Sekarang, Nesta merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan dengan anak kecil itu. Membiarkannya sendirian tentu bukan pilihan. Mereka berdua duduk di trotoar, dan Nesta khawatir mereka akan dianggap sebagai pengemis. Wajah Raja tampak pesimis. Nesta bertanya-tanya seberapa besar masalah yang dihadapi anak sekecil itu.
Saat Nesta sedang memikirkan hal itu, seorang ibu yang lewat menegurnya. Ibu tersebut mengkritiknya karena seharusnya dia mengantar anak itu ke sekolah, bukan duduk di trotoar. Nesta merasa kesal. Dia berpikir bahwa besok dia harus memutar lagu Beyonce dengan volume keras saat berjalan, lagu yang liriknya berbunyi; "I'm a single lady, I'm a single lady". Artinya, dia masih lajang!
Raja tampaknya memanfaatkan situasi ini. Dia benar-benar meminta Nesta untuk mengantarnya ke sekolah. Nesta merasa bingung, kenapa Raja kabur dari sekolah dengan memakai seragam jika dia ingin diantar ke sekolah?
Namun, itu bukan masalah utama. Nesta tidak mungkin mengantar Raja ke sekolah dengan pipinya yang bengkak karena sakit gigi. Itu akan membuatnya malu. Selain itu, dia merasa jengkel pada ayah Raja yang tega meninggalkan anaknya. Namun, dia juga merasa tidak nyaman jika mereka terus duduk di trotoar.
Demi generasi masa depan Bangsa Indonesia yang gemilang, Nesta siap berkorban.
"Kamu mau sekolah, kan?" Mau tidak mau, Nesta bakal antar itu anak ke sekolah.
""Hari ini ada pertunjukan siswa kelas dua. Seharusnya ada ayah atau ibu yang hadir," kata Raja.
Nesta mengangguk, "Kalau ayahmu tidak ada, apakah ibumu juga tidak bisa datang?"
Raja tampak murung.
"Ke mana ibumu?" tanya Nesta, penasaran dengan ekspresi Raja.
Raja mendesah dan menjelaskan, "Ayah tidak pernah bercerita tentang ibu."
Nesta merasa kasihan pada Raja. Dia berpikir, mungkin ayah Raja adalah seorang playboy yang meninggalkan istrinya dan mengirim anaknya ke rumah tanpa nama pengirim.
adi, Raja tidak bisa menjelaskan tentang ibunya. Itulah kesimpulan Nesta.
Nesta menepuk pundak Raja dengan lembut. "Sabar, ya," ucapnya.
Mereka kembali ke pertanyaan sebelumnya. Apakah Raja ingin pergi ke sekolah? Jawabannya, ya. Raja ingin pergi ke sekolah, meskipun terlambat. Dia yakin gurunya akan memaafkannya.
Namun, Nesta harus kembali ke kosnya dulu. Dia perlu mengganti pakaian dan memakai sedikit make up agar tampak lebih rapi. Setidaknya, dengan sedikit bedak dan blush on, bengkak di pipinya akan tampak samar.
Nesta merasa khawatir. Apakah dia akan mendapatkan hukuman kali ini? Dia seharusnya beristirahat total hari ini, tetapi malah menghabiskan waktu dengan Raja. Namun, dia tenang. Dia yakin Tuhan adalah Maha Pengampun. Niatnya baik, membantu anak orang. Meskipun ada unsur dosa karena berbohong pada Ivan.
Setelah siap, Nesta memesan ojek online dan menuju sekolah Raja. Sesampainya di sekolah, dia ditanya oleh satpam. Bukan tentang kenapa dia yang mengantar Raja, tetapi tentang kenapa mereka terlambat satu jam.
Sebelum dia bisa menjawab, guru wali kelas Raja muncul. Nesta merasa lega. Dia takut berbohong, karena menurut mitos, lidah orang yang berbohong akan dipotong.
"Raja kok baru datang?" Guru manis dan berwibaba tersenyum pada mereka.
"Ada sedikit masalah tadi," jawab Nesta sambil tersenyum. Nesta tidak merasa berwibawa.
"Langsung masuk kelas saja," kata guru itu.
Sebelum pergi, guru itu bertanya tentang Nesta. "Ini siapa?"
