yeay, ada Dokter Axel Green nih ♡♡ yg belum baca bukuku The Seductive Revenge, mampir yuk! Di sana kisahnya ortu Dokter Axel yang seruu dan mengharu biruu ...
Dengan mengenakan topi serta kacamata hitam yang juga diberikan oleh Axel, mereka bertiga pun mulai melangkah melintasi lobby gedung apartemen. Sebenarnya bisa saja Regan menggunakan jasa bodyguard miliknya untuk mengawal mereka, namun masalahnya menggunakan pengawal hanya akan membuat atensi semakin tertuju kepadanya. Regan benar-benar tidak ingin dikenali, agar perhatian publik tidak kemudian mengarah kepada Bella yang sedang berada di dalam gendongannya. Mereka pasti bisa menebak siapa wanita itu, dan entah hujatan serta hinaan seperti apa yang akan tertuju kepada Bella yang diketahui sebagai wanita simpanannya, tanpa mereka tahu tentang akar masalah yang sebenarnya. Bukankah dalam kasus perselingkuhan, selalu pihak wanita yang akan dipersalahkan? Publik akan selalu menghakimi sang wanita sebagai penggoda dan perusak rumah tangga, meskipun dalam kasus ini justru Regan-lah yang memaksa Bella untuk menjadi wanita simpanannya. Syukurlah akhirnya mereka bertiga berhasil melewati
"Ya, Regan. Aku akan menunggumu."Bella tidak menyadari akibat dari senyuman manis yang terlukis di wajahnya setelah mengucapkan kalimat itu. Bagaimana gejolak hasrat yang sangat sulit Regan tolak seketika meledak di permukaan.Dengan suara geraman layaknya hewan buas, lelaki itu pun tiba-tiba saja menerjang tubuh sensual yang sedang duduk di ranjang. Hingga akhirnya Bella terhempas dengan keras di kasur, lalu Regan pun mulai melahap bibir wanita itu dengan rakus.Tak ada lagi ciuman lembut seperti sebelumnya, karena yang ada di dalam otak Regan saat ini adalah bagaimana melampiaskan gairahnya yang tengah menyala-nyala. Yang membuat seluruh sel di dalam tubuhnya bergetar penuh nikmat seraya merintihkan nama Bella seakan merapal sebuah doa.Kungkungan di atas tubuhnya serta pagutan keras dan menuntut dari Regan membuat Bella merasa seperti seekor kelinci yang sedang disantap oleh serigala. Tak ada ampun, dan membuatnya tak berkutik."Mmh..." desau suara seksi itu membuat Regan semak
Gala : Baik, Tuan Regan. Saya sendiri yang akan memastika kalau video itu akan segera tayang di media sosial dalam setengah jam.Regan menyunggingkan senyum tipis kala mendapatkan jawaban pesan dari Gala atas permintaannya tadi. Okay, setengah jam lagi dia akan melihat sejauh apa media akan menggila. Tapi untuk saat ini, Regan akan melakukan apa yang semestinya ia lakukan.Yaitu membawakan makanan untuk Bella.Regan membuka pintu kamar Bella, dan terkejut ketika tidak melihat wanita itu di dalam kamar. Namun suara gemericik air dari kamar mandi seketika membuatnya lega. Regan meletakkan nampan berisi makanan dan minuman itu di atas meja, lalu ia pun duduk di sofa menunggu Bella.Tak lama kemudian suara gemericik air pun tak terdengar lagi, yang disusul dengan terbukanya pintu kamar mandi serta sosok Bella yang keluar dari sana yang hanya mengenakan bath robe.Regan tersenyum melihat wajah segar wanita itu yang terlihat bersinar-sinar. Rambut ikalnya yang basah pun tak luput dari per
"Uumhh.... hahh... Regan..." Jeritan Bella pun berkumandang ketika gulungan ombak serasa menerjang seluruh tubuhnya. Pelepasan yang begitu nikmat itu membuat dirinya seakan terbang ke dan meledak menjadi serpihan-serpihan serbuk bintang yang berkilauan di udara.Tubuh sensual berkulit keemasan itu melengkung dengan indah, membahasakan sebuah kenikmatan yang terlalu besar untuk dirinya terima. Beberapa detik setelahnya, Bella pun terkulai lemas dalam dekapan Regan.Hujan kecupan pun dialamatkan oleh lelaki itu di seluruh wajah dan bahu telanjang Bella yang berkilau karena keringat. "Kamu semakin seksi," puji Regan yang terus memberikan kecupannya.Sesi bercinta kali ini Regan meminta Bella untuk berada di atas, sebagai memegang kendali dan ritmenya. Namun Bella sempat ragu karena woman on top bukanlah gaya bercinta yang biasa ia lakukan dengan suaminya dahulu, karena Anggra lebih suka sebagai pemegang kendali, sementara ia lebih pasif.Regan terkekeh pelan melihat betapa canggungny
