Share

Resmi Dimadu

Penulis: Desti Angraeni
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-18 10:20:59

Setelah pernikahan usai, Bagas dan Andin langsung pergi bulan madu. Sementara, Eriska kembali menatap kepergian mereka. 

 

"Mbak ... kok bisa sih, mbak?" heran tetangga yang tempo hari bertanya. 

 

"Takdir," jawab santai Eriska. Dia memang sudah ikhlas, lagipula apa yang bisa dilakukannya selain berlapang dada?

 

"Mbak harusnya nolak, jangan mau dimadu. Kenapa nggak minta cerai?" Sederet pertanyaan yang mewakili rasa bingung juga heran Nina-tetangga dekat Eriska yang sekarang menjadi ibu satu anak. 

 

Eriska membuat garis senyuman yang begitu tulus. "Nggak apa-apa, anggap aja ladang amal buat aku." 

 

"Ya ampun mbak ...." Nina geleng-geleng kepala mendengar jawaban Eriska yang jauh dari dugaannya. 

 

Eriska dan Nina adalah teman sebaya. Mereka sama-sama berusia dua puluh lima tahun. Namun, tentu nasib rumah tangga mereka berbeda. Nina berhasil melahirkan anak dari suaminya, berbeda dengan Eriska. Usianya dan Bagas terpaut lima tahun, suaminya memang cukup berumur wajar saja jika pria itu tidak sabaran ingin menimang bayi. Pikir Eriska. 

 

Sekarang Eriska sendiri di dalam rumah, dia kembali menangis selagi meraup dadanya yang penuh luka. "Semoga kamu bahagia, mas. Semoga Andin nggak akan pernah ninggalin kamu." 

 

Sejauh yang Eriska tahu, sosok pelakor adalah wanita tidak baik. Banyak contoh bahwa kaum mereka hanya melakukan pernikahan semata-mata untuk uang. Prasangka itu muncul kala mengingat usaha Bagas yang sedang naik daun. 

 

Bagas dan Eriska bukanlah berasal dari keluarga sederhana, bisa dikatakan mereka orang berada. Namun, Eriska selalu berpenampilan sederhana dan jarang mengenakan make up. Dia adalah gadis dengan wajah cantik alami walau tanpa sentuhan make up, wajahnya sudah sangat memesona bagi siapa saja yang memandang bahkan Adam-temannya Bagas juga menyukainya.

 

Eriska bekerja di restoran milik Adam, mereka memang jarang bertemu. Namun, Adam mengenal betul sosok Eriska yang rajin dan mandiri. Pria itu juga hadir di pernikahan. Dia berdecak kesal pada Bagas, "Tega dia perlakukan Eriska kaya gini, kenapa nggak cerai aja!" 

 

Adam sesumpar sepanjang pesta pernikahan dan kali ini dia memberanikan diri menekan bel rumah Eriska setelah tahu Bagas pergi bersama istri keduanya. 

 

Ting tong

 

Bel ditekan perlahan takut mengganggu orang rumah. Adam berkeliling pada persekitaran selama menunggu pintu terbuka, tatapan matanya menyapu lingkungan tempat Eriska tinggal. Setelah cukup lama menunggu, pintu terbuka. 

 

"Eh, Mas Adam," sapa Eriska selagi mengontrol suara parau sisa menangis.

 

Adam sedang berdiri membelakangi pintu, dia segera menoleh kala mendengar suara Eriska. "Eriska, apa kabar?" tanya basa-basinya.

 

"Aku baik-baik aja, mas. Mas bisa lihat sendiri." Eriska terkekeh renyah.

 

Bahkan saat seperti ini kamu masih bisa tertawa. Hati Adam yang justru merasa membatin.

 

"Maaf, mas. Di rumah lagi nggak ada Mas Bagas. Maaf, Mas Adam harus duduk di luar," ucap Eriska menjaga fitnah.

 

"Oh iya, nggak apa-apa." Adam menyematkan senyuman kecil. 

