tidur. 

"Apakah Anda keluarga pasien? Kalau, iya, bisa ke administrasi untuk melengkapi data pasien. Biar kami bisa melakukan tindakan cepat," saran Dokter Jaden ramah.

"Bukan! Saya bukan keluarga pasien, Dok. Saya membawa wanita muda itu ke mari, karena wanita itu tergeletak di pinggir jalan. Mungkin wanita itu korban tabrak lari, kalau begitu saya permisi dulu," jelas sang pengendara, dengan nada takut.

"Sayang, ayo pulang," lanjut sang pengendara menarik tangan sang istri, dan mengajak pergi meninggalkan rumah sakit.

"Iya, tunggu sebentar. Biar aku memberikan ini dulu sama Dokter," jawab sang istri, lalu berjalan ke arah Dokter Jaden dan memberikan tas Aina.

"Dok, ini adalah tas wanita muda itu. Dokter bisa melihat, apakah ada nomer yang bisa dihubungi nanti," ucap istri pengendara mobil, setelah itu pergi begitu saja.

Jaden hanya bisa terpaku, seraya memandang kepergian sepasang suami istri itu pergi. Kemudian sesaat ia memandang ke arah brankar, ia sudah menebak meskipun tanpa ia memeriksa keadaan pasien terlebih dahulu. Jika Aina mengalami luka yang cukup parah.

''Dokter, Jad ---"

Ucapan dokter magang terpotong, begitu mendengar suara tegas Jaden.

"Berikan stetoskopmu, cepat!" perintah Jaden dengan ekspresi serius.

Dokter magang itu pun dengan patuh memberikan stetoskop miliknya, dan dengan cekatan Jaden memeriksa Aina. Saat ia ingin memeriksa luka di wajah Aina, ia dengan perlahan melerai anak rambut yang sedari tadi menutupi wajah cantik itu.

Degh!

Dalam sesaat Jaden terkejut, saat melihat wajah yang sudah lama tidak pernah ia lihat. 

'Aina!' batin Jaden dengan ekspresi terkejut ketika menatap lekat wajah cantik, dan mulai pucat itu.

'Aina, apakah ini benar kamu?' tanya Jaden sedikit keras, hingga membuat dokter magang dan suster saling berpandangan.

"Dokter mengenal pasien ini?' tanya dokter magang penasaran.

Tanpa menjawab dengan langkah cepat Jaden mencari tas milik Aina, lalu membongkar. Lebih tepatnya mengeluarkan semua barang di dalam tas, hingga ia menemukan ponsel dan juga dompet milik Aina.

Dengan tergesa ia membuka isi dompet itu, lalu pandangannya jatuh pada sebuah foto yang tersemat indah di dalam dompet. Ya, Sebuah foto mini pernikahan Aina dengan Rafael, yang sengaja Aina taruh di dompetnya.

Degh! 

'Kamu sudah menikah, Aina?' batin Jaden, dengan pandangan yang sulit di artikan. 

Namun, dengan cepat ia mengenyampingkan perasaannya. Saat ini yang ia pikirkan keselamatan Aina, dan itu harus mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga Aina. Salah satunya adalah Rafael.

Tanpa pikir panjang, ia membuka ponsel wanita yang terbaring itu. Ia tidak mempedulikan lagi sopan santun, karena telah berani membuka tas dan privasi orang lain. Karena hanya dengan caranya sekarang, ia cepat bisa melakukan tindakan yang tepat pada Aina.

Drrrttt 

📱My Husband

Jaden terus menghubungi ponsel Rafael, tapi hampir lima menit lewat ponsel itu tidak kunjung tersambung.

"Shiit! Di mana pria berengsek itu, jika dia tidak bisa dihubungi bagaimana keadaan Aina nanti," marah Jaden, dengan mengepalkan tangan kirinya.

Tut.

Setelah mematikan telepon, dan memasukkan semua barang milik Aina di dalam tas. Jaden memberikan tas itu pada asistennya.

"Simpan ini baik-baik," perintah Jaden tegas, tanpa ada senyuman seperti biasa.

"Ba--baik, Dok," gugup asisten Jaden, karena merasa takut saat melihat ekspresi Jaden yang dipenuhi aura kemarahan.

