Share

sesuai perjanjian

Author: Dentik
last update Huling Na-update: 2024-10-29 19:42:56

Setelah beberapa jam berlalu akhirnya mobilnya sudah terparkir didepan rumahnya. Pak Gino selaku satpam, pak Lastro sebagai supir, bik Asih yang mengurus rumah atau lebih tepatnya kepala pelayan dirumahnya dan beberapa pelayan dibelakang mereka sudah menyambut Aiden dan Dea dengan senyuman. Aiden melepaskan sabuk pengamannya. Dilihat Dea masih tidur dengan pulas.

“De, bangun De. Udah nyampek nih,” ujar aiden dengan menepuk-nepuk pipi Dea. Tidak ada respon dari Dea, bahkan dia tidak bergeming sedikitpun dari posisinya. Aiden memutuskan untuk menggendongnya, dia keluar dari pintu kemudi dan membuka pintu samping Dea, lalu melepas sabuk pengaman Dea dan mengeluarkannya dari mobil.

“Bik tolong ambil semua barang-barang yang dimobilku ya, semuanya. Pak Lastro tolong cuci mobil saya ya,” ucap Aiden lalu masuk kedalam rumah.

“Tidur?” tanya oma dengan kedua alis yang terngkat tinggi didahinya. Orangtua Aiden hari ini akan menginap dirumah Aiden, karena ingin menghabiskan waktu bersama menantu baru mereka.

“Iya Oma. Aku kekamar dulu ya,” pamit Aiden dan langsung menuju kamarnya, untung saja dirumahnya terpasang lift jadi tidak perlu menaiki tangga satu persatu. Aiden membaringkan Dea diranjang lalu menyelimutinya dengan selimut tebal, ditengah ranjang sudah terdapat mawar dengan bentuk love, samping kanan dan kiri meja sudah ada buket mawar. Dan disofa sudah ada baju tidur couple. Aiden menggelengkan kepalanya ketika melihat itu semua.

Tok tok tok.. terdengar ketukan pintu.

“Masuk,” jawabnya.

“Maaf mengganggu Tuan,” ucap Bik Asih, dibelakangnya ada dua pelayan yang membawa koper Dea dan miliknya. Kedua pelayan itu adalah Rara dan Santi, mahasiswa disalah satu universitas didekat rumahnya. perwakan mereka hampir sama, tinggi badan juga sama. sebenarnya Aiden tidak membutuhkan terlalu banyak pelayan, tetapi alasan mereka bekerja dirumahnya adalah untuk bertahan hidup diperantauan jadi Aiden tetap memperkerjakan mereka.

“Gapapa Bik, tolong tata itu semua ya. Saya mau mandi dulu,” ucap Aiden dan bergegas menuju kekamar mandi.

“Iya Tuan,” jawab bik Asih dengan senyuman.

Aiden masuk kekamar mandi. Bik Asih dan beberapa pelayan melangkah secara perlahan mendekati Dea yang sedang tidur dengan pulas. Mereka semua menutup mulutnya karena tidak percaya yang dinikahi tuannya adalah seorang beuty vlogger. Walaupun sudah vakum, tapi semua pelayan itu bisa mengenali Dea.

“Astaga bik! ini kan !?” pekikan Rara yang dulunya penggemar Dea waktu masih aktif melakukan vlognya, “cantik banget!”

“Sstt… jangan berisik,” ucap bik Asih.

“Ayo.. teriaknya nanti aja, ayo selesaikan dulu tugasnya,” lanjut bik Asih, perempuan paruh baya ini sedikit ditakuti oleh pelayan lainnya karena sikap tegasnya, tapi semua pelayan menganggap bik Asih sebagai ibu mereka juga, apalagi bagi Rara dan Santi. Bik Asih langsung menyeret anak buahnya untuk menjauh dari nona muda yang sedang tertidur pulas.

“Cepet sebelum Tuan keluar, kita harus sudah selesai membereskan semua ini,” ucap bik Asih, dengan cekatan mereka mulai menata barang-barang dalam koper, belum sampai lima menit, semua barang itu sudah tertata rapi. 

"Ahh, Bik pengen foto bareng," rengek Rara.