 

"Silahkan duduk, mas. Tunggu sebentar aku ambilkan minum." Eriska berlalu ke dapur setelah mempersilahkan Adam. 

 

Adam bergumam kala duduk sendiri di luar, "Kamu wanita yang kuat, setegar ini kamu menghadapi Bagas." 

 

Tidak lama dua gelas jus jeruk hadir di meja kecil yang memisahkan pemilik rumah juga tamunya. "Ada apa Mas Adam kesini? Mas Bagas sedang ...." 

 

Adam segera memotong kalimat Eriska, "Iya, aku tahu Bagas sedang pergi. Aku ... cuma mau ketemu kamu."

 

Eriska tersenyum kecil selagi menunduk. "Ada perlu apa mas, sama aku?" 

 

Adam menggaruk kepala tidak gatal, tidak mungkin dia mengatakan ingin bertemu karena iba melihat Eriska apalagi menyatakan cintanya. "Eu-ah, iseng aja. Lagian kan kamu karyawan aku." Pria itu terkekeh. Dia seumuran dengan Bagas, sekarang usianya tiga puluh tahun.

 

"Oh ...," sahut datar Eriska, "silahkan diminum, mas," tawarnya pada Adam.

 

"Iya, makasih." Adam meraih gelas itu lalu menyesapnya sedikit. "Oh iya, kok bisa sih, Bagas ... menikah lagi?" tanyanya ragu karena ini adalah privasi rumah tangga walau dia masih lajang, tapi dia mengerti adab rumah tangga. "Maaf, nggak dijawab juga nggak apa-apa, kok." Adam kembali menggaruk kepala tidak gatal. 

 

"Ini udah takdir," jawab Eriska sama pada saat menjawab Nina.

 

Adam mengangguk-anggukan kepalanya perlahan selagi melirik Eriska yang hanya menatap kosong ke depan sana. 

 

Bagas emang bodoh, sia-siain Eriska. Batin Adam berdecak sangat kesal. 

 

Bersambung ....

 

Bab terkait

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Pikiran Eriska Masih pada Bagas

    Adam dan Eriska hanya duduk senyap. Pria itu bingung harus berkata apa, sedangkan wanita dengan status istri pertama tentu sedang memikirkan keselamatan Bagas. Semoga Mas Bagas baik-baik aja, semoga Andin bukan wanita yang cuma mau uang kamu, mas, lirih Eriska dalam hatinya. Lima bulan berpacaran dan tiga tahun menikah tentu membuat rasa sayang Eriska terhadap Bagas sangat besar. Sebenarnya dia tidak pernah menyangka sama sekali jika Bagas tega berselingkuh. Dua tahun lalu Eriska dinyatakan mandul. Namun, Bagas tetap menunjukan cinta dan sayangnya. "Nggak apa-apa, sayang. Siapa tau nanti takdir berkata lain." Tangan hangat Bagas mendekap Eriska begitu sayang, bahkan tidak mempunyai rasa malu sedikit pun walau di depan dokter. Kala itu Eriska sedang terisak di dada bidang Bagas. "Aku nggak sempurna, mas." "Nggak ada manusia sempurna di dunia ini, sayang. Aku juga cuma laki-laki banyak kekurangan. Jangan sedih, jangan kecil hati. Kita banyak berdoa saja pada yang maha kuasa." Sungg

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Malam Eriska di Kamar Baru

    Malam ini Eriska berbenah, dia pindah ke kamar di sebelah kamarnya bersama Bagas dulu. Wanita itu merasa diusir secara tidak langsung dari kamarnya sendiri. Tanpa izinnya Bagas menyulap kamar mereka menjadi kamar pengantin dengan dekorasi mewah dan di sana juga terdapat rangkaian bunga bertuliskan 'Welcome to Andin.'Jelas Eriska harus keluar dari kamar penuh kenangan bersama Bagas sejak malam pertama sampai malam terakhir sebelum suaminya selingkuh. Tangan Eriska sempat menyapu ranjang pengantin yang kini milik Andin. "Dulu kamu seneng tidur sama aku, mas," lirihnya, tapi dia tidak mau tenggelam dalam kesedihan yang sudah tertulis dalam takdir hidupnya. Setelah melihat-lihat seisi kamar yang telah hilang kenangannya, Eriska mulai mengambil bajunya satu persatu dari dalam lemari yang cukup besar hingga tidak satu pun tersisa. Dia menarik baju dari dalam koper besar menuju ke kamar barunya yang terletak di samping kamar lamanya. Dulu kamar itu selalu digunakan oleh orangtua Bagas atau