"Siapkan ruang operasi sekarang, cepat. Saat ini pasien dalam kondisi kritis, bahkan mungkin saja dia telah koma. Jadi kita harus menyelamatkannya," perintah Jaden tegas, terselip rasa khawatir yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Tapi, Dok. Kita belum mendapatkan persetujuan dari keluarga pasien, bagaimana kita bisa melakukan tindakan dahu ---"

Ucap salah satu dokter pria, dan itu menyulut kemarahan Jaden kembali. Hingga para dokter dan suster yang melihat perubahan sikap Jaden tak biasa dari biasanya, karena aura dalam diri Jaden itu membuat semua orang mengenal dokter tampan itu seketika takut.

"Tutup mulutmu itu! Apakah harus melihat pasien mati dulu, baru kamu bertindak saat semua keluarga pasien tidak ada di sini?!" marah Jaden, dengan menyengkeram kerah kemeja Dokter Lay. Lalu melepaskan dengan kasar, dan membuat Dokter Lay terdiam. Ia membenarkan apa yang dikatakan Dokter Jaden adalah benar.

"Jika kalian takut, untuk memasukkan wanita ini ke dalam ruang operasi. Maka aku yang akan menjadi walinya, dan akan kubayar semua pengobatannya. Aku akan bertanggung jawab penuh untuknya, apa kalian mengerti!"

"Sekarang cepat bawa dia, dan siapkan ruang operasi. Biar aku yang melakukannya, tunggu aku ganti dulu," perintah Jaden tegas, yang di angguki dokter dan suster

'Aku pasti bisa menyelamatkanmu, Aina. Bertahanlah,' batin Jaden, dengan terburu.

"Kenapa dengan Dokter Jaden, kenapa dia begitu marah. Padahal selama ini dia selalu bersikap ramah, dan murah senyum," tanya salah satu suster yang mengidolakan Dokter Jaden.

"Sstt ... lebih baik, kita kerjakan apa yang diminta Dokter Jaden. Apa kalian mau di bentak kayak Dokter Lay, tadi," nasehat suster yang mulai mendorong brankar pasien, yang di atasnya ada Aina.

Bersambung

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Lysa_Yovita22
Suka ceritanya. Lanjutkan, Akakthor.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Why   Episode 2

    'Brakkk ....'Terdengar suara pintu di buka dengan kasar, tepatnya di ruangan bernuansa putih. Pelakukanya tidak lain adalah sang pemilik ruangan itu sendiri.Ya, Jaden tengah terburu-buru masuk ke dalam ruangannya. Lalu menutup pintu kembali meskipun tidak rapat, dengan secepat kilat juga ia melepas kemeja dan celananya, kemudian ia mengambil pakaian OK atau Operation Kamer di dalam lemari dan memakainya. OK adalah pakaian khusus yang digunakan dokter saat akan melakukan operasi.Setelah memakai pakaian OK, Jaden dengan terburu ke kamar mandi mencuci tangannya dengan sabun agar steril dari kuman. Begitu selesai ia bergegas keluar, tidak lupa ia memakai masker dan penutup kepala.Saat ia hendak keluar ruangannya, dengan menggunakan sikunya ia membuka pintu. Tanpa menutup pintu ruangannya kembali, ia berlari seperti orang kesetanan menuju ruang operasi di mana Aina tengah terbaring.Begitu sampai di

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-09
  • Why   Episode 3

    Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari, tapi Jaden sama sekali tidak memejamkan matanya untuk istirahat barang sebentar saja. Ia malah asyik dengan dunianya, tepatnya ia begitu semangat menceritakan awal mula ia bertemu dengan seorang gadis cantik. Idola bagi semua cowok di masa sekolah SMA dahulu.Gadis cantik itu tidak lain adalah Aina, meskipun parasnya yang cantik dan modis. Aina tidak pernah bersikap sombong, dan tidak pernah merendahkan orang lain. Seperti itulah yang dirasakan oleh Jaden saat itu.Jaden pun mengingat semua kenangan, saat ia bertemu dengan Aina waktu itu, dengan sedikit tersenyum seraya memandang Aina yang tertidur dengan masker oksigen di mulut dan hidungnya. Ia menceritakan semua itu, seperti dongeng sengaja ia bacakan untuk Aina.Flashback On9 Tahun yang laluDi dalam sebuah pesta dansa yang di adakan oleh pihak sekolah SMA Garuda, sebagai acara tahunan untuk memilih