"Hus, ga boleh, ayo cepet keluar," ucap bik Asih. Mereka pun keluar dari kamar majikannya itu.

Aiden yang selesai mandi lalu mengganti bajunya, ketika membuka lemari bajunya ia kaget karena mendengar suara yang sangat begitu nyaring memenuhi seluruh ruangan.

Dduttt….

Aiden membelalakkan matanya dan langsung menoleh kesumber suara, itu suara kentut Dea. Aiden menepuk jidatnya, sedikit mengasihi dirinya yang akan hidup selama dua tahun bersama wanita yang tidak tau malu ini. Aiden melanjutkan aktivitasnya, saat melihat lemari bajunya dia menyadari kalau lemari baju yang sebelumnya sangat longgar kini terpenuhi oleh baju-baju milik Dea, dia tersenyum kecut mendapati bajunya yang nyempil dipojok lemari. Dia mengambil satu setelan kaos dan celana santai, lalu memakainya, mumpung Dea belum bangun jadi dia berganti baju dikamarnya.

Hp Aiden bergetar, buru-buru ia mengangkat teleponnya. Ternyata itu dari Wendy, perempuan yang ingin dinikahi oleh Aiden tapi belum mendapat restu dari orangtuanya.

“Hallo Wen,” sapa Aiden kepada orang diseberang sana. Aiden buru-buru menuju balkon kamarnya.

“Halo By,” jawab Wendy.

“Ada apa ya?” tanya Aiden.

“Udah lama nggak ketemu, Wendy kangen sama Aiden,” ucap manja Wendy diseberang telepon.

“Ahh.. Iya maaf ya, beberapa waktu ini aku lagi sibuk banget. Besok lusa aja ya ketemunya. Kamu pengen kemana?” tanya Aiden.

“Aku pengen shopping aja bee,” jawab Wendy manja.

“Okey lusa kita shopping ya. Nanti aku jemput dirumahmu,” ucap Aiden pada Wendy.

“Okey bee,” jawab setuju Wendy.

“Udah dulu ya, aku mau lanjutin kerjaanku dulu. Bye,” pamit Aiden pada Wendy. Sambungan telepon pun terputus. Aiden kembali ke kamarnya. Dilihat Dea sudah terduduk di atas ranjang dengan rambut yang awut-awutan karena ulahnya sendiri menggaruk kepalanya.

“Mandi sana, habis ini mau makan malam,” ujar Aiden pada Dea.

“Udah malam?” tanya Dea yang masih mengumpulkan nyawanya, dengan rambut yang seperti singa.

“Masih sore. Udah deh, gausah banyak protes,” ucap Aiden kesal.

Dea menghela nafas lalu bergegas kekamar mandi, sempat salah masuk ruangan, bukannya kekamar mandi malah ke walk in closet. Aiden hanya melirik Dea, lalu mencampakkannya begitu saja. Aiden memilih membuka email dan membaca beberapa laporan untuknya. Tiba-tiba perutnya mules. Dia buru-buru kekamar mandi.

Tanpa babibu Aiden membuka pintunya. Terlihat Dea yang kaget karena Aiden tiba-tiba masuk kekamar mandi.

“Aiden!!!” teriak Dea.

Opss sorry.” Aiden balik kekamar lagi. “De.. Cepet kebelet nih!” teriak Aiden dari luar. Tidak ada sahutan dari Dea, tentu saja Dea akan sangat kesal karena Aiden masuk tanpa ada ketukan pintu. Untungnya Dea  sedang berendam, jadi badannya masih tertutup oleh busa dalam bathup. Beberapa menit kemudia Dea keluar dengan perasaan dongkol, Aiden buru-buru masuk kekamar mandi karena sudah tidak tahan lagi.

Setelah melakukan hajatnya, Aiden keluar dari kamar mandi dan mendapati Dea yang sedang mengeringkan rambutnya.

Aiden mendekati Dea, lalu berkata, ”De, maaf ya soalnya tadi kebelet banget.”

“Hm,” gumam Dea.

“Gak marahkan?” tanya Aiden.