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Ingin Memata-Matai Andin

    Nina sudah pulang, Eriska kembali menutup pintu rapat-rapat. "Nina peduli banget sama aku, tapi maaf aku nggak mungkin cerita keluh kesah aku ke kamu." Wanita itu kembali membersihkan rumah seperti biasanya, tapi kali ini tanpa sarapan karena ketidakhadiran sang suami membuat lidahnya sangat hambar seolah mati rasa. Setelah selasai pekerjaan rumah, barulah Eriska bersantai sejenak. Baru saja bokongnya menyapa sofa yang empuk, bel kembali berbunyi. "Ya ampun, Nina." Dia terkekeh melihat kelakuan tetangga over protektifnya. Kala membuka pintu, rupanya dugaan Eriska salah. "Maaf, apa benar ini rumah Tuan Bagas dan Nyonya Andin?" tanya seorang kurir. "Eu ... iya, mas," jawab Eriska membatin. "Tolong tanda tangan di sini." Kurir menyodorkan selembar kertas dan sebuah bolpoin. Eriska melakukannya. "Ini barangnya, kiriman dari Jakarta." Eriska menerima kiriman barang yang sepertinya tertuju untuk Andin. Beberapa kardus berlapis kertas cokelat itu dikemas rapih dan benar saja di s

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Amarah Ayahnya Eriska

    Setibanya di rumah, kado dari Eriska tidak langsung disimpan di kamar pengantin, tapi dia akan memberikannya secara langsung pada Andin kala dia dan suaminya pulang.Sekarang waktu menunjukan tengah hari. "Halo, Mas Adam. Maaf hari ini aku nggak bisa masuk," ucap Eriska dalam saluran telepon."Iya, nggak apa-apa. Kamu istirahat aja selama beberapa hari." Suara keramaian restoran terdengar jelas di indera pendengaran Eriska yang dibawa oleh sambungan di udara.Setelah menelepon, Eriska menata rumah, mengubah letak furniture di beberapa ruangan. "Biar Mas Bagas nggak bosen di rumah." Senyuman tulus terpatri dibingkai oleh wajah cantik nan memesona.Ting tongLagi-lagi bel rumahnya berbunyi. "Siapa lagi?" Eriska menoleh ke arah pintu, kebetulan dia sedang berada di ruang tamu. Pintu terbuka perlahan, lalu didorong oleh seseorang diluar sana. "Nak!" Ibunya berhamburan memeluk pilu."Mama!" Eriska terperanjat menatap tamunya sekarang, "mama sama papa kok nggak bilang mau kesini?" tanyanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Liburan Eriska Vs Bagas

    Itu Alex-kakak laki-laki Eriska yang sebaya dengan Bagas. "Aku baru aja pulang dari luar negeri terus dapat kabar ini. Harusnya kamu bilang kakak!" Amarah Alex sama halnya dengan sang ayah. Dia melangkah lebar dengan kaki panjangnya menuju ke arah adik perempuannya, lalu menarik satu tangan Eriska hingga tubuhnya terangkat. "Bilang kakak, di mana Bagas sekarang?" "Kak ... duduk dulu, minum dulu ...." "Nggak bisalah! kakak mau kasih pelajaran buat laki-laki brengsek itu!" Mata Alex terbebalak lebar dengan rahang mengeras dibarengi suara lantang. "Kak ... Mas Bagas bukan laki-laki brengsek." "Kamu ngapain sih bela dia, dik!" Alex menarik lengan Eriska menuju ke luar rumah, tapi ketika hampir di dekat pintu Eriska memberontak hingga salah satu tangan yang digenggam Alex terlepas. Sontak Alex menoleh pada adiknya yang sedang mengusap pergelangan tangan. "Dik!" tegas Alex layaknya pria matang yang dirundung amarah. "Aku yang kasih izin Mas Bagas poligami," bongkar Eriska. "ER