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-09
  • Why   Episode 4

    Tanpa terasa waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi, terdengar suara kicauan burung di luaran sana. Di dalam ruang ICU, tepatnya di mana Aina tengah dirawat terlihat Jaden tengah memeriksa keadaan Aina, yang belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar dari komanya.Merasa perlu jika Rafael harus mengetahui keadaan Aina, Jaden mengambil ponsel milik Aina yang kebetulan ia bawa. Dengan gerakan cepat ia mencari nama pria yang sedikit banyak membuat Jaden kesal.Drrrttt📱My HusbandJaden terus menelepon, tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Rafael. Akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan saja, dan memberitahukan keadaan Aina yang berada di rumah sakit.'Di mana pria berengsek itu! Kenapa dari semalam nomernya tidak aktif,' batin Jaden kesal.[Cepat datang ke rumah sakit Modern Hospital, Aina kecelakaan.] Kirim.Jaden mengirim pesan singkat, setelah itu ia men

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-10
  • Why   Episode 5

    "Ketika ujian cinta datang pada salah satu pasangan, mampukah pasangan lainnya menerima. Tetap berada di samping pasangan itu, dengan cara menemani, dan mensupport. Atau malah meninggalkan pasangan itu, yang dalam keadaan tidak berdaya."***Mobil yang dikendarai Rafael melaju dengan kecepatan tinggi, hingga tidak membutuhkan waktu lima belas menit. Mobilnya telah masuk di pelataran rumah sakit Modern Hospital, di mana Aina tengah dirawat saat ini.Setelah mobil diparkirkan, Rafael dengan terburu keluar lalu berlari masuk ke dalam rumah sakit. Tujuannya satu, tempat resepsionis. Ia ingin menanyakan di mana istrinya tengah di rawat."Suster! Suster! Di mana kamar pasien bernama Aina Anindya?" tanya Rafael dengan napas memburu, karena ia habis berlari."Tunggu sebentar, ya, Pak. Saya carikan data pasien terlebih dahulu," jawab suster ramah, dan langsung membuka buku di mana ada nama data pasien

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-12
  • Why   Episode 6

    Mulai BimbangSetelah mendengar penuturan Dokter Jaden, Rafael dan Alya keluar dari ruangan serba putih itu. Langkah Rafael begitu berat, ketika ia mengingat perkataan Dokter Jaden tentang keadaan Aina istrinya.Beruntung ada Alya yang menyanggah tubuh Rafael, terlihat pria tampan itu tidak bisa menerima jika Aina sang istri koma dan juga lumpuh pada kedua kakinya."Kenapa! Kenapa Aina bisa terluka parah seperti itu, Alya? Sesungguhnya apa yang terjadi, hingga dia bisa terluka dengan luka parah di tubuhnya," tanya Rafael, seraya menoleh ke arah wanita yang mengisi hatinya selama dua tahun ini.Meskipun ia sadar jika Alya tidak akan bisa menggantikan tempat Aina, sebab sang istri mempunyai tempat spesial di hatinya."Aku juga tidak tahu, Rafa. 'Kan semalaman kita bersama, dan menghabiskan malam indah dengan memadu kasih hingga hampir pagi. Ah, bukan bahkan sampai pagi," jawab Alya sok pol

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-13
  • Why   Episode 7

    Tidak Tenang'Apakah aku harus memeriksa keadaannya terlebih dahulu, sebelum aku pulang?' batin Dokter Jaden, setelah keluar dari ruangan Dokter samuel.'Tapi, di sana ada Rafael. Apakah aku bisa menahan diri lagi, saat bertemu dengannya? Namun, kalau aku tidak melihat Aina sebelum pulang. Aku tidak akan tenang,' monolog Dokter Jaden bimbang.Langkah Dokter Jaden terasa berat, ketika ia ingin melangkah keluar dari rumah sakit. Ia pun merasa tidak tenang, dan tidak tega meninggalkan Aina saat bersama Rafael dan Alya.Padahal Dokter Jaden sudah berada di lobby rumah sakit, dan ia berniat ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Namun, urung ia memutuskan kembali. Karena ia memang tidak akan bisa tenang bila belum memastikan keadaan Aina baik-baik saja. Meskipun ia tahu, kalau wanita yang tengah terbaring koma itu memang sudah tidak apa-apa, dan dalam kondisi stabil.Tap ... tap ... tap!