“ATM-mu mana?” Bukannya menjawab pertanyaan Aiden, malah Dea tanya balik ke Aiden.

“Buat apa?” tanya Aiden.

“Kamu lupa perjanjian kemarin?” tanya Dea sewot. Aiden tersenyum kecut, dan menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Dea melirik Aiden lewat pantulan cermin, dengan mata elangnya mengamati Aiden yang sedang membuka laci dan mengeluarkan dompetnya.

“Emm, ini ada dua blackcard. Trus ini Surat Rumah, masih butuh waktu buat ganti nama pemilik. Trus ini ATM keperluanmu selama disini. Aku sisain satu kartu ini ya, besok lusa mau jalan sama cewekku soalnya,” jelas Aiden dengan wajah melasnya. Dea tersenyum dengan menyipitkan matanya, langsung mengambil semua blackcard milik Aiden.

“Bisa diganti nama pemiliki gak nih?” tanya Dea.

“Bisa kayaknya,” jawab Aiden.

“Okey setelah Kamu jalan sama cewekmu kita pergi ganti nama pemilik. Nah ini kartu buat jalan sama cewekmu. Semua ini Aku yang pegang. Okay ?” tanya Dea dengan menunjukkan blackcard dan surat rumah.

“Dee, jangan serakah, kan perjanjiannya gajiku selama kita menikah” ujar Aiden melas.

“Tidak baca perjanjian lainnya? kan semua uangmu aku yang bawa, papa juga nyuruh aku yang handle pengeluaranmu loh, cuma dua tahun. Sabar ya,” ujar Dea dengan tersenyum manis.

Aiden pasrah melihat blackcardnya disita oleh Dea. 

“Aiden ini kosong?” tanya Dea sambil menunjuk laci didepannya.

“Ya,” jawab Aiden.

“Aku pakai ya, ada kuncinya gak?” tanya Dea. Aiden mengambil segerombol kunci dan memisahkannya.

“Nih,” ujar Aiden,”ada beberapa buku dilaci atas, keluarin trus taruh dirak sana.”

“Oke,” jawab Dea.

Dea mengeluarkan buku didalam laci dan menaruhnya dirak buku. Lalu menyimpan Blackcard, Surat tanah dan rumah kedalam laci.

“Keluar yuk, udah ditungguin Oma,” ujar Aiden.  Dea mengikuti Aiden, mereka manaiki lift. Dea tidak menyangka bahwa rumah Aiden memiliki lift.

Pintu lift terbuka, Dea melihat oma yang sedang duduk santai disofa dengan cangkir tehnya.

“Oma,” sapa Aiden. Oma menoleh kearah sumber suara.

“Eh Dea sudah bangun, sini duduk samping Oma,” ucap oma sambil menaruh cangkir tehnya dimeja. Dea bergegas duduk disamping oma.

Kaugnay na kabanata

  • When I Start (Indonesia)   ya trus?

    Dea berbincang-bincang dengan oma dan mertuanya hingga malam hari, canda dan tawa memenuhi setiap sudut rumah pada malam hari, dan sekarang waktunya tidur. Mama, papa, dan oma memasuki kamarnya masing-masing. Tinggal Aiden dan Dea diruang tengah, "Balik kekamar yuk," ajak Aiden beranjak dari sofa. Dea mengangguk dan mengikuti Aiden kembali kekamar. Ketika mereka berada didalam kamar, Dea masuk kekamar mandi mencuci mukanya. Aiden tidak langsung tidur. Dia mengecek pekerjaannya lewat laptop miliknya. Ketika Dea kembali kekamar dia memanggil Aiden. "Emm.. Aiden," panggil Dea tiba-tiba. "Hm," saut Aiden yang masih sibuk dengan laptopnya. "Kita tidur bareng?" tanya Dea. "Iya, kenapa?" tanya Aiden kali ini menoleh kearah Dea dengan mengangkat kedua alisnya. "Emm.. gapapa si. Bukannya lebih baik pisah aja ya," ucap Dea hati-hati. "Mau tidur pisah?" tanya Aiden. "Kalau gak keberatan si," jawab Dea. "Hmm

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • When I Start (Indonesia)   Aku harus ngapain?