"Ini calon ibuku!" jawab Raja dengan santai, menyebut Nesta sebagai calon ibunya.
Ekspresi guru Raja berubah. Dia tampak terkejut, kagum, dan merasa itu mustahil. Sungguh, tampaknya mustahil bagi ayah Raja memiliki calon seperti Nesta.
Guru tersebut tersenyum, sementara Nesta meringis. Dia tidak tahu bagaimana penampilan ayah Raja. Kalau dia tampan, mungkin bisa ditolerir. Tapi kalau... Nesta tidak sanggup membayangkannya. Ah, itu pasti akan menjadi pemandangan yang mengerikan!
Nesta memutuskan untuk melupakan hal itu dan mengikuti Raja ke kelasnya. Saat berjalan melalui koridor, Nesta terkesima dengan sekolah ini. Sepertinya ini adalah sekolah untuk orang kaya. Lihat saja, fasilitasnya lengkap, kantinnya bagus, perpustakaannya luas, dan...
Setelah masuk ke kelas, kelas itu juga bagus dan ber-AC. Sekolah ini seperti hotel.
Nesta membayangkan masa sekolahnya dulu di kampung. AC adalah barang mewah, bahkan kipas angin pun tidak ada. Sungguh indah menjadi orang kaya.
Di kelas, siswa dan orang tua mereka sibuk membuat kerajinan tangan. "Kak!" Raja menarik tangan Nesta. "Kita duduk di sana." Raja menunjuk ke bangku di sudut kanan.
"Oke!" Nesta mengangguk dan mereka duduk, bersiap untuk membuat kerajinan tangan.
Saat mereka bekerja, Nesta bertanya, "Ayahmu tidak bisa datang ke sini, kan? Dia sibuk, ya?"
Raja, yang sedang melipat kertas origami, mengangguk. "Ayahku tidak suka ikut kegiatan seperti ini. Dia lebih suka bekerja."
Nesta merasa kasihan pada Raja.
Selanjutnya, Raja menata origami berbentuk burung di atas meja. Dia sangat pandai. Sementara itu, Nesta masih gagal membuatnya.
"Aku tidak suka sama ayah yang kerja terus. Belum sama tante-tante yang sibuk dekati dia."
"Kamu tidak boleh seperti itu. Mungkin ayahmu memang sibuk. Dia mencoba merawatmu sendiri. Itu hebat, lho." Nesta berusaha bijaksana, padahal dia ingin menepuk dahinya sendiri.
"Dia pasti sangat mencintaimu," tambah Nesta.
Raja mengangguk sambil tersenyum. Nesta merasa aneh. Dia tiba-tiba merasa sayang kepada Raja, meskipun baru pertama kali bertemu.
"Kamu harus bersyukur. Daripada menjadi seperti aku."
"Ayahmu juga tidak pernah mengantarmu ke sekolah?" tanya Raja.
"Bukan," potong Nesta. "Ayahku menikah lagi setelah ibuku meninggal. Tapi dia masih mencintaiku."
"Terus?"
Nesta meringis, "Aku merasa tidak nyaman di rumah, jadi aku memilih untuk menyewa tempat tinggal sendiri dan mencari pekerjaan. Eh, malah mendapatkan bos yang seperti setan!" Nesta berbicara tanpa sadar di depan anak kecil.
"Oh!" mata Raja membulat, aktivitas melipat kertasnya pun terhenti. "Bosmu jahat?"
"Banget!" Nesta berlebihan. Dia bahkan lebih buruk dari semua 'penjajah' yang pernah dia temui. Lebih menyebalkan dari Yato. Pokoknya, semua yang buruk ada padanya. Untunglah dia tampan. Kalau tidak, pasti sudah banyak yang mengutuk dia.
"Kalau gitu, kerja dengan ayahku saja."
Nesta terkejut. "Ayahmu?"
"Iya. Ayahku juga memiliki kantor. Lebih baik kamu bekerja di kantornya."
Serius? Nesta merasa tertarik. Mungkin dia bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
"Ayahku tidak jahat pada karyawannya," tambah Raja.
Nesta mengangguk, "Ooh ...." Dia merasa haru dan berharap apa yang dikatakan Raja benar. "Benarkah? Jika ayahmu memiliki lowongan pekerjaan, beri tahu aku, ya?"
