Share

Bersama Lian

Lian datang menjemputku ke kantor. Aku malah ternganga melihat dia sudah berdiri di lobi. Lian mengenakan kemeja dengan bawahan Jean hitam, bukan pakaian kantoran.

Herannya lagi, dia kan seharusnya ke luar kota?

“Lama amat,” keluhnya menyambutku.

“Ngapain repot-repot jemput. Kan apartemenku dekat, Li. Aku bisajalan kaki, atau minta tolong sekuriti mengantar. Terus, bukannya kamu ke luar kota?”

“Cerewet amat! Gak jadi ke luar kota. Kita ke salon ‘kan? Mama sudah menunggu.”

Lian beranjak lebih dulu tanpa menunggu jawabanku.

“Asem,” rutukku.

Ngomong-ngomong ke salon, aku jadi teringat obrolan tante Lizasemalam. Perlukah menanyakan pada Lian? Atau berpura-pura masa bodoh saja?

“Kenapa melamun? Naksir?”

Astaga, apa dia gak pernah berkata lembut pada wanita? Masa langsung main tebak perasaan begitu.

“Aneh!” jawabku sambil bersungut.

“Mau makan dulu?” tanyanya saat akan melewati kafe favorit dia.

“Nggak.”

“Pasti habis makan sama Mirza.”

Aku bersungut lagi.

“Kenapa sih, hobi banget main tebak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
Lian kayaknya suka dg mala
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status