    Pagi hari Dea sarapan bersama Aiden. Meraka memakan makanannya dalam diam, karena Aiden sibuk membalas chat dihandphone miliknya, sedangkan Dea sibuk mengunyah makanannya. Aiden buru-buru menyelesaikan sarapannya. "De aku berangkat ya, kalau ada apa-apa hubungi aku, atau suruh aja Bik Asih. Berangkat ya Bik, bye De," pamit Aiden dan berlalu pergi. "Iya Tuan," jawab bik Asih. Dea hanya diam. Bik Asih nampak khawatir melihat Dea yang semakin murung, padahal Dea tidak terjadi apa-apa dengan Dea. Bik Asih terlalu mengkhawatirkan Dea. Bik Asih mengkode anak buahnya untuk mengambilkan vitamin dan beberapa kue. Dea masih sibuk dengan makanannya, salah satu pelayan mendorong troli berisi banyak macam kue. Bik Asih menghidangkan semua kue itu didepan Dea. "Ngapain Bik?" tanya Dea. "Semua kue ini untuk Non, biar moodnya membaik," ujar bik Asih. "Ya ampun Bik, aku gasuka yang manis-manis," ujar Dea. "Non mau snack?"

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • When I Start (Indonesia)   rahasia

    Devano kembali dengan pakaian yang diberi oleh Dea. "Dev, gua mau ngomong," ujar Aiden. "Yaudah ngomong aja," ucap Devano. "Gua sama Dea cuma nikah kontrak, jadi aku minta tolong Kamu jaga rahasia ini. Termasuk status pernikahanku sama Dea," jelas Aiden. Devano bengong mendengar ucapan Aiden. "Jadi aku harus sembunyiin kalau kamu udah punya istri?" tanya Devano. "Ya, kesemua orang," jawab Aiden. "Ogah! gila ya !," tolak Devano "Please Dev. Aku gak mau kalau Wendy sampai tau," ujar Aiden. "Gila, trus ngapain nikah sama Dea?" tanya Aiden. "Biar gua bisa nikah sama Wendy, aku gak dapat restu orang tua buat nikah sama Wendy," jawab Aiden. "Bener-bener gak waras otakmu Den, gak habis pikir aku sama Kamu. Trus kamu gimana De? kok mau sama Aiden," tanya Devano. "Sama-sama ambil keuntungan si," ujar Dea. "Wahh gila-gila," ucap Devano. "Gua minta tolong sama kamu ya Dev,"

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • When I Start (Indonesia)   obat

    Selama diperjalanan Dea dan Aiden diam. Ketika mobil terparkir didepan rumah, Dea langsung turun dari mobil dan masuk kekamarnya, bik Asih nampak bingung ketika melihat Dea dengan raut muka yang kesal. "Bik siapin makan malam ya," ucap Aiden pada bik Asih. "Iya Tuan," jawab bik Asih. Aiden pun menuju kamarnya, sekilas dia melihat pintu kamar Dea dan berniat untuk mengetok pintu itu, tapi diurungkan niatnya karena mengingat perkataan ayah Dea. "Kalau Dea lagi kesal, marah, atau sedih. Tolong kamu kasih waktu dulu ya, turutin apa yang dia mau, biarkan dia meluapkan emosinya. Maafin ayah kalau putri ayah akan merepotkan kamu, tolong juga kontrol obat-obatan yang dia minum, ayah tau terkadang Dea masih meminum obat-obatan dari psikiater meskipun sudah dikurangin dosisnya, tapi Dea terkadang over ketika meminumnya," ucap ayah Dea sehari sebelum akad nikahnya dimulai. Aiden menghela nafas dan langsung menuju kamarnya. Aiden mengganti bajunya, da

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • When I Start (Indonesia)   Hampir

