Share

Memendam Rasa

POV Lian

“Li, kalau aku duluan nikah nanti, kamu gak akan kesepiankan?” tanyanya sambil menjinjing tas ranselnya karena malas mengenakan dipunggung. Begitulah kebiasannya. Dia bilang, punggungnya sakit kalaumenggendong buku banyak-banyak. Tapi, menurutku berlebihan, karena menggendong itu lebih ringan daripada dijinjing. Ah,entahlah. Dia memang aneh.

“Kamu mau nikah muda?”

Seketika, dia melotot. Tangan kiri bergerak cepat menyambarlenganku, lalu bergelayut di sana. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai,melambai diterpa angin.

“Bukan, ih! Seandainya saja.” Dia cemberut menunjukkanprotesnya. Dia menurunkan gulungan baju putih lengan panjangnya sampai terlihat tulisan “XI IPA”.

“Jangan. Nanti kita nikahnya barengan,” kelakarku sambilmengeluarkan motor besar yang terparkir. Dia bersungut-sungut kesalmenanggapi candaanku.

Setelah itu, aku dan Armala melaju pulang. Meninggalkansekolah yang sudah hampir tiga tahun kusambangi. Mala satu tingkat dibawahku.Tapi, hanya sebatas kelas saja. Ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
yg tidak aku mengerti itu Lian dg mamanya ada kenyataan apa yaa. bukan anaknya mungkin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status