Raja mengangguk.
Melihat hasil origami Nesta, Raja tertawa. "Kakak tidak bisa melipat origami."
"Iya!" Nesta tersenyum.
Namun, suasana yang awalnya ceria berubah menjadi menyeramkan. Satpam meminta Nesta untuk mengikutinya ke pos. Dia belum menjelaskan alasannya, tapi Nesta menurut saja. Setelah sampai di sana, dia diberi tahu bahwa ayah Raja baru saja menelepon dan mengatakan bahwa Raja melarikan diri dari pengasuhnya sebelum berangkat sekolah.
Dan Nesta dicurigai sebagai orang asing yang mengancam keselamatan Raja. Penculik yang mengaku sebagai calon ibunya!
Penjelasan Nesta tidak diterima. Raja malah dibawa ke ruang konseling. Hingga ayahnya datang, baru dia bisa bertemu Nesta.
Nasib malang. Dia yang berharap mendapatkan pahala malah mendapatkan fitnah.
Nesta benar-benar penasaran tentang siapa ayahnya Raja.
Wah, parah. Demi Tuhan sejagat alam raya. Pemilik siang dan malam, yang mengatur rotasi dan revolusi bumi ....Itu yang sama Raja, si Viano?Aduh, Nesta jadi kepikiran soal semua yang dia bilang ke Raja. Apakah anak itu akan melaporkannya kepada ayahnya? Apakah Nesta harus melarikan diri sekarang?Namun, semakin lama mereka semakin dekat. Nesta merasa harus bersiap menghadapi semburan amarah Viano yang mungkin segera datang."Ayah, kenapa melaporkan Kak Nesta ke satpam?" Raja yang sedang dituntun Viano protes."Aku tidak tahu kamu bersama dia." Viano tampaknya tidak suka menyebut nama Nesta. Dia berpikir Raja bersama dengan penculik.Meski dari kejauhan, Nesta bisa merasakan tatapan marah Viano. Dia tahu pasti itu adalah Viano, bosnya yang gila itu!Raja bersungut-sungut, meminta Viano untuk minta maaf kepada Nesta. Meski dia masih anak-anak, Raja tahu bagaimana rasanya ketika sudah menolong seseorang, tetapi malah dituduh sebagai penculik. Ayahnya benar-benar memiliki tingkat kecuri
Nesta telah menyelesaikan semua tugasnya, mulai dari menyapu lantai, mengepel, hingga membersihkan kaca. Sekarang, saatnya istirahat sejenak sambil melihat gosip terbaru.Nesta adalah anggota grup chat yang khusus membahas idola Korea. Dia sangat menyukai Kai dari EXO. Tidak hanya Kai, dia juga menyukai Suho, Sehun, dan bahkan aktor termahal, Kim Soo Hyun. Sebenarnya, dia menyukai semua pria Korea yang tampan, berkulit putih, dan berpenampilan menawan.Baru saja dia membuka grup chatnya, dia mendengar gosip bahwa idola kesayangannya sedang berkencan dengan salah satu anggota girl band. Hatinya merasa panas, idola imajinasinya kini memiliki kekasih. Meski hanya dalam imajinasi, perasaan cintanya sudah sangat dalam. Namun, Nesta masih bisa mengendalikan dirinya untuk tidak menghujat sembarangan. Dia adalah penggemar, tapi bukan penggemar yang begitu bodoh hingga rela berkelahi demi idola."Suamiku!" Nesta mendekap ponselnya. "Kamu tega, selingkuh dariku." Monolog sendiri, wajar kalau Lu
Dua hari setelah mereka berbagi hidangan bersama, Viano memberikan nomor telepon Raja kepada Nesta. Meskipun hatinya telah berjanji tidak akan berurusan lagi dengan gadis yang menurutnya aneh itu, apa boleh buat. Raja tampaknya senang memiliki teman baru.Lebih-lebih, teman barunya kali ini adalah sosok yang telah lama dicarinya. Sejak dulu, Raja penasaran bagaimana rasanya ditemani oleh seorang wanita dewasa yang bukan saudaranya.Viano memang tidak pernah mengungkapkan identitas ibu kandung Raja. Saat ditanya, dia selalu menjawab bahwa Raja akan diberitahu saat sudah dewasa. Menurut Raja, itu terlalu lama. Sejak teman-temannya di taman kanak-kanak sering diantar oleh ibunya, Raja mulai merenung tentang sosok ibu. Sayangnya, Raja tidak pernah melihat Viano bersama seorang wanita.Memang, Viano pernah terlihat bersama Lusi. Namun, Raja tidak menyukai wanita yang mengaku sebagai teman lama Viano itu. Lusi pernah memandang Raja dengan marah saat dia tanpa sengaja menumpahkan air ke gaun