    "Ahh itu tadi bik Asih," jawab Aiden dengan degupan jantung yang kencang. "Beneran?" selidik Wendy dengan raut muka yang mengernyit. "Iya baby, udah yuk berangkat," jawab Aiden seraya menggandeng tangan Wendy dan berjalan menuju parkiran. Aiden membukakan pintu mobil untuk Wendy, "Makasih Baby," ucap Wendy dengan tersenyum dan langsung masuk kedalam mobil. "Sama-sama Baby," saut Aiden dengan senyum manisnya lalu menutup pintu mobil dengan pelan. Aiden bergegas masuk mobil dan menuju ke mall tempat dia akan membelikan tas dan sepatu untuk Wendy. Sesampainya diparkiran mall, Aiden dengan buru-buru keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Wendy tak lupa juga sambutan senyum manisnya. Wendy keluar dari dalam mobil, lalu menggandeng tangan Aiden. Mereka pun masuk kedalam mall, langsung menuju store tempat Tas yang diinginkan Wendy. Wendy mengambil satu tas dan beberapa pasang sepatu. Aiden senantiasa menemani Wendy dengan membawakan tas.

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • When I Start (Indonesia)   Foto

    Keesokan paginya para pelayan sedang heboh karena mendengar kabar bahwa pak Gino melihat hantu yang mengikuti majikan mereka dimalam hari. "Beneran Pak?" tanya Sinta yang tidak percaya. "Bener, Kamu ini dibilangin kok gak percaya. Ya gak Tro?" ucap pak Gino. "Mana aku tau lah No, aku kemarin cuma liat kamu mlongo kayak patung," jawab pak Lastro yang sedang mengelap kaca mobil. "Haduh. Pokoknya gitu Sin," jawab pak Gino. "Hihhhh, kok serem gitu Pak," ucap Sinta bergidik ngeri. "Sinta mau balik kedapur dulu Pak," ujar Sinta. "Oke-oke Sin, makasih kopinya ya," ucap pak Gino. "Oke Pak," jawab Sinta. Ketika sampai didapur semuanya masih bergosip tentang penampakan hantu semalam. "Tapi ngomong-ngomong kenapa nona ada didepan pintu kamar kita ya?" tanya Rara yang sedang menata makanan diatas meja makan. "Iya, kata pak Gino non Dea hanya berdiri didepan kamar kita, kek creepy banget gak sih?" saut Lina.

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • When I Start (Indonesia)   Teman siapa?

    "Selamat siang," sapa seseorang. Ternyata itu Devano dan beberapa teman Aiden. Aiden kaget mendapati teman-temannya yang sedang berada didepan pintu. "Mampus," batin Aiden."Selamat siang, eh anak-anak udah lama nggak ketemu," ujar mama kepada mereka."Hehe, iya Tante. Tante sih, sering banget honeymoon bareng Om keluar kota, jadi jarang banget ketemu Tante," ucap Devano yang menggoda mama. Devano mencium tangan mama."Hihh.. kamu ini ya Devano bisa aja kalau ngomong," ujar mama."Makin ganteng aja kamu ini Devano," ucap papa."Ahaha.. bisa aja Om," jawab Devano cengengesan."Halo Elvaro makin gagah aja nih," sapa mama pada Elvaro."Ahaha.. aduh tante ini bikin malu aja,""Hai Kenzo anak ganteng," sapa mama."Hallo Tante," sapa Kenzo balik."Aduh ini si Raefal kecil," ujar mama pada Raefal."Yaampun Tante, Rae udah besar gini masih aja dibilang kecil," ucap Raefal."Aduh Raefal, tapi kamu yang paling

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • When I Start (Indonesia)   tolong sembunyikan

    "Kalian tau aku sedang berpacaran dengan Wendy," ujar Aiden."Ya, kami tau," ujar Elvaro."Kenapa?" saut Kenzo."Tapi kamu udah nikah, berarti udah putus kan,"ucap Raefal.Aiden menggelengkan kepalanya, "Belum," jawab Aiden."Jadi?" tanya Zac."Ahh Kamu mau minta bantuan kita biar putus sama Wendy?" tanya Kenzo."Tidak, aku minta kalian bantu aku sembunyikan status pernikahanku dengan Dea. Aku tidak bisa putus dengan Wendy," ujar Aiden."Wah," ucap Raefal dengan tepuk tangan dan langsung berdiri berjalan kesana kemari tidak menyangka dengan kalimat yang dikeluarkan Aiden dari mulutnya."Kamu gila ya Den?" tanya Raefal dengan ekspresi yang tidak bisa menerima kalimat yang baru saja dilontarkan Aiden."Wahhh gak habis pikir sama jalan pikiranmu," ucap Elvaro dengan menggeleng-gelengkan kepalanya."Aku mohon sama kalian," ujar Aiden memohon kepada teman-temannya."Ck! Kamu ini gimana sih, mana bis

