Bella terdiam seraya menatap sosok wanita berambut pirang di depannya dengan lamat-lamat. Benarkah yang ia katakan? Atau itu cuma akal-akalannya saja??Memang ada yang agak berbeda dari penampilan Patricia, wanita itu terlihat jauh lebih pucat dari dan kurus daripada sebelumnya. Atau itu cuma khayalan Bella?Tawa kecil menguar dari mulut Patricia melihat wajah Bella yang seperti sedang berpikir. "Kamu pasti mengira kalau aku berbohong kan? Seandainya benar ini adalah sebuah kebohongan, aku akan sangat bersyukur! Aku benar-benar..." Patricia menghentikan ucapannya dan mendongakkan wajahnya, seperti sedang berusaha untuk mencegah air matanya turun."Aku benar-benar iri padamu, Arabella. Kamu... kamu bisa mendapatkan hati Regan hanya dalam sekejap, sementara aku yang bertahun-tahun sudah setia menunggu tak juga bisa membuatnya berpaling dan menatapku."Bella terkesiap pelan saat merasakan pipinya tiba-tiba ditangkup oleh kedua tangan Patricia. Maniknya yang beriris hitam pun sontak mel
"Tidak, Regan! Aku tidak mau!!"Air mata yang berlinang disertai penolakan keras Bella sama sekali tidak membuat Regan iba. Lengannya yang kekar terus menarik tangan Bella, menyeret tubuh wanita itu ke dalam kamar."Jangan! Regan, aku mohon... aku mohon jangan lakukan itu lagi, aaa..." Bella terisak dalam tangisnya saat Regan mulai memaksa melepaskan home dress-nya dengan terburu-buru hingga membuatnya sobek di beberapa bagian.Lelaki itu telah gelap mata karena gairah. Bahkan melihat hanya dengan melihat tetesan air dari gelas yang jatuh ke dagu dan leher Bella saja telah membuat dirinya serasa terbakar dari kepala hingga ke ujung kaki.Bella terus berontak, ia berusaha memukul dan menendang, namun lelaki itu terlalu kuat untuk dikalahkan."Tidak, tidak, tidaaak!!!" Jerit Bella ketika Regan menarik keras bra hitamnya dan melempar benda yang telah rusak itu ke atas lantai.Lelaki itu menelan salivanya saat melihat pemandangan dua bulatan sempurna dengan puncaknya yang merah muda."Ca
Bella melebarkan matanya ketika ia keluar dari apartemen Axel dengan didampingi oleh Regan. Sepanjang koridor menuju lift telah dipenuhi oleh belasan pengawal yang bersandar tegak di dinding, kesemuanya menoleh ke arah mereka dan menganggukkan kepala kepada Regan."Jangan takut. Mereka cuma menjaga kita dari papparazi yang sering mengejarku," ucap Regan sembari menggenggam erat tangan Bella. "Ayo."Bella berjalan bersisian dengan Regan menuju lift, yang ternyata juga sudah dijaga oleh tiga orang pengawal laki-laki. Kening Bella serta-merta mengernyit saat menyadari kalau alih-alih turun ke lantai bawah, mereka malah naik ke atas."Kita mau kemana?" Tanya Bella bingung."Ke rooftop. Transportasi kita menuju bandara ada di sana," sahut Regan santai.Dan transportasi yang dimaksud ternyata adalah sebuah helikopter! Bella masih mematung takjub tatkala melihatnya. Mereka ke bandara menggunakan helikopter??"Tadinya aku sudah menyiapkan mobil di bawah untuk kita," ujar Regan dengan suara
"Aku tahu semuanya tentang kamu, Arabella. Luar dan dalam."Bella menggigit bibirnya dengan hati yang berdebar, ketika kalimat rayuan yang menjurus itu terucap dari bibir Regan yang kini berada sangat dekat dengan bibirnya.Netra biru safir Regan pun sontak tertuju pada bibir Bella."Jangan digigit," bisiknya dengan suara yang telah berubah serak karena gairah yang mulai muncul dan naik ke permukaan. "Karena itu tugasku."Bella terkesiap saat Regan tiba-tiba saja mengangkat pinggangnya. Bagaimana mudahnya lelaki itu memindahkannya dari tempat duduk di sebelah hingga kini mendarat di atas pangkuan Regan, selalu berhasil membuat Bella tersipu malu-malu.Berat badan Bella 48 kilogram, bisa dibayangkan betapa kuatnya Regan mengangkat bobot seberat itu sambil duduk di kursi pesawat.Bella mengalungkan kedua tangannya di leher Regan, sementara lelaki itu tak mengubah posisi jemarinya yang sejak tadi hinggap di pinggang ramping Bella. Namun kini kedua tangannya tak lagi diam, melainkan ter