Bella terdiam seraya menatap sosok wanita berambut pirang di depannya dengan lamat-lamat. Benarkah yang ia katakan? Atau itu cuma akal-akalannya saja??Memang ada yang agak berbeda dari penampilan Patricia, wanita itu terlihat jauh lebih pucat dari dan kurus daripada sebelumnya. Atau itu cuma khayalan Bella?Tawa kecil menguar dari mulut Patricia melihat wajah Bella yang seperti sedang berpikir. "Kamu pasti mengira kalau aku berbohong kan? Seandainya benar ini adalah sebuah kebohongan, aku akan sangat bersyukur! Aku benar-benar..." Patricia menghentikan ucapannya dan mendongakkan wajahnya, seperti sedang berusaha untuk mencegah air matanya turun."Aku benar-benar iri padamu, Arabella. Kamu... kamu bisa mendapatkan hati Regan hanya dalam sekejap, sementara aku yang bertahun-tahun sudah setia menunggu tak juga bisa membuatnya berpaling dan menatapku."Bella terkesiap pelan saat merasakan pipinya tiba-tiba ditangkup oleh kedua tangan Patricia. Maniknya yang beriris hitam pun sontak mel
"Tidak, Regan! Aku tidak mau!!"Air mata yang berlinang disertai penolakan keras Bella sama sekali tidak membuat Regan iba. Lengannya yang kekar terus menarik tangan Bella, menyeret tubuh wanita itu ke dalam kamar."Jangan! Regan, aku mohon... aku mohon jangan lakukan itu lagi, aaa..." Bella terisak dalam tangisnya saat Regan mulai memaksa melepaskan home dress-nya dengan terburu-buru hingga membuatnya sobek di beberapa bagian.Lelaki itu telah gelap mata karena gairah. Bahkan melihat hanya dengan melihat tetesan air dari gelas yang jatuh ke dagu dan leher Bella saja telah membuat dirinya serasa terbakar dari kepala hingga ke ujung kaki.Bella terus berontak, ia berusaha memukul dan menendang, namun lelaki itu terlalu kuat untuk dikalahkan."Tidak, tidak, tidaaak!!!" Jerit Bella ketika Regan menarik keras bra hitamnya dan melempar benda yang telah rusak itu ke atas lantai.Lelaki itu menelan salivanya saat melihat pemandangan dua bulatan sempurna dengan puncaknya yang merah muda."Ca
Bella melebarkan matanya ketika ia keluar dari apartemen Axel dengan didampingi oleh Regan. Sepanjang koridor menuju lift telah dipenuhi oleh belasan pengawal yang bersandar tegak di dinding, kesemuanya menoleh ke arah mereka dan menganggukkan kepala kepada Regan."Jangan takut. Mereka cuma menjaga kita dari papparazi yang sering mengejarku," ucap Regan sembari menggenggam erat tangan Bella. "Ayo."Bella berjalan bersisian dengan Regan menuju lift, yang ternyata juga sudah dijaga oleh tiga orang pengawal laki-laki. Kening Bella serta-merta mengernyit saat menyadari kalau alih-alih turun ke lantai bawah, mereka malah naik ke atas."Kita mau kemana?" Tanya Bella bingung."Ke rooftop. Transportasi kita menuju bandara ada di sana," sahut Regan santai.Dan transportasi yang dimaksud ternyata adalah sebuah helikopter! Bella masih mematung takjub tatkala melihatnya. Mereka ke bandara menggunakan helikopter??"Tadinya aku sudah menyiapkan mobil di bawah untuk kita," ujar Regan dengan suara
"Aku tahu semuanya tentang kamu, Arabella. Luar dan dalam."Bella menggigit bibirnya dengan hati yang berdebar, ketika kalimat rayuan yang menjurus itu terucap dari bibir Regan yang kini berada sangat dekat dengan bibirnya.Netra biru safir Regan pun sontak tertuju pada bibir Bella."Jangan digigit," bisiknya dengan suara yang telah berubah serak karena gairah yang mulai muncul dan naik ke permukaan. "Karena itu tugasku."Bella terkesiap saat Regan tiba-tiba saja mengangkat pinggangnya. Bagaimana mudahnya lelaki itu memindahkannya dari tempat duduk di sebelah hingga kini mendarat di atas pangkuan Regan, selalu berhasil membuat Bella tersipu malu-malu.Berat badan Bella 48 kilogram, bisa dibayangkan betapa kuatnya Regan mengangkat bobot seberat itu sambil duduk di kursi pesawat.Bella mengalungkan kedua tangannya di leher Regan, sementara lelaki itu tak mengubah posisi jemarinya yang sejak tadi hinggap di pinggang ramping Bella. Namun kini kedua tangannya tak lagi diam, melainkan ter