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-15
  • Why   Episode 8

    Rayuan AlyaTing!Terdengar suara pesan dari ponsel milik Rafael, ia terlihat malas merogoh saku celananya, lalu bertanya-tanya siapakah gerangan yang mengirim pesan di tengah malam begini.Ia pun hanya berpikiran satu wanita yang berani mengirim pesan padanya selarut ini, tidak lain dan tidak bukan adalah kakak iparnya sendiri Alya.'Pasti Alya yang mengirim pesan, apa dia tidak capek mengirim pesan terus sedari tadi,' gumam Rafael, lalu membuka aplikasi berwarna hijau.Degh!Terlihat foto dengan pose erotis, dan sangat menggoda dari kakak iparnya. Ya, setelah semua pesan diabaikan oleh Rafael. Namun, Alya tidak kehilangan akal untuk menarik perhatian pria yang sangat ia cintai.'Apa ini, Alya! Apa kamu berniat menggodaku, demi Tuhan! Aku saat ini menahan diri agar tidak lari pulang, lalu menyerangmu. Karena di sini masih ada Aina yang harus kujaga dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-17
  • Why   Episode 9

    Terkuaknya Identitas Jaden"Kenapa lama sekali, Sayang?" tanya Devan begitu melihat Sania kembali dari toilet."Di toilet sedikit ramai, jadi aku menunggu giliran masuk ke toilet dulu," jelas Sania, dan langsung duduk di samping Devan. Devan dengan senyuman langsung merangkul mesra Sania, tapi sebelum itu ia mengambil minuman di meja untuk Sania.''Ini, minumlah. Kamu pasti haus 'kan dari toilet, setelah kamu minum ini kita berdansa," rayu Devan dan memberikan gelas yang sudah ia bubuhi dengan obat perangsang.Sania tanpa curiga langsung menerima gelas pemberian kekasihnya, setelah itu ia meneguk minuman itu hingga tandas.Devan yang melihat itu merasa senang, apalagi saat melihat Sania menghabiskan semua minuman dalam gelas tanpa sisa."Ayo kita berdansa sekarang, Sayang. Kita habiskan malam ini untuk bersenang-senang, karena setelah ini kita sudah kembali ke Indonesia. P

    Terakhir Diperbarui : 2021-01-22

Bab terbaru

  • Why   Epilog

    Bahagia BersamamuMalam semakin larut, setelah mandi dan mengganti gaun pengantin yang tadi Aina kenakan.Kini ia telah memakai baju tidur, terlihat baju itu begitu tipis dan ia merasa tidak nyaman mengenakannya. Ia merasa malu apabila nanti dilihat oleh Jaden, meskipun ia telah resmi menjadi istrinya tetap saja rasa malu menghinggapi hatinya.'Siapa, sih, yang memesan pakaian ini?' tanya Aina dalam batinnya, seraya menghela napas ketika melihat pantulan tubuhnya di cermin.'Jika Mas Jaden melihatku memakai pakaian ini, bagaimana reaksinya. Aku takut dia mengira kalau aku ingin menggodanya, padahal di sini memang tidak ada pakaian yang lebih pantas dipandang,' gumam Aina sedikit kesal.Jaden yang baru saja keluar dari kamar mandi samar-samar mendengar keluhan sang istri, ia tahu betul sifat Aina dan ia membenarkan jika sang istri tidak akan mungkin mau menggodanya terlebih dahulu. Mengingat Aina bukanlah wanita seperti di luaran sana, tapi untuk k

  • Why   Episode 45

    Bersatunya Dalam Mahligai PernikahanHari yang ditunggu Aina dan Jaden kini telah tiba, di mana keduanya telah resmi menjadi pasangan suami-istri dalam mahligai pernikahan.Ya, pagi tadi seorang Kieran Jaden Tamawijaya telah resmi mempersunting janda muda bernama Aina Anindya.Meskipun Aina dalam status janda, tapi tidak mengurungkan niat Jaden untuk mempersunting wanita cantik nan mungil itu sebagai istrinya.Mengingat begitu besar rasa cinta Jaden pada Aina, membuat ia memantapkan niatnya menjadikan Aina sebagai istri. Apalagi setelah ia mendapatkan restu dari sang kakek, membuat ia begitu semangat membawa Aina ke tengah-tengah keluarganya besarnya.Tidak hanya Jaden yang bahagia hari ini, tapi Aina juga turut merasakan perasaan sama. Begitu pula orang-orang di sekitar Aina dan Jaden, juga turut merasakan kebahagiaan mereka.Mengingat selama setahun belakangan Aina pernah merasakan namanya luka karena pengkhianatan dari orang-o