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-18
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Ditelepon Bagas

    Dua minggu berlalu, udara Turki hampir saja mendarah daging di tubuh Eriska. Dia dan keluarganya masih berada di rumah sewa. "Ma, kapan pulang?" "Ngapain cepet-cepet sih, dik? Di sini lebih enak, kan!" sambar Alex merebut jawaban ibunya. "Tapi kak, aku mau ....""Mau pulang?" tatapan Alex bermakna tidak suka, "boleh, tapi tinggal sama kita!" tegasnya. Sebagai kakak laki-laki juga sebagai pengganti ayahnya kelak tentu Alex harus punya sikap layaknya pemimpin bijak dan cerdas jika bisa kesampingkan juga ke-egoisan."Ma ...." Kali ini Eriska terdengar merengek pada ibunya."Dengarkan ucapan kakakmu ... kami melakukan ini untuk kebaikan kamu, nak." Ibunya tidak mendukung ingin Eriska.Eriska membuang napas panjang secara perlahan. "Eriska bukan anak kecil yang harus diatur jalan hidupnya. Eriska tau mama, papa sama kakak peduli sama aku, tapi tolong biarin aku menyelesaikan masalah sendiri," mohonnya."Kamu keras kepala, dik. Untung kakak belum menikah jadi bisa awasi kamu!" "Hus, kaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Kembali ke Tanah Air

    Kini Alex dan Eriska sudah tiba di rumah, kedatangan mereka langsung disambut oleh ibunya, "Gimana hasilnya, nak?" "Eu ...." Eriska melirik ke arah Alex. Seperti ucapannya kemarin, Eriska ingin menyelesaikan masalahnya sendiri jadi, Alex melengos meninggalkan adiknya.Eriska menatap punggung Alex, lalu pria itu duduk di sofa selagi menatap ke arah adiknya dengan satu alis naik. "Kakak ...," gumam Eriska. "Sayang, bagaimana kata dokter?" tanya ibunya tidak sabar.Eriska memberikan senyuman singkat. "Duduk dulu yuk, ma." Dia menggiring ibunya sampai ke sofa, mereka duduk berdampingan. Eriska menatap mata lelah ibunya yang sudah berkantung, "gini ma, tadi ... Eriska nggak sempet periksa," tuturnya ragu, dia tahu ibunya akan kecewa. Jelas ibunya mengerutkan dahi. "Kenapa?" Alex melirik ke arah Eriska kala adik perempuannya itu tidak mengalihkan tatapannya dari sang ibu. "Ba ...." "Mas Bagas telepon, dia suruh aku pulang ...," tutur pelan Eriska merebut kalimat Alex."Siapa yang tele

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01
  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Cerita Masa Lalu

    Eriska mengerjap tidak percaya dengan ucapan ayahnya, sedangkan Alex menyeringai dan Bagas berdiri dengan lutut bergetar seakan eksel-eksel di lututnya terlepas. Habis, gue! Hatinya."Minggir, dik!" titah Alex lagi. "Nggak, kak.""Eriska, kemari!" titah ayahnya yang jelas tidak bisa ditolak maka, Eriska mulai mengambil langkah. "Tunggu!" tahan Bagas dengan suara bergetar. Dia juga memegangi pergelangan tangan Eriska, sontak wanita itu berhenti lalu menoleh ke arah suaminya yang penuh luka lebam.Bagas menatap Eriska, mencoba memanfaatkan cinta istri pertamanya sebagai pelindung. "Banyak drama!" Gerakan secepat kilat Alex memisahkan tangan mereka lalu kembali menyerang Bagas tanpa ampun.Eriska menjerit-jerit. "Mas Bagas ...!" Bahkan dia meneteskan air mata untuk pria brengsek itu, sontak Bagas semakin besar kepala saja. Kala jeritan Eriska memekak, pintu kamar pengantin terbuka cepat. Tatapan Andin berkelana pada persekitaran sekaligus mencari keberadaan Bagas. Mata Andin langsun