"Chelsea? Ada keperluan apa tiba-tiba datang ke sini?" Regan melepaskan pelukannya di pinggang Bella, yang seketika membuat wanita itu merasa ditinggalkan. Lelaki itu beranjak.untuk memeluk ibunya dengan hangat lalu mengecup ubun-ubunnya. Bella menepis cepat perasaan ditinggalkan yang seakan membuat lubang besar di hatinya. Hari ini adalah hari bersejarah, karena untuk pertama kalinya Chelsea akhirnya bertemu dengan Bella. "Aku ini ibumu. Apa perlu alasan hanya untuk bertamu??" Ketus Chŕelsea sembari kembali melirik Bella. "Jadi rupanya apa yang dikatakan oleh Patricia itu benar, kan? Kau memang memiliki wanita simpanan!" Chelsea menunjuk wajah Bella dengan gusar. "Dia!!" "Namanya Arabella," ucap Regan, suaranya yang berat dan dalam itu masih terdengar tenang, meskipun Bella saja sudah gemetar ketakutan karena bentakan Chelsea. "Dan aku mencintainya, Chelsea. Aku mencintai Arabella." Jantung Bella pun mendadak berhenti berdetak. Seluruh darahnya seakan berhenti mengalir aki
Ikal-ikal rambut yang basah itu tergerai indah di bahu Bella. Ia baru saja selesai mandi. Hanya dengan bath robe yang membalut tubuhnya, kini ia sedang duduk di depan meja rias untuk menyisir rambutnya.((Aku mencintainya, Chelsea. Aku mencintai Arabella))BLUSH!!Bella sontak menunduk dan menangkup kedua pipinya yang mendadak merona hangat, karena kalimat Regan yang kembali terngiang di dalam pikirannya. Kalimat pernyataan cinta yang membuat sekujur tubuhnya mendadak panas dingin.Seuntai senyum malu-malu pun merekah di bibir penuh alami tersebut, ketika mengingat kembali bagaimana Regan mengecup dan menggenggam hangat tangannya di depan Chelsea.Bella menyentuh bagian dada dimana jantungnya menjadi berdebar dalam irama yang tak terkendali, hanya dengan mengingat sosok Regan. Sejenak ia pun menutup mata. Berusaha meresapi makna debaran jantungnya yang baru-baru ini ia rasakan.Apa ini yang namanya jatuh cinta?Bella tidak tahu. Sungguh. Ia belum pernah merasakan perasaan sedalam i
Regan menjatuhkan tubuhnya yang dipenuhi peluh ke samping Bella yang sejak beberapa saat yang lalu telah tak sadarkan diri karena kelelahan. Lelaki itu masih berusaha mengatur deru napasnya yang memburu seraya menenangkan detak jantungnya yang masih berderap dengan sangat kencang. Seuntai senyum penuh kepuasan terukir di bibirnya. It always feels different when he made love with Bella. Regan tak bisa merasa bosan menghabiskan peluhnya bersama Bella. Pada awalnya dia juga tidak mengerti kenapa Bella bisa berbeda dengan wanita lain. Kenapa hanya bersama Bella, ia tidak merasakan kejenuhan. Tapi sekarang semua itu terjawab. Kedatangan Chelsea yang tiba-tiba ke villa miliknya ini membuat Regan waspada dan sangat mencemaskan Bella, meskipun ia tetap menunjukkan wajah yang tenang. Chelsea membuat Regan sadar bahwa ia rela melakukan apa pun untuk Bella. Chelsea-lah yang juga telah menyadarkannya, bahwa ia ternyata telah jatuh cinta kepada Bella. Dan Regan pun tak ragu lagi untuk men
**FLASHBACK 32 TAHUN YANG LALU**NEW YORK, CALIFORNIA."Yang benar saja, Chels!!" Kikik seseorang dengan wajah serupa seperti dirinya yang saat ini sedang duduk di sudut ranjang, sambil memperhatikan Chelsea yang terlihat begitu antusias memilah dan memasukkan baju-baju terbaiknya untuk dibawa ke Miami."Terkadang aku merasa kamu itu seperti perempuan tua yang terperangkap di tubuh wanita muda! Usiamu baru 21 tahun, demi Iblis!! Yang perlu kamu cari itu adalah teman tidur, bukan suami!!""Dan oh, please! Apa kamu akan membawa baju-bajumu yang sangat tidak menarik itu ke Miami?? Really?? Sepertinya aku akan membawakanmu beberapa pakaian seksiku untuk mengganti semua pakaianmu yang terlalu sopan itu."Chelsea hanya cemberut ketika saudari kembarnya, Chloe, mengomelinya seperti biasa. Mereka memang sangat serupa dalam hal fisik, namun dalam hal kepribadian sangatlah jauh berbeda bagaikan bumi dan langit.Chelsea adalah tipikal gadis manis, penurut dan tidak banyak tingkah. Sementara Chlo