  • Why   Episode 44

    🍂 Kondisi Alya yang Memprihatinkan'Kak Alya?' gumam Aina yang bisa di dengar semua orang di dalam ruang tamu.Aina masih saja memperhatikan foto sang kakak kini berada dalam tangannya, ia terkejut sekaligus bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi pada Alya Kakaknya.Polisi yang melihat Aina terpaku seraya melihat foto sang kakak, tidak bisa membendung rasa ingin tahunya. Karena tujuan kedua polisi itu memang ingin tahu, jika Aina adalah salah satu keluarga Alya. Mengingat dua polisi itu mendapatkan tugas untuk mencari tahu, sebab pemilik rumah sakit merasa tidak enak hati bila datang sendiri ke kediaman keluarga Tamawijaya."Apa Anda mengenal wanita di dalam foto itu, Nona?" tanya polisi ingin tahu."Iya, saya mengenalnya. Dia adalah kakak kandung saya, Alya. Kenapa dengannya, Pak?""Tolong katakan padaku, apa yang terjadi dengan Kak Alya?" tanya Aina bertubi, dan mulai mengkhawatirkan keadaan sang kakak."Wanita yang berada

  • Why   Episode 43

    Rasa SyukurSetelah pulang dari menyelamatkan Aina, kini Jaden membawa wanitanya ke kamar Aina sendiri. Terlihat pria tampan itu sama sekali tidak meninggalkaan Aina barang sebentar saja, ia setia menanti calon istrinya sadar dari pengaruh obat bius yang diberikan Rafael saat mau menculik Aina.Waktu sudah menunjukkan pukul enam malam, terlihat Aina mulai membuka matanya. Sesaat ia dihinggapi rasa ketakutan, ketika teringat mantan suaminya berniat menculiknya."Aku tidak mau ... lepaskan aku, Rafael!" teriak Aina seraya terbangun, dan langsung terduduk dengan seluruh badan bergetar karena ketakutan.Jaden yang terkejut mendengar suara wanitanya, seketika berdiri dan berusaha menenangkan Aina dari rasa ketakutannya."Sstt, tenanglah. Kamu sudah aman, Sayang," gumam Jaden, dan langsung memberikan pelukan dan membelai punggung Aina pelan."Aku takut sekali, Mas.""Aku takut kalau Rafael akan menculikku, tadi aku masih ingat kalau dia mene

  • Why   Episode 42

    Penyelamatan AinaIring-iringan mobil yang dikendarain oleh preman suruhan Rafael, kini tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Karena Rafael baru teringat kalau koper, beserta isinya masih berada di rumahnya. Apalagi ada paspor yang harus iya bawa mengingat ia akan membawa Aina pergi dari kota Jakarta, sebelum Jaden menyadari kalau ia-lah dalang dalam penculikan Aina."Cepat kendarai mobil ini, kita ke rumahku terlebih dulu," perintah Rafael seraya merangkul Aina di kursi penumpang.Terlihat Aina tengah menutup matanya, karena pengaruh obat bius yang diberikan Rafael padanya."Baik, Pak," jawab salah satu preman yang tengah mengendarai mobil Rafael, terlihat satu mobil di belakang mobil Rafael terdapat beberapa preman yang sengaja Rafael bayar untuk membantunya melancarkan aksinya dalam menculik mantan istrinya itu.'Semoga saja anak buahnya Jaden tidak menyadari kalau Aina tengah kuculik,' batin Rafael, seraya mengecup puncak kepala Aina.