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-01

Bab terbaru

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Pernikahan Eriska dan Adam {Ending}

    "Maaf, Kak ...." Eriska segera merasakan amarah Alex."Dik, berhenti memikirkan Bagas dan jangan samakan Bagas dengan Adam, mereka sangat berbeda!" tegas Alex yang selaras dengan tatapannya. "Aku cuma ingat aja kok, Kak. Karena tidak semudah itu membuang semuanya, apalagia ada Aulya yang mirip banget sama mas Bagas." "Kemiripan Aulya bukan berarti membuat kamu harus dibayang-bayangi Bagas. Ingat Dik, Adam sangat peduli sama kamu, bukan Bagas!" Lagi, ketegasan ditunjukan Alex hingga Eriska mengangguk sendu dan seakan tertekan, tetapi pria ini memang sengaja melakukannya supaya adiknya membuka lebaran baru yang jauh lebih baik.Satu bulan berlalu, hari ini tepat pernikahan Adam dan Eriska yang diadakan secara kecil-kecilan, hanya dihadiri kedua belah pihak keluarga saja, tetapi tanpa diduga jika keluarga Bagas hadir membawa Bagas. "Eriska, kamu akan meninggalkan aku dan semua kenangan kita?" Keadaan mental pria ini sudah stabil dan sangat sehat. Maka, semua hal yang pernah terjadi dal

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Satu Bulan Lagi

    Dua bulan kembali berlalu, keadaan Bagas mendekati pulih. Dokter memberikan rincian laporan tentang perkembangannya, ditunjukan pada pihak keluarga. Sebenarnya pria itu sudah bisa dibawa pulang, hanya saja kedua orangtuanya inginkan putranya tetap mendapatkan pengawasan sampai benar-benar pulih. Kabar ini segera sampai pada Eriska dan keluarganya. "Alhamdulillah ...," syukur wanita ini begitupun kedua orangtuanya hanya Alex yang tidak mengucapkannya. Saat kakak dan adik berdua di atas balkon, Alex mengutarakan pemikirannya, "Dik, cepat tanyakan pada Adam kapan dia akan menikahi kamu.""Kak ..., masa aku yang tanyakan!" protes kecil Eriska."Kakak udah coba tanya beberapa kali, tapi Adam selalu bilang belum dapat tanggal baik. Kapan dong, dia dapat tanggal baiknya!" Tatapan serius Alex yang sebenarnya masih memercayai Adam hanya saja kini dirinya sudah sangat panik akibat mendengar kondisi Bagas, "coba sesekali kamu yang nanya.""Malu, Kak. Aku ini janda anak satu, nggak mungkin aku t

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Orangtuanya Adam Tidak Yakin pada Pernikahan Putranya dan Eriska

    Eriska terpaku sendu seiring menatap buah hatinya bersama Bagas. "Gimana keadaan mas Bagas?" Dirinya segera mengalihkan topik karena keadaan Bagas hari ini seolah menjawab alasan ketidak mampuan mantan suaminya memberikan nama pada malaikat kecil. "Masih sangat parah!" Alex melanjutkan kebohongannya.Eriska mendesah pelan, "Kalau gitu ..., aku namakan Aulya saja. Gimana Kak, apa bagus?" Senyuman ceria disisipkan. Namun, wajah Alex tidak menunjukan keceriaan yang sama sedikit pun. "Kenapa harus Aulya, Dik?" Bukan perkara nama yang membuatnya heran, melainkan pemikiran Bagas dan Eriska begitu kompak padahal mereka tidak pernah berkomunikasi sama sekali. "Mau saja, aku pikir nama Aulya itu bagus. Cuma ..., aku nggak tahu nama panjangnya apa. Coba Kakak pikirkan." Alex hanya tersenyum getir. "Akan Kakak pikirkan nanti. Kakak harus mencari nama paling baik," tulusnya, "tapi Dik, yakin mau Aulya, tidak mau ganti yang lain?" "Aulya saja Kak, buat nama depannya. Selebihnya biar Kakak ata

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Apakah Harus Tetap Mencintai Eriska?