Viano turun dari mobil dengan tergesa-gesa dan masuk ke rumah. Ketika sampai di ruang tamu, dia menemukan Garseta tengah duduk dengan kaki disilangkan dan menikmati secangkir teh hangat."Ma?" Sambil masih menarik napas, dia menyapa."Kamu tergesa-gesa, Vi?" Ucapan perempuan paruh baya di hadapannya terdengar sindiran.Viano mengatur napasnya, melonggarkan dasinya sebelum duduk di hadapan ibunya."Mama ada perlu apa ke sini?""Menunggu putra kesayangan pulang." Garseta yakin, Viano tahu kalau sekadar berkunjung bukan alasan sebenarnya."Kita tidak perlu basa-basi, Ma. Ada keperluan apa Mama datang ke sini?""Besok Mama ada acara makan siang dengan kolega bisnis. Lusi juga akan datang."Viano tahu, ujungnya bagaimana."Lusi akan datang juga!" Garseta menandaskan.Viano menggeram, tadinya dia pkir akan ada urusan mendesak. Ternyata perkara sepele."Mama bisa telepon-""Telepon?" Nada bicara Garseta meninggi. "Mama bukan cuma mau sampaikan itu aja, Vi!"Viano menegang."Mama mau besok ka
Jika boleh, Nesta ingin menggerutu, mengomel, dan mengumpat pagi ini. Apa benar ada bos yang meminta karyawannya untuk lembur mendadak pada hari Minggu? Hari di mana orang-orang biasanya bersantai di rumah, menonton drama Korea."Oppa, aku tidak bisa bertemu denganmu hari ini," keluh Nesta pada ponselnya, seolah-olah ponsel itu dapat merasakan kesedihannya. Tiba-tiba, pesan masuk dari Viano: "Saya akan membayar lemburmu tunai hari ini." Nesta merengut. Palingan juga, hanya dua ratus ribu, tidak sebanding dengan wajah tampan Oppa. Namun, pesan berikutnya dari Viano membuat matanya hampir terbelalak: "Saya akan membayar tiga juta untuk lemburmu!" "Wah, gila parah!" Nesta hampir berteriak membaca kata tiga juta. Bagi orang miskin yang berobat dengan bantuan pemerintah, tiga juta itu sangat besar. Tanpa berpikir dua kali, ia langsung menjawab, 'ya'.•°•Lembur apa ini? Kenapa Nesta malah disuruh ke mall pagi-pagi begini -- jam delapan -- toko-tokonya saja belum buka. Apakah Nesta akan
High heels akhirnya diganti dengan wedges. Menurut Viano, ini lebih aman. Lagipula, melihat Nesta berjalan dengan cara yang tidak stabil, malah merusak penampilannya.Setelah selesai di butik, Viano ingin langsung pergi ke rumah orang tuanya. Nesta dipesan taksi untuk perjalanan ke rumah Viano, dan sekaligus menjemput Raja."Kenapa saya tidak diantar saja dulu, Pak?" Saat taksi Nesta hampir datang, dia sempat bertanya.Viano yang berdiri di sampingnya hanya melirik sejenak. Dia merasa beruntung karena mau menemani Nesta sampai taksi datang."'Kan, bisa hemat biaya, Pak." Meski tidak dianggap, dia terus berbicara."Apakah rumah keluarga Bapak dan rumah pribadi tidak searah, ya?" Dia terus berusaha mengajak ngobrol. "Apakah saya bau ketek, ya, Pak?" Nesta mulai curiga pada dirinya sendiri."Atau mungkin bau mulut?" Biasanya, orang dihindari karena bau mulut.Viano merogoh kantongnya. Dia mengambil permen karet yang ada di sana, membuka bungkusnya, mengambil isinya, lalu memasukkannya ke