    Huling Na-update : 2024-10-29

Pinakabagong kabanata

  • When I Start (Indonesia)   Kode Rahasia

    "Argghhh!!!!" erangnya frustrasi. Dea yang hanya perempuan biasanya kini dihadapkan kenyataan yang tak terduga. Ia sudah didapuk sebagai ketua organisasi mematikan di negara ini, sangat di luar nalar. Bahkan ayahnya tak mengatakan apapun soal ini, bekal pengetahuan menjadi seorang ketua pun terasa sangat memusingkan."Sial! Kenapa sangat rumit!" kesalnya sembari menyamakan kode yang ada di layar ponsel dan laptop. Mr. Bad dari kemarin mengirimkan rentetan kode untuk mengakses sistem organisasi, tapi hingga sekarang Dea hanya berhasil memecahkan empat kode. Masih tersisa enam kode.'Krruuukkkk...' suara perutnya menggelegar di telinganya."Hahh... aku lupa tidak makan dari kemarin, kita akhiri kerjaan konyol ini dengan makan sepuasnya."Ketika membuka pintu kamar, Bik Asih, Rara, dan Nina sedang berjalan ke arah kamarnya. Dea tertegun melihat troli dengan berbagai hidangan di atasnya."Non," sapa Bik Asih dengan senyum semringah. Wanita paruh baya itu nampak lega melihat kemunculan Dea

  • When I Start (Indonesia)   Aneh

    Dua orang tersebut merasa curiga ketika melihat mobil yang terparkir di halaman rumah. Mereka yakin jika Pak Hando tidak memiliki keluarga satupun. Itu pasti seorang tamu. Dea dan Toni mengamati gerak gerik keadaan rumah Pak Hando dari dalam mobil.Namun, semakin ditelisik mata Dea melebar ketika melihat salah satu lelaki sedang membawa senjata di depan pintu masuk. Pria berbadan tegap dengan warna kulit gelap berjalan mengitari rumah dengan was-was."Ton, kamu di sini dulu.""Saya akan ikut Nyonya.""Jangan!" tolak Dea. "Tunggu di sini selama 15 menit, jika selama itu aku belum keluar dari dalam rumah. Segera ke Mr.Bad.""T-tapi.""Ikuti perintahku, jangan banyak tanya."Dea langsung turun dari mobil, tak lupa membawa kotak makanan yang ia siapkan untuk Pak Hando. Dadanya berdetak cukup kenjang ketika kakinya menjangkah ke dalam pekaran rumah. "Siapa itu?" tanya seseorang yang tiba-tiba keluar dari dalam rumah."Dea, keponakannya Pak Hando.""Pak Hando tidak memiliki keponakan. Jang

  • When I Start (Indonesia)   Kalut

    Mendapat sergapan dari majikan laki-lakinya, membuat Toni kebingungan harus menjawab apa. Nyonya muda memintanya untuk menyembunyikan peristiwa hari ini.Sedangkan Aiden kini dalam mode geram."Maaf Tuan, saya tidak bisa menjawab. Anda bisa menanyakan langsung pada Non Dea. Namun, keadaan Non Dea menjadi drop lagi kemungkinan besar karena tidak sarapan dan meminum obat," jelas Toni."Trus tadi kemana saja?""Ke rumah teman Non Dea.""Laki-laki atau perempuan?" selidik Aiden."Perempuan dan laki-laki.""Kamu merahasiakan sesuatu pada saya?"Toni diam, enggan membuka suaranya."Great!" Aiden mengangguk-anggukan kepalanya. "Ternyata kamu sudah berkomplotan dengan Dea."Toni hanya mampu menelan salivanya."Sekarang kamu bisa istirahat, keluar.""Saya dipecat Pak?" Toni shock dengan kata keluar."Tidak, beristirahatlah. Kamu sudah menemani Dea seharian," jelas Aiden. Ia tidak bermaksud memecat Toni."Baik Tuan, terima kasih." Toni undur diri dari hadapan Aiden. Aiden hanya bisa menghela na