    Adam merenungkan pesan dari orangtuanya, pria ini hanya duduk di tepian ranjang di dalam kamarnya. "Eriska memang memiliki sesuatu yang nggak akan membiarkannya lost contak dengan Bagas, ada anak di antara mereka. Jadi mungkin aku yang terlalu berharap banyak untuk bisa mendapatkan Eriska." Embusan udara dibuang Adam, kemudian meluruskan punggungnya seiring memandangi langit-langit saat kedua tangannya dilipat, menyangga kepala. "Aku masih mencintai Eriska bagaimanapun dunia menilai hubungan kami. Tapi kalau bisa, nggak perlu sama anaknya juga. Aku sangat membenci wajah anaknya yang seperti Bagas." Semakin lama, keduanya kelopak mata Adam semakin turun hingga membawanya ke alam bawah sadar. Dari sejak hari ini hingga tiga hari kemudian Adam tidak menampakan batang hidungnya pada keluarga Eriska, dirinya beralasan jika restoran sangat sesak oleh pengunjung maka tidak membiarkannya absen. Jadi, dirinya hanya menjenguk si bayi setelah tiba di rumah. Eriska menyusui bayinya sangat tela

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Hari Kelahiran

    Bagas berjalan linglung mencari keberadaan orang-orang terdekatnya karena jangankan di luar, di dalam rumah saja dirinya sering tersesat. Derap langkahnya membuat Adhinatha dan Fatimah menoleh. "Mau kemana?" tanya pria ini tanpa meninggalkan tempat duduknya karena arah Bagas tepat pada mereka. "Bagas mengingat Andin. Di mana dia sekarang?" Tanpa aba-aba pertanyaan ini diutarakan hingga Adhinatha dan Fatimah terhenyak. Fatimah menyahut berpura-pura tidak tahu demi kebaikan Bagas karena kenangan tentang Andin adalah satu-satunya yang tidak diinginkannya diingat Bagas. "Siapa Andin? Kami tidak tahu." "Mana mungkin mama sama papa nggak tahu. Bagas ingat kalau Andin sangat cantik, tapi sangat matre. Sepertinya dia pernah berada di sisi Bagas?" Adhinatha merasa waktunya selalu sia-sia saat menghadapi Bagas yang memerlukan perawatan mental, maka dirinya tidak mengatakan apapun selain kalimat penutup, "Kami tidak mengenal Andin. Kamu juga. Mungkin itu cuma imajinasi kamu. Tidurlah, besok

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Menemui Bagas

    Hari ini Eriska memutuskan menemui Bagas tanpa memerdulikan apapun, dirinya hanya ingin membuat mantan suaminya bangkit dari keterpurukannya walau mungkin akan sangat sulit. "Bayi kamu udah menyembul di perut aku." Eriska menatap Bagas sebagaimana seorang istri. "Syukurlah, bayi kita sehat." Bagas tampak sumringah hingga tidak terlihat sama sekali jika sebenarnya dirinya adalah manusia linglung. "Iya Mas, bayinya sangat sehat." Senyuman kecil Eriska. Pertemuan ini tanpa sentuhan sama sekali karena keduanya bukan mahram. Maka, Fatimah juga mendampingi Eriska supaya menantunya ini tetap aman dari Bagas-putranya. "Aku mau menyentuh bayi kita, aku mau merasakan pergerakannya!" Telapak tangan Bagas sudah mulai menjulur ke arah perut Eriska yang sudah mulai terlihat walau masih samar. Saat itu, segera wanita ini menatap Fatimah. "Tidak apa nak, toh teralang pakaian." Izin Fatimah-ibunya Bagas selalu mengawal Eriska dari awal kedatangannya. Maka, dengan leluasa Bagas meletakan telapak ta