Nesta masih sibuk. Sibuk yang menyenangkan, bermain, berkeliling naik wahana, dan mendapatkan es krim. Betapa nikmatnya bekerja lembur...Dia belum tahu, Viano akan marah sebentar lagi.Sambil menyetir, dia menelepon Nesta."Nesta, saya sudah menelepon kamu beberapa kali, tapi tidak diangkat-angkat!"Belum sempat menyapa, bahkan belum sempat bernafas, dia sudah dimarahi. Apa salah Nesta?"Kamu bawa anak saya ke mana!"Dengan nada bicara yang tegas dan panik seperti ini, membuat Nesta kesulitan untuk menjelaskan. Apa pun yang dijelaskan, pasti akan salah."Saya hanya mengajak Raja bermain. Bebas, Pak, seperti anak-anak.""Kamu tahu, kamu salah!"Dasar! Memiliki bos yang kaku dan tidak memiliki sisi kemanusiaan yang adil dan beradab adalah hal yang paling menyebalkan."Iya, Pak, saya salah." Saya salah memiliki bos seperti Bapak! Sekali lagi, hamba harus mengalah."Bagikan lokasi, sekarang!"Mengusap dada, banyak-banyak bersabar agar uang lembur tidak dipotong lagi. Harus bersikap manis
"Aku harus pulang!" Nesta berlaku demikian bukan karena berlebihan. Melainkan takut gaji dipotong. Lagi pula, aturan dari Viano adalah dia tidak boleh berdekatan."Iya, biarkan Kak Nesta pulang," timpal Viano.Mendengar Viano mendukung Nesta pergi, gadis itu merajuk."Lagi pula, Ayahmu sudah ada di sini. Dia bisa temani kamu main apa saja."Raja sedikit muram. Tadi, dia memang merasakan hal yang paling menyenangkan. Nesta bukan perempuan dewasa yang harus jaga image di depan semua orang. Apakah papanya bisa sebebas Nesta? Raja ragu soal itu."Sana pulang!" Viano memandang tajam pada Nesta, ketika Raja tengah diam.Otak nakal Nesta malah aktif kalau diperlakukan seperti ini."Ya, Pak. Saya maklum, kok, kalau Bapak mau jaga wibawa di depan anak."Viano mengangkat dagunya sedikit, bergaya angkuh."Karena bakal malu, kalau ayah yang kekar, wibawa, pimpinan perusahaan kalah main game." Tutup mulut, dengan gaya malu-malu ala gadis manja. Nesta jelas mengejek bosnya.Viano tidak suka melade
Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato
Ada, ya, suami jadi panas dingin gara-gara diintip istrinya pas BAB?"Kamu melewati step secara mendadak, bikin aku syok. Tau, nggak?""Step apaan, sih? Nggak paham." Nesta yang duduk di samping tempat tidur membalas dengan lebih garang. Barusan dia memeriksa kening Viano masih lumayan hangat."Yah, itu. Pengenalan dalam ruamh tangga." Duh, mati ini Viano punya istri berkelakuan absurd."Yah, 'kan, aku memang sudah duluan di kamar mandi," kilah Nesta."Ya, harusnya ditutup pintunya. Biar aku nggak main selonong. Coba kalau Mang Ujang yang masuk. Gimana coba?" Biarpun sakit, urusan garang tetap nomor wahid."Ye! Justru aku sengaja nggak kunci biar kamu bisa masuk." Gigi Nesta dipamerin depan Viano. Tahulah maksudnya apa.Seandainya Viano tidak dalam kondisi yang paling bikin malu sepanjag sejarah hidupnya, mungkin mereka sudah ....Ish, merasa mau gantung diri kalau ingat kejadian tadi siang."Badan kamu anget." Nesta memegang keningnya lagi, "ini gara-gara keasyikan berenang sama Yato