  • Why   Episode 41

    Niat Rafael Menculik AinaAina telah sampai di mall, ia pun berjalan ke stand tempat aneka perlengkapan bahan kue. Saat ia tengah asyik memilih bahan, tiba-tiba ia merasa ingin buang air kecil.Aina pun bergegas mencari letak di mana toilet berada, Martin dan Rio hanya bisa mengawal calon istri bosnya dari jauh. Mengingat Aina merasa tidak nyaman saat dilihatin banyak orang, makanya ia menyuruh dua orang suruhan Jaden mengawalnya sedikit jauh."Bisa kalian sedikit menjaga jarak, aku janji tidak akan pergi jauh selama di mall," ucap Aina sedikit merasa tidak nyaman, saat Martin dan Rio begitu ketat mengawalnya.''Tapi, Nona. Saya takut Tuan marah pada kami, karena kami tidak bisa menjaga Nona dengan baik," jawab Martin jujur."Tenang saja, pasti Mas Jaden tidak akan marah pada kalian. Selama kalian tidak mengatakannya,'' kekeh Aina.''Aku akan ke toilet sebentar, bisa kalian berdua berada di sini saja. Jangan mengikutiku, karena akueras

  • Why   Episode 40

    Firasat JadenHampir seminggu waktu berlalu, dan Aina kini telah resmi menjadi tunangan seoarang Kieran Jaden Tamawijaya. Segala sesuatu bagi Aina kini terasa indah, serta membahagiakan dalam hidupnya.Setelah begitu banyak Aina melewati rasa sakit dalam diri akan pengkhianatan, yang dilakukan oleh mantan suami dan kakaknya sendiri.Meskipun begitu, Aina tidak menaruh dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya, ia hanya percaya keadilan Allah itu jauh lebih adil dan ia percaya setiap perbuatan pasti suatu saat akan mendapatkan balasan sesuai takaran perbuatan yang pernah dilakukan.Saat Aina merasakan syukur akan kebahagiaan dalam hidupnya, dalam lamunannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh calon suaminya yang memeluknya dari belakang."Sedang apa kamu di sini, aku mencarimu sedari tadi," gumam Jaden seraya memeluk wanitanya yang tengah berdiri di dekat taman bunga, sengaja taman di belakang rumah Jaden ia buat taman karena wanitanya begitu menyukai bu

  • Why   Episode 39

    Kemarahan Rafael dan Juga ObsesinyaSetelah menyeret Alya dekat dengan mobilnya, kini Rafael mencoba menanyakan sebuah kebenaran bahwa Alya yang berada di balik perceraian dengan sang istri Aina."Katakan, apa benar kamu dibalik perceraianku dengan Aina?" tanya Rafael dengan menyengkeram mulut Alya. hingga Alya mengaduh kesakitan."Akkhh ... sakit, Rafael," adu Alya dengan netra mulai berkaca-kaca."Rasa sakitmu tidak seberapa dibandingkan aku kehilangan Aina dari hidupku sekarang, bukankah kamu sudah tahu seberapa besar aku mencintai dia, hah!" bentak Rafael.Alya mendengar kata cinta untuk Aina dari mulut pria yang sangat dicintai seketika merasa cemburu, dengan percaya diri ia menatap netra Rafael tanpa rasa takut."Cih, cinta katamu. Lalu kenapa kamu berselingkuh denganku, bahkan istrimu sendiri melihat adegan panas kita, dan itu saat kita bercinta. kemudian dia pergi meninggalkanmu, apakah itu semua salahku?"Degh!Merasa

  • Why   Episode 38

    Penyesalan yang Terlambat"Apa maksudmu kita sudah bercerai, Sayang?" tanya Rafael seraya ingin mendekati Aina, tapi Kakek Mark langsung menghadan langkahnya.Merasa kesal karena ulah Rafael mengganggu acara pertunangan cucunya, Kakek Mark mulai tegas."Berhenti di tempatmu anak muda, sebelum orang-orangku menyeretmu keluar dari pesta pertunangan cucuku!" tekan Kakek Mark dengan nada rendah dan dingin.Rafael yang mendapatkan kemarahan dari Kakek Mark bukannya takut malah menantang, dan ia berniat menyingkirkan Kakek Mark. Namun, Jaden yang tahu jika tangan Rafael berniat mendorong sang kakek dengan kemarahannya ia maju melindungi kakeknya tepat di depan Kakek Mark."Jangan berani-berani menyentuh Kakekku, dengan tangan kotormu ini. Jika, kamu berani menyentuhnya aku tidak segan untuk mematahkan tanganmu ini," ucap Jaden dingin."Memangnya aku takut ancamanmu, Pria Cupu!Jawabannya, tidak! aku sama sekali tidak takut padamu, dan lagi wanita c

DMCA.com Protection Status