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Karma Yang Harus Dijalani Bagas

    "Aku sedih liat keadaan Mas Bagas," aku Eriska pada Alex kala keduanya sudah kembali ke rumah."Nggak usah sedih, apa Bagas bersedih saat melihat kamu terpuruk!" Tidak ada sedikit pun belas kasihan Alex untuk mantan iparnya. "Kak, sudah jangan dibahas lagi. Semua itu sudah berlalu. Sekarang kita cuma perlu menutup segala hal yang pernah menyakiti." Alex membuang udara tipis. Kesabaran serta sifat pemaaf Eriska memang patut diacungi jempol, tetapi juga tampak keterlaluan. "Iya sudah, kamu istirahat saja." Alex menemui Adam di restorannya yang selalu ramai bahkan semakin pesat saja. "Pengusaha hebat nih. Ada waktu buat ngobrol?" kelakarnya. "Kapanpun!" Adam menyambut kedatangan Alex dengan hangat. "Gimana kisah cinta lo sama Raisa?" Alex memegangi pelipisnya sesaat seiring tertawa kecil. "Gue kesini bukan mau bahas Raisa." "Gue pengen tahu aja." Tawa singkat Adam seiring menyuguhkan dua gelas kopi, "Eriska lagi apa, kok nggak diajak?" "Mana mau Eriska kesini, lo kaya nggak tahu aj

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Season 2

    Bagas membuka kelopak matanya, mengucek kedua matanya, dirinya mendapati diri berada di ruangan serba putih. "Saya sarankan bawa Tuan Bagas ke psikiater." Kalimat dokter pada ayahnya Bagas-Adhinatha. "Apakah kondisi anak saya seburuk itu?" Pria ini tampak sangat panik dan gemetaran. "Intinya, coba bawa saja ke ahlinya." Obrolan dokter dan pria ini berakhir. Adhinatha menghampiri putranya, memandangi pilu. Sudah satu minggu Bagas terlihat linglung, tatapan matanya kosong. "Pa, kenapa Bagas di sini?" Tubuhnya kekar seperti sediakala hanya saja bagian dalamnya seolah hancur, isi otak Bagas seolah diaduk hingga tidak tentu arah. "Kamu tertidur saat hari pernikahan Eriska dan Adam, kamu tidak datang ke pernikahan mereka karena kamu tidak bangun selama dua malam dari sebelum hari pernikahan hingga kami membawamu ke rumah sakit. Kamu sadar, hanya saja kamu tidak ingat apapun," sendu begitu kental di wajah Adhinatha. "Apa maksud papa, bukankah Eriska istrinya Bagas, bagaimana bisa Erisk

  • Wanita yang Dinodai Suamiku   Akhir Tidak Terduga

    Di kamar rias, Bagas melihat Eriska yang sudah duduk dengan cantik. Kebaya khas pengantin sudah memeluk tubuhnya, usia kandungannya belum terlihat jadi, bentuk tubuhnya masih sangat bagus. Namun, anehnya Adam masih memakai kemeja dan celana jeans, bahkan jika dibandingkan dengan Bagas penampilan Adam kalah telak. "Kalian pasangan pengantin, tapi kenapa lo belum siap-siap?" tanya Bagas pada Adam. Adam tersenyum tipis, dia berjalan menghampiri Bagas. "Kenapa harus siap-siap? Emangnya gue mau nikah?" Bagas mengerutkan kedua alisnya. "Maksud lo? Hari ini kan ...." Adam menyela, "Hari ini pernikahan kalian." Senyum tulus berhasil diukir Adam setelah berlatih semalaman. Dia sudah merelakan Eriska kembali pada Bagas karena dia pikir bayi dalam perut Eriska lebih menginginkan ayah bioogisnya dari pada ayah asuh. "Hei, lo nggak usah ngerjain gue, gue ... gue berusaha ikhlas-nggak, ralat. Gue ikhlas," kata Bagas dibuat kuat."Hahahaha!" Adam tertawa lepas, "nggak ada waktu lagi, cepet siap

DMCA.com Protection Status