"Kamu banyak cewek yang naksir, dong!" Nesta misuh-misuh"Yah, kalau banyak cowok yang naksir kamu malah lebih berat saingannya, Nes!"Seratus persen akurat."Jangan-jangan salh satu buket bunga malah ada dari cowok juga.""Ih, amit-amit!" Nesta mengetuk-ketuk kepala."Kamu marah-marah aja, nngak tau apa, suaminya pegel-pegel?"Viano tidur tengkurap. Terus dia tepuk punggungnya sendiri.Ini, mau main kuda-kudaan versi belakang?Any way bapaknya Nesta kalau lagi pegal begitu biasanya Nesta injak-injak. Mungkin Viano juga mau begitu."Mau diinjek-injek, nggak?""Apa!" Saking kagetnya Viano sampai balik badan. Jangan bilang gara-gara cemburu soal hadiah dan buket bunga Nesta mau bunuh dia."Masa suami diinjek!""Injek-injek, Sayang, You know, itu kayak massage alias pijit. Cuma ini pakai kaki biar mantap.""Patah tulang suami kamu ini!""Coba aja dulu, enak tau!" Nesta memancungkan bibirnya.Sebentar. Ini yang bilang Nesta. Nesta, loh!Cewek aneh yang tidak ada anggun-anngunnya. Ibarat k
"Sah?""SAH!"Diiringi doa yang panjang dan khidmat di situ Nesta tahu dia sudah halal buat Viano. Dan, pada akhirnya dapat juga jatah unboxing isi di balik baju Viano yang sudah dari kapan hari bikin Nesta mupeng.Pertama dapat jatah salim tangan dulu, terus dikecup di kening sama Viano. Fotographer bilang tahan dulu, Nesta pikir itu sebuah anugrah.Gileee! Bibir seksi Pak Bos yang biasa dipakai buat marahin dia sekarang menempel di kening dengan diawali Bismillah. Mana nolak disuruh lama-lama.Oh iya, semalam --sebelum ijab qabul--Viano iseng upate foto di media sosial-nya. Masih ingat, dong, dia pernah ambil foto Nesta diam-diam. Nah, iti dia pakai buat di-up.Keterangan fotonya itu, bikin sejagad raya huru-hara.She's my queen.Singkat begitu, tapi banjir komentar.Komentarnya bagus, pujian semua. Tapi bikin nyesek batin Nesta pas baca. Berasa dia jadi gadis yang dipojokkan.[Ya Allah, cari di mana cowok yang bisa terima cewek apa adanya gini?][Beruntung banget ya dicintai cowok
"Papa, nanti Kak Nesta jadi mamanya Raja, ya?"Viano berhenti dari kesibukannya--memeriksa laporan kerja. Mengalihkan pandangan dari laptop pada anaknya"Seneng, 'kan?" Dia mengusap kepala anaknya yang kebetulan berdiri di samping."Berarti, nanti Raja bisa kayak Davin?" tanyanya dengan mata berbinar."Emang, Davin kenapa?""Davin kalau sekolah, mamanya yang masakin bekal. Nanti Kak Nesta kalau udah jadi mamanya Raja, pasti mau masakkin juga.""Mmh." Viano melengkungkan bibir.Oh, iya. Ada satu lagi yang perlu Viano ajarkan pada Raja. Kayaknya, mulai sekarang dia harus latihan panggil mama ke Nesta. Tinggal menghitung hari, mereka akan sah. Masa, masih panggil 'kak'."Kak Nesta, 'kan, udah mau jadi mamanya Raja, mulai sekarang coba latihan panggilnya mama.""Mama Nesta?" Raja menaikkan alis.Harusnya mama saja. Tapi, lumayanlah untuk percobaan biar terbiasa panggil mama."Iya, panggilnya Mama.""Mama ...." Sedikit takjub Raja bisa mengucapkan kata itu."Papa nanti mau liburan ke Bali
Viano belum muncul, Nesta membuka instagram. Penasaran sama orang-orang yang sejak kemarin menghinanya.Cukup menyakitkan hati. Terutama komentar terakhir yang mengatakan Nesta harus lebih baik dari peliharaannya.Eh, akun Kevin Adi Prana membalas komentar?Nesta baca.Masalah, memangnya? Mungkin dia memang nggak secantik kamu. Tapi, kalau Pak Bos yang kalian agungkan karena mukannya yang ganteng itu suka sama dia, bisa apa kalian?Nesta memeluk ponselnya. Kevin membela dia, itu cukup mengharukan. Sejak beberapa hari Nesta tidak berani buka media sosial.Klik love untuk komentar Kevin.Masih ada satu lagi. LusiEsterga29 juga membalas komentar.Bokongku bahkan lebih cantik dari wajahmu. Tapi, selera cowok emang susah ditebak. Nggak usah iri, bikin jatuh harga diri.Lusi memang paling jago kalau untuk urusan nyinyir.Meski begitu, tetap saja Nesta merasa Viano kayak ketiban sial sampai berjodoh dengannya. Bapaknya sendiri saja sampai ragu Nesta dilamar Viano."Nesta?"Pas menoleh langsu