  • When I Start (Indonesia)   Dea dan Toni Menghilang

    Pembicaraan semalam membuat Aiden termenung pagi ini. Makanan di depannya sedari tadi teranggurkan karena Aiden sibuk dengan pikirannya."Memang ada yang melarang?" Pertanyaan ini sukses membuat Aiden tidak fokus.Ia ingin menyakan hal ini lebih mendalam pada Dea. Namun, setelah melontarkan pertanyaan itu Dea tertidur pulas di samping Aiden. Aiden tidak bisa menanyakan lebih jelas lagi. Ditambah ketika bangun tidur Dea sudah menghilang dari kamarnya.Bik Asih menghampiri Aiden."Tuan, apa sarapannya perlu diganti?" "Tidak," tolak Aiden. "Dimana Dea?""Non Dea pergi dengan Toni.""Ini masih pagi dan dia sudah pergi?""Maafkan saya Tuan, tadi sudah saya larang. Namun, Non Dea tidak mendengarkan saya.""Pergi kemana Dea?"Bik Asih menggelangkan kepalanya. Aiden menghela nafasnya dan segera menghubungi Dea.Namun, telepon itu tidak tersambung. Ia beralih menghubungi Toni. Hasilnya sama saja, di antara mereka tidak ada yang bisa dihubungi.Aiden emosi karena Dea pergi tanpa pamit padanya

  • When I Start (Indonesia)   Tawaran Gila Papa

    Mendengar tawaran Papa membuat Aiden pusing. Ia tidak tahu jika Orangtuanya secara diam-diam mendirikan perusahaan baru.Namun, persyaratan yang diberikan Papanya terasa sangat gila. Bagaimana bisa dia memberikan cucu pada orangtuanya? Sedangkan dalam perjanjian yang tertera dalam kontrak pernikahannya hal itu tidak akan terjadi."Jadi bagaimana Aiden? Kamu menerima tawaran ini?" tanya Kusuma."Uhh... Aiden belum terpikirkan Pa. Beri aku sedikit waktu untuk memutuskannya.""It's okay boy, tidak masalah. Kamu harus merayu Dea agar Papa segera menimang cucu." "Emm... Aku tidak yakin," ucap Aiden ragu."Papa sudah tidak sabar mendapatkan cucu dari kamu. Hanya kamu harapan Papa. Kami tidak bisa mengharapkan cucu pada Kakakmu."Yaa... Kakak Aiden hingga sekarang enggan untuk menikah. Dan dia memilih kabur ke Amerika mendirikan perusahaannya sendiri disana.Meskipun setiap tahun kakaknya pulang ke Indonesia, namun dia hanya menciptakan berbagai keributan di keluarganya.Kusuma menepuk dada

  • When I Start (Indonesia)   Kecupan Pertama Dea pada Aiden

    Aiden terbangun, diliriknya Dea kini masih tertidur di sampingnya. Ketika ia mengalihkan pandangannya ke langit-langit kamar."Sudah bangun?" tanya Dea dengan mata yang tertutup. Aiden terkaget mendengar pertanyaan itu."Ya, sudah. Kamu tidak tidur?""Tidak, aku sudah tidur cukup lama.""Emm okay." Aiden merasa sangat canggung berada satu ranjang dengan Dea setelah mengetahui perasaan Devano."Intropeksi dirilah Aiden, jangan membuat orangtuamu khawatir."Aiden termenung mendengar perkataan Dea. "Cinta memang tidak bisa dipaksa, tapi perhatikan juga orangtuamu. Kebahagiaan tidak hanya soal wanita," lanjut Dea dengan mata yang masih tertutup.Aiden menatap langit-langit kamarnya dengan mulut terbungkam. "Dari awal kamu memiliki pilihan, kamu bisa menolak pernikahan ini untuk mengejar cintamu. Tapi kamu lebih memilih menikah denganku. Jadi, seberapa besar cintamu pada Wendy?"'Seberapa besar cintaku pada Wendy?' tanya Aiden pada dirinya sendiri. Aiden tidak bisa menemukan jawabannya.