Ibu sama bapaknya Nesta bikin malu saja, deh. Setelah sebelumnya mereka bersikap menolak--terutama Ningsih. Giliran didatangi Viano gayanya langsung salah tingka. Lebih-lebih Sarwani yang malah tanya ke Viano memang tidak salah mau sama anaknya.Dia itu bapak kandung atau bukan, sih!Viano kemarin datang tidak bawa apa-apa, martabak saja lupa. Baru kenalan dulu sama orang tua, minimal mereka sudah bisa menilai pantas atau tidak jadi menantunya. Kalau itu sih tidak usah ditanya, 100% pantas!Rencananya, setelah pertemuan ini, Viano akan mengatur pertemuan antara kedua orang tua. Secepatnya lamaran resmi akan dilaksanakan, baru menentukan tanggal pernikahan.Senang?Belum. Cobaan menjelang kawin eh maksudnya nikah, masih ada saja.Richard mendapat teror dari wartawan media online terkait berita kedekatan Viano dengan Nesta--Big Bos dan kacung. Hfth! warga negara tercinta pada heboh soal jenjang kasta mereka yang beda jauh.Sejauh ini, Richard tidak memberikan penjelasan apa-apa. Dia mem
Nesta pulang ke rumah. Sebetulnya, dia bukan gadis desa yang kampung-kampung banget begitu. Rumahnya masih masuk dalam daerah Jabodetabek. Dia memang memilih untuk tinggal sendiri sebab tidak tahan dengan ibu tirinyaHari ini Viano mau datang ke rumahnya. Kemungkinan, sore sampai. Maka dari itum pagi-pagi Nesta sudah pulang ke rumah supaya nanti bapak dan ibunya tidak kaget kalau tahu mereka bakalan dapat door prize calon menantu idaman,."Apa-apaan kamu, Nes!" Tanggapan Ningsih yang kelihatan sangat tidak suka mendengar kabar putri sambungnya akan dilamar oleh seseorang.Sebetulnya Nesta merasa tidak perlu restunya. Hanya saja, sebagai anak yang diasuh sejak umur dua tahun--meskipun tanpa kasih sayang--tetap saja dia harus menghormati ibunya.Sarwani ayahnya Nesta hanya bisa menghela napas berat,Ningsih sambil membereskan baju-baju, yang baru saja disetrika lanjut mengomel."Kamu itu belum bisa belum bisa nyenengin keluarga. Ibu sama bapak masih susah, makan aja kembang kempis. Adik
Malam-malam Viano Kirim pesan ke Nesta. Menyuruh gadis itu keluar keluar dari kamar kosnya.Nesta sampai berjengit, tumben-tumbenan Viano datang menemuinya. Penasaran. Yang paling penting dari itu semua adalah Nesta bisa melihat wajahnya Viano lagi setelah beberapa jam terpisah.Buru-buru pakai sandal, dia keluar untuk menemui Viano.Aduhai, makin tampan saja dia. Makin kesengsem Nesta. Kemeja hitamnya digulung sedikit, tangannya dilipat di dada, bersandar di mobilnya."Lama amat!" protes Viano ketika dia melihat Nesta.Lama dari Hongkong!Jelas-jelas begitu baca pesannya, Nesta langsung buru-buru datang."Bilang aja, Bapak enggak sabar mau ketemu saya.:"Idih, kepedean!" Viano bergidik.Nesta tingak-tinguk. Tadinya dia kira Viano menyuruh keluar sebab ada pekerjaan yang mau dikasih atau mau titip Raja karena ada kesibukan lainnya.Tidak ada Raja dan dia kelihatannya santai-santai saja.Detik selanjutnya, Viano membuka pintu mobil. Sebentar dia mengambil sesuatu yang ada di dalam."Am