  • When I Start (Indonesia)   Pengakuan

    "Tapi kenapa Dea?" tanya Aiden kebingungan.Devano menundukkan kepalanya."Gua gak tau Den. Sekali liat Dea gua langsung berdebar-debar, terutama sorot matanya.""Ada apa dengan sorot matanya?" tanya Aiden penasaran."Ketulusan, kesedihan, ahhh...! Gua gak tau, tapi gua suka sama sorot mata Dea." Devano mengucapkan kalimat itu dengan bibir yang tersenyum.Ini pertama kali Aiden melihat ekspresi Devano yang seperti itu. "Sorry, seharunya gua gak ngomong kayak gini ke elu. Tapi karena lu dan Dea cuma nikah kontrak, gua masih punya kesempatan kan?" tanya Devano menatap mata Aiden.hening, Aiden terpaku dengan pernyataan Devano."Ekhem..." deham Aiden memecah keheningan. "Yaa... ada kesempatan.""YES!" girang Devano dengan mengepalkan tangannya semangat.Aiden tidak bisa berkata apapun. Ada banyak hal yang sangat terduga akhir-akhir ini.Pikirannya blank, tidak tau apa yang harus dilakukannya."Ekheemmm... Gua bakal nunggu urusan kalian sampai selesai Den. Jadi gua nggak bakal ganggu per

  • When I Start (Indonesia)   Pilihan Sulit

    "Aku milih Dea Pa," jawab Aiden sedikit tercekat. Hatinya terasa sangat berat, namun dia tidak bisa melawan."Kalau begitu, kamu putusin Wendy sekarang juga," perintah papanya."T-tapi Pa.""Papa beri waktu sampai besok buat kamu putusin Wendy. Atau jabatan kamu saya turunin," ancam papanya. Mendengar ucapan papanya, Aiden ingin marah. Namun, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Papanya memang belum resmi memberikan perusahaan itu kepadanya. Dia hanya bertugas mengolah bisnis yang sudah dibangun orang tuanya.Sangat disayangkan jika Aiden harus turun dari jabatannya sekarang. Meskipun ia sudah memiliki beberapa bisnis kecil. Namun, itu tidak sebanding dengan jabatan di perusahaan papanya.Dengan berat hati Aiden pun mengangguk, mengartikan jika dia akan memenuhi perintah Papanya.Kedua orangtuanya langsung berdiri dan kembali ke kamar Dea. Tinggal Aiden yang terduduk di atas sofa dengan frustasi."Sial!" ucapnya dengan tangan yang mengepal erat.Pikirannya menjadi kalut karena diperintah

  • When I Start (Indonesia)   Sembuh

    Keadaan Dea semakin membaik, sudah lima hari dia opname di rumah sakit. Hari ini dia diperbolehkan dokter untuk pulang. Semua orang sibuk mempersiapkan kepulangan Dea, termasuk mertua dan oma.Aiden hari ini ijin tidak masuk kerja untuk menemani istrinya. Hal ini dia lakukan karena kedua orangtuanya juga ikut menjemput Dea. Seandainya jika tidak ada orangtuanya, kemungkinan besar Aiden memilih untuk masuk kerja karena ada meeting yang sangat penting di kantor."Udah?" tanya Aiden pada Dea yang duduk di atas ranjang. Dea sudah bersiap untuk keluar dari kamarnya. Semua orang kini sedang sibuk mengemas barang istrinya."Udah," jawab Dea."Kuat jalan? atau mau aku gendong?" tanya Aiden yang bersiap menggendong Dea."Aku jalan aja. Bik..." panggil Dea pada Bik Asih yang sedari tadi sibuk dengan tas milik Dea."Eh... Iya Non." Bik Asih yang sedari tadi sibuk dengan mengemas barang langsung menghampiri Dea."Biar aku saja Bik," sergah Aiden.Mama dan Ayah mertua memperhatikan sepasang keka

DMCA